BAB I PENDAHULUAN. Nomor 39 Tahun 2012 (Permendagri 39/2012) Perubahan atas Peraturan. Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 (Permendagri 32/2012)

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN HUKUM TERHADAP PENYELENGGARAAN BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH


LAPORAN REALISASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PERMENDAGRI NOMOR 32 TAHUN 2011 PERMENDAGRI NOMOR 39 TAHUN 2012 PERMENDAGRI NOMOR 14 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL WALIKOTA KEDIRI,

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB I PENDAHULUAN. lagi, ternyata dalam prakteknya partai politik ini kurang mampu menjawab

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI

PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA METRO,

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

TINJAUAN HUKUM PENGELOLAAN DANA BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI APBD

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DANA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 42

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 49 TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 236 TAHUN 2011

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 22

PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KONAWE SELATAN

PERATURAN BUPATI SUMBA TIMUR NOMOR 216 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN SUMBA TIMUR

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI BENGKULU SELATAN

SALINAN. 3. Undang-Undang...

LSM: ADA GEJALA KORUPSI DALAM PEMILUKADA DKI

HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI APBD PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DALAM KOORDINASI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG

MEKANISME PENGANGGARAN BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

BUPATI MUSI BANYUASIN

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 32 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 40 PERATURAN WALIKOTA CILEGON TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN /2009 TENTANG

Penghapusan Hutang PDAM Kabupaten Polewali Mandar Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL BUPATI MALANG,

2012, No.76 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Darurat adalah dana yang berasal dari Anggaran

WALIKOTA BANJARMASIN

PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG

MEKANISME PENGANGGARAN BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 108 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PROVINSI BALI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 080 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

STUDI PENETAPAN DAN PENGELOLAAN DANA HIBAH DAN DANA BANTUAN SOSIAL DI SURAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG DANA DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Setelah otonomi daerah digulirkan tahun 1999, pemerintah daerah mempunyai

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG DANA DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERUBAHAN KEDUA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA PERATURAN DAERAH KOTA BITUNG NOMOR 02 TAHUN 2014 ABSTRAK : a. 1.

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2014

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMASNOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2013

BUPATI PASER PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH KABUPATEN PASER

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

LAPORAN REALISASI BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004

PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG

N O M O R ^2. T A H U N D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI TABALONG BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TABALONG NOMOR TAHUN 2016

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 21 TAHUN 2015

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PENGELOLAAN DANA HIBAH YANG BERSUMBER DARI APBD

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG

PANDUAN TEKNIS HIBAH BARANG DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA PROBOLINGGO

N O M O R 12 T A H U N

Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 2, No. 2, Desember 2013 Hal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 (Permendagri 39/2012) Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 (Permendagri 32/2012) Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari Pemerintah Daerah (Pemda) kepada pemerintah atau Pemda lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. Sementara bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari Pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Ketentuan umum pemberian hibah menurut Permendagri 39/2012 adalah pemberian hibah ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemda dengan memperhatikan asas keadilan, 1

2 kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat. Sementara ketentuan alokasi dan pengelolaan dana belanja sosial harus berjalan tertib, efisien, ekonomis, transparan, efektif, dan bertanggungjawab. Secara substansional bantuan sosial ditujukan untuk rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, pemberdayaan sosial, jaminan sosial, penanggulangan kemiskinan, dan penanggulangan bencana. Dalam prakteknya, penganggaran dan pelaksanaan hibah dan bantuan sosial masih dalam kondisi yang tidak jelas. Pertama, penganggaran hibah dan bansos yang seharusnya sudah pasti nama penerima dan besarannya, namun tidak sedikit penentuan peruntukan Hibah dan Bansos biasanya masih ditetapkan dalam Keputusan Kepala Daerah yang terpisah dengan Peraturan Daerah (Perda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), belum menjadi bagian dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA). Kedua, sebagian dana hibah dan bantuan sosial dalam dokumen anggaran masih bersifat gelondongan, biasanya hanya sampai jenis belanja dan tidak sampai rincian dan objek (belum ditetapkan siapa penerimanya). Seiring waktu pelaksanaan APBD, baru akan ditentukan peruntukkan dan siapa penerimanya. Pemberian dana Hibah dan Bansos cenderung naik, terutama menjelang Pemilukada dan kemudian menurun setelah Pemilukada. Padahal, jumlah dana Hibah dari tahun ke tahun selalu meningkat. Dalam rangka mendorong perbaikan pengelolaan dana hibah dan bantuan sosial, berbagai pengaturan pengelolaan hibah dan bantuan sosial

3 telah mengalami perubahan. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah mengatur secara umum ketentuan pengelolaan keuangan daerah terkait hibah dan bantuan sosial. Menteri Dalam Negeri menetapkan Permendagri 32/2011. Kemudian tanggal 21 Mei 2012 Mendagri kembali menetapkan Permendagri 39/2012 tentang Perubahan Atas Permendagri 32/2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Perbedaan Permendagri 32/2011 dengan 39/2012 dapat dilihat pada lampiran 2) Permendagri 32/2011 mengatur: a. Tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan; pertanggungjawaban dan pelaporan; serta monitoring dan evaluasi Hibah dan Bansos harus diatur lebih lanjut dengan peraturan Kepala Daerah; dan b. Peraturan Kepala Daerah yang mengatur mengenai pengelolaan pemberian Hibah dan Bansos sebelum berlakunya Permendagri 32/2011 harus menyesuaikan dengan Permendagri tersebut paling lambat tanggal 31 Desember 2011. Perekonomian di Surakarta menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 mengalami kenaikan setiap tahun. Pada tahun 2012 penerimaan daerah sebesar 1,23 triliun rupiah, naik menjadi 1,38 triliun rupiah di tahun 2013. Dan pada tahun 2014 naik menjadi 1,52 triliun rupiah. Sedangkan untuk belanja langsung maupun tidak langsung juga mengalami kenaikan pada tahun 2012 total belanja 1,14 triliun rupiah,

4 meningkat 1,27 triliun rupiah di tahun 2013, dan 1, 48 triliun rupiah di tahun 2014. Ditahun 2015 penerimaan daerah sebesar 1,57 triliun rupiah dan belanja daerah sebesar 1,53 triliun rupiah yang dialokasikan untuk hibah sebesar 57,29 milyar atau sekitar 0,037 % dari belanja daerah, dan alokasi bantuan sosial sebesar 4,31 miliar atau sekitar 0,003 % dari belanja daerah. Mengatasi permasalahan pelaksanaan pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD, sesuai dengan Permendagri 39/2012 tentang Perubahan Atas Permendagri 32/2011, dan Perwali Surakarta 28/2014, perlu dilakukan penyesuaian tentang Cara Penganggaran, Pencairan, dan Pertanggungjawaban Hibah, Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat satu karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul STUDI PENETAPAN DAN PENGELOLAAN DANA HIBAH DAN DANA BANTUAN SOSIAL DI SURAKARTA B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian diatas, maka pokok permasalahan yang dapat dikemukakan adalah: 1. Bagaimanakah Proses Penganggaran Dana Hibah dan Dana Bantuan Sosial?

5 2. Bagaimanakah Proses Pencairan Dana Hibah dan Dana Bantuan Sosial? 3. Bagaimanakah Proses Pertanggungjawaban Dana Hibah dan Dana Bantuan Sosial? 4. Bagaimanakah Proses Monitoring dan Evaluasi Dana Hibah dan Dana Bantuan Sosial? 5. Bagaimanakah Hasil Audit oleh BPK dan kendala yang dialami Pemerintah Kota Surakarta mengenai Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial di Surakarta? C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk Menjelaskan Proses Penganggaran Dana Hibah dan Dana Bantuan Sosial. 2. Untuk Menjelaskan Proses Pencairan Dana Hibah dan Dana Bantuan Sosial. 3. Untuk Menjelaskan Proses Pertanggungjawaban Dana Hibah dan Dana Bantuan Sosial. 4. Untuk Menjelaskan Proses Monitoring dan Evaluasi Dana Hibah dan Dana Bantuan Sosial.

6 5. Untuk Menjelaskan Hasil Audit oleh BPK dan kendala yang dialami Pemerintah Kota Surakarta mengenai Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial di Surakarta. D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai proses penganggaran, pencairan, pertanggungjawaban monitoring dan evaluasi terhadap penetapan dan pengelolaan dana hibah dan dana bantuan sosial yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah Kota Surakarta. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai proses penganggaran, pencairan, pertanggungjawaban, monitoring dan evaluasi terhadap penetapan dan pengelolaan dana hibah dan dana bantuan sosial yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah, sehingga pemerintah terpacu untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dana hibah dan bantuan sosial pada periode-periode berikutnya. b. Bagi Masyarakat

7 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada masyarakat mengenai penetapan dan pengelolaan dana hibah dan dana bantuan sosial di Pemerintah Daerah Kota Surakarta. c. Bagi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur dan menjadi acuan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan Akuntansi Sektor Publik. d. Bagi Penulis Penelitian ini dapat membantu penulis untuk memenuhi tugas akhir dan memberikan pengetahuan mengenai proses penganggaran, pencairan, pertanggungjawaban, monitoring dan evaluasi, hasil audit BPK dan kendala yang dihadapi Pemerintah Kota Surakarta terhadap penetapan dan pengelolaan dana hibah dan dana bantuan sosial yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah Kota Surakarta.