BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. pembangunan. Oleh karena itu peran masyarakat dalam Pembiayaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas sumber daya alam, sumber daya potensial yang

I. PENDAHULUAN. meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Sumber daya potensial yang

BAB I PENDAHULUAN. bertumpu pada penerimaan asli daerah. Kemandirian pembangunan baik di tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menggali seoptimal mungkin sumber-sumber keuangannya seperti:pajak,

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah daerah. dan memiliki sumber-sumber pendapatan yang bisa menjadi penyokong utama

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk

EVALUASI TERHADAP POTENSI PENDAPATAN DAERAH DARI SEKTOR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Pemda Kabupaten Klaten)

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab warga negara dan masyarakatnya. Kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan ini dalam artian bahwa karena lapangan retribusi daerah berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB I PENDAHULUAN. semua itu kita pahami sebagai komitmen kebijakan Pemerintah Daerah kepada. efisien dengan memanfaatkan sumber anggaran yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang meliputi seluruh kehidupan manusia, bangsa dan negara, untuk. Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil makmur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih tinggi. Seperti yang dituangkan dalam GBHN (Tap. MPR No. IV/MPR/1999), pembangunan nasional merupakan usaha

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya pembangunan itu dilaksanakan ditiap-tiap daerah. Dalam. ini ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa dekade pola sentralisasi dianut oleh Bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 pemerintah Republik

TESIS. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Magister. Program Studi Magister Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Tata Negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan, setiap daerah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan

1 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

PENDAHULUAN. daerah yang saat ini telah berlangsung di Indonesia. Dulunya, sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Melalui sistem pemerintahan yang baik, setidaknya hal tersebut dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya penyelenggaraan Otonomi Daerah menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Daerah memerlukan sumber pendanaan yang tidak sedikit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Orde Baru yang menghendaki tegaknya supremasi hukum, demokratisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINANN TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN. keleluasaan kepada daerah dalam mewujudkan daerah otonom yang luas dan. setempat sesuai kondisi dan potensi wilayahnya.

BAB I PENDAHULUAN. oleh rakyat (Halim dan Mujib 2009, 25). Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam terselenggaranya pemerintahan daerah yang baik. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Negara Indonesia telah sejak lama mencanangkan suatu

EVALUASI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI SURAKARTA

EVALUASI EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999

BAB 1 PENDAHULUAN. wilayah yang lebih kecil. (Josef Riwu Kaho, 1998:135) pembayaran tersebut didasarkan atas prestasi atau pelayanan yang diberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat dengan daerah, dimana pemerintah harus dapat mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 Alinea ke-iv, yakni melindungi

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia yang berada di masing masing Provinsi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun di sektor swasta, hanya fungsinya berlainan (Soemitro, 1990).

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan daerah otonom yang luas serta bertanggung jawab. Tiap

I. PENDAHULUAN. diandalkan. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan Otonomi Daerah membuat Pemerintah menggantungkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga

I. PENDAHULUAN. Organisasi sebagai satu kesatuan yang dinamis merupakan alat untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, pembangunan yang merata di Indonesia sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengubah atau memperbaiki keadaan suatu negara. Dengan adanya kewajiban

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. penulis mengambil tema mengenai Pajak Daerah, khususnya Pajak Reklame.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bidang pengelolaan keuangan negara maupun daerah. Akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

ANALISIS RETRIBUSI PASAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan upaya pencapaian sasaran nasional di daerah sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. (Diana Sari, 2013:40). Selanjutnya Diana Sari menyatakan, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Sesuai dengan amanat Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah, namun di sisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun di bidang budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

I. PENDAHULUAN. pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumber daya yang. perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pembangunan nasional telah ditempuh berbagai upaya perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Tugas Pembantuan.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. (Bratahkusuma dan Solihin, 2001:1). Menurut Undang-Undang Nomor 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya adalah usaha yang terus menerus untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara materiil maupun spiritual yang lebih baik. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Pemerintah dan masyarakat merupakan instrumen pelaksanaan pembangunan. Oleh karena itu peran masyarakat dalam Pembiayaan pembangunan harus ditumbuhkan guna mendorong kesadaran, pemahaman dan penghayatan bahwa pembangunan adalah hak serta kewajiban dan tanggung jawab seluruh rakyat. Salah satu landasan pemerintahan atau penyelenggara Negara adalah penyelenggaraan otonomi daerah. Otonomi Daerah adalah suatu hal yang telah lama direkomendasikan oleh para akademis dalam forum forum ilmiah dan didambakan oleh para praktisi dan birokrat didaerah. Prinsip otonomi daerah lahir karena adanya keyakinan bahwa tidak semua urusan dapat dilaksanakan di pemerintah pusat. Ada beberapa urusan urusan pemerintahan yang lebih baik efektif dan efisien dilakukan oleh daerah. Dengan demikian penyelengaraan

2 otonomi daerah harus dipahami sebagai upaya memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik guna terciptannya cita cita nasional. Seiring adanya prinsip otonomi daerah, sebagaimana dalam Undang- Undang Nomor 23 tahun 2013, maka penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan secara bertahap akan lebih banyak dilimpahkan kepada pemerintah daerah. Dengan menggunakan Prinsip otonomi yang seluas luasnya maka daerah akan diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah. Dengan kata lain daerah diberi otonomi atau kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Seiring dengan prinsip otonomi daerah, sebagaimana tersebut diatas penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. Selain itu penyelenggara otonomi daerah juga harus menjamin keserasian hubungan antara daerah dengan daerah lain, artinya daerah harus mampu membangun kerjasama antar daerah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antar daerah. Hal yang tidak kalah pentingnya bahwa otonomi daerah juga harus mampu menjalin hubungan yang serasi antar daerah dengan pemerintah, artinya harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah negara dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan negara.

3 Berdasarkan dengan kebijakan dalam bidang otonomi daerah, daerah dituntut untuk dapat menggali sumber dana sendiri karena peran pemerintah pusat akan semakin dikurangi. Adanya desentralisasi keuangan merupakan konsekuwensi dari adanya kewenangan untuk mengelola keuangan secara mandiri. Apabila pemerintah daerah dalam melaksanakan fungsinya secara efektif dan mendapat kebebasan dalam pengambilan keputusan pengeluaran di sektor publik maka daerah harus mendapat dukungan sumber sumber keuangan yang antara lain bersumber dari Pendapatan Asli Daerah. Pemerintah daerah harus berusaha untuk meningkatkan Pendapatan asli Daerah (PAD) Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggara urusan pemerintah diikuti dengan pemberian sumber sumber penerimaan yang cukup pada daerah. Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan pada daerah menjadi sumber keuangan daerah. Pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan maka daerah / kota lebih dituntut untuk menggali seoptimal mungkin sumber-sumber keuangannya seperti: pajak, retribusi atau pungutan yang merupakan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah, seperti yang tertuang dalam undang-undang Nomor 23 tahun 2013, yaitu: a. Pendapatan Pajak Daerah, meliputi : 1. Hasil pajak daerah; 2. Hasil retribusi daerah; 3. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ; dan

4 4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah. b. Dana perimbangan c. Pinjaman daerah d. Lain lain pendapatan daerah yang sah Pemberian Otonomi Daerah dimaksud untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka mengatur dan mengurus daerahnya sendiri, terutama dalam membiayai pembangunan dewasa ini. Dengan diberikan hak kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, tanpa campur tangan pihak lain adalah sangat tepat karena dengan demikian sudah memiliki kekuatan hukum untuk menentukan kebijakan dalam pengelolaan daerahnya, meskipun pada dasarnya tetap dikoordinir oleh pemerintah pusat. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pemerintah Daerah, bahwa: Hal hal yang mendasarkan Undang-Undang ini adalah untuk mendorong memberdayakan masyarakat, menumbuhkan prakarsa, kreatifitas msyarakat, mengembangkan peran dan fungsi DPRD. Oleh sebab itu Undang-Undang ini menempatkan Otonomi Daerah secara utuh pada daerah kabupaten dan kota. Retribusi Daerah selain sebagai salah satu sumber penerimaan bagi pemerintah daerah juga merupakan faktor yang dominan peranannya dan kontribusinya untuk menunjang pemerintah daerah salah satunya adalah retribusi pelayanan biaya dokumen kependudukan. Retribusi pelayanan biaya dokumen kependudukan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang

5 bersumber dari masyarakat, dimana pengelolaannya dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jepara. Berdasar pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 tahun 2010. Pencapaian pelayanan dan pelaksanaan pembangunan secara efektif dan efisien, maka setiap daerah harus secara kreatif mampu menciptakan dan mendorong semakin meningkatnya sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah. Salah satu sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang potensial adalah dari sektor retribusi pelayanan biaya dokumen kependudukan, sumber-sumber keuangan atau sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2013 tentang Pemerintahan Daerah, prinsip otonomi daerah menggunakan otonomi seluas luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintah di luar yang menjadi urusan yang ditetapkan dalam undang-undang ini. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan, prakarsa, dan pemberdayaan masyrakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, oleh sebab itu Undang- Undang ini menempatkan otonomi daerah secara utuh pada daerah kabupaten dan kota. Pemungutan Retribusi retribusi pelayanan biaya dokumen kependudukan di Kabupaten Jepara adalah salah satu dari pelaksanaan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab sebagai mana yang dimaksud dalam undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah merupakan upaya pemerintah daerah dalam menggali dan mengembangkan potensi daerah dalam rangka untuk memperoleh dana sehubungan dengan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan

6 pembangunan daerah. Retribusi pelayanan biaya dokumen kependudukan dilaksanakan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jepara, dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan Pelayanan kepada masyarakat sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan mengangkat judul Analisis Kontribusi Penerimaan Retribusi Pelayanan Dokumen Kependudukan Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Jepara. 1.2 Ruang Lingkup Pada setiap pembangunan di satu daerah bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat oleh sebab itu diupayakan adanya pembiayaan bagi pelaksanaan pembangunan. Dalam hal ini tidak hanya volume dalam pengeluaran saja yang perlu ditingkatkan, tetapi juga sumber-sumber pembiayaan yang mempengaruhi realisasi dari PAD. Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat dipengaruhi oleh banyak sumber keuangan daerah, sehingga ruang lingkup dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian berfokus pada sumber penerimaan pelayanan retribusi pelayanan biaya dokumen kependudukan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 2. Peneltian dilakukan di Kabupaten Jepara. 3. Data yang diambil selama 3 tahun, mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.

7 1.3 Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : Seberapa besar kontribusi Penerimaan Retribusi Pelayanan Dokumen Kependudukan Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Jepara? 1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui besarnya kontribusi Penerimaan Retribusi Pelayanan Dokumen Kependudukan Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Jepara. 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini antara lain : a. Bagi penulis berguna untuk mempraktekkan teori yang diterima dari bangku kuliah pada dunia kerja yang nyata. b. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Aparatur Pemerintah memaksimalkan penerimaan dan menentukan kebijakan dalam masalah Retribusi Pelayanan Dokumen Kependudukan. c. Sebagai bahan referensi penelitian lebih lanjut di kalangan mahasiswa.

8 1.5 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang Masalah, Ruang Lingkup, Perumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Menjelaskan mengenai landasan teori yang menjadi dasar penelitian ini meliputi : Pengertian Pendapatan Asli Daerah, Unsur-Unsur Pemerintah Daerah, Retribusi Daerah, Retribusi Pelayanan Dokumen Kependudukan, Penelitian Terdahulu dan Kerangka Pemikiran. BAB III : METODE PENELITIAN Menjelaskan mengenai variabel penelitian dan definisi operasional, jenis dan sumber data, pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Menguraikan mengenai Gambaran Umum Obyek Penelitian, Penyajian Data, Analisis Data dan Pembahasan. BAB V : PENUTUP Berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran yang merupakan sumbangan pemikiran.