PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

PENGATURAN TEGANGAN PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA 1 HP SEBAGAI GENERATOR INDUKSI SATU FASA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKOHIDRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

MOTOR INDUKSI SPLIT PHASE SEBAGAI GENERATOR INDUKSI SATU FASA

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

PENGARUH KECEPATAN PUTAR DAN BEBAN TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE KECEPATAN RENDAH

ANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE ABSTRAKSI

SISTEM PENGEREMAN REGENERATIVE MENGGUNAKAN KAPASITOR PADA MOTOR LISTRIK BERPENGGERAK MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK

Dengan : f = frekuensi stator (Hz) n s = kecepatan putar medan magnet atau kecepatan putar rotor (rpm) p = jumlah kutub.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

GENERATOR SINKRON Gambar 1

RANCANG BANGUN MODEL PENYEIMBANG BEBAN PADA GENERATOR INDUKSI

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE DARI MOTOR INDUKSI 3 FASE

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TERHADAP TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI 1 FASE 6 KUTUB

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

RANCANG BANGUN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP ARUS JANGKAR DAN FAKTOR DAYA MOTOR SINKRON TIGA FASA. Elfizon. Abstract

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II LANDASAN TEORI

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

PENGARUH KAPASITOR BANK TERHADAP OUTPUT DARI GENERATOR INDUKSI 1 FASA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK TEGANGAN DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA SEBAGAI GENERATOR INDUKSI DENGAN KELUARAN SATU FASA

Gambar 1. Karakteristik torka-kecepatan pada motor induksi, memperlihatkan wilayah operasi generator. Perhatikan torka pushover.

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan.

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

Analisis Operasi Paralel Generator Induksi Penguatan Sendiri

PERANCANGAN GENERATOR INDUKSI MAGNET PERMANEN SATU FASE KECEPATAN RENDAH

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KECEPATAN PUTAR TERHADAP KELUARAN TEGANGAN DAN FREKUENSI PADA GENERATOR INDUKSI 1 FASA

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT

PENGARUH KECEPATAN PUTAR DAN KAPASITOR PARAREL PADA BELITAN BANTU TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 6 KUTUB

ANALISIS MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN METODE CYCLOCONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI PADA GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI DENGAN KOMPENSASI TEGANGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

BAB II GENERATOR SINKRON

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

DESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN EKSITASI TERHADAP DAYA REAKTIF GENERATOR

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

Modul Laboratorium Sistem Kendali. Penyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

Perancangan Rangkaian Pengasutan Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Arduino Nano

ANALISIS DAN SIMULASI PENGATURAN TEGANGAN GENERATOR INDUKSI BERPENGUATAN SENDIRI MENGGUNAKAN STATIC SYNCHRONOUS COMPENSATOR (STATCOM)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BANK KAPASITOR TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASA KECEPATAN RENDAH

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

PENGOPERASIAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR UNTUK PEMBANGKITAN LISTRIK TENAGA MIKRO HYDRO (PLTMH)

PENGUJIAN UNJUK KERJA VARIABEL SPEED DRIVE VF-S9 DENGAN BEBAN MOTOR INDUKSI 3 FASA 1 HP

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative)

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

Transkripsi:

Jurnal ELTEK, Vol 12 Nomor 02, Oktober 2014 ISSN 1693-4024 PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR 16 Andriani Parastiwi 1 Abstrak Motor induksi yang bila digunakan secara terbalik dapat digunakan sebagai generator (MISG). Motor induksi tiga fase dapat digunakan sebagai generator induksi satu fase dengan penambahan 3 kapasitor dengan konfigurasi delta. Pada kondisi tanpa pengaturan, perubahan beban yang terpasang pada MISG dapat mengakibatkan perubahan tegangan dan frekuensi yang dihasilkan dari 185VAC sampai 220VAC. Dengan pengaturan tegangan dan frekuensi MISG menggunakan rangkaian elektronika diprediksi dapat meningkatkan kestabilannya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan rangkaian elektronika untuk pengaturan tegangan dan frekuensi MISG telah berhasil meningkatkan kestabilan tegangan yang dihasilkan. Pengujian pada motor induksi 4KW 3fase yang digunakan sebagai generator 1fase digunakan kapasitor 75μF400VAC dengan mikrokontroler sebagai pengontrol MISG dengan beban resistif berupa lampu 500W sampai 3KW dihasilkan luaran tegangan 1fase 220Volt 50Hertz yang bervariasi dari 205VAC sampai 222VAC sehingga dapat digunakan pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Kata-kata kunci: Mikrohidro, Generator Induksi, Pengaturan, Tegangan. Abstract Induction motor when used in reverse can be used as a generator (MISG). Three-phase induction motor can be used as a single-phase induction generator with the addition of three capacitors with delta configuration. In the condition without control-system, load change in MISG can lead to changes in voltage and frequency generated from 185VAC to 220VAC. Additional voltage and frequency control using electronic circuit in MISG was predicted to increase voltage stability. The results of this study concluded that the use of electronic circuits for 1 Andriani Parastiwi. Dosen Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri Malang

Andriani P, Pengaturan Tegangan dan Frekuensi, Hal 16-29 voltage and frequency settings MISG has managed to increase the generated voltage stability. Tests on 3fase 4KW induction motor used as a generator using 3 capacitor 75μF400VAC used with a microcontroller as MISG controller with resistive loads such as light-bulbs 500W to 3KW generated output voltage 220Volt50Hertz varying from 205VAC to 222VAC so it can be used on microhydro power plant. Keywords: microhydro, induction generator, control, voltage. 1. PENDAHULUAN Peningkatan pelestarian lingkungan dan pengaturan pengairan telah meningkatkan peluang untuk mengembangkan pemakaian energi aliran irigasi/sungai. Aliran irigasi/sungai dapat dipakai sebagai sumber energi terbarukan dengan pengembangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang menghasilkan listrik dibawah 10KWatt biasanya menggunakan generator induksi. Kelebihan generator induksi diantaranya adalah konstruksinya yang membuatnya lebih handal dibandingkan dengan generator sinkron. Namun demikian memiliki kelemahan dalam hal regulasi tegangan dan frekuensi[1]. Motor induksi dapat digunakan sebagai generator (MISG) dimana besarnya frekuensi dan tegangan yang dihasilkan tergantung dari kecepatan rotor, kapasitansi dari kapasitor eksitasi, dan beban terpasang[2]. Dibutuhkan kecepatan minimum untuk menghasilkan tegangan yang diharapkan dan kecepatan maksimum untuk menghindarkan kerusakan mekanis MISG[1,3]. Pemakaian komponen semikonduktor dalam mengatasi permasalahan regulasi tegangan dan frekuensi MISG telah dibahas dalam berbagai penelitian [4]. Penelitian-penelitian tersebut di atas tidak membahas efek dari perubahan beban MISG terhadap tegangan yang dihasilkan. Dalam artikel ini dipaparkan hasil penelitian berupa metode untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang membangkitkan listrik menggunakan MISG dimana tegangan yang dihasilkan diharapkan lebih stabil melalui pengaturan tegangan dan frekuensi. 17

Jurnal ELTEK, Vol 12 Nomor 02, Oktober 2014 ISSN 1693-4024 2. KAJIAN PUSTAKA Generator pada pembangkit listrik tenaga hidro dapat berupa generator sinkron maupun generator asinkron. Pada pembangkit dengan kapasitas besar biasanya digunakan generator sinkron, sebaliknya pada pembangkit dengan kapasitas daya terbangkit orde mikro maupun orde piko digunakan generator asinkron. Salah satu jenis generator asinkron adalah generator induksi. Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik yang paling luas digunakan dapat digunakan sebagai generator. Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-fase dan motor induksi 1- fase. 2.1 Prinsip Kerja MISG Untuk mengoperasikan MISG, generator induksi harus dieksitasi menggunakan tegangan yang leading. Ini biasanya dilakukan dengan menghubungkan generator kepada sistem tenaga yang ada. Pada generator induksi yang beroperasi standalone, kapasitor harus digunakan untuk memberikan daya reaktif. Daya reaktif yang diberikan harus sama atau lebih besar daripada daya reaktif yang diambil mesin ketika beroperasi sebagai motor. Tegangan terminal generator akan bertambah dengan pertambahan kapasitansi. Mesin induksi dapat dioperasikan sebagai motor maupun sebagai generator. Bila dioperasikan sebagai motor, mesin induksi harus dihubungkan dengan sumber tegangan (jala jala) yang akan memberikan energi mekanis pada mesin tersebut dengan mengambil arus eksitasi dari jala jala dan mesin bekerja dengan slip lebih besar dari nol sampai satu (0 s 1). Sedangkan, jika mesin dioperasikan sebagai generator, maka diperlukan daya mekanis untuk memutar rotornya searah dengan arah medan putar melebihi kecepatan sinkronnya dan sumber daya reaktif untuk memenuhi kebutuhan arus eksitasinya. Kebutuhan daya reaktif dapat diperoleh dari jala jala atau dari kapasitor. Bila menggunakan kapasitor, maka kapasitor tersebut dihubungkan paralel dengan terminal keluaran generator. 18

Andriani P, Pengaturan Tegangan dan Frekuensi, Hal 16-29 Dalam pengoperasiannya, MISG mengonsumsi daya reaktif sehingga sumber daya reaktif eksternal harus terhubung kepada generator sepanjang waktu untuk menjaga medan magnet statornya. Sumber daya reaktif eksternal ini juga harus mengontrol tegangan generator. Tanpa arus medan, MISG tidak dapat mengontrol tegangan keluarannya sendiri. Bila suatu konduktor yang berputar didalam medan magnet (kumparan stator) akan membangkitkan tegangan sebesar: e = B.l.v (1) dimana e : tegangan induksi yang dihasilkan (volt) B: fluks magnetik (weber) l : panjang konduktor yang dilewati medan magnet (m) v : kecepatan medan magnet melewati konduktor (m/s) Syarat utama terbangkitnya tegangan MISG adalah adanya muatan kapasitor di rotor atau kapasitor eksitasi yang digunakan harus mempunyai muatan listrik terlebih dahulu. Muatan kapasitor merupakan tegangan awal yang diperlukan untuk proses pembangkitan tegangan selanjutnya. Proses pembangkitan tegangan akan terjadi bila salah satu syarat di atas dipenuhi. Dengan menghubungkan kapasitor di terminal stator, akan terbentuk suatu rangkaian tertutup. Dengan adanya tegangan awal tadi, di rangkaian akan mengalir arus. Arus tersebut akan menghasilkan fluksi di celah udara, sehingga di stator akan terbangkit tegangan induksi. 2.2 Pemasangan Kapasitor Pada MISG Nilai kapasitor yang dipasang sangat menentukan terbangkitnya tegangan, untuk terbangkitnya tegangan MISG, nilai kapasitor yang dipasang harus lebih besar dari nilai kapasitor minimum yang diperlukan untuk proses eksitasi. Jika kapasitor yang dipasang lebih kecil dari kapasitor minimum yang diperlukan, maka proses pembangkitan tegangan tidak akan berhasil. 19

Jurnal ELTEK, Vol 12 Nomor 02, Oktober 2014 ISSN 1693-4024 Kapasitor eksitasi adalah salah satu sumber eksitasi yang digunakan sebagai penghasil daya reaktif pada MISG. Dengan eksitasi yang mencukupi, akan diperoleh kondisi optimal pengoperasian pembangkit dalam bentuk faktor daya dan efisiensi yang tinggi, regulasi tegangan yang rendah dan pada gilirannya akan memperbaiki keseluruhan performansi sistem. Sebaliknya kekurangan eksitasi akan mengakibatkan MISG dapat kehilangan tegangan (voltage collapse) dan ketidak-stabilan sistem. Pemasangan kapasitor sebagai sumber eksitasi yang dirangkai secara paralel pada sistem dapat dilakukan dengan hubungan Delta (Δ) ataupun hubungan Wye (Y) seperti terlihat pada gambar 1. a)kapasitor Delta b)kapasitor Wye Gambar 1 Kapasitor Terhubung Delta dan Terhubung Wye Jatuhnya tegangan keluaran yang dihasilkan MISG seiring dengan bertambahnya beban merupakan salah satu kekurangan yang sering dijumpai, sehingga menyebabkan nilai regulasi tegangan juga meningkat. Metode umum yang banyak digunakan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan memasang kapasitor yang dihubungkan secara seri pada sistem. Pemasangan kapasitor tersebut dikenal juga dengan kapasitor kompensasi tegangan seperti pada Gambar 2 dan 3. 20 Gambar 2 Rangkaian Ekivalen dan Diagram Phasor Tanpa Kapasitor Kompensasi

Andriani P, Pengaturan Tegangan dan Frekuensi, Hal 16-29 Gambar 3 Rangkaian Ekivalen dan Diagram Phasor Dengan Kapasitor Kompensasi MISG bekerja dengan slip yang lebih kecil dari nol (s<0). Motor induksi tiga phasa dapat dioperasikan sebagai generator dengan cara memutar rotor pada kecepatan di atas kecepatan medan putar ( nr > ns ) dan atau mesin bekerja pada slip negatip (s<0) ns=120f/p (2) dengan: ns : Kecepatan medan putar, rpm f : Frekuensi sumber daya, Hz p : Jumlah kutub motor induksi. Sehingga : ns = Ns - Nr / Ns. 100 %, nr > ns (3) dengan : s : slip ns : Kecepatan medan putar nr : Kecepatan putar rotor MISG bekerja sendiri maka mesin ini memerlukan kapasitor untuk membangkitkan arus eksitasi. Fungsi pemasangan kapasitor pada MISG ini adalah untuk menyediakan daya reaktif. Pada mesin induksi tidak terdapat hubungan listrik antara stator dengan rotor, karena arus pada rotor merupakan arus induksi. Jika kumparan stator diberi tegangan tiga phasa, maka pada stator akan dihasilkan arus tiga phasa, arus ini kemudian akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns) dan kemudian akan melakukan pengisian muatan ke kapasitor (C) yang dipasang paralel dengan stator yang 21

Jurnal ELTEK, Vol 12 Nomor 02, Oktober 2014 ISSN 1693-4024 tujuannya untuk memberikan tegangan ke stator untuk mempertahankan kecepatan sinkron (ns) motor induksi pada saat dilakukan pelepasan sumber tegangan tiga phasa pada stator. Gambar 4 Karakteristik Torsi Kecepatan Mesin Induksi Dari kurva karakteristik antara kecepatan dan kopel motor induksi pada Gambar 4 dapat dilihat, jika sebuah motor induksi dikendalikan agar kecepatannya lebih besar daripada kecepatan sinkron oleh penggerak mula, maka arah kopel yang terinduksi akan terbalik dan akan beroperasi sebagai generator. Semakin besar kopel pada penggerak mula, maka akan memperbesar pula daya listrik yang dihasilkan. 2.3 Pengaturan Pembebanan Pada MISG Pengaturan pembebanan pada PLTMH skala kecil dengan menggunakan generator induksi menjadi sesuatu yang harus dilakukan. Hal tersebut dilakukan dengan memasang beban penyeimbang yang paralel terhadap beban utama. Beban penyeimbang adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai regulator tegangan dan arus pada sebuah generator listrik. Beban penyeimbang ini cocok untuk sebuah pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang menggunakan generator induksi. Ada beberapa keuntungan dari pengontrolan beban penyeimbang ini, yaitu: 1. Menghindari peralatan mekanik atau listrik yang mahal. 2. Alat pengontrol beban relatif lebih sederhana dan lebih murah. 3. Pengontrol beban ini digunakan untuk menerima perubahan beban. 4. Perawatannya sederhana. 22

Andriani P, Pengaturan Tegangan dan Frekuensi, Hal 16-29 Beban penyeimbang atau disebut Dummy Load merupakan sebuah beban terkontrol yang dalam aplikasinya digunakan untuk meratakan nilai beban total generator dengan beban utama. Dengan kata lain daya keluaran dari generator akan stabil meskipun terjadi perubahan konsumsi daya pada beban utama seperti tampak pada Gambar 5 dibawah ini. Gambar 5 Grafik Pemakaian Daya pada Beban Utama dan Beban Penyeimbang Gambar 6 Pengaturan Pembebanan Secara Elektronik Karya Luden[5] Pgen = Pbu + Pbp = Pkonstan Beban penyeimbang dapat berupa komponen yang bersifat resistif. Pengaturan beban penyeimbang dapat digunakan 23

Jurnal ELTEK, Vol 12 Nomor 02, Oktober 2014 ISSN 1693-4024 beberapa nilai yang nantinya dapat dipilih dengan menggunakan saklar atau dapat juga menggunakan sebuah beban variabel dengan pengontrolan secara elektronik. Pengontrolan dapat menggunakan komponen elektronika aktif atau dapat juga menggunakan mikrokontroler seperti yang dirancang oleh Luden pada Gambar 6. Besar daya yang dikomsumsi pemakai PLTMH yaitu beban utama dideteksi dengan menggunakan pembagi tegangan pada transformator step down 9Volt yang dimasukkan sebagai input komparator 1 dan komparator 2 pada mikrokontroler PIC16F628. Zero crossing detector dilakukan dengan menggunakan software. Beban penyeimbang berupa 8 beban resistif yang masing-masing dinyalakan dengan menggunakan TRIAC. Pengaturan pembebanan cara Luden ini menggunakan lampu sebagai beban. Pemakaian transformator sebagai detektor daya utama memiliki kelemahan pada adanya pergeseran fase antara sinyal pada kumparan primer dan sekunder yang mengakibatkan kurang tepatnya hasil deteksi zero crossing. 3. METODE Sistem pengaturan pembebanan pada PLTMH skala kecil dengan menggunakan MISG pada penelitian ini dilakukan dengan memasang beban penyeimbang yang paralel terhadap beban utama sebagai pengaturan tegangan dan frekuensi pada MISG. Beban penyeimbang merupakan sebuah beban terkontrol digunakan untuk meratakan nilai beban total generator dengan beban utama, sehingga daya keluaran dari generator akan stabil meskipun terjadi perubahan konsumsi daya pada beban utama. Blok diagram sistem pengaturan pembebanan seperti tampak pada Gambar 7. 24

Andriani P, Pengaturan Tegangan dan Frekuensi, Hal 16-29 J1 Motor Induksi Sebagai Generator C CURRENT SENSOR MICRO CONTROLLER J4 FIRING CIRCUIT SCR1 SCR2 100K 100nF J2 J5 2C PRIME LOAD BALANCE LOAD J3 Gambar 7 Blok Diagram Sistem Pengaturan Tegangan dan Frekuensi MISG Motor induksi yang digunakan sebagai generator dipasangkan 3 kapasitor C dan 2C pada kumparannya. Pengujian pada motor induksi 4KW 3fase yang digunakan sebagai generator 1fase digunakan kapasitor 75μF400V AC dengan mikrokontroler sebagai pengontrol MISG dengan beban resistif berupa lampu 500W sampai 3KW dihasilkan luaran tegangan 1fase 220Volt 50Hertz sehingga dapat digunakan pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Beban utama (prime-load) dipasangkan pada output MISG dengan sensor arus (current-sensor) berfungsi sebagai pengukur arus yang mengalir ke beban utama. MISG digerakkan di sekitar 1445RPM sehingga didapatkan tegangan sekitar 220VAC. Tegangan dan frekuensi diamati dengan menggunakan alat ukur oscilloscope dan voltmeter AC untuk beban utama yang bervariasi. 4. PEMBAHASAN DAN ANALISIS Motor induksi 3 fase dapat digunakan sebagai generator dengan penambahan kapasitor pada terminal-terminalnya sedemikian hingga arus magnetisasi dapat menghasilkan tegangan saat MISG belum terpasang beban. Motor induksi dan kapasitor yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 8 dimana kapasitor dipasangkan pada MISG seperti pada Gambar 7. 25

Jurnal ELTEK, Vol 12 Nomor 02, Oktober 2014 ISSN 1693-4024 Sedangkan Gambar 9 merupakan foto seting peralatan dalam penelitian ini. Dalam penelitian digunakan motor penggerak dengan putaran yang dapat diatur untuk menggerakkan MISG. Osciloscope dengan probe 10:1 digunakan untuk mengukur tegangan dan frekuensi yang dihasilkan MISG. Motor penggerak diatur untuk memberikan kecepatan dari 1115RPM sampai 1450RPM dengan beban utama (prime load) berupa bola lampu dan beban penyeimbang (balance load) berupa filament pemanas. Rangkaian kontrol menggunakan mikrokontroler ATMega16 dengan sensor arus ACS712. Gambar 8 Motor Induksi dan Kapasitor yang Dipakai Dalam Penelitian Gambar 9 Foto Seting Peralatan Penelitian 26

Andriani P, Pengaturan Tegangan dan Frekuensi, Hal 16-29 Output dari sensor arus berupa tegangan DC yang berubah sesuai dengan arus yang lewat yang selanjutnya tegangan ini digunakan sebagai inputan ADC mikrokontroler yang akan mengkonversikannya menjadi 8 bit data yang digunakan sebagai masukan dari PWM mikrokontroler yang akan mengubah dutycycle dari pulsa yang dihasilkan. Output PWM ini selanjutnya digunakan untuk menyalakan SCR melalui firing-circuit sehingga beban penyeimbang (balance-load) akan menyala sesuai dengan besar arus pada beban utama. Pengubahan beban utama (prime load) diberikan pada MISG yang tanpa pengaturan dimana beban utama berupa lampu dengan daya bervariasi dari 500W sampai 4000W. Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 10 dimana pada saat tanpa rangkaian pengaturan besar tegangan MISG 220VAC saat beban sampai 1000W. Sedangkan saat beban 3500W tegangan MISG turun menjadi 159W. Oleh sebab itu dapat disimpulkan behwa tegangan MISG semakin menurun pada saat daya beban semakin tinggi. Gambar 10 Tegangan Generator Saat Tanpa Pengaturan Hasil pemakaian rangkaian elektronika untuk pengaturan MISG seperti pada Gambar 7 dengan beban utama yang bervariasi dapat dilihat pada Gambar 11. Pada saat beban utama sebesar 500W didapatkan tegangan MISG sebesar 220VAC, tegangan MISG paling rendah didapatkan saat daya 1500W maupun 3000W sebesar 195VAC. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan rangkaian elektronika untuk pengaturan tegangan dan frekuensi MISG telah berhasil meningkatkan kestabilan tegangan yang dihasilkan. Pengujian pada motor induksi 4KW 3fase yang digunakan sebagai generator 1fase digunakan kapasitor 75μF400V AC dengan mikrokontroler 27

Jurnal ELTEK, Vol 12 Nomor 02, Oktober 2014 ISSN 1693-4024 sebagai pengontrol MISG dengan beban resistif berupa lampu 500W sampai 3KW dihasilkan luaran tegangan 1fase 220Volt 50Hertz sehingga dapat digunakan pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Gambar 11 Tegangan Generator Menggunakan Pengaturan Tegangan dan Frekuensi 5. PENUTUP 1. Motor induksi tiga fase dapat digunakan sebagai generator induksi satu fase dengan penambahan 3 kapasitor dengan konfigurasi delta. 2. Perubahan beban pada Generator Induksi berpengaruh terhadap tegangan dan frekuensi yang dihasilkan. 3. Pemakaian pengaturan MISG dengan rangkaian elektronika dapat mengurangi pengaruh beban terpasang yang berpengaruh terhadap tegangan dan frekuensi yang dihasilkan. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Singh, G. 2004. Self-excited induction generator research-a survey. Electric Power Systems Research, 69, 2004, pp.107-114. [2] Gatte, M. Kadhim, R. & Rasheed, F. 2011. Using Water Energy for Electrical Energy Conservation by Building of Micro hydroelectric Generators on The Water Pipelines That 28

Andriani P, Pengaturan Tegangan dan Frekuensi, Hal 16-29 Depend on The Difference in Elevation. Iraq J. Electrical and Electronic Engineering Vol.7 No.2, 2011 [3] Joshi, D. Sandhu, K. dan Soni, M. 2009. Voltage Control of Self-Excited Induction Generator using Genetic Algorithm. Turk J Elec Eng & Comp Sci, Vol.17, No.1, 2009. Online http://journals. tubitak.gov.tr/ elektrik/issues/elk-09-17-1/elk- 17-1-6-0610-1.pdf. [4] Farrag, M. dan Putrus, G. 2014. Analysis of the Dynamic Performance of Self-Excited Induction Generators Employed in Renewable Energy Generation. Energies 2014, 7, 278-294; doi:10.3390/en7010278 [5] Ludens. 2009. Electronic Load Controller for Microhydro System. Online http://ludens.cl/electron/picelc/picelc.html diakses 2 Juli 2013. 29