1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia kaya akan tanaman sumber bahan obat alami yang telah digunakan secara turun-temurun oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hampir setiap orang Indonesia pernah menggunakan bahan alam untuk mengatasi keluhankeluhannya baik pada saat anak-anak maupun dewasa. Diakui dan dirasakan manfaat tumbuhan obat ini dalam menyembuhkan penyakit yang diderita ataupun keluhan-keluhan yang dialami. Saat ini semakin marak penggunaan bahan alam sebagai terapi alternatif untuk menjaga kesehatan dan pertahanan terhadap penyakit disebabkan karena harganya murah, mudah didapat dan asumsi masyarakat bahwa bahan alam memiliki efek samping yang relatif lebih rendah dibanding obat kimia (Ebadi, 2007).Keanekaragaman tanaman di Indonesia mempunyai potensi sebagai sumber obat baru.mengingat hal tersebut, maka pemanfaatan tanaman sebagai sumber obat baru menjadi suatu pilihan.salah satu tanaman Indonesia yang berfungsi sebagai obat adalah tumpang payuk.tumpang payuk (Acalypha indica L.) merupakan gulma yang tumbuh liar dipinggiran jalan namun belum mendapat perhatian terkait fungsinya sebagai obat herbal.acalypha indica L, merupakan golongan tumbuhan dalam famili Euphorbiaceae yang banyak tumbuh di daerah tropis termasuk Indonesia. Tanaman ini banyak digunakan sebagai obat tradisional di beberapa Negara, tetapi 1
2 penggunaannya sebagai obat di Indonesia masih belum banyak diketahui (Febriyanthi et al., 2014). Beberapa penelitian mengenai Acalypha indica L. menunjukkan banyak manfaat yang didapat dari kandungan zat aktifnya.kandungan zat aktifnya berupa alkaloid, tannin, steroid,saponin, flavonoid, glikosida dan phenol (Mohan et al., 2012).Kandungan flavonoid(quercetin) yang terdapat pada ekstrak Acalypha indica L. efektif untuk memperbaiki iskemia miocard(mouli et al., 2012).Flavonoid juga dapat menghambat peroksidasi lipid, agregasiplatelet dan aktivitas enzim siklooksigenase dan lipooksigenase. Flavonoid seperti quercetin, kaempferol dan myrecetin diketahui berperan pada proses antiagregasi. Aktivitas antiagregasinya dengan jalan menghambat pembentukan tromboksan A2 (Kumar et al., 2011). Mekanisme lain flavonoid dalam menghambat agregasi platelet adalah melalui peningkatan kadar camp trombosit melalui stimulasi adenilat siklase atau penghambatan dari aktivitas camp phosphodiesterase (Gopinathan et al., 2011). Dihydroquercetin adalah jenis flavonoid yang ditemukan pada Larix dahurica, jika diberikan bersama asam alpha lipoic pada tikus dapat menghambat adenosine diphosfat sehingga mencegah terjadinya agregasi platelet (Chernysheva et al., 2014). Penelitian dari Retnaningsih et al. (2011)menyebutkan bahwa flavonoid yang terdapat pada kacang koro dengan dosis 500μgram/g BB dapat menekan terjadinya peningkatan jumlah platelet. Ekstrak Artemisia princeps yang kandungan utamanya flavonoid dapat menghambat aktivasi platelet dan koagulasi in vitro yang secara signifikan dapat melemahkan produksi TXB 2 yang merupakan bentuk stabil dari
3 TXA 2 (Ryu et al., 2013).Fraksi dari Salvia miltiorrhizabunge yang kaya polipenol dan flavonoid dapat mengurangi hiperaktivasi platelet melalui penangkapan radikal bebas (Yang et al., 2008). Ekstrak metanol kulit batang cempedak dengan kandungan flavonoid terisoprenilasi dapat memperpanjang waktu perdarahan dan koagulasi pada mencit galur Balb-C (Widyastuti, 2013). Putri et al. (2014) telah melakukan pengujian terhadap Ekstrak etanol kubis merah dengan parameter penentuan waktu perdarahan. Flavonoid dalam kubis merah mampu menghambat adhesi, agregasi dan aktivasi platelet. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut diduga tanaman Tumpang Payuk dapat digunakan untuk mencegah atau mengobati penyakit stroke iskemik.stroke iskemik ini merupakan salah satu penyakit yang diakibatkan oleh gangguan di pembuluh darah dan mencakup 80% dari seluruh kejadian stroke. Prevalensi kejadian stroke di Indonesia meningkat dari 8,3 per mil tahun 2007 menjadi 12,1 per mil tahun 2013 serta masih menduduki urutan ketiga terbesar penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker (Junaidi, 2011). Untuk mencegah kejadian stroke iskemik berulang maka pasien diberikan antiplatelet.anti platelet adalah obat yang dapat menghambat agregasi trombosit sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan thrombus. Agregasi trombosit sendiri merupakan proses perlekatan trombosit yang satu dengan trombosit yang lain dengan adanya Adenosin Difosfat (ADP) yang dilepaskan oleh trombosit untuk merangsang trombosit lain beragregasi. Hemostasis merupakan kemampuan tubuh untuk menghentikan perdarahan dan berfungsi menjaga keenceran darah sehingga
4 darah dapat mengalir dalam sirkulasi dengan baik serta membentuk thrombus fase platelet pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan. Yang berperan pada proses hemostasis ini adalah trombosit (platelet) (Mantik, 2004). Platelet beragregasi membentuk sumbat hemostasis ketika terjadi luka pada pembuluh darah.sumbat hemostasis dapat berupa bekuan darah yang terbentuk dari agregatagregat platelet yang disebut sebagai thrombus (Mitchell dan Contran). Adanya proses ketidaknormalan dari thrombus dapatmenyebabkan kelainan pembuluh darah seperti infark miokard dan stroke non hemoragik (iskemik) (Putri, 2014). Penyakit kelainan pembuluh darah ini dapat dihambat dengan menggunakan terapi obat-obat antikoagulan seperti kumarin, warfarin, heparin yang dapat mencegah terjadinya thrombosis. Obat-obatan seperti aspirin, klopidogrel dapat mencegah terjadinya agregasi platelet yang dapat membentuk sumbatan pada pembuluh darah.pada pasien yang mengkonsumsi secara rutin obat golongan antikoagulan (warfarin) atau antiagregasi platelet (asetosal dan klopidogrel) untuk profilaksis tromboemboli, maka dapat memperpanjang waktu perdarahan dan koagulasi (Despopoulos, 2003). Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan penggunaan aspirin sebagai antiplatelet menimbulkan resistensi pada pasien dengan kasus thrombosis (Widyastuti, 2013).Terapi antiplatelet aspirin dan klopidogrel menyebabkan gangguan mukosa saluran cerna bagian atas yang dapat menimbulkan terjadinya perdarahan (Prasanti, 2013).Pemberian aspirin, ticlopidin, klopidogrel secara oral menimbulkan efek samping perdarahan (Michelson, 2011).Adanya resistensi dalam
5 penggunaan aspirin sebagai antiplatelet dan efek samping yang ditimbulkan antiplatelet tersebut mendasari pencarian alternatif sumber bahan alam atau senyawa baru yang dapat menekan agregasi trombosit. Masih terbatasnya penelitian serta minimnya informasi mengenai kegunaan tanaman tumpang payuk (Acalypha indical.) mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang pemberian ekstrak etanol daun tumpang payuk dalam memperpanjang waktu perdarahan dan koagulasi darah mencit. 1.2 Rumusan Masalah 1.1 Apakah pemberian ekstrak etanol daun Acalypha indica dapat memperpanjang waktu perdarahan pada mencit jantan galur balb/c? 1.2 Apakah pemberian ekstrak etanol daun Acalypha indica dapat memperpanjang waktu koagulasi darah mencit jantan galur balb/c? 1.3 Tujuan Penelitian ini memiliki tujuan umum dan khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
6 1.3.1 Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian ekstrak etanol daun Acalypha indica L. dapat memperpanjang waktu perdarahan dan waktu koagulasi darah mencit jantan galur balb/c. 1.3.2 Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Untukmembuktikan pemberian ekstrak etanol daun Acalypha indica L. dapat memperpanjang waktu perdarahan mencit jantan galur balb/c. 2. Untuk membuktikan pemberian ekstrak etanol daun Acalypha indica L. dapat memperpanjang waktu koagulasi darah mencit jantan galur balb/c. 1.4 Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat ilmiah Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam pemilihan obat herbal yang dapat memperpanjang waktu perdarahan dan koagulasi darah.
7 1.4.2 Manfaat aplikasi Setelah adanya clinical trial penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang kegunaan tanaman tumpang payuk (Acalypha indica L.) untuk pengobatan atau terapi pelengkap pada pasien yang mengalami penyakit gangguan pada pembuluh darah.