PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR PERSEN

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH NOVEMBER 2008 SEBESAR PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JANUARI 2011 NAIK 0,20 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN NOVEMBER 2013 NAIK 0,29 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2012 TURUN 0,34 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN OKTOBER 2011 TURUN 0,53 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN SEPTEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2015 SEBESAR 94,74 ATAU TURUN 1,56 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA FEBRUARI 2016 SEBESAR 97,47 ATAU MENURUN SEBESAR 0,22 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JULII 2015 SEBESAR 95,42 ATAU NAIK SEBESAR 0,76 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN MARET 2011 TURUN 1,21 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2014 SEBESAR 96,41 ATAU TURUN 1,17 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2009 NAIK 0,41 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN FEBRUARI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2017 SEBESAR 101,98 ATAU TURUN 1,09 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN MARET 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2015 SEBESAR 96,24 ATAU NAIK 1,05 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2015 SEBESAR ATAU TURUN 0.96 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 97,69 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,86 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN DESEMBER 2016


NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR ATAU TURUN 1.04 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BERITA RESMI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2017 STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2015 SEBESAR 95,24 ATAU TURUN 1,24 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2016 SEBESAR 99,65 ATAU NAIK 0,55 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN NOPEMBER 2008

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Transkripsi:

No. 04/03/Th. XVI, 1 Maret 2013 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN FEBRUARI 2013 SEBESAR 97,22 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Februari 2013 sebesar 97,22 persen, sama dengan NTP bulan Januari 2013. Konstannya angka NTP pada bulan ini disebabkan oleh kenaikan angka Indeks yang Diterima Petani (It) sebesar 0,31 persen sama dengan kenaikan angka Indeks yang Dibayar Petani (Ib). Indeks It Gabungan pada bulan Februari tercatat sebesar 139,09, sedangkan angka indeks Ib Gabungan sebesar 143,06. NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 82,43 persen, Subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar 101,32 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) sebesar 100,72 persen, Subsektor Peternakan (NTP-Pt) sebesar 95,39 persen dan Subsektor Perikanan (NTN) sebesar 110,78 persen. Apabila dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya, angka NTP dua subsektor untuk bulan ini mengalami kenaikan, sementara tiga subsektor mengalami penurunan. NTP Subsektor Perikanan (NTN) mengalami kenaikan tertinggi sebesar 0,75 persen, diikuti oleh NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) sebesar 0,51 persen. Selanjutnya NTP Subsektor Hortikultura (NTP-H), NTP Subsektor Peternakan (NTP-Pt), dan NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) mengalami penurunan masing-masing sebesar -1,63 persen, 0,43persen dan -0,34 persen. Pada tingkat nasional NTP bulan Februari 2013 tercatat sebesar 105,19 persen, turun -0,45 persen dibandingkan NTP bulan Januari 2012 sebesar 105,19 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah merupakan salah satu proksi indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan petani dari waktu ke waktu. NTP di atas angka 100 dapat diartikan bahwa petani mengalami surplus (tingkat pertumbuhan pendapatan usaha melebihi pertumbuhan pengeluaran rumah tangga), NTP sama dengan 100 berarti petani mengalami titik impas (tingkat pertumbuhan pendapatan usaha sama dengan pengeluaran rumah tangga) dan NTP di bawah 100 berarti petani mengalami defisit (tingkat pertumbuhan pendapatan usaha di bawah pertumbuhan pengeluaran rumah tangga). Secara sederhana angka NTP diperoleh dari hasil perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Indeks harga yang diterima petani merupakan indikator kesejahteraan petani dari sisi pendapatan usaha pertanian, sedangkan indeks harga yang dibayar petani menggambarkan tingkat pengeluaran petani yang terdiri dari kebutuhan pokok (konsumsi rumah tangga) dan kebutuhan untuk biaya produksi pertanian. Berita Resmi Statistik No. 04/03/Th. XVI, 1 Maret 2013 1

Berdasarkan pemantauan harga-harga komoditi hasil pertanian, biaya produksi dan barang/jasa konsumsi rumah tangga sepuluh kabupaten di Sulawesi Tengah pada bulan Februari 2013, diperoleh hasil bahwa Nilai Tukar Petani Gabungan Sulawesi Tengah adalah konstan. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Gabungan Provinsi Sulawesi Tengah, Februari 2013 (2007=100) Rincian Januari Bulan Februari Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Indeks Diterima Petani 138,66 139,09 0,31 2. Indeks Dibayar Petani 142,63 143,06 0,31 2.1. Konsumsi Rumah Tangga 149,08 149,57 0,33 2.1.1. Bahan Makanan 158,90 159,53 0,40 2.1.2. Makanan Jadi 142,49 142,58 0,06 2.1.3. Perumahan 146,72 146,59-0,09 2.1.4. Sandang 146,02 146,61 0,40 2.1.5. Kesehatan 120,52 121,71 0,99 2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan 125,76 126,46 0,56 Olah Raga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 129,39 129,89 0,39 2.2. Biaya Produksi dan Penambahan 123,32 123,62 0,24 Barang Modal (BPPBM) 2.2.1. Bibit 137,74 137,74 0,00 2.2.2. Obat-Obatan dan Pupuk 112,62 112,77 0,13 2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan 116,62 116,62 0,00 Lainnya 2.2.4. Transportasi 117,38 117,91 0,45 2.2.5. Penambahan Barang Modal 121,14 121,31 0,14 2.2.6. Upah Buruh Tani 131,57 132,10 0,40 3. Nilai Tukar Petani 97,22 97,22 0,00 Pada tabel 1 di atas terlihat bahwa angka NTP Gabungan Sulawesi Tengah pada bulan Februari 2013 tidak mengalami perubahan disebabkan oleh angka Indeks yang Diterima Petani (It) sama dengan kenaikan angka Indeks yang Dibayar Petani (Ib) yaitu sebesar 0,31 persen. Indeks It Gabungan tercatat sebesar 139,09, sedangkan angka indeks Ib Gabungan sebesar 143,06. Kenaikan angka indeks Ib Gabungan disebabkan oleh naiknya angka indeks Konsumsi Rumah Tangga (KRT) sebesar 0,33 persen bersamaan dengan kenaikan angka indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,24 persen. Kenaikan indeks KRT disebabkan oleh naiknya angka indeks pada indeks bahan makanan, makanan jadi, sandang, kesehatan, pendidikan,rekreasi dan olah raga, tarnsportasi dan komunikasi sedangkan indeks perumahan yang mengalami penurunan. Sementara itu kenaikan indeks BPPBM disebabkan oleh terjadinya kenaikan indeks untuk obat-obatan dan pupuk, transportasi, barang modal dan upah buruh tani sementara untuk bibit, sewa lahan, pajak dan lainnya tidak mengalami perubahan. Berita Resmi Statistik No. 04/03/Th. XVI, 1 Maret 2013 2

Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Sulawesi Tengah per Subsektor, Februari 2013 (2007=100) 1. Tanaman Pangan Subsektor Januari Bulan Februari Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) a. Indeks yang Diterima (It) 121,71 121,80 0,08 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 147,15 147,76 0,41 c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 82,71 82,43-0,34 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima (It) 148,48 146,35-1,43 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 144,14 144,44 0,21 c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 103,01 101,32-1,63 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) 144,39 145,58 0,82 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 144,09 144,54 0,31 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 100,21 100,72 0,51 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima (It) 132,23 132,06-0,13 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 138,04 138,44 0,29 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 95,79 95,39-0,43 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima (It) 148,78 150,20 0,95 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 135,31 135,59 0,20 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 109,96 110,78 0,75 A. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Pergerakan angka indeks yang diterima oleh petani (It) bulan Februari 2013 menunjukkan bahwa tiga subsektor mengalami kenaikan angka indeks. Kenaikan indeks It tertinggi terjadi pada Subsektor perikanan sebesar 0,95 persen, Subsektor Perkebunan Rakyat sebesar 0,82 persen dan Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,08 persen, sedangkan Subsektor Holtikultura dan Subsektor Peternakan mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,43 dan -0,13 persen. Kenaikan angka indeks It yang terjadi disebabkan oleh naiknya harga produsen sejumlah komoditas hasil pertanian diantaranya adalah kacang kedele, ketela rambat, tomat sayur, durian, coklat biji, cengkeh, kopi biji kering, ayam, telur, udang, layang dan cakalang. Apabila dilihat dari besaran angka indeks It, maka Subsektor Perikanan masih tercatat memiliki capaian indeks tertinggi yaitu sebesar 150,20, diikuti oleh Subsektor Hortikultura sebesar 146,35, selanjutnya berturut-turut Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 145,58, Subsektor Peternakan sebesar 132,06 dan yang terendah yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 121,80. Berita Resmi Statistik No. 04/03/Th. XVI, 1 Maret 2013 3

B. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Pergerakan angka indeks yang dibayar petani (Ib) pada bulan Februari 2013 menunjukkan kenaikan angka indeks mulai dari 0,20 persen sampai dengan 0,41 persen yang terjadi di seluruh subsektor pertanian. Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan angka indeks Ib tertinggi sebesar 0,41 persen diikuti oleh Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,31 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,29 persen, Subsektor Holtikultura sebesar 0,21 persen dan Subsektor Perikanan sebesar 0,20 persen. Naiknya angka indeks Ib utamanya disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditas konsumsi rumah tangga diantaranya adalah beras, ketela pohon, cakalang, bawang merah, bawang putih, tempe kedelai, rokok kretek, tarif angkutan, cabe merah, mie bakso, ikan asin kering dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya. C. NTP Subsektor C.1. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Februari 2013, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar -0,34 persen. Turunnya NTP bulan ini disebabkan kenaikan indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,08 persen sementara indeks yang dibayarkan petani (ib) mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen. Perubahan tersebut telah mendorong indeks It ke level 121,80, lebih rendah dari angka indeks yang dibayar petani (Ib) yang berada di level 147,76. Angka NTP Tanaman Pangan sebesar 82,43 persen memberikan gambaran bahwa secara umum kondisi petani tanaman pangan di Sulawesi Tengah saat ini lebih buruk dibandingkan kondisi pada tahun dasar. Harga beberapa komoditas pertanian yang mengalami kenaikan harga antara lain adalah ketela rambat, kacang hijau, ketela pohon dan kacang kedelai. Pada saat yang sama beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan harga diantaranya adalah beras, ketela pohon, cakalang, ikan selar, bawang merah, bawang putih, ikan asin kering dan tempe kedelai. C.2. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura pada bulan ini mengalami penurunan sebesar -1,63 persen hingga ke level 101,32. Penurunan angka NTP disebabkan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar -1,43 persen, sementara indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,21 persen. Pada bulan ini indeks It tercatat sebesar 146,35, sedangkan indeks Ib sebesar 144,44. Angka NTP yang berada di atas 100 persen memberikan gambaran bahwa secara umum kondisi petani hortikultura di Sulawesi Tengah relatif lebih baik dengan tingkat pertumbuhan pendapatan melebihi tingkat pengeluaran. Beberapa komoditi hasil pertanian yang tercatat mengalami kenaikan harga produsen diantaranya adalah durian dan tomat sayur sementara untuk komoditi cabe rawit, pisang, jeruk, cabe merah dan kacang panjang mengalamai penurunan.. Selanjutnya pada saat yang sama beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang turut mengalami kenaikan harga menurut besarnya andil diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, ikan selar, bawang merah, bawang putih, tarif angkutan, cabe merah, ikan asin kering, kacang panjang dan tempe kedele. Berita Resmi Statistik No. 04/03/Th. XVI, 1 Maret 2013 4

C.3. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada bulan ini mengalami kenaikan angka NTP sebesar 0,51 persen hingga ke level 100,72. Kenaikan NTP disebabkan kenaikan angka indeks It sebesar 0,82 persen lebih besar dari kenaikan angka indeks Ib sebesar 0,31 persen. Secara umum pertumbuhan tingkat pendapatan petani perkebunan rakyat pada bulan ini sudah lebih baik, indeks It bulan Februari 2013 tercatat sebesar 145,58 sedangkan indeks Ib sebesar 144,54. Kenaikan indeks It terutama disebabkan oleh naiknya harga komoditas pertanian kakao, cengkeh dan kopi biji kering. Pada saat yang sama barang-barang konsumsi rumah tangga petani yang mengalami kenaikan harga antara lain adalah beras, tempe kedele, rokok kretek filter, cakalang, bawang merah, ikan asin kering, cabe merah, mie bakso, layang, mie ayam, rokok kretek dan bawang putih serta kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya. C.4. Subsektor Peternakan (NTP-Pt) NTP Subsektor Peternakan bulan Februari 2013 tercatat sebesar 95,39 masih tetap berada di bawah angka 100, hal tersebut memberi gambaran bahwa kondisi peternak di Sulawesi Tengah sampai saat ini relatif masih belum lebih baik. Laju peningkatan pengeluaran peternak secara umum masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan peningkatan pendapatannya. Indeks It pada bulan ini tercatat sebesar 132,06 sedangkan indeks Ib berada di level yang lebih tinggi sebesar 138,44. Penurunan indeks It sebesar -0,13 persen dipicu oleh turunnya harga produsen komoditas sapi potong sedangkan kenaikan indeks Ib sebesar 0,29 persen disebabkan naiknya 0,41 persen indeks konsumsi rumah tangga. Beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan harga adalah beras, ikan cakalang, rokok kretek filter, bawang merah, selar, mie bakso, bawang putih, rokok kretek, minyak goreng, pisang, semen, tempe kedele, cabe merah dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya. C.5. Subsektor Perikanan (NTN) NTP Subsektor Perikanan pada bulan ini mengalami kenaikan sebesar 0,75 persen dibandingkan bulan sebelumnya hingga ke level 110,78. Kenaikan angka NTP pada bulan ini disebabkan kenaikan indeks It sebesar 0,95 persen lebih besar dari kenaikan indeks Ib sebesar 0,20 persen. Secara umum sampai dengan bulan Februari 2013 kondisi tingkat kesejahteraan nelayan di Sulawesi Tengah masih relatif lebih baik dengan tingkat pencapaian It sebesar 150,20, di atas indeks Ib yang berada di level 135,59. Kenaikan indeks It dipengaruhi oleh naiknya harga produsen beberapa komoditas perikanan yaitu udang, layang, cakalang, kakap, selar dan tongkol. Sementara itu kenaikan indeks Ib disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditas konsumsi rumah tangga seperti beras, rokok kretek filter, ikan selar, rokok kretek filter, tarif angkutan bermotor, tempe kedele, bawang merah, kacang panjang, mie ayam, mie bakso, ikan asin kering, pisang, dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya. Berita Resmi Statistik No. 04/03/Th. XVI, 1 Maret 2013 5

Tabel 3 Angka Indeks Per Subsektor Menurut Kelompok dan Perubahannya Februari 2013 (2007=100) Kelompok dan Sub kelompok 1. Tanaman Pangan Januari Bulan Februari Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) a. Indeks Diterima Petani 121,71 121,80 0,08 - Padi 107,75 107,75 0,00 - Palawija 174,48 174,91 0,25 b. Indeks Dibayar Petani 147,15 147,76 0,41 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 150,63 151,28 0,43 - Indeks BPPBM 133,83 134,29 0,35 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani 148,48 146,35-1,43 - Sayur-sayuran 153,77 151,47-1,50 - Buah-buahan 140,93 139,07-1,32 b. Indeks Dibayar Petani 144,14 144,44 0,21 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 148,89 149,25 0,24 - Indeks BPPBM 122,32 122,37 0,04 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani 144,39 145,58 0,82 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 144,39 145,58 0,82 b. Indeks Dibayar Petani 144,09 144,54 0,31 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 149,29 149,73 0,30 - Indeks BPPBM 122,22 122,69 0,39 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani 132,23 132,06-0,13 - Ternak Besar 130,27 129,75-0,40 - Ternak Kecil 134,54 134,54 0,00 - Unggas 138,30 138,47 0,12 - Hasil Ternak 122,13 123,09 0,79 b. Indeks Dibayar Petani 138,04 138,44 0,29 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 147,87 148,48 0,41 - Indeks BPPBM 118,53 118,53 0,00 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani 148,78 150,20 0,95 - Penangkapan 162,73 164,02 0,79 - Budidaya 111,35 113,12 1,59 b. Indeks Dibayar Petani 135,31 135,59 0,20 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 147,38 147,77 0,27 - Indeks BPPBM 113,86 113,93 0,06 Berita Resmi Statistik No. 04/03/Th. XVI, 1 Maret 2013 6