BAB I PENDAHULUAN. saing dalam menghadapi zaman perubahan yang serba instan. 1 Oleh karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cara kerja yang inovatif, keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mereka mampu berpikir luas untuk mendapatkan apa yang setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dari pembelajaran. Pembelajaran sains diharapkan pula memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Secara khusus,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

`BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan adalah guru karena dalam pelaksanaan pembelajaran selain

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. 1 Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu upaya yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses perkembangan dan penyesuaian seseorang. dengan lingkungan masyarakat dan kebudayaan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran, tetapi guru harus mampu membelajarkan anak. 1 Hal ini memaksa seorang

BAB I PENDAHULUAN. guru agar belajar lebih terarah dalam mencapai tujuan belajar. Guru memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dirinya serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dan model pembelajaran yang interaktif dan melibatkan keaktifan siswa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan Allah SWT semaksimal mungkin. Mempunyai akal pikiran yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an surah Al-Mujadalah ayat 11 yang. Al-Qur an surah Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi: 4

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mengembangkan berbagai ragam potensi anak didik,

BAB I PENDAHULUAN. IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari IPA adalah fisika yang merupakan cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang pengajaran, dikenal dengan istilah interaksi belajar-mengajar. pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan non formal atau masyarakat. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang dapat memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan baik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana dalam kegiatan belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan syarat perkembangan. Perkembangan pendidikan adalah hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran di sekolah melibatkan interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa...nampaknya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pendididkan adalah hal yang memang seharusnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan bangsa tersebu. mampu berkompetensi dalam persaingan global.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

BAB I PENDAHULUAN. ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang ada pada manusia

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga orang yang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. belajar ilmu pengetahuan. Dengan berbekal ilmu pengetahuan manusia akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insan sebagai hamba yang dimuliakan Allah SWT, selalu mengutamakan pendidikan, karena pendidikan merupakan suatu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki daya saing dalam menghadapi zaman perubahan yang serba instan. 1 Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas tentunya akan membuat suatu bangsa lebih dihargai dan dihormati oleh bangsa lain. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Mujadillah ayat 11 berikut:... Artinya :...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( Q.R Al-Mujadillah : 11). 2 1 Ridwan, M.B.A. Metode Dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Bandung: Alfabeta,2009, h.15 2 Qur an in word ver 1.3, Taufiq Product, Q.S Al-Mujadillah : ayat 5 1

2 Penyelenggaraan pendidikan disuatu sekolah berpedoman kepada kurikulum yang berlaku disekolah tersebut. Sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, menggunakan suatu jenis kurikulum yang berlaku secara nasional. Kurikulum itu disusun oleh pemerintah, dengan tujuan utama agar dimanapun setiap warga negara bersekolah mempunyai kesempatan memperoleh pengalaman belajar yang sejenis. 3 Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru dalam memilih dan menerapkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan, sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal. Setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan agar dapat menerapkan suatu model pembelajaran yang efektif dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian model-model tersebut dalam proses pembelajaran, agar dapat menerapkan suatu model pembelajaran yang efektif. 4 Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru di sekolah didominasi oleh pandangan bahwa belajar merupakan kegiatan menghapal fakta (rote learnimg). Akibatnya kelas masih berfokus pada guru (teacher center) sebagai sumber utama informasi atau pengetahuan. Terbukti, 3 Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah, Bandung: PT Sinar Baru, 1992, h. 1. 4 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta, 2010, h. 140.

3 penggunaan metode ceramah dalam proses pembelajaran masih masih menjadi pilihan utama para guru, jika guru ingin membuat peserta didiknya memahami materi yang dipelajari, guru harus mampu mendorongdan atau membantu peserta didiknya untuk mengontruksikan sendiri makna-maknadari apa-apa yang telah dipelajarinya. Keberhasilan proses pembelajaran terjadi apabila peserta didik betul-betul memahami apa yang dipelajarinya (deep learning) sehingga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan seharihari. 5 Literasi sains penting untuk dikuasai oleh peserta didik dalam kaitannya dengan cara peserta didik itu dapat memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat bergantung pada teknologi dan kemajuan, serta pengembangan ilmu pengetahuan. Tujuan pendidkan sains adalah meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan peserta didik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. Dengan kompetensi itu, peserta didik akan mampu untuk membangun dirinya untuk belajar lebih lanjut dan hidup di masyarakat yang dipengaruhi oleh perkembangan sains dan teknologi sehingga peserta didik juga dapat berguna bagi dirinya dan masyarakat sekitar. 6 Pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan literasi sains salah satunya adalah Science-Technology-Society, Sains Teknologi Masyarakat (STM). STM merupakan perekat yang mengait sains, teknologi, dan 5 Uus Toharudin dkk, Membangun literasi sains peserta didik, Bandung: Humaniora, 2011,h.68 6 Ibid, h.3

4 masyarakat secara terintegrasi. STM merupakan salah satu alternatif konsep untuk penyempurnaan dan penyesuaian pendidikan sains dewasa ini. Konsep ini dapat diwujudkan dalam bentuk pendekatan atau materi pelajaran. 7 Keterampilan proses sains adalah seluruh keterampilan ilmiah yang digunakan untuk menemukan konsepa atau prinsip atau teori dalam rangka mengembangkan konsep yang telah ada atau menyangkal penemuan sebelumnya. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan intelektual yang khas, yang digunakan oleh semua ilmuan. Keterampilan proses juga dapat digunakan untuk memahami fenomena apa saja yang telah terjadi. Keterampilan proses ini diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep, prinsip hukum dan teori-teori sains. 8 Pada sekolah menengah pertama (SMP) terdapat beberapa mata pelajaran yang di ajarkan, diantaranya IPA. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tidak tuntasnya hasil belajar siswa, salah satunya pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat sehingga minat siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru kurang optimal. Penyebab lainnya yaitu pembelajaran fisika di sekolah lebih banyak disampaikan secara konseptual. Penyebab ini membuat siswa kurang mampu menghubungkan materi yang didapat dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat. faktor ini juga menyebabkan munculnya paradigma siswa bahwa belajar fisika tidak terlalu diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Penggunaakan model pembelajaran yang tepat sangat dibutuhkan untuk membangun minat belajar 7 Uus Toharudin dkk, Membangun literasi,h.91 8 Ibid, h.36

5 siswa, serta membuat siswa merasa bahwa belajar fisika itu penting. Sebuah pendekatan pembelajaran yang tepat sangat dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran seperti pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM). Materi pokok energi dalam kehidupan sehari-hari merupakan bahan pelajaran yang di kelas VIII. Penggunakan model pendekatan STM tepat di gunakan karena, pada penyampaian materinya memerlukan pemahaman konsep konsep dasar yang tentunya saling berkaitan dengan kejadian atau fakta- fakta yang di temukan oleh siswa dan kaitannya dengan sains teknologi di masyarakat. Karakteristik dan kompetensi dasar dari materi usaha dan energi yaitu mengenal konsep energi, berbagai sumber energi. Sehingga banyak hal yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tentang pengaplikasian usaha dan energi, salah satu contoh perubahan energi cahaya menjadi energi listrik pada sel surya. Apabila diajarkan dengan pendekatan sains teknologi masyarakat maka akan lebih menambah wawasan dan pengetahuan siswa tentang teknologi apa saja yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah yang telah diajarkan. Dari uraian latar belakang tersebut maka penelitian ini mengangkat judul PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI DI KELAS VIII SMESTER I MTS AN-NUR PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2016/2017.

6 B. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana keterampilan proses sains menggunakan pendekatan STM pada materi pokok usaha dan energi? 2. Bagaimana hasil belajar kognitif siswa menggunakan pendekatan STM pada materi pokok usaha dan energi? 3. Adakah korelasi (hubungan) yang signifikan antara keterampilan proses sains dengan hasil belajar kognitif siswa menggunakan pendekatan STM pada materi pokok usaha dan energi? 4. Bagaimana aktivitas siswa menggunakan model pendekatan STM pada materi pokok usaha dan energi? 5. Bagaimana pengelolaan pembelajaran siswa menggunakan model pendekatan STM pada materi pokok usaha dan energi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana yang telah diungkapkan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Keterampilan proses sains siswa menggunakan pendekatan STM pada materi pokok usaha dan energi. 2. Hasil belajar kognitif siswa menggunakan pendekatan STM pada materi pokok usaha dan energi. 3. Korelasi (hubungan) yang signifikan antara keterampilan proses sains dengan hasil belajar kognitif siswa menggunakan pendekatan STM pada materi pokok usaha dan energi.

7 4. Aktivitas siswa menggunakan model pendekatan STM pada materi pokok usaha dan energi. 5. Pengelolaan pembelajaran siswa menggunakan model pendekatan STM pada materi pokok usaha dan energi. D. Batasan Masalah 1. Keterampilan proses sains yang digunakan dalam pembelajaran adalah keterampilan proses sains dasar meliputi 6 indikator yaitu observasi, klasifikasi, mengkomunikasi, mengukur, memprediksi, dan menyimpulkan. 2. Hasil belajar yang digunakan dalam pembalajaran adalah hasil pembelajaran kognitif. E. Manfaat Penelitian Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Pendidik atau calon pendidik, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pendekatan pembelajaran dalam pembelajaran fisika yang tepat sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses belajar mengajar di sekolah sehingga prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan. 2. Menambah wawasan siswa mengenai teknologi di masyarakat yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menjadi bahan referensi bagi penelitian yang sejenis.

8 F. Hipotesis Hipotesis penelitian untuk rumusan masalah kedua yaitu: Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan proses sains dengan hasil belajar siswa menggunakan STM Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan proses sains dengan hasil belajar siswa menggunakan STM G. Definisi konsep Untuk menghindari kerancuan dalam mempermudah pembahasan tentang definisi konsep dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan sebagai berikut: 1. Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. 9 2. Pendekatan pembelajaran STM adalah singkatan dari Sains Teknologi Masyarakat yang dikembangkan untuk meningkatkan literasi ilmiah individu agar mengerti sains, teknologi dan masyarakat berpengaruh satu sama lain, serta untuk meningkatkan kemampuan menggunakan pengetahuan dalam membuat keputusan. 10 9 Tim Redaksi. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar. Jakarta : Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011. h,400 10 Uus Toharudin, Dkk, Membangun literasi sains peserta didik, 1,h.91

9 3. Keterampilan proses sains adalah seluruh keterampilan ilmiah yang digunakan untuk menemukan konsep atau prinsip atau teori dalam rangka mengembangkan konsep yang telah ada atau menyangkal penemuan sebelumnya. 11 4. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-banda di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi dari benda-banda alam tersebut. 12 5. Usaha adalah hasil kali antara gaya dan perpindahan. Sedangkan energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. 13 H. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi bagian, yaitu : 1. Bab I, pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, digambarkan secara global penyebab serta alasan-alasan yang memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian ini. Selain itu, batasan masalah yaitu untuk memperjelas dalam pembahasan yang ingin diteliti dan dirumuskan secara sistemtis mengenai masalah yang akan dikaji agar penelitian ini lebih terarah. Kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penelitian serta definisi konsep untuk menghindari kerancuan dan mempermudah pembahasan. 11 Uus Toharudin dkk, Membangun literasi,h.36 12 Ganijanti Aby Sarojo, Seri Fisika Dasar Mekanika,Jakarta: Salemba Teknika,2002, h. 2 13 Windagdo Mangunwiyoto dan Harjono, Pokok-Pokok Fisika SMP untuk Kelas VIII, Jakarta : Erlangga. 2004, h. 48

10 2. Bab II, memaparkan deskripsi teoritik yang menerangkan tentang variabel yang diteliti yang akan menjadi kajian teoritis dalam penelitian yang memuat dalil-dalil atau argumen-argumen variabel yang akan diteliti. 3. Bab III, metode penelitian yang berisikan pendekatan dan jenis penelitian serta wilayah atau tempat penelitian ini dilakukan. Selain itu di dalam bab tiga ini juga dipaparkan mengenai populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data dan teknik analisis data agar data yang diperoleh benar-benar dapat dipercaya. 4. Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian berisi data-data yang diperoleh saat penelitian dan pembahasan berisi pembahasan dari data-data hasil penelitian. 5. Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi tentang jawaban atas rumusan masalah penelitian dan saran berisi tentang saran pelaksanaan penelitian selanjutnya. 6. Daftar Pustaka: berisi literatur-literatur yang digunakan dalam penulisan Skripsi.