BAB I PENDAHULUAN. dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. aspek keadilan dalam bertransaksi. Bank berdasarkan prinsip syariah atau

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis moneter yang melanda Asia tak terkecuali Indonesia terjadi sejak

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998),

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank di kenal sebagai lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan. Begitu pentingnya dunia

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat Indonesia pada 1 November 1991 (Antonio, 2011:25). Pada mulanya,

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), 32

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dianggap sebagai kemajuan perekonomian suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

BAB I PENDAHULUAN. Dasar 1945, bahwa cita-cita bangsa Indonesia adalah untuk melindungi. segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sustainable. Dari sisi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Hal ini terbukti. Inggris (Ismal, 2012). Menurut Antonio (2001), bank syariah muncul

BAB I PENDAHULUAN. Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh kepercayaan dari nasabah pun tidak dapat dihindari dalam bank

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di indonesia sudah dimulai sejak zaman kolonial belanda. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Bank syariah secara umum bertujuan untuk mendorong dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Salah satu sektor yang di kembangkan adalah sektor ekonomi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era modern ini perbankan syariah telah menjadi fenomena global,

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE EVA PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Islam dengan landasan moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Terutama yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan pembangunan nasional adalah untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana ditentukan dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa pemerintah negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan masyarakat adil dan makmur tersebut berbagai upaya dilaksanakan oleh semua pihak termasuk perbankan nasional. Pada pertengahan tahun 1997 krisis ekonomi dan moneter telah melanda belahan dunia, khususnya Asia, ditandai dengan tingginya laju inflasi, laju pengangguran yang belum pernah terjadi sebelumnya, bersamaan dengan laju suku bunga riil yang tinggi dan fluktuasi valuta asing yang tidak sehat. Krisis ini juga diperburuk oleh adanya kemiskinan ditengah orang-orang kaya disemua negara, berbagai bentuk ketidakadilan sosioekonomi, defisit neraca pembayaran yang besar, dan 1

ketidakmampuan sebagai Negara-negara berkembang untuk mencicil hutang mereka. Krisis yang memporandakan keuangan dan perbankan Indonesia juga terjadi di belahan negara lain. Namun hal unik yang kemudian muncul adalah komentar para ahli di bidang perbankan dan ekonomi yang mengatakan bahwa ketika krisis terjadi ada dua lumbung yang secara ajaib tetap kebal (imune) terhadap krisis, yakni ekonomi rakyat dan perbankan syariah. Para pakar sering mencontohkan bahwa ketika krisis terjadi, usaha kecil seperti Pasar Tanah Abang dan yang sejenisnya tidak terpengaruh oleh krisis. Ekonomi rakyat dengan mengagumkan dapat bertahan dan menjadi penolong perekonomian. Meski kecil, namun ekonomi rakyat berhasil menunjukkan kekuatannya. Namun yang paling mengagumkan adalah daya tahan yang ditunjukkan oleh perbankan syariah. Berhubung krisis moneter sangat berkaitan erat dengan perbankan, maka daya tahan perbankan syariah menjadi sebuah bukti empirik yang tidak terbantahkan bahwa koridor syariah dalam perbankan bukan sekedar menjadi alternatif bank konvensional. Keunggulannya bahkan diprediksi dapat menyaingi bank konvensional. Permasalahan mendasar yang melatar belakangi krisis keuangan di Asia ini diduga disebabkan adanya krisis kualitas lembaga-lembaga keuangan yang menggunakan sistem bunga. Tingginya nilai suku bunga 2

sebagai penyebab dari krisis moneter mengakibatkan ambruknya dunia perbankan dan sektor riil yang berpengaruh pada ketidakstabilan pertumbuhan ekonomi. Pada masa tersebut, ketangguhan bank syariah tidak lepas dari tingginya tingkat kepercayaan para nasabah terhadap perbankan syariah. Sementara justru perbankan konvensional dilanda ketidakpercayaan yang tinggi dari kalangan masyarakat. Hal itu mengakibatkan banyak bank konvensional yang berusaha untuk menarik dana masyarakat dengan imbalan tingkat suku bunga tabungan dan deposito yang tinggi, bahkan ada yang mencapai 73%. Di lain pihak, tingkat suku bunga kredit hanya mencapai batas 35%. Bahkan dalam kenyataannya tidak ada yang mencapai nilai sebesar itu, karena rata-rata bank konvensional hanya berani memberikan kredit dengan tingkat bunga maksimal 30,74% (www.google.com). Sampai saat ini pembiayaan yang disalurkan bank syariah masih didominasi oleh pembiayaan non bagi hasil yaitu akad yang berdasarkan jual beli yaitu murabahah. Data statistik perbankan syariah pada Direktorat Syariah Bank Indonesia per Desember 2011 menunjukkan pembiayaan dengan akad murabahah mencapai Rp. 37.508.000 juta, sementara pembiayaan musyarakah Rp. 14.624.000 juta dan pembiayaan mudharabah (bagi hasil) hanya Rp. 8.631.000 juta (www.bi.go.id). 3

Berdasarkan data statistik perbankan syariah, jika diamati salah satu pembiayaan yang paling popular digunakan oleh perbankan syariah adalah akad jual beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti akad jual beli antara dua pihak yang mana keuntungan dari penjualan tersebut dapat dinyatakan nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk presentase dari harga pembelinya. Dilihat dari peran penting murabahah yang mendominasi pendapatan bank syariah, maka perlu diteliti lebih lanjut bagaimana mekanisme pembiayaan murabahah. Didalam pembiayaan murabahah, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap margin pembiayaan murabahah. Untuk itu penulis mengambil judul PENGARUH BIAYA OPERASIONAL, VOLUME PEMBIAYAAN DAN BAGI HASIL DPK TERHADAP MARGIN MURABAHAH PADA PERBANKAN SYARIAH ( PT. BANK MUAMALAT INDONESIA DAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI ). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah biaya operasional berpengaruh terhadap margin murabahah pada perbankan syariah ( PT. Bank Muamalat Indonesia dan PT. Bank Syariah Mandiri )? 4

2. Apakah volume pembiayaan berpengaruh terhadap margin murabahah pada perbankan syariah ( PT. Bank Muamalat Indonesia dan PT. Bank Syariah Mandiri )? 3. Apakah dana bagi hasil DPK berpengaruh terhadap margin murabahah pada perbankan syariah ( PT. Bank Muamalat Indonesia dan PT. Bank Syariah Mandiri )? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh biaya operasional terhadap margin murabahah pada perbankan syariah ( PT. Bank Muamalat Indonesia dan PT. Bank Syariah Mandiri ). 2. Untuk mengetahui pengaruh volume pembiayaan murabahah terhadap margin murabahah pada perbankan syariah ( PT. Bank Muamalat Indonesia dan PT. Bank Syariah Mandiri ). 3. Untuk mengetahui pengaruh bagi hasil DPK terhadap margin murabahah pada perbankan syariah ( PT. Bank Muamalat Indonesia dan PT. Bank Syariah Mandiri ). 5

D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Bank, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi PT. Bank Muamalat Indonesia dan PT. Bank Syariah Mandiri dalam menetapkan margin murabahah. 2. Bagi penulis, untuk memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Mercu Buana program studi Akuntansi S1. 3. Bagi pembaca, yang berminat terhadap mekanisme penetapan margin murabahah, hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi. 6