BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN HABIB MUNDZIR TENTANG KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK. A. Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Habib Mundzir

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT HABIB MUNDZIR. Sayyid Mundzir atau lebih dikenal dengan sebutan Al-Habib Mundzir

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

PEPERIKSAAN PERCUBAAN SPM 2007

Pertama, simaklah firman Allah SWT. tentang beliau. Dalam Al-Qur an Allah SWT. menggambarkan pribadi Rasul Saw. sebagai berikut:

Bid'ah-Bid'ah di Bulan Rajab

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

E٤٢ J٣٣ W F : :

BAB 1 PENDAHULUAN. disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-nya yang menang di

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

Konsisten dalam kebaikan

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014

Tuntunan Pertama Hari Raya Menurut Islam

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

Rasulullah s.a.w telah bersabda: Kebanyakan sebab yang memasukkan manusia ke dalam syurga ialah taqwa kepada Allah dan kebaikan budi pekerti.

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

HAKIM YANG IDEAL MENURUT KACAMATA ISLAM

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani kearah terbentuknya kepribadian utama (pribadi

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

MASUK SURGA Karena MEMBUANG DURI

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis

Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

Cece Abdulwaly. Diterbitkan oleh: melalui:

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

Pendidikan Agama Islam

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN DEWAN PENGAWAS SYARI AH BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TERHADAP FATWA DSN NO

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

Pendidikan Agama Islam

GURU MENGELUHKAN MURIDNYA YANG TIDAK PATUH DAN TIDAK MENERIMA NASEHAT

Kewajiban Pemerintah dan Rakyat

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

ASAS HIDUP TAKWA Oleh Nurcholish Madjid

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SALAM PADA TUHAN Oleh Nurcholish Madjid

Mengapa Hidayah Enggan Menyapa?

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Tafsir Surat Al-Kautsar

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

HOME WORK ACTIVITY TAHUN PELAJARAN

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Hari ini adalah hari Asyura, dan saya puasa pada hari tersebut, siapa yang suka maka hendaklah dia puasa dan siapa yang suka dia berbuka

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS

Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan

Menerangkan akhlak Nabi Muhammad SAW. Menjelaskan akhlak Nabi adalah akhlak al-quran

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS

Bersihkan Hatimu Untuk Membangun Ummat

PENGARUH METODE KERJA KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS IV MINU WARU II SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

lalui, tapi semua itu sama sekali tidak memberikan bekas apa pun pada diri kita.

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

IMPLEMENTASI MUATAN LOKAL BTQ DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN SISWA KELAS VIII DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sombong. (HR. Ahmad). Al-qur an juga disebutkan didalam surat Al-Isra ayat 27 yang berbuyi:

untuk mengikuti ajaran Ibrahim dan agar beliau dan umat Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

KELUARGA SAMARA BERSAMA RADIO IMSA. Topik 2: TERUS TERANG DAN BATASANNYA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

ANAK KITA MASA DEPAN DUNIA DAN AKHIRAT. Nur Rochmah K.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

: : :

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

Mengimani Kehendak Allah

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hubungan cinta, kasih sayang dan kesenangan.

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008

Hadits-hadits Shohih Tentang

Keutamaan Membaca. Publication: 1434 H_2013 M KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT. Oleh: Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Transkripsi:

80 BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN HABIB MUNDZIR TENTANG KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK A. Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Habib Mundzir 1. Urgensitas Pendidikan Akhlak Pola pendidikan yang diusung oleh pemikiran Habib Mundzir didalam kumpulan Tausyiyahnya adalah masih berupa gambaran secara umum, masih belum tersusun secara teratur tentang pendidikan seutuhnya. Dikarenakan belum pernah sama sekali penulis yang mencoba untuk menggali untaian ilmu yang berupa konsep pendidikan akhlak yang telah dipaparkan di dalam kumpulan Tausyiyah Habib Mundzir. Di dunia pendidikan kami mencoba menerapkan pemikiran Habib Mundzir yang tertera hadits riwayat Shahih Bukhari 117 dibawah ini : قال رسول االله صلى االله عليه وسلم : الا وان في الجسد مضغة اذا صلحت صلح الجسد كله واذا فسدت فسد الجسد كله الا وهي القلب (صحيح البخاري ( 117 Ibid., h.232

81 Ketahuilah, sungguh pada tubuh itu terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, jika ia buruk maka buruklah seluruh tubuhnya, ketahuilah bahwa ia adalah hati. (HR.Bukhari) Allah SWT selalu memuliakan hamba-hambanya, dan beruntung mereka yang mengikuti Nabi Muhammad SAW, sehingga Rasulullah SAW menuntun kita dengan budi pekerti yang indah seraya bersabda: المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده والمهاجر من هجر ما ى االله 118 عنه Seorang Muslim yang baik adalah Muslim yang tidak mengganggu Muslimin lainnya dengan lidahnya dan perbuatannya, dan sebaik-baik orang yang hijrah adalah orang yang hijrah dari apa-apa yang dilarang oleh Allah SWT. Dari sini kami memulai pengambilan konsep pendidikan yang terkandung di dalam dua hadits di atas adalah sebagai berikut: 1. Sebelum mengawali proses belajar mengajar sebaiknya meluruskan niat yang baik dan ikhlas karena mengharap ridlo Allah SWT, karena dengan awal niatan yang baik pasti akan tercapai suatu tujuan yang mulia dengan pengawasan dan bimbingan oleh Sang Maha Ilmu dan Bijaksana kepada para hambanya yang mau mendedikasikan dirinya sebagai seorang yang berilmu. 118 Ibid., h.235

82 2. Sebagai pelaku pendidikan yang Muslim dan berakhlak mulia tidak lepas dari perilaku yang mulia pula yang terbebas dari tindakan-tindakan yang mencelakakan orang-orang yang berinteraksi di ruang lingkup pendidikan yang digelutinya. 2. Tujuan Pendidikan Akhlak Dalam menelusuri suatu pemahaman tentang akhlaq secara umum kemudian di rubah ke bentuk khusus yakni suatu konsep pendidikan akhlaq yang diambil dari pemikiran-pemikiran yang tercantum di dalam buku 70 kumpulan Tausyiyah Habib Mundzir diantaranya adalah akhlaq memulyakan tamu yang mana mengambil satu hadits dari kitab Shahih Bukhari من كان يو من باالله واليوم الاخر فلايو ذي جاره ومن كان يو من باالله واليوم الاخر فليكرم ضيفه ومن كان يو من باالله واليوم الاخر فليقل خيرا او ليصمت Artinya : Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir janganlah menyakiti tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik atau diam (HR.Bukhori) 119. 119 Mundzir Almusawa, 70 Kumpulan Tausyiyah Al-Habib Mundzir AlMusawa, (Jakarta: Majelis Rasulullah, 2009), cet.ke-1, h.17

83 Dari hadits diatas penulis mencoba mengambil intisari dari suatu hal yang umum menjadi yang khusus dalam suatu konsep pendidikan akhlak harus bisa memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Dilarang menyakiti tetangga Subtansi dari hadits ini bisa diqiyaskan dalam bentuk suatu penerapan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yang mana harus selaras dan sesuai dengan lingkungan dan alam sekitar agar timbul suasana yang harmonis dan dinamis. 2. Memulyakan Tamu Dalam Pendidikan juga diperlukan adanya suatu akhlaq yang menerapkan penghormatan kepada tamu, dalam hal ini ketika diqiyaskan dengan peserta didik setiap element pendidikan harus senantiasa memulyakan dan menghormati semua pelaku peserta didik dengan semaksimal mungkin agar tercapai tujuan pendidikan yang paripurna. 3. Berkata yang Baik Apabila seorang pendidik dan peserta didik haruslah menggunakan komunikasi yang sebaik-baiknya agar mendapatkan manfaat dari suatu ilmu yang telah dipelajarinya. Apabila seorang pendidik berkata baik, maka peserta didik akan mengikuti jejak sang pendidik dengan mengambil hikmah suri ketauladanan yang telah termaktub dalam hadits Rasulullah SAW.

84 B. Konsekuenitas Para Pelaku Pendidikan 1. Tanggung Jawab Peserta Didik Sebagai peserta didik disini akan diterapkan dalam suatu olah pemikiran Habib mundzir, yang mana pada pembahasan ini penulis mencoba mengqiyaskan lagi suatu pemikiran habib mundzir yang ternuang di dalam hadits Rasulillah SAW di bawah ini: قال رسول االله صلى االله عليه وسلم : اياكم والظن فان الظن اكذب الحديث ولاتحسسوا ولاتجسسوا ولاتباعضوا ولاتدابروا وكونوا عباد االله اخوانا (صحيح البخاري ( Artinya : Berhati-hatilah kalian akan sangka menyangka, sungguh sangka menyangka adalah ucapan yang paling dusta, dan janganlah kalian menelusuri aib orang lain dan jangan memerintahkan orang lain tuk menelusuri aib orang lain, dan janganlah saling membenci dan janganlah saling bermusuhan, jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara 120. (HR.Bukhari) 120 Ibid., h.109

85 Dari sini bisa diambil suatu hikmah yang sangat luhur dalam suatu bentuk akhlaq diantaranya sebagai berikut: 1. Jangan Berburuk Sangka Pengqiyasan dari hadits di atas adalah terletak pada setiap pelaku pendidikan, peserta didik sebaiknya lebih mementingkan niatan-niatan yang mulia, janganlah condong berfikiran yang negatif kepada siapapun, terlebih kepada pendidik demi terciptanya suasana yang kondusif dan harmonis. 2. Jangan mencari aib orang lain Pada dasarnya setiap peserta didik pasti ada kurang dan lebihnya. Menurut penulis yang diambil dari paparan pemikiran Habib Mundzir yang terdapat dalam Hadits di atas adalah sebaiknya tidak diperbolehkan mencari kesalahan-kesalahan antara pendidik kepada peserta didik atau sebaliknya yang bisa berakibat fatal dengan menimbulkan suatu perdebatan yang tak ada ujungnya, dan pada akhirnya akan mengganggu dalam proses belajar mengajar. 3. Jangan Bermusuhan Selayaknya bagi peserta didik bersikap seperti ahli ilmu yang penuh dengan kedamaian dan kesejukkan tidak mengandalkan hawa nafsu yang bias menjurus kepada sifat-sifat arogan dan anarkhis para peserta didik.

86 2. Profesionalitas Pendidik Di sini keteguhan dan profesionalitas para pendidik akan diuji dan diterapkan langsung kepada peserta didik yang berasal dari pemikiranpemikiran yang timbul dalam buku karangan Habib Mundzir di atas adalah selaras dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW yang mana diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda: قال رسول االله صلى االله عليه وسلم : ان احسن الحديث كتاب االله واحسن الهدي هدي محمد صلى االله عليه وسلم وشر الامور محدثا ا (صحيح البخاري ( Sesungguhnya semulia-mulia ucapan adalah Kalamullah (Al-qur anul Karim), dan sebaik-baik petunjuk dan bimbingan adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW. (HR.Bukhari) Dari sini kami mencoba membiaskan Hadits di atas didalam bentuk suatu aspek dari pendidikan yang sumber dasar dari pendidkan akhlak pada Islam hanya bersumber dari 2 pedoman saja, yakni: 1. Kitabullah (Al-Qur an) Sudah maklum bahwasannya semua sumber ilmu dan pegangan hidup yang terpenting yang telah di amanahkan kepada manusia sebagai Khalifah fil ardli yang begitu berat, yang mana makhluk siapapun bahkan gunung pun tidak snaggup untuk mengembannya karena begitu berat tanggung jawabnya yakni Al-Qur an. Disini kami mencoba juga menganalisis dan mengqiyaskan kepada suatu bentuk khusus dalam

87 pendidikan pada masa kini adalah semua sumber ilmu hanya berdasar dan berawal dari rangkain dan untaian kata-kata yang termaktub dalam bait dan sajak-sajak yang ada dalam Al-Qur an. Maka wajib bagi pelaku pendidikan untuk menggali dan mengambil manfaat ilmu dan amal yang ada dalam Al-Qur an tersebut. 2. Petunjuk dan Bimbingan Rasulullah SAW Sebagai pelengkap Risalah Nabi Muhammad SAW petunjuk dan bimbingan Rasulullah SAW baik berupa ucapan dan perilaku Nabi pada kehidupan sehari-hari. Maka sebagaimana para pelaku pendidikan juga, sangat membutuhkan sebagai rujukan dan referensi ketika dalam proses belajar mengajar. Sebaiknya seorang pendidik dalam mengajarkan suatu ilmu tidak lepas dengan sumber-sumber yang valid dan kuat argumennya dalam pengambilan suatu pendapat dan pengetahuan. 3. Kekompakan Antar Pelaku Pendidikan Sebagai pelaku pendidikan yang berlandaskan keislaman dan berakhlak yang mulia lebih tepatnya kami mencoba mengambil hikmah hadits dibawah ini dg menarik suatu konsep di dalam dunia pendidikan yang ada pada hadits di bawah ini: قال و سول االله صلى االله عليه وسلم :

88 ان رجلا سي ال النبي صلى االله عليه وسلم : اي الاسلام خير قال تطعم الطعام وتقرو ا السلام على من عرفت ومن لم تعرف (صحيح 121 البخاري) Sabda Rasulullah SAW; Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai Islam yang baik? (muslim yang baik), sabda Rasulullah SAW : Kau membagikan makanan, dan mengucap salam pada yang kau kenal dan yang tak kau kenal. (HR.Bukhari) Sepantasnyalah bagi Muslim yang merangkap dirinya sebagai pelaku pendidikan yang berakhlak mulia tidak lepas dari inti sari hadits di atas yakni: 1. Islam dan subjeknya menganjurkan berperilaku yang baik, apalagi seorang pendidik dan peserta didik, diantaranya lebih dermawan dalam menyebarkan ilmunya semata-mata demi Allah SWT dan kemajuan serta peradaban Islam di masa yang akan datang dengan mengusung budi pekerti yang islami dan terbaik di muka bumi ini. 2. Para pelaku pendidikan baik pendidik dan peserta didik alangkah baiknya apabila selalu dan mebiasakan suatu keakraban yg tanpa adanya penghalang satu sama lainnya minimal dengan mengucapkan salam dan saling menyapa. Agar keduanya bisa lebih memahami dan lebih akrab yang nantinya akan mempermudah proses belajar mengajar. 121 Ibid., h.239

89 Dan pemikiran terakhir dari Habib Mundzir tentang suatu konsep pendidikan akhlak disini kami akan menerapkannya sesuai dengan hadits di bawah ini: قال رسول االله صلى االله عليه وسلم : لاتباعضوا, ولا تحاسدوا, ولاتدابروا, ايام وكونوا عباد االله اخوانا, ولايحل لمسلم ان يهجر اخه, 122 (صحيح البخاري) فوق ثلاثة Janganlah kalian saling membenci, jangan saling dengki dan iri, dan jangan pula saling memusuhi, jadilah bersaudara sesama hamba Allah SWT, dan tiadalah halal bagi Muslim untuk memutus hubungan/memusuhi saudara Muslimnya lebih dari tiga hari. (HR.Bukhari) Pada dasarnya seorang pelaku pendidikan sebaiknya menghindari dari apa yang diterangkan pada hadits di atas diantaranya: 1. Hindarilah suatu perdebatan yang pada ujungnya akan menimbulkan suatu permusuhan satu sama lainnya dan akhirnya kurang bisa mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung dalam pembahasan ilmu yang sedang dalam proses belajar mengajar. 2. Perihalah hubungan yang erat antara pelaku pendidikan dengan sebaik mungkin jangan terpecah belah yang ditimbulkan oleh suatu pemahaman yang berbeda dan menganggap dirinyalah yang paling benar dan unggul pendapatnya. 122 Ibid., h.434