PENGARUH DESAIN KAMAR MANDI TERHADAP KEMUDAHAN AKSESIBILITAS TOILETING PARAPLEGI PASCA BENCANA GEMPA BUMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2006

dokumen-dokumen yang mirip
PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI ACEH

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB II TINJAUAN PROYEK Tinjauan Umum : Pusat Rehabilitasi Medik Tema Arsitektur : Healing Architecture

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

ABSTRAKSI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 IRIGASI TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 01 TAHUN 2013

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA GUBERNUR ACEH,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. negara. Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum bahwa cita cita bangsa yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

2 2015, No.1443 Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana; Mengingat : 1. Un

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA

Penger&an dan Ruang Lingkup Penanggulangan Bencana

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

KERENTANAN (VULNERABILITY)

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

2012, No.76 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Darurat adalah dana yang berasal dari Anggaran

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG

Powered by TCPDF (

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 62 TAHUN 2015

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II KAJIAN TEORI 1.9 Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek Standar Etika 2.1 (Tata Laku)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya di bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan darurat (Emergency) menurut Federal Emergency. Management Agency (FEMA) dalam Emergency Management

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN BANDUNG

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASKA BENCANA

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Standar Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial masyarakat yang memiliki harkat dan martabat, dimana setiap

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA THORAKAL XII LUMBAL 1 dengan FRANKLE A

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENYEDIAAN FASILITAS PADA BANGUNAN UMUM DAN LINGKUNGAN BAGI DIFABEL

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

Capacity Building Workshop on Supporting Employability of Persons with Disability

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

PERSYARATAN TEKNIS AKSESIBILITAS PADA BANGUNAN UMUM DAN LINGKUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG DANA DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN KENDAL

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Pekerjaan Sosial PB :

No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN,

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

Transkripsi:

PENGARUH DESAIN KAMAR MANDI TERHADAP KEMUDAHAN AKSESIBILITAS TOILETING PARAPLEGI PASCA BENCANA GEMPA BUMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2006 SKRIPSI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun oleh : Nining Khasanah J120111017 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

LEMBAR PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH DESAIN KAMAR MANDI TERHADAP KEMUDAHAN AKSESIBILITAS TOILETING PARAPLEGI PASCA BENCANA GEMPA BUMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2006 Diajukan Oleh : Nama : Nining Khasanah NIM : J 120111017 Telah disetujui oleh : Pembimbing I Pembimbing II Heru Purbo Kuntono, Dipl.PT.M.Kes Wahyuni, SSt.Ft.M.Kes

ABSTRAK PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Skripsi, 14 Maret 2013 V BAB, 43 Halaman, 9 Gambar, 4 Tabel NINING KHASANAH / J 120111017 PENGARUH DESAIN KAMAR MANDI TERHADAP KEMUDAHAN AKSESIBILITAS TOILETING PARAPLEGI PASCA BENCANA GEMPA BUMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2006 (Dibimbing Oleh : Heru Purbo Kuntono, Dipl.PT.M.Kes dan Wahyuni SSt.Ft.M.Kes.) Latar Belakang: Bencana gempa bumi yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tahun 2006 telah menciptakan kondisi kecacatan atau difabel (different ability) pada sebagian masyarakat yang menjadi korban bencana tersebut. Salah satu bentuk kecacatan yang muncul akibat bencana gempa bumi adalah kecacatan permanen yang disebut dengan paraplegi karena tertimpa bangunan rumah. Paraplegi adalah suatu paralysis komplit atau inkomplit pada kedua anggota gerak bawah karena kerusakan pada medula spinalis thorakal, lumbal atau serabut- serabut sakral (Sidharta,2003). Akibat kondisi tersebut, penyandang difabel paraplegi mempunyai keterbatasan pada functional limitation dan handicap akibat impairment, diantaranya yaitu keterbatasan dalam aksesibilitas toileting. Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi penyandang cacat guna mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Salah satu upaya yang dilakukan agar penyandang difabel paraplegi dapat tetap melakukan aktifitas toileting secara mudah dan mandiri, maka perlu dibuat kamar mandi atau toilet yang di desain khusus dan memenuhi asas- asas aksesibilitas agar bisa diakses oleh penyandang difabel paraplegi tersebut. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui pengaruh desain kamar mandi terhadap kemudahan aksesesibilitas toileting paraplegi pasca bencana gempa bumi di Yogyakarta tahun 2006 yang menggunakan kursi roda dalam melakukan aktifitas toileting. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah Kualitatif atau Naturalistik, dengan desain penelitian Sirkuler. Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah 8 orang sesuai dengan kriteria inklusi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi atau pengamatan dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data atau display data, pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Hasil Penelitian: Berdasarkan wawancara, observasi atau pengamatan dan dokumentasi yang telah dilakukan analisis, maka diperoleh hasil bahwa kamar mandi atau toilet yang telah dibuat atau diperbaiki oleh pihak swasta dengan

desain khusus untuk para penyandang difabel paraplegi memberikan pengaruh terhadap kemudahan aksesibilitas toileting para penyandang difabel paraplegi tersebut. Kesimpulan: Desain kamar mandi yang aksesibel memberikan pengaruh terhadap kemudahan aksesibilitas toileting paraplegi pasca bencana gempa bumi di Yogyakarta tahun 2006. Kata Kunci: Desain kamar mandi yang aksesibel, Kemudahan aksesibilitas toileting, Paraplegi, Bencana Gempa Bumi di Yogyakarta Tahun 2006.

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki kondisi geologis, geografis, hidrologis, demografis, sosiografis yang berpotensi rawan bencana, baik bencana alam, bencana nonalam, maupun bencana sosial yang dapat menimbulkan korban jiwa, kerugian harta benda, dan kerugian dalam bentuk lain yang tidak ternilai (Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010 Tentang Penanggulangan Bencana). Bencana gempa bumi yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tahun 2006 telah menciptakan kondisi kecacatan atau difabel (different ability) pada sebagian masyarakat yang menjadi korban bencana tersebut. Salah satu bentuk kecacatan yang muncul akibat bencana gempa bumi adalah kecacatan permanen yang disebut dengan paraplegi karena tertimpa bangunan rumah. Paraplegi adalah suatu paralysis komplit atau inkomplit pada kedua anggota gerak bawah karena kerusakan pada medula spinalis thorakal, lumbal atau serabut- serabut sakral (Sidharta,2003). Akibat dari kondisi difabel paraplegi tersebut telah memunculkan persoalan baru seperti penggangguran, kemiskinan, kawin cerai, kekerasan dalam rumah tangga, poligami, serta keterbatasan para penderita difabel untuk dapat mengakses sarana dan prasarana yang menunjang keberlangsungan hidup mereka.

Salah satu akibat lanjut dari kecacatan paraplegi tersebut adalah adanya keterbatasan dalam melakukan aktifitas yang umumnya dapat dilakukan oleh orang lain yang normal karena impairement yang dideritanya, seperti : keterbatasan pada aktifitas perawatan diri (aktifitas toileting), keterbatasan ambulasi dan transfer serta keterbatasan yang lain akibat gangguan fungsi motoris maupun sensoris, yang selanjutnya dapat mengarah pada handicap atau kecacatan yang merupakan suatu konsekuensi sosial dari penyakit, yang didefinisikan sebagai terganggu atau terbatasnya kemampuan aktualitas diri dan berpartisipasi dalam peran secara sosial, budaya, ekonomi dalam keluarga dan lingkungan bagi individu tertentu akibat impairement dan disability. Bencana gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta pada tahun 2006 telah menginisiasi beberapa pihak swasta untuk membuat atau memperbaiki kembali kamar mandi atau toilet yang di desain khusus untuk para penyandang difabel paraplegi yang aksesibel kursi roda. Sehingga dengan dibuatnya kamar mandi atau toilet yang aksesibel ini diharapkan para penyandang difabel paraplegi dapat mengaksesnya secara mudah, aman serta mandiri. Enam tahun pasca bencana gempa bumi di Yogyakarta telah memberikan banyak pembelajaran bagi pihak- pihak swasta dalam keikutsertaan pemulihan pasca bencana, salah satunya yaitu dalam hal pembuatan atau perbaikan kamar mandi bagi para penyandang difabel paraplegi. Dimana pada saat pembuatan atau perbaikan ruangan tersebut mereka menggunakan desain dan fasilitas yang berbeda sesuai dengan dana dari instansi yang dinaungi, sehingga temuan di lapangan bahwa bentuk kamar mandi atau toilet yang sudah dibangun dan

digunakan mempunyai desain dan fasilitas yang berbeda- beda. Dari desain tersebut, ada yang bisa digunakan secara mudah, aman dan mandiri, tetapi ada juga yang belum bisa digunakan secara maksimal. Dari hasil temuan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian ini. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh desain kamar mandi terhadap kemudahan aksesesibilitas toileting paraplegi pasca bencana gempa bumi di Yogyakarta tahun 2006 yang menggunakan kursi roda dalam melakukan aktifitas toileting. Landasan Teori Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Undang- Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana). Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah paska bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah paska bencana (Undang- Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana). Hal ini berarti bahwa upaya rekonstruksi yang

dilakukan paska bencana gempa bumi di Yogyakarta pada tahun 2006 oleh berbagai pihak harus bisa diakses oleh semua masyarakat termasuk penyandang difabel secara mandiri. Menurut Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 468 Tahun 1998 tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan Umum dan Lingkungan tertuang bahwa aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi penyandang cacat guna mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Sedangkan aksesibel adalah kondisi suatu tapak, bangunan, fasilitas, atau bagian darinya yang memenuhi persyaratan teknis aksesibilitas berdasarkan pedoman, seperti : adanya ramp atau jalur jalan yang memiliki kelandaian tertentu sebagai pengganti anak tangga, pembuatan toilet yang bisa diakses oleh pengguna kursi roda, jalur pedestarian, tempat parkir serta fasilitas- fasilitas lain yang bisa diakses oleh pengguna kursi roda. Pengertian Paraplegi : Suatu paralysis komplit atau inkomplit pada kedua anggota gerak bawah karena kerusakan pada medula spinalis thorakal, lumbal atau serabut- serabut sakral. (Sidharta, 2003) Klasifikasi paraplegi menurut American Spinal Injury Association (ASIA)Impairment Scale adalah sebagai berikut : A : Komplit, sensoris dan motoris tidak berfungsi sampai segmen S4- S5, B : Inkomplit, motoriknya tidak berfungsi, namun sensorisnya masih ada pada segmen S4- S5, C : Inkomplit, motoriknya mulai ada dan nilai ototnya kurang dari 3, D : Inkomplit, motoriknya mulai ada dan nilai ototnya lebih dari 3, E : Normal.

Metode Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Kualitatif atau Naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat- alat pengukur. Disebut naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test (Nasution, 1992). Hasil Penelitian Dari rumusan masalah dan proses penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa dari ketiga lembaga (Lembaga A, Y dan J) yang membuatkan kamar mandi atau toilet dengan desain yang berbeda, desain yang ergonomi, sesuai dengan asas- asas aksesibilitas dan kriteria menurut KepMen PU No.468 Tahun 1998 adalah desain dari Lembaga J. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa desain dan fasilitas kamar mandi atau toilet yang lengkap dan aksesibel belum tentu mempengaruhi kemudahan aksesibilitas toileting penyandang difabel paraplegi atau pengguna kursi roda. Karena selain dukungan sarana dan prasarana kamar mandi atau toilet yang lengkap, kemampuan dan kemauan pemakai atau penyandang difabel paraplegi untuk selalu melakukan aktifitas keseharian termasuk aktifitas toileting secara mandiri atau meminimalkan bantuan orang lain juga penting untuk mendukung kemandirian aktifitas toileting.

Saran Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti memberikan saransaran sebagai berikut : 1. Untuk lembaga atau instansi terkait, bahwa sebaiknya pembuatan kamar mandi atau toilet untuk penyandang difabel harus memenuhi asas- asas aksesibilitas (keselamatan, kemudahan, kegunaan, kemandirian) dan sesuai dengan persyaratan kamar mandi menurut KEPMEN PU No.468 Tahun 1998 Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan Umum dan Lingkungan serta dilengkapi dengan fasilitas- fasilitas sebagai berikut : a. Jalan menuju kamar mandi berbentuk datar atau ramp. b. Ruangan cukup cahaya. c. Ada tempat duduk untuk mandi yang letaknya dekat dengan bak mandi. d. Ada tempat untuk mencuci baju yang ketinggiannya disesuaikan dengan ketinggian kursi roda. e. Bak mandi tidak terlalu dalam dan lebar, agar mudah untuk dibersihkan. f. Ada tombol atau sirine emergency yang diletakkan di dekat pintu bagian bawah, jika terjadi suatu hal yang darurat. g. Ada pedoman atau gambar- gambar tentang tatacara pemakaian kamar mandi yang sudah di desain untuk pemakai kursi roda. h. Adanya komunikasi dua arah antara pihak pembuat dan pemakai sebelum dan pada saat pembuatan atau perbaikan kamar mandi.

i. Adanya pelatihan atau peragaan tatacara penggunaan fasilitas- fasilitas kamar mandi atau toilet oleh pemakai kursi roda untuk memastikan kamar mandi yang dibuat atau diperbaiki tersebut aksesibel. 2. Untuk penyandang difabel paraplegi : a. Melakukan perawatan dan kebersihan kamar mandi atau toilet secara rutin untuk menunjang kebersihan, keawetan dan keamanan dalam mengakses kamar mandi atau toilet. b. Rajin melakukan latihan penguatan anggota gerak bagian atas (bagian tubuh yang sehat), untuk mendukung aktifitas transfer dan aktifitas toileting secara mandiri. c. Selalu berusaha untuk melakukan aktifitas toileting secara mandiri atau meminimalkan bantuan orang lain. 3. Untuk peneliti selanjutnya : Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya, dengan tetap menghormati kearifan lokal setempat dan bekerjasama dengan profesi lain yang berkaitan dengan tataruang untuk bersama- sama mengkaji ulang desain yang sudah ada sehingga menghasilkan desain yang sesuai dengan situasi dan kondisi terkini para penyandang difabel yang ada di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA ADA. 2004. Americans with Disabilities Act and Architectural Barriers Act Accessibility Guidelines. www.access-board.gov/ada-aba/index.htm Arikunto S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta ASB (Arbeiter-Samariter-Bund) Tim. 2006. Aksesibilitas Fisik. Yogyakarta : ASB Indonesia CMHC.1992. Housing Choices for Canadians with Disabilities. Ottawa, ON, Canada: CMHC Dharmodjo S. 2010. Aksessibilitas Bagi Difabel. Yogyakarta : YAKKUM Emergency Unit Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 468. 1998. Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan Umum dan Lingkungan. Jakarta : KepMen PU RI Mardjono M dan PrigunaS. 2003. Neurologi KlinisDasar. Jakarta : Dian Rakyat Moleong J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remadja Karya CV Nasution S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2010. Penanggulangan Bencana. Yogyakarta : Perda DIY Peraturan Menteri Nomor 30/ PRT/ 2006. Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Jakarta : PerMen Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta Sholahuddin M. 2007. Setting Ruang dan Pengaruhnya Terhadap Aksesibilitas Para Penyandang Cacat Tubuh di Pusat Rehabilitasi YAKKUM Yogyakarta. Yogyakarta : YAKKUM Singarimbun M. 1993. Metode Penelitian Survai. Jakarta : PT Pustaka LP3ES Indonesia

Tank P dan Gest T. 2009. Atlas Anatomi. Jakarta : Penerbit Erlangga Undang- Undang Nomor 24. 2007. Penanggulangan Bencana. Jakarta : UU PB Undang- Undang Nomor 28. 2002. Aksesibilitas. Jakarta : UU United Nations. 2003. Accessibility for the Disabled - A Design Manual for a Barrier Free Environment