Apakah Jodoh Pilihan Tuhan atau Pilihan Sendiri? oleh Hengki Wijaya

Apakah Jodoh Pilihan Tuhan atau Pilihan Sendiri? oleh Hengki Wijaya

PENDAHULUAN Ada banyak kasus orang yang sudah menikah dan berpikir bahwa pasangannya adalah pasangan hidupnya (jodohnya), tetapi akhirnya bercerai juga dengan alasan tidak cocokada banyak jawaban untuk pertanyaan ini, salah satunya, yaitu: kalau waktu berpacaran, kebiasaan negatif tidak ditunjukkan, sedangkan waktu menikah, segala sesuatunya tampak nyata. Ketidakcocokan yang terjadi ini sering kali mengakibatkan seseorang frustasi lalu mengatakan bahwa jodohnya dahulu bukan dari Tuhan. Benarkah jodoh pilihan Tuhan ataukah pilihan manusia mutlak ataukah dua-duanya? Ada dua kasus di bawah ini yang dibahas akan menunjukkan sejauh mana jodoh itu pilihan Tuhan atau pribadi.

GAMBARAN MASALAH Banyak masalah mengenai pandangan jodoh itu pilhan Tuhan atau hanyalah pilihan sendiri. Melalui kedua kasus berikut dan kasus-kasus lainnya yang akan ditanyakan dalam tanya jawab akan memperjelas pandangan kelompok ini dalam menetapkan pilihannya.

Kasus 1: Ada seorang cowok bernama PW, ia seorang yang berprinsip bahwa jodoh itu akan datang sendiri tanpa harus dicari karena jodoh pilihan Tuhan. Ia akan menunggu sampai cewek itu yang memberi respons kepada si cowok. Setelah bertemu dengan pasangan hidup yang cocok tersebut, orang ini berpacaran dan menikah, karena ia menganggap itu adalah jodohnya. Tetapi sayangnya, setelah menikah beberapa tahun, mereka bercerai, lalu dengan mudahnya mengatakan bahwa pasangannya dahulu bukan jodohnya. Kemudian, ia akan marah kepada Tuhan dan menyalahkan-nya.

Kasus 2: Ada orang tua Kristen memilihkan pasangan hidup atau jodoh untuk anak laki-lakinya bernama Hw karena berpikiran bahwa jodoh itu pilihan sendiri artinya mereka yang bertanggung jawab dalam mencari dan memilihkan jodoh. Dan akhirnya Hw mengatakan bahwa dirinya cocok dengan seorang cewek bernama Nt yang dijodohkan oleh orang tuanya dan begitu juga sebaliknya, maka Hw berpacaran dan menikah dan hal ini Tuhan tinggal merestuinya melalui pemberkatan gereja oleh pendeta. Pastilah apa yang baik dalam pandangan manusia dapat diterima oleh Tuhan.

PEMECAHAN MASALAH Kasus 1: Pandangan PW dalam kasus ini mengakibatkan seseorang di titik pertama tidak bertanggungjawab mencari pasangan hidupnya yang benar sesuai kriteria Alkitab. Karena PW ini seorang cowok, ia akan menunggu sampai cewek itu yang memberi respons kepada si cowok. Jadi, pandangan PW ini hendak mengatakan bahwa jodohnya itu mutlak di tangan Tuhan (dan manusia tidak bertanggungjawab sama sekali), lalu setelah mereka bertemu dengan jodohnya, namun tidak cocok bahkan bercerai, yang disalahkan adalah Allah!

Padahal Alkitab mengajarkan kita untuk mencari pasangan hidup yang seiman dan sepadan. Pandangan PW dapat dibenarkan apabila mendapat pernyataan Tuhan sendiri, selain itu Tuhan memiliki banyak cara untuk menyatakan kepada kita jodoh yang seiman dan sepadan yang sesuai kehendak-nya. Oleh karena itu, PW haruslah berdoa untuk meminta petunjuk dan pimpinan Roh Kudus untuk menuntun kepada jodohnya yang sesuai dengan rencana-nya.

Kasus 2: Pandangan dalam kasus ini didasari oleh suatu kehendak diri yang ingin meniadakan Allah di dalam masalah pasangan hidup. Orang yang berpandangan ini adalah orang yang berpikir bahwa Allah tidak ada hubungannya sama sekali dengan masalah pasangan hidup, lalu ia mengatakan bahwa biarlah ia sendiri yang bertanggungjawab mencari pasangan hidup. Ada yang mengatakan bahwa manusia bertanggungjawab mencari dan memilih pasangan hidup, nanti Tuhan tinggal merestuinya. Orang ini mengatakan bahwa pada saat memilih pasangan hidup ini pun ada di dalam pemeliharaan Allah. Jika benar Hw berpendapat demikian maka Hw hendak menurunkan derajat Allah hanya sebagai Pribadi yang melegitimasi apa yang kita pilih atau lebih ekstremnya hendak mengatakan Allah sebagai pembantu kita?

Pandangan Hw secara konsisten akan memilih pasangan hidupnya sendiri yang diklaim sesuai prinsip Alkitab, tetapi kelemahannya tidak meminta pimpinan Tuhan di dalamnya. Mengapa? Karena Hw tidak akan takut dan kuatir (bahkan mungkin saja bisa marah) jika sampai Allah mengatakan TIDAK atas pilihannya. Hanya Hw mau bertanggungjawab atas pilihannya dan tidak menyalahkan Tuhan sebagai konsekuensi pilihannya. Padahal mungkin sekali di mata Allah, mereka tidak cocok secara esensi, karena apa yang kita pandang dan anggap baik, belum tentu baik dan benar dihadapan Tuhan.

Dan perlu diingat bahwa kehendak bebas manusia TIDAK MUNGKIN bebas secara mutlak artinya Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa pilihan manusia pun berada di dalam tangan Tuhan, karena kemahatuan Tuhan. Oleh karena itu, Hw harus melibatkan Tuhan dan standar Tuhan sesuai Alkitab dalam proses pemilihan jodoh. Maka Hw dan orang tua bersamasama dapat berdoa sehinggan pilihan yang dianggap baik dan benar sesuai dengan kehendak Tuhan, artinya baik dan benar dihadapan Tuhan.

Melalui penjelasan diatas maka kelompok kami mencoba memberi defenisi tentang jodoh pilhan Tuhan dan jodoh pilihan sendiri. Jodoh pilihan Tuhan adalah kehendak bebas manusia memilih pasangannya sesuai pimpinan Roh Kudus dan bertanggung jawab dengan pilihannya dengan tujuan akhir sesuai dengan rencana-nya dan bagi kemuliaan-nya. Jodoh pilihan sendiri adalah kehendak bebas manusia memilih pasangannya tanpa melibatkan pimpinan Roh Kudus namun tetap bertanggung jawab dengan pilihannya.

Jodoh adalah pilihan pribadi manusia dimana Tuhan yang menuntun dengan pimpinan Roh Kudus memilih pasangan sesuai kejendaknya dan dipertanggungjawabkan oleh manusia di hadapan Tuhan.

Setelah kita mengerti bahwa jodoh itu adalah dipimpin Allah dan tetap dipertanggungjawabkan ole manusia, maka ada beberapa aplikasi praktis yang harus kita perhatikan: 1. Bina hubungan pribadi anda dengan Allah melalui Firman Tuhan, doa, dan pengalaman pribadi. 2. Biarkanlah Alkitab dan Roh kudus memimpin anda dalam mencari pasangan hidup melaui hubungan akrab terlebih dahulu.

3. Libatkanlah Allah di dalam segala proses pendekatan yang kita lakukan. 4. Bergumullah di hadapan Allah di dalam menerima reaksi lawan jenis yang kita dekati. 5. Belajar dari kearifan orang tua, anggota keluarga yang lain dan temanteman dekat yang seiman. 6. Menerima pasangan sebagai kehendak Tuhan dan menempatkannya sebagai penolong yang sepadan.

KESIMPULAN Tuhan telah memberikan pasangan hidup yang sepadan kepada kita, namun Ia memimpin kita dengan memberi hikmat dan bijaksana-nya melalui pimpinan Roh Kudus kepada kita di dalam mencari dan menemukan pasangan hidup itu. Jodoh itu pilihan Tuhan adalah kehendak bebas manusia memilih pasangannya sesuai pimpinan Roh Kudus dan bertanggung jawab dengan pilihannya dengan tujuan akhir sesuai dengan rencana-nya dan bagi kemuliaan-nya. Amin.