BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan suatu alat untuk menilai efektifitas metode mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. tugas untuk memberikan pengenalan dan pengetahuan dasar keagamaan kepada anak

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dalam pasal 3 telah ditegaskan fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. 1 Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan dengan maksud agar anak atau orang yang dihadapi itu akan meningkat pengetahuannya, kemampuannya bahkan juga seluruh pribadinya. 2 Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1, yang berbunyi : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 3 Setiap arah tujuan pendidikan di upayakan untuk membentuk pribadi yang bukan hanya cerdas dalam intelektual, akan tetapi juga memiliki kualitas kepribadian yang mulia dan memiliki kekuatan spritual keagamaan lebih khususnya adalah menjadi 1 Syaiful Bahri Djamarah. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2010 ), h. 22. 2 Soelaeman, Pendidikan Dalam Keluarga, ( Bandung: CV Alfabeta, 2001), h.163-164. 2007 ), h.5. 3 Departemen Agama RI, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, ( Jakarta : Dirjen Pendis,

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seperti yang tergambar di dalam surah Huud ayat 61 yang berbunyi: Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia diciptakan agar dapat membuat kemakmuran dimuka bumi dan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Untuk mewujudkannya salah satu alternatif yang dapat di lakukan adalah melalui jalur pendidikan khususnya melalui pendidikan agama. Dengan cara inilah di harapkan siswa dapat mengenal dan menyerap berbagai ilmu pengetahuan sebanyak mungkin dan dapat mengamalkanya dalam kehidupan sehari-hari. Pengenalan dan pengetahuan dasar keagamaan di lembaga pendidikan berada pada sekolah tingkat dasar. Salah satu lembaga pendidikan formal tersebut adalah madrasah ibtidaiayah. Madrasah ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan yang setara dengan sekolah dasar, yang bercirikan agama islam, yang dalam penyelenggaraannya bertujuan untuk: 1. Menanamkan dasar-dasar perilaku berbudi pekerti dan berakhlak mulia; 2. Menumbuhkan dasar-dasar kemahiran membaca, menulis dan menghitung; 3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan berfikir logis, kritis dan kreatif;

4. Menumbuhkan sikap toleran, tanggung jawab, kemandirian dan kecakapan emosional; 5. Memberikan dasar-dasar keterampilan hidup, kewirausahaan, dan etos kerja; 6. Membentuk rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air indonesia. 4 Tujuan diatas menunjukkan bahwa pembelajaran agama islam mempunyai peran yang penting dalam bentuk watak dan perilaku siswa. Lebih jauh lagi, dengan pendidikan agama islam lah pembangunan yang seimbang dan selaras antara material dan spritual dimulai. Secara garis besar pendidikan agama Islam yang diberikan disekolah pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah swt. Dan diantara pendidikan agama islam salah satu mata pelajaran yang sangat urgensi diajarkan adalah fiqih, karena fiqih sebagai bidang studi dalam kelompok pendidikan agama islam yang memberikan pengetahuan tentang ajaran islam dalam segi hukum syara dan membimbing anak didik kearah timbulnya keyakinan dan kebenaran hukum-hukum tersebut serta membentuk kebiasaan untuk melaksanakannya. 5 Masalah pendidikan agama islam terutama mata pelajaran fiqih perlu mendapatkan perhatian yang lebih intensif, mengingat betapa pentingnya materi fiqih untuk difahami peserta didik, karena fiqih merupakan proses pengarahan agar siswa dapat mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum islam yang kemudian menjadi dasar pendangan hidupnya. 4 E. Juhana Wijaya dan A. Tabrani, Konsep dan Strategi Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, ( Jakarta: PT Intimedia Cipta Nusantara, 2003), h. 39-40. 5 Tamjidnoor, Karakteristik Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah, ( Banjarmasin : IAIN Antasari Banjarmasin,2010 ), h. 5.

Pembelajaran fiqih sebagai bagian dari pendidikan agama, memang bukan satusatunya faktor yang menentukan dalam membentuk watak dan kepribadian siswa, akan tetapi, secara substansial, mata pelajaran fiqih memiliki kontribusi penting dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal dan mempelajari agama islam secara baik dan benar. Pembelajaran fiqih tidak akan begitu berarti tanpa di dukung oleh sistem pembelajaran yang baik dan tepat melalui berbagai macam pola pembelajaran yang diterapkan. Hal itu berarti bahwa keberhasilan suatu pembelajaran, termasuk fiqih tergantung pada pengembangan pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau tenaga pengajar. Sebagaimana firman Allah dalam Surah At-Taubah ayat 122 berikut: Ayat tersebut menjelaskan tentang kewajiban memperdalam ilmu serta mengajarkannya kepada manusia dalam hal ini yaitu anak didik, berdasarkan kadar yang diperkirakan atau ditentukan agar dapat memberikan kemaslahatan bagi mereka sehingga tidak membiarkan mereka tidak mengetahui yang pada umumnya harus mereka ketahui. Dalam keberhasilan pencapaian sebuah tujuan perlu beberapa faktor yang menunjang diantaranya guru, siswa, sarana dan fasilitas, program atau tujuan kurikulum,

alokasi waktu dan lingkungan. 6 Namun pada saat proses pembelajaran berlangsung, peran guru dalam sebuah pembelajaran itu mutlak diperlukan. Karena guru merupakan salah satu komponen pembelajaran yang sangat menentukan keberhasilan tujuan pendidikan. Merealisasikan tujuan pendidikan tersebut merupakan tugas yang sangat berat bagi guru yang mengajar, sebab guru adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan siswa dalam rangka membimbing dan mengarahkan mereka. Karena itu, peran dan fungsi guru sebagai salah satu ujung tombak dan merupakan unsur manusiawi yang menjadi tumpuan dan andalan masyarakat, bangsa dan negara dalam hal pelaksanaan pendidikan di sekolah. Guru sebagai unsur manusiawi dalam pendidikan menjadi figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. 7 Kemampuan guru banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar, hal itu dapat diguguskan kedalam empat kemampuan yaitu : 1. Merencanakan program belajar mengajar. 2. Melaksanakan dan memimpin atau mengelola proses belajar mengajar. 3. Menilai kemajuan proses belajar mengajar. 4. Menguasai bahan pelajaran, dalam pengertian menguasai bidang studi atatu mata pelajaran yang dipegangnya. 8 1989), h.19. 6 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 7 Syaiful Bahri Djamarah, Op. cit., h. 1. h.83. 8 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, ( Jakarta : Haji Masagung, 1995 ),

Tujuan yang diniatkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar, baik yang sifatnya instruksional maupun tujuan pengiring akan dapat dicapai secara optimal apabila dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi yang menguntungkan bagi peserta didik. 9 Setiap pendidik dan pengajar harus mengerti dengan jelas tentang tujuan pengajaran tersebut. Untuk bisa mencapai tujuan pengajaran tersebut, maka seorang guru harus pandai-pandai mengatur sebuah pembelajaran. Di harapkan dengan pengaturan pembelajaran yang tepat dapat mendorong peserta didik lebih giat dan semangat dalam belajar, sehingga tercapailah tujuan pendidikan dengan sempurna. Menurut UU RI No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, yang berbunyi: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 10 Dengan demikian, guru memiliki tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu keberadaan guru sebagai salah satu komponen pembelajaran atau pemegang peranan utama dalam proses pembelajaran sangat menentukan keberhasilan tujuan pendidikan dan keberhasilan pembelajaran dalam arti tercapainya standar kompetensi sangat bergantung pada kemampuan guru dalam menerapkan sistem pembelajaran yang baik dan tepat melalui berbagai macam pola pembelajaran yang diterapkan, sehinggapembelajaran tersebut dapat menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar dengan baik. 9 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta:Rineka Cipta,2004),h.115. 2005), h.3. 10 Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen, ( Bandung: Citra Umbara,

Dari latar belakang permasalahan tersebut penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai masalah ini dalam bentuk penelitian yang berjudul Pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Banjarmasin. Berdasarkan penjajakan awal dan informasi yang diperoleh, bahwa guru Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Banjarmasin sudah melakukan persiapan pembelajaran dengan baik dengan membuat program perencanaan fiqih. Kemudian dari fakta dilapangan penulis mengamati pada pelaksanaan pembelajaran metode yang dipakai kurang bervariasi, penggunaan media yang kurang maksimal, alokasi waktu dan pelaksanaan evaluasi yang belum efektif. Untuk itu penulis sangat tertarik ingin meneliti lebih jauh bagaimanapembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiayah Nurul Islam Banjarmasin sebenarnya, yakni mengenai perencanaan, pelaksanaan, penilaian atau evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, maka untuk mengetahui secara jelas proses pembelajaran fiqih maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: PEMBELAJARAN FIQIH DI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL ISLAM BANJARMASIN. Jadi, yang dimaksud dengan judul diatas adalah penelitian tentang bagaimana kemampuan guru dalam proses pembelajaran yang meliputi Perencanaan Pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan penilaian atau evaluasi pembelajaran serta tindak lanjut.

Untuk menghindari penafsiran yang keliru terhadap judul skripsi diatas, maka perlu adanya penegasan judul agar para pembaca mudah mengetahui sasaran yang menjadi pembahasan dalam skripsi ini, yaitu : 1. Pada pasal 1 ayat 20 Undang-undang No. 30 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan: Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik pada suatu lingkungan belajar. 11 Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. 12 Pembelajaran yang di maksud ialah kegiatan yang berlangsung selama proses belajar mengajar mata pelajaran fiqih yang di mulai dari perencanaan pembelajaran fiqih, pelaksanaan pembelajaran fiqih dan evaluasi pembelajaran fiqih serta tindak lanjut. 2. Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran bagi siswa tingkat Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Banjarmasin. Jadi maksud dari pembelajaran fiqih adalah tentanginteraksi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sehingga pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien melalui beberapa tahapan meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut pada pembelajaran fiqih pada Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Banjarmasin. B. Perumusan Masalah 11 Undang-Undang No 30 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, ( Bandung : Citra Umbara, 2003 ), h. 5. ), h. 3. 12 Panalina Panen, Belajar dan Pembelajaran I Modul 1-6, ( Jakarta : Universitas Terbuka, 2002

Agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka peneliti perlu memberi batasan variabel apa saja yang perlu diteliti. Sehubungan dengan banyaknya permasalahan yang muncul dalam pembelajaran pada mata pelajaran fiqih, maka permasalahan dibatasi hanya pada : 1. Bagaimana pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Banjarmasin? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Banjarmasin? C. Alasan Memilih Judul Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis kemukakan di atas maka alasan yang mendorong penulis untuk meneliti masalah tersebut adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran Fiqih di Madrasah ibtidaiyah Nurul Islam Banjarmasin, diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Sehingga mampu menghasilkan peserta didik yang berkompeten dibidangnya. 2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Banjarmasin. 3. Dengan adanya penelitian ini di harapkan menjadi tolak ukur dan di kembangkan untuk masa-masa yang akan datang. D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Banjarmasin. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Banjarmasin. E. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk: 1. Memperkaya pengetahuan dan pengalaman di lapangan bagi penulis tentang proses belajar mengajar pada mata pelajaran fiqih dalam proses pembelajaran. 2. Sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran fiqih. 3. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi guru, khususnya guru bidang studi fiqih yang mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Banjarmasin. 4. Sebagai bahan masukan bagi yang berminat mengadakan penelitian lebih mendalam dari permasalahan yang hampir serupa. 5. Sebagai bahan bacaan dan memperkaya kepustakaan IAIN Antasari Banjarmasin. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah memahami skripsi ini, maka dibuatlah sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang dan penegasan judul, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan teoritis yang berisi tentang Pengertian Pembelajaran Fiqih, Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih MI, Tahapan-tahapan Dalam Pembelajaran Fiqih, dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Fiqih. Bab III Metode penelitian yang memuat jenis dan pendekatan penelitian, objek dan subjek penelitian, data dan sumber data serta teknik pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data dan prosedur penelitian. Bab IV Laporan hasil penelitian meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. Bab V Penutup yang berisi simpulan dan saran-saran.