PENGARUH PELATIHAN 30 SECOND BOX DRILL DAN 60 SECOND BOX DRILLTERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PELATIHAN PLYOMETRICS ZIG-ZAG DRILLS TERHADAP DAYA LEDAK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 1 MENGWI TAHUN PELAJARAN

e journal jurnal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume II Tahun 2014)

PENGARUH PELATIHAN SINGLE LEG HOPS TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI I Nym Budiarsa, I Nym Kanca, Ni Putu Dewi Sri Wahyuni

Luh Eka Eliani, I Nym Sudarmada, Ni Luh Kadek Alit Arsani. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN JUMP SERVICE DENGAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND DAN SKIPPING TERHADAP KELINCAHAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN LARI SPRINT 60 METER DAN HEXAGONALOBSTACLE SPRINT TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN INCRIMENTAL VERTICAL HOP TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI. I Pt Adi Susanta, I Ketut Sudiana, I Nyoman Sudarmada

PENGARUH PELATIHAN SINGLE LEG SPEED HOP DAN DOUBLE LEG SPEED HOP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK DOUBLE LEG BOUND TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN LATERAL CONE HOPS DAN DEPHT JUMP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

Oleh: I Gede Agus Wirajaya Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIC SIDE JUMP SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SCOOP TOSS DAN MEDICINE BALL THROW TERHADAP DAYA LEDAK OTOT LENGAN

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SIT-UP THROW TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT PUNGGUNG

PENGARUH PELATIHAN SIDE JUMP SPRINT DENGAN RASIO KERJA:ISTIRAHAT 1:3 DAN 1:5 TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN SIDE HOPE SPRINT TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN DOWN THE LINE DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN CONTINUOUS CIRCUIT TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

PENGARUH PELATIHAN PUSH-UP TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN MENARIK DAN MENDORONG OTOT LENGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

PENGARUH PELATIHAN BERMAIN BULUTANGKIS OVERHEAD CLEAR DRILL TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN

PENGARUH PELATIHAN LARI TIGA SUDUT DAN SIDE JUMP SPRINT TERHADAP DENYUT NADI ISTIRAHAT

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SCOOP TOSS 3 KG DAN 4 KG TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN

Kadek Sutyantara, Ni Luh Kadek Alit Arsani, I Nyoman Sudarmada

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU

PENGARUH PELATIHAN BEBAN LEG PRESS TERHADAP KECEPATAN LARI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN BAYANGAN (SHADOW) BULUTANGKIS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN REAKSI

PENGARUH PELATIHAN SIDE JUMP SPRINT

PENGARUH PELATIHAN KNEE TUCK JUMP DAN SPLIT JUMP TERHADAP PENINGKATAN KELENTUKAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN LARI 800 M DAN LARI 1500 M TERHADAP VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS)

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN LARI 60 M TERHADAP VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS)

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

Ejournal JJPKO Volume 08 Nomor 02 Tahun 2017

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

e-journal Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume I Tahun 2016)

PENGARUH PELATIHAN THREE CORNER DRILL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN POWER

Pengaruh Pelatihan Alternate Leg Bound dan Knee Tuck Jump terhadap Daya Ledak Otot Tungkai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

Pengaruh Side Hop dan Box Jump terhadap Daya Ledak Otot Tungkai Ekstrakurikuler Bola Voli

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN

PENGARUH LATIHAN BOX SKIP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER KARATE DI SMP N 1 KALASAN, SLEMAN

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

PENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

PENGARUH PELATIHAN DUMBBELL ARM SWINGS TERHADAP KELENTUKAN TOGOK DAN KEKUATAN OTOT LENGAN

Ejournal JJPKO, Volume 08 Nomor 2 Tahun 2017

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016)

Kadek Ari Sujana, I Gusti Lanang Agung Parwata, Gd Doddy Tisna MS. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN RUNNING INTERVAL 30 METER DENGAN RASIO KERJA ISTIRAHAT 1:3 DAN 1:5 PENINGKATAN KARDIOVASKULER

PENGARUH PELATIAHN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS VITAL PARU PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI TULANGAMPIANG DENPASAR

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

PENGARUH PELATIHAN FARTLEK DAN OBSTACLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

PENAMBAHAN BALLISTIC STRETCHING

PENGARUH PELATIHAN STAR RUN TERHADAP KECEPATAN DAN KELINCAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan high

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN VO 2 MAX

PENGARUH PELATIHAN SIT-UP BESAR SUDUT 45 0, 90 0, DAN TERHADAP KEKUATAN OTOT PERUT. Made Meiriawati

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN WAKTU REAKSI

Pengaruh Repetition Sprint dan Skipping Rope terhadap Power Otot Tungkai Ekstrakurikuler Bola Voli

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC SINGLE LEG BOUND

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016)

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KIJANG TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN DOUBLE LEG SPEED HOP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP WAKTU REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH VARIASI LATIHAN KOORDINASI TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI SISWA SSO REAL MADRID UNY KELOMPOK UMUR TAHUN

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017) Abstrak

PENGARUH METODE LATIHAN TEKNIK DISTRIBUSI TERHADAP KETERAMPILAN DRIBBLING ZIG ZAG PERMAINAN FUTSAL

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

THE EFFECT OF SKIPPING ROPE EXERCISE ON THE LEG MUSCLE POWER IN MEN S BASKETBALL PLAYERS EXTRACULICULAR SMA HANDAYANI

INDONESIA PERFORMANCE JOURNAL

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : 82 88, Desember 2015

Tisna Prasetya*, Made Darmada**, Citra Permana Dewi***

PELATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DENGAN RASIO KERJA DAN ISTIRAHAT 1:1 DAN 1:2 TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULER. Oleh

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

Yan Indra Siregar. Abstrak

PENGARUH WEIGHT TRAINING DAN BODY WEIGHT TRAINING TERHADAP POWER TUNGKAI ATLET BOLA TANGAN YOGYAKARTA E-JOURNAL

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PERBEDAAN KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI PEMAIN BELAKANG TENGAH DAN DEPAN DALAM SEPAKBOLA

Transkripsi:

PENGARUH PELATIHAN 30 SECOND BOX DRILL DAN 60 SECOND BOX DRILLTERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI LuhMastiaAndriani, I Gusti Lanang Agung Parwata, Ni Luh Alit Arsani Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {Andrian_tia@yahoo.co.id, agungparwata2010@yahoo.co.id, alit_arsani@yahoo.com} @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan 30 second box drill dan 60 second box drill terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan the non-randomized pretest posttest control groups design. Subjek penelitian adalah siswa putri peserta ekstrakulikuler bola basket yang berjumlah 30 orang. Daya ledak otot tungkai diukur dengan vertical jump test dan data dianalisis dengan uji anava satu jalur dan uji least significant difference (LSD) pada taraf signifikansi (α) 0,05 dengan bantuan SPSS 16,0. Berdasarkan hasil uji hipotesis antara kelompok pelatihan 30 second box drill, 60 second box drill dan kelompok kontrol pada variable daya ledak otot tungkai, hasil analisis data menggunakan uji anava satu jalur data daya ledak otot tungkai diperoleh nilai F hitung sebesar 59,442 dengan nilai p sebesar 0,000. Nilai hitung signifikan 0,000< 0,05, maka terdapat perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok. Dan uji least significant difference (LSD) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara kedua pelatihan dan pelatihan 60 second box drill mempunyai pengaruh yang lebih baik dengan mean difference 7,900 dari pelatihan 30 second box drill dengan mean difference sebesar - 7,900. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pelatihan 30 second box drill dan 60 second box drill berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai dan terdapat perbedaan pengaruh antara kedua pelatihan serta pelatihan 60 second box drill mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pelatihan 30 second box drill. Kata kata kunci: pelatihan 30 second box drill, pelatihan 60 seond box drill, daya ledak otot tungkai. Abstract This study was aimed at investigate the effect of 30 second box drill training and 60 second box drill training toward the increase of explosive power of leg muscle. This study was a quasi experiment research with thenon-randomized pretest posttest control groups design. Subjects of this study were 30 people. The explosive power of leg muscle was measured one way anava test and test of least significant difference (LSD) in the significant standard (α) 0,05 by using SPSS 16,0. Based on the result of hypothesis between gain-score on training group of 30 second box drill, 60 second box drill and control group on the variable of explosive power of leg muscle, result of analysis by using independent t-test showed that 30 second box drill training and 30 second box drill training influenced the explosion power of leg muscle in the significant value of 0,000 and 0,000 (Sig<0,05). Based on one way anava test can get the explosive power of leg muscule in the significant value of 0,000. And test of least significant difference (LSD) showed that the different effect between both of the training and 60 second box drill had 1

better influence than 30 second box drill training with mean difference as big as 7,900. From the result of this study, it was concluded that 30 second box drill training and 60 second box drill training had influence the explosive power of leg muscle and there were different effect between both of the training and 60 second box drill had better influence than 30 second box drill. Keywords: 30 second box drill training, 60 second box drill training,explosive power of leg muscle. PENDAHULUAN Olahraga merupakan aktivitas atau kegiatan fisik yang dilakukan dengan sadar dan terstruktur, di mana kegiatan atau aktifitas ini boleh dilakukan oleh semua orang untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan. Olahraga untuk prestasi merupakan tujuan yang sering ingin dicapai bagi setiap orang.untuk dapat meningkatkan prestasi perlu diperhatikan faktor kondisi fisik yang diperlukan pada cabang-cabang olahraga tertentu. Dalam hal ini factor kondisi fisik yang digunakan pada penelitian ini adalah daya ledak (power). Daya ledak adalah salah satu komponen kondisi fisik yang sangat berpengaruh dalam peningkatan prestasi. Daya ledak merupakan gabungan dari hasil kekuatan dengan kecepatan, sehingga memerlukan kebugaran fisik yang baik, dengan mengembangkan energi pre-dominan system anaerobik. Daya ledak menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat-cepatnya (Ismaryati, 2008: 41). Untuk mendapatkan progresifitas yang baik, perlu diperhatikan factor umur dalam memberikan pelatihan. Umur yang sesuai dan memiliki progresifitas yang baik adalah pada masa adolesensi, yakni pada wanita berada pada umur 10-18 tahun, dan pada pria berada pada umur 12-20 tahun (Swadesi, 2009: 95). Masa adolesensi merupakan masatransisi dari masa anak-anak menjadi dewasa, dimana masa ini anak mampu melakukan gerakan kompleks dan terstruktur yang nantinya dapat memperbaiki prestasi individu itu sendiri, ataupun prestasi bagi timnya. Sehingga pelatihan ini sangat baik diberikan pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Penurunan prestasi atlet pada cabang olahraga bola basket di SMP N 1 Seririt salah satunya dipengaruhi oleh kurangnya diberikan pelatihan kondisi fisik untuk peningkatan daya ledak. Hal ini terlihat dari pengamatan peneliti pada pertandingan tingkat Kabupaten yakni pada event kejuaraan bola basket yang diselenggarakanoleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bola Basket Undiksha yakni Kejuaraan Rektor Cup Undiksha yang mengalami penurunan prestasi selama 3 tahun belakangan. Nala (1998: 1) menyatakan, Pelatihan dilakukan secara sistematis dan berulangulang (repetitive) dalam jangka waktu lama, dengan pembebanan yang meningkat secara progresif, memiliki tujuan untuk memperbaiki sistema serta fungsi fisiologi dan psikologi tubuh agar pada waktu melakukan aktivitas olahraga dapat mencapai penampilan yang optimal. Menurut Sukadyanto (2005) Pada dasarnya latihan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan: kualitas fisik, kemampuan fungsional peralatan tubuh, dan kualitas psikis anak latih. 2

Dengan demikian pengertian pelatihan dari masingmasing para ahli hampir semua sama yakni adanya pengulangan, pertambahan beban dan perubahan yang ditunjukan dari melakukan latihan tersebut agar para atlet dapat menunjukan kemampuan yang optimal. Tujuan pelatihan dalam olahraga adalah untuk memperbaiki kemampuan teknik (keterampilan) dan penampilan atlet sesuai dengan kebutuhan dalam bidang olahraga spesialisasi atau yang digeluti. Sehingga dengan demikian maka akan muncul penampilan yang maksimal dalam kompetisi (Nala, 1998: 4).Untuk mencapai hasil atau prestasi secara optimal, suatu pelatihan harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pelatihan. Sukadiyanto (2005: 12) menyebutkan bahwa prinsip latihan merupakan hal-hal yang harus ditaati, dilakukan atau dihindari agar latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Prinsip-prinsip pelatihan merupakan suatu petunjuk dan peraturan yang sistematis, dengan pemberian beban yang ditingkatkan secara progresif, yang harus ditaati dan dilaksanakan agar tercapai tujuan pelatihan (Nala, 1998: 11). Ada pula prinsip dari Sukadiyanto (2005: 12) yang menjelaskan beberapa prinsip dasar latihan secara umum yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut. 1. Prinsip kesiapan (Readniness) Pada prinsip kesiapan ini, materi dan dosis latihan harus disesuaikan dengan usia olahragawan. Oleh karena itu, usia berkaitan erat dengan kesiapan kondisi secara fisiologis dan psikologis dari setiap olahragawan. Artinya, pelatih harus mempertimbangkan dan memperhatikan tahap pertumbuhan dan perkembangan dari setiap olahragawan. 2. Prinsip individual Dalam merespons beban latihan untuk setiap individu tentu akan berbeda-beda, karena pada dasarnya setiap individu akan memiliki kemampuan fisik yang berbeda dengan individu yang lain sehingga beban latihan bagi setiap individu tidak dapat disamakan antara orang yang satu dengan yang lainnya. Faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan olahragawan dalam merespon beban latihan diantaranya adalah faktor keturunan, kemantangan, gizi, waktu istirahat dan tidur, tingkat kebugaran, pengaruh lingkungan baik secara fisik maupun psikis, rasa sakit atau cidera dan motivasi individu (Sukadianto, 2005: 14). 3. Prinsip beban berlebih (the overload principles) Beban latihan harus mencapai atau malampaui sedikit di atas batas ambang rangsang. Sebab beban yang terlalu berat akan mengakibatkan tidak mampu diadaptasi oleh tubuh. Sedangkan bila terlalu ringan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kualitas fisik, sehingga beban latihan harus memenuhi prinsip moderat. Untuk itu pembebanannya dilakukan secara progresif 3

dan diubah sesuai dengan tingkat perubahan yang terjadi pada olahragawan. 4. Prinsip tahanan bertambah Agar prinsip beban berlebih memiliki efek yang positif, maka harus mengikuti prinsip beban tahanan bertambah sebab keduanya mempunyai hubungan yang erat. Kanca, (2004: 54) menyatakan, Beban pelatihan harus diawali dengan beban yang ringan kemudian ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan individual dan semakin lama beban pelatihan yang diberikan semakin meningkat. Peningkatan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan beban, set, repetisi, maupun lamanya latihan. 5. Prinsip pulih asal Hasil dari peningkatan kualitas fisik sebagai akibat dari latihan yang bersifat reversibility, artinya kualitas fisik yang telah diperoleh melalui hasil latihan akan menurun kembali jika tidak melakukan latihan dalam kurun waktu tertentu, untuk itu kesinambungan suatu latihan mempunyai peranan yang sangat penting. Ada beberapa metode pelatihan untuk memperbesar daya ledak otot tungkai, diantaranya yakni; metode pelatihan sirkuit training, metode pelatihan weight training, dan metode pelatihan plaiometrik. Chu, dkk (dalam Furqon & Doewes, 2002:3) menyatakan asal istilah playometrics diperkirakan dari kata bahasa Yunani pleythuein, berarti memperbesar atau meningkatkan, atau dari akar kata bahasa Yunani plio dan metric, masing-masing berarti lebih banyak dan ukuran. Daya ledak (power) merupakan gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerahan otot secara maksimum dengan kecepatan maksimum (Nurhasan dkk, 2005:20). Bahwa power adalah hasil dari force x velocity, dimana force adalah sama (equivalent) dengan strength dan velocity dengan speed (Harsono, 1988: 199). Jadi, power otot tungkai adalah kemampuan sekelompok otot tungkai untuk dapat mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Hatfield (dalam Ismaryati, 2008:59) batasan yang baku dikemukakan yaitu power merupakan hasil perkalian antara gaya (force) dan jarak (distance) dibagi denga waktu (time). Pelatihan 30 second box drill dan 60 second box drill sangat bermanfaat untuk meningkatkan dayaledak otot tungkai, karena mekanisme gerakan pelatihan tersebut sebagian besar melibatkan otot-otot yang terdapat pada ekstremitas bawah. Pelaksanaan gerakan dilakukan secara berulangulang. Chu (1992: 45) menyatakan, Gerakan awal pada pelatihan box drill ini adalah berdiri di samping kotak dengan berdiri selebar bahu. Untuk pelaksanaannya, lakukan lompatan ke atas kotak dari posisi awal, setelah itu melompat lagi ke sisi lainnya lalu melompat lagi ke atas kotak. Ulangi gerakan tersebut sampai waktu yang telah ditentukan dengan menghitung sentuhan pada atas kotak. Pelatihan yang dilakukan secara sistematis dan berulangulang (repetitive) dalam jangka waktu lama, dengan pembebanan 4

yang meningkat secara progresif, memiliki tujuan untuk memperbaiki sistema serta fungsi fisiologi dan psikologi tubuh agar pada waktu Pelatihanbox drillmelibatkan otot-otot pada ekstremitas bagian bawah seperti (1) fleksi paha, melibatkan otot-otot sartorius, iliacus, dan gracilis; (2) ekstensi lutut, melibatkan otot-otot vastus lateralis, medialis, intermedius, dan rectus femoris; (3) ekstensi tungkai, melibatkan otototot biceps femoris, semitendinosus, dan semi membranosus; dan (4) aduksi paha, melibatkan otot-otot gluteus medius dan minumus, dan adductor longus brevis, magnus minimus dan hallucis. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimental semu (quasi experimental). Eksperimen semu adalah eksperimen yang penelitiannya hanya ke beberapa aspek saja yang dikendalikan sesuai dengan tujuan dari eksperimen semu yakni memeperoleh informasi yag merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variable yang relevan (Kanca, 2010: 93). Rancangan penelitian adalah rencana tentang bagaimana cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisa data untuk memberi arti terhadap data tersebut secara efektif dan efesien (Kanca, 2010:55) Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Nonrandomized Control Group Pretes- Posttest Design (Kanca, 2010: 94). Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putri peserta ekstrakulikuler basket SMP N 1 Seririt dengan jumlah Subjek sebanyak 30 orang yang nantinya melakukan aktivitas olahraga dapat mencapai penampilan yang optimal. Furqon dan Doewes (2002: 14) menyatakan, akan dibagi menjadi 3 kelompok dengan menggunakan cara ordinal pairing, namun sebelumnya subjek sudah direngking berdasarkan hasil pretest. Tempat pelatihan dilakukan di Lapangan Basket SMP N 1 Seririt dan waktu penelitian dilakukan selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu dan dilakukan pada pagi hari pukul 06.30 WITA. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah vertical jump test untuk mengukur daya ledak otot tungkai dengan reliabilitas 0,93 dan validitas 0,607 (Nurhasan, 2000: 130). Untuk pengujian hipotesis terdapat pengaruh pelatihan 30 second box drill dan 60 second box drill terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai menggunakan uji inferensial dengan uji-t independent dan uji anava satu jalur serta uji least significant difference (LSD) dengan menggunakan bantuan SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Setelah data dikumpulkan dari pelaksanaan pelatihan 30 second box drill dan 60 second box drill, langkah berikutnya adalah melakukan uji hipotesis. Namun sebelum melakukan uji hipotesis, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data. 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data mempergunakan uji lilliefors dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi α = 0,05. Kriteria pengambilan keputusan jika nilai signifikansi hitung > 0,05, maka kelompok subjek penelitian berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi hitung < 0,05, 5

maka kelompok subjek penelitian tidak berdistribusi normal (Candiasa, 2004: 8). 2. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa varians dari kelompok tersebut adalah homogen. Uji homogenitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Lavene dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi α = 0,05. Kriteria pengambilan keputusan jika nilai signifikansi hitung > α = 0,05, maka variasi data homogen sedangkan jika signifikansi hitung < α = 0,05, maka variasi data tidak homogen (Candiasa, 2004: 17). 3. Uji Hipotesis Untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan instrument mengunakan uji anava satu jalur dengan bantuan program SPSS 16.0 pada taraf signifikansi α = 0,05. Data penelitian yang diuji adalah selisih dari hasil pre-test dan post-test (gaint score) dari masing-masing kelompok pada taraf signifikansi α = 0,05. Pada penelitian ini dilakukan dua kali uji hipotesis yaitu terhadap power antara yang mendapat pelatihan 30 second box drill dan 60 second box drill dan yang tidak mendapat pelatihan (konvensional). Dari pengujian kedua hipotesis tersebut, kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikansi anava lebih kecil α (sig anava< 0,05) maka terdapat perbedaan pengaruh dari masingmasing kelompok, sedangkan jika nilai signifikansi anava lebih besar α (sig anava> 0,05) maka tidak terdapat perbedaan yang nyata dari masing-masing kelompok (Candiasa, 2010:115). Jika terjadi perbedaan yang nyata antara masing-masing kelompok maka akan dilakukan uji pembanding untuk mengetahui pelatihan 30 second box drill atau 60 second box drill yang lebih baik pengaruhnya terhadap daya ledak oto tungkai. Uji pembanding yang digunakan adalah uji least significant difference (LSD) dengan bantuan program SPSS16.0. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu jika nilai signifikansi LSD α < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan yang nyata antara pelatihan 30 second box drill dan 60 second box drill terhadap daya ledak otot tungkai. Sedangkan, jika nilai signifikansi LSD α > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan yang nyata antara pelatihan 30 second box drilldan 60 second box drill terhadap daya ledak otot tungkai. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan uji prasyarat analisis data, diperoleh bahwa data normal dan homogen. Dari hasil uji normalitas data yang menggunakan uji lilliefors diperoleh seluruh nilai signifikansi 0,200 >0,05, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dari hasil uji homogenitas data yang menggunakan uji levene diperoleh nilai signifikansi 0,951 >0,05, maka variansi setiap sampel sama (homogen). Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis data, dilanjutkan dengan pengujian 6

hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis pengaruh pelatihan 30 second box drill dan 60 second box drill terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai dilakukan dengan menggunakan uji anava. Kriteria keputusannya, yaitu apabila nilai perlakuan yang diberikan. Adapun hasil analisis dapat dilihat pada tabel 1. dan 2. berikut ini. signifikansi F hitung < 0,05, berarti terdapat peningkatan yang signifikan dari perlakuan yang diberikan, sedangkan jika nilai signifikansi F hitung > 0.05, berarti tidak ada peningkatan yang signifikan dari Tabel 1. Hasil Uji-tIndependent Pelatihan 30 Second Box Sum of Squares df Mean Square F Sig Between 1068.2 2 534.1 59.442 0,000 Groups 242.6 27 8.985 Within Groups Total 1310.8 29 Tabel 2. Hasil Uji-tIndependent Pelatihan 60 Second Box Between Groups Sum of Squares df Mean Square F Sig 1068.2 2 534.1 59.442 0,000 242.6 27 8.985 Within Groups Total 1310.8 29 Berdasarkan hasil uji anava diperoleh F hitung sebesar 59,442 dengan nilai signifikansi 0,000 untuk kelompok pelatihan 30 second box drill dan F hitung sebesar 59,422 dengan nilai signifikansi 0,000 untuk kelompok pelatihan 60 second box drill, dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dari perlakuan yang diberikan. Pengujian hipotesis terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan 30 second box drill dan 60 second box drill terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai diuji dengan menggunakan uji anava satu jalur. Kriteria pengujiannya, yaitu jika nilai signifikansi anava lebih kecil α (sig anava < 0,05), maka terdapat perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok, sedangkan jika nilai signifikan anava lebih besar α (sig anava> 0,05), maka tidak terdapat perbedaan yang nyata dari masing-masing kelompok (Candiasa, 2010: 115). Adapun hasil analisis dapat dilihat pada tabel 3. berikut ini. 7

Tabel 3. Hasil Uji Anava Satu Jalur Pelatihan 30 Second Box, Pelatihan 60 Second Box dan Kelompok Kontrol Sum of Squares df Mean Square F Sig Between 1068.2 2 534.1 59.442 0,000 Groups 242.6 27 8.985 Within Groups Total 1310.8 29 Berdasarkan hasil uji anava satu jalur diperoleh F hitung sebesar 59,442 dengan nilai signifikansi 0,000. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh dari masingmasing kelompok. Karena terdapat perbedaan pengaruh, maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji least significant difference (LSD) untuk mengetahui pelatihan yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Dan untuk mengetahui pelatihan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai dilakukan dengan cara membedakan nilai terbesar pada mean difference atau perbedaan rata-rata. Sehingga pelatihan yang mendapat nilai terbesar merupakan pelatihan yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan. Adapun hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4. Hasil Uji LSD Data Daya Ledak Otot Tungkai (I) Kelompok 30 Second Box 60 Second Box Kontrol (J) Mean Difference Kelompok (I-J) Std. Error Sig 60 Second Box -7.9 1,341 0,000 Kontrol 6.7 1,341 0,000 30 Second Box 7.9 1,341 0,000 Kontrol 14.6 1,341 0,000 30 Second Box -6.7 1,341 0,000 60 Second Box -14.6 1,341 0,000 Dari hasil uji least significant difference (LSD) daya ledak otot tungkai pelatihan 60 second box drill mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai dari pada pelatihan 30 second box drill dengan hasil mean difference sebesar 7,900. Hasil pengujian hipotesis (uji anava satu jalur dan uji least significant difference (LSD)) di atas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dan perbedaan pengaruh dari masingmasing kelompok serta pelatihan 60 second box drill mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap 8

peningkatan daya ledak otot tungkai dari pada pelatihan 60 second box drill. Peningkatan yang terjadi antara pelatihan 30 second box drill dan pelatihan 60 second box drill disebabkan oleh rangkaian gerakan dari kedua pelatihan ini yang membuat otot berkontraksi dengan sangat kuat yang merupakan respon dari pembebanan dinamis yang cepat dari otot-otot yang terlibat dan juga adanya penentuan waktu yang terdapat pada masingmasing pelatihan menyebakan terjadinya perbedaan hasil peningkatan kekuatan otot tungkai. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut, yaitu (1) pelatihan 30 seond box drill dan pelatihan 60 second box drill berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai dan (2) terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan 30 second box drill dan pelatihan 60 second box drill terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada siswa putri peserta ekstrakulikuler bola basket SMP N 1 Seririt tahun pelajaran 2013/2014. Dan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan beberapa saran, yaitu (1) disarankan bagi pembina olahraga, pelatih olahraga, guru penjasorkes dan atlet serta pelaku olahraga lainnya dapat menggunakan pelatihan 30 second bx drill dan pelatihan 60 second box drill yang terprogram dengan baik sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan unsur kondisi fisik terutama daya ledak otot tungkai, (2) Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk menggunakan variabel dan sampel penelitian yang berbeda dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada penelitian ini sebagai bahan perbandingan. DAFTAR RUJUKAN Candiasa, I Made. 2010. Statistik Univariat dan Bivariat Disertai Aplikasi SPSS. Singaraja: Unit Penerbitan Universitas Pendidikan Ganesha. Chu, Donald A. 1992. Jumping Into Plyometrics. United States of American: Human Kinetika Publisers. Furqon & Dowes, 2002. Pliometrik Untuk Meningkatkan Power. Surakarta : Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press). Kanca, I Nyoman. 2004. Pengaruh Pelatihan Fisik Aerobik dan Anaerobik terhadap Absorpsi Karbohidrat dan Protein Rattus Nervegicus Strain Wistar. Disertasi (tidak diterbitkan). Surabaya: Program Pasca Sarjana UNAIR. -------. 2006. Buku Ajar Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. -------. 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja : Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi 9

Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha. Nala, Ngurah. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Program Pasca Sarjana UNUD. Nurhasan. 2000. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga. Sukadiyanto.2005. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Swadesi, I KetutIwan. 2009. Buku Ajar Perkembangan dan Belajar Motorik. (Tidak diterbitkan). Singaraja : Universitas Pendidikan Gan esh 10

11