BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Carl Frederick Gauss menyatakan bahwa matematika adalah ratunya ilmu pengetahuan. Kalimat tersebut seperti bermakna bahwa matematika layaknya seorang ratu yang berkuasa dan mempunyai pengaruh yang kuat bagi kemajuan disiplin ilmu lainnya. Tapi ironisnya, matematika yang begitu diagungkan ini cenderung tidak disukai oleh sebagian besar pelajar di Indonesia. Hingga saat ini matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sukar bagi sebagian besar siswa yang mempelajari matematika dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Tujuan umum pembelajaran matematika menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM, 2000) adalah sebagai berikut : 1. Komunikasi matematis adalah kemampuan menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis; kemampuan mengungkapkan kembali suatu masalah matematika dalam bahasa sendiri secara tertulis; dan kemampuan menyusun argumen atau mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis berdasarkan data atau bukti yang relevan. 2. Penalaran matematis adalah proses berfikir yang dilakukan dengan satu cara untuk menarik kesimpulan. 3. Pemecahan masalah matematis adalah kemampuan siswa untuk memahami, menyelesaikan dan menjawab masalah. 1
2 4. Koneksi matematis adalah keterkaitan baik antara konsep-konsep matematika, keterkaitan matematika dengan disiplin ilmu lain dan keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari. 5. Representasi matematis adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan atau ide-ide matematika dalam upayanya untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi. Kemampuan representasi matematis sangat berperan untuk mengubah ide abstrak menjadi konsep yang nyata, misalkan dengan gambar, simbol, kata-kata, grafik dan lain-lain. Ini menunjukkan bahwa kemampuan representasi matematis sangat diperlukan oleh siswa dalam memahami matematika. Oleh karena itu, banyak metode pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengikuti pembelajaran serta dapat mengemukakan gagasan atau ide-idenya sendiri. Terdapat salah satu alternatif metode pembelajaran yang yang bisa digunakan dalam pembelajaran matematika adalah teknik Scaffolding yang inti kegiatannya ada pada bimbingan guru. Teknik Scaffolding adalah teknik pembelajaran dimana guru memberikan bantuan kepada siswa pada tahap-tahap awal pelajaran kemudian mengurangi bantuan tersebut dan bahkan menghilangkannya sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggungjawabnya. Teknik Scaffolding merupakan jembatan yang digunakan untuk menghubungkan apa yang sudah diketahui oleh siswa dengan sesuatu yang baru yang akan dikuasai siswa. Zona antara tingkat kemampuan aktual dan potensial itu disebut zone of proximal development (ZPD). Untuk
3 mencapai tingkat kemampuan potensial itu, siswa memerlukan tangga atau jembatan untuk mencapainya. Teknik scaffolding digunakan oleh guru untuk membuat tahapan yang dapat digunakan agar siswa dengan mudah dapat melaksanakan tugas kompleks setahap demi setahap. Adanya tahapan-tahapan tersebut diharapkan pencapaian siswa pada zone of proximal development dengan menggunakan teknik scaffolding akan lebih baik. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti ingin mengkaji lebih lanjut tentang pengaruh penggunaan teknik scaffolding terhadap kemampuan representasi matematis siswa. Kajian ini akan dilaksanakan melalui penelitian dengan judul Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP Negeri 3 Kedungreja. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan teknik scaffolding? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa teknik scaffolding? 3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis antara siswa yang mengikuti pembelajaran teknik scaffolding dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?
4 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan teknik scaffolding. 2. Mengetahui peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa teknik scaffolding. 3. Mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis antara siswa yang mengikuti pembelajaran teknik scaffolding dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu: 1. Bagi siswa a. Melatih siswa meningkatkan kemampuan representasi matematisnya. b. Merasakan pembelajaran dengan teknik scaffolding. 2. Bagi Guru Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pelaksanaan pengajaran matematika di sekolah Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data bagi guru dalam merumuskan teknik pembelajaran terbaik untuk siswanya. Memperluas wawasan mengenai teknik Scaffolding. 3. Bagi Sekolah Memiliki referensi baru tentang teknik pembelajaran yang diharapkan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.
5 4. Bagi Peneliti Sebagai suatu pembelajaran karena pada penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan segala pengetahuan yang didapat selama perkuliahan maupun di luar perkuliahan.