BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan dapat menentukan tingkat kemajuan suatu negara. Terlebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam hidupnya. Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu mahkluk ciptaan Allah SWT yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kepribadian seseorang akan dibangun. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam membekali peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh peserta didik dapat diterima baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih dianggap strategis dalam membina tunas-tunas bangsa

BAB I PENDAHULUAN. itu terdapat 7 kecerdasan, yaitu linguistik, matematika, spasial, kinetis, musik,

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berasal dari Bahasa Yunani, yaitu paedagogik. Pais artinya anak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan itu adalah usaha yang sadar, teratur dan sistematis di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu ilmu yang harus dipelajari disetiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. negara maka semakin besar peluang kemajuan yang akan dicapai. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bernilai universal, artinya meliputi seluruh dimensi ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogie yang terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses membimbing

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. hlm Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hasil observasi awal pada tanggal 17 Februari 2016, Lampiran II, hlm. 191

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas sebagai manusia yang hidup di tengah manusia yang lain dan. untuk menjadikan hidupnya lebih bermartabat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ini tidak bisa hanya digantungkan pada kemampuan insting

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dasar memegang peran penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagian besar dari proses perkembangan manusia berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya teknik informatika akan mempermudah aktivitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha untuk membimbing

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak aspek yang harus diperbaiki secara terus-menerus. Diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Konsep pendidikan didalam islam sangat mementingkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. simbolik dan sulit untuk dipelajari. Pandangan tersebut muncul dikarenakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. tetap relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. yang terjadi. Menurut UU No. 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi yang semakin maju ini. Pendidikan dalam. perkembangannya memperhatikan aspek afektif, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Cara efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah tentang aturan masyarakat ekonomi ASEAN. Maka perlulah

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang tinggi untuk menghadapi tantangan tersebut. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik.

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang masa dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Makna pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu komponen penting bagi suatu negara. Kualitas pendidikan dapat menentukan tingkat kemajuan suatu negara. Terlebih dalam era globalisasi sekarang ini, bangsa Indonesia juga membulatkan tekadnya untuk mengembangkan budaya belajar yang menjadi prasyarat kemajuan tersebut. Dalam hubungannya dengan pendidikan, diharapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberdayakan eksistensi kehidupan manusia. Artinya dengan peralatan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia semakin lebih berpeluang untuk menciptakan perubahan-perubahan yang bermanfaat bagi kehidupan. Dengan teknologi, pendidikan mampu membuat perubahan. Dan dengan pendidikan, teknologi diharapkan mampu membuat kehidupan semakin berkembang dan maju. 1 Hal ini sesuai dengan definisi pendidikan nasional (Indonesia) yang termaktub dalam pasal 1 ayat 2 UU RI No. 20 Tahun 2003, yaitu: Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. 2 Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, matematika mempunyai peranan penting di dalamnya. Matematika pada dasarnya adalah 1 Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2009), hal. 111 2 Team Media, Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), (Surabaya: Media Centre, 2005), hal.4 1

2 pelajaran berhitung yang sudah tidak asing lagi bagi kita, dan melalui matematika kita bisa mengatur banyak hal dalam hidup dengan baik. 3 Disisi lain Matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem pendidikan diseluruh Dunia. Negara yang mengabaikan pendidikan matematika sebagai prioritas utama yang tertinggal dari kemajuan segala bidang (terutama sains dan teknologi), dibandingkan dengan negara lainnya yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subyek yang sangat penting. 4 Matematika dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan perlu dikembangkan pemahaman konsep, teori dan sampai pada implementasinya, sehingga penyampaian matematika tidak hanya sekedar menghafal rumus maupun penyampaian yang anti realitas. Mempelajari matematika termasuk kebutuhan penting bagi setiap manusia, matematika juga mengajak manusia untuk berfikir logis, praktis, berjiwa kreatif, dan bersikap positif. Matematika memiliki porsi terbanyak dibandingkan dengan pelajaranpelajaran yang lain dalam semua jenjang pendidikan. Tetapi kenyataan yang terjadi selama ini siswa malah menganggap matematika sebagai monster yang paling menakutkan. Matematika dianggap sebagai kesulitan dan hal yang paling dibenci dalam proses belajar di sekolah, padahal ketidaksenangan pada suatu pelajaran berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Karena tidak senang akan membuat siswa enggan dan malas untuk belajar. Dan secara langsung akan berpengaruh pada hasil belajar dan motivasi siswa. 3 Benni Setyawan, Manifesto Pendidikan Indonesia, (Jogjakarta; PT. Ar Ruzz, 2006), hal.80 4 Moch. Masykur Ag, Matematical Intelegence, Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, (Yogjakarta: Ar Ruzz Media), hal.41

3 Hal tersebut dikarenakan masih banyak sekolah yang melaksanakan proses belajar mengajar secara konvensional, yaitu pembelajaran yang lebih didominasi oleh guru dan kurang memberikan variasi dalam pembelajaran di kelas. Dalam proses pembelajarannya, model pembelajaran konvensional yaitu guru menerangkan suatu konsep, lalu siswa diberi contoh soal dan latihan, kemudian siswa menjawab soal sesuai urutan jalan penyelesaian soal yang telah di jelaskan oleh guru. Pengajaran seperti ini masih kurang efektif dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. Sebenarnya secara jujur disadari oleh para guru, bahwa didalam proses belajar mengajar selalu ada siswa yang mengalami problematika atau kesulitan belajar, apalagi pada bidang matematika yang selalu dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan dan membuat pusing karena selalu menguras pikiran. Permasalahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang harus segera ditangani dan dipecahkan oleh kita semua kususnya para guru sebagai pendidik. Seiring dengan berkembangnya teknologi, pusat pendidikan bukan lagi dalam genggaman guru semata, melainkan peran media sebagai sumber belajar turut membantu anak didik dalam mengakses informasi yang bermanfaat bagi masa depannya. 5 Dalam artian guru dan buku bukan satu-satunya sumber belajar atau sumber ilmu pengetahuan. Guru menjadi pengarah untuk akses ke dalam ilmu pengetahuan. Dewasa ini, guru dituntut agar mampu mengadakan pembaharuan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan 5 Muhammad takdir ilahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2012), hal. 102

4 perkembangan zaman. Disamping itu, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, guru perlu dilandasi langkah-langkah dengan sumber ajaran agama, sesuai firman Allah SWT dalam Surah An-Nahl ayat 44, yaitu: Artinya: Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab dan kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada mereka [perintah-perintah, larangan-larangan, aturan dan lain-lain yang terdapat dalam Al Quran] dan supaya mereka memikirkan. 6 Ayat diatas menjelaskan bahwa media yang digunakan oleh seorang pendidik harus mewakili sebagian dari materi yang telah diajarkan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar siswa mudah menerima materi baru karena masih ada hubungan dengan materi yang mereka terima sebelumnya, juga dapat meningkatkan keefektifitasan pembelajaran. Selain itu, penggunaan suatu media juga harus mampu memberikan sudut pandang yang baik bagi para siswanya. Sehingga setelah selesai kegiatan belajar mengajar, para siswa memiliki keinginan 6 Al Quran Digital.exe

5 untuk memikirkan kembali materi yang ia pelajari di kelas. Serta mereka berkeinginan untuk memikirkan segala sesuatu mengenai materi tersebut. Namun, fakta dilapangan menunjukkan bahwa sebagian guru di MTs Negeri Ngantru belum maksimal dalam mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang sesuai untuk siswa. Padahal di sekolah tersebut tiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana prasana yang cukup lengkap seperti LCD proyektor dan sound system. Dari hasil wawancara dengan Bapak Zaenal Arifin, selaku guru matematika kelas VII A MTs Negeri Ngantru, disimpulkan bahwa selama ini proses pembelajaran mata pelajaran Matematika belum memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal dan masih didominasi oleh guru. 7 Artinya, proses pembelajaran masih sebatas pada upaya menjadikan siswa mampu dan terampil mengerjakan soal-soal yang ada. Sehingga, pembelajaran yang berlangsung kurang bermakna dan terasa membosankan bagi siswa. Akibatnya, siswa kurang kreatif dan lemah dalam penguasaan serta pemahaman terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Hal ini berimbas pada nilai yang diperoleh siswa. Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba untuk menerapkan media pembelajaran program autoplay untuk mempermudah proses pembelajaran mata pelajaran matematika pada siswa kelas VII A MTs Negeri Ngantru pada materi Garis dan Sudut. Alasan dipilihnya media program autoplay ini, karena media pembelajaran ini belum pernah diterapkan di MTs Negeri Ngantru dan sangat menarik jika diterapkan pada siswa. Siswa akan lebih aktif untuk belajar sendiri dan aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat memberikan motivasi 7 Wawancara dengan Bapak Zaenal Arifin, S.Pd (guru matematika di MTs Negeri Ngantru) pada tanggal 22 April 2014

6 belajar kepada siswa dan juga memudahkan untuk penyampaian materi pelajaran terkait dengan mata pelajaran matematika di kelas VII A MTs Negeri Ngantru. Dengan menggunakan media ini diharapkan siswa dapat cepat memahami dan mengerti tentang materi yang diajarkan oleh guru. Di samping itu siswa juga dapat belajar mengenai teknologi komunikasi dan informasi (TIK) dari mata pelajaran matematika. Dan siswa juga senang dengan pengalaman-pengalaman yang telah dilakukannya melalui media tersebut. Dari pemaparan di atas maka penulis mencoba mengambil suatu penelitian tindakan kelas dengan judul Pengggunaan Media Program Autoplay Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Motivasi Siswa Kelas VII A Mts Negeri Ngantru Pada Materi Garis Dan Sudut untuk membuktikan bahwa dengan media program autoplay dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dan juga tercapainya tujuan instruksional pembelajaran. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengambil pokok masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penggunaan media program autoplay dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs Negeri Ngantru? 2. Bagaimanakah motivasi siswa kelas VII MTs Negeri Ngantru setelah pembelajaran menggunakan media program autoplay?

7 C. Tujuan Penelitian Bertitik tolak dari perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mendeskripsikan penggunaan media program autoplay dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs Negeri Ngantru 2. Untuk mendeskripsikan motivasi siswa kelas VII MTs Negeri Ngantru setelah pembelajaran menggunakan media program autoplay D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberi kontribusi dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Adapun secara detail kegunaan tersebut diantaranya: 1. Manfaat secara teoritis Hasil dari penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumbangan untuk memperkaya khazanah ilmiah, khususnya tentang penerapan media pembelajaran program autoplay pada mata pelajaran matematika dalam proses pembelajaran di kelas. 2. Manfaat secara praktis a. Bagi Guru Dengan penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam menentukan media pembelajaran dan metode yang tepat untuk membantu siswa dalam memahami materi dan menyeleseikan soal dalam pelajaran matematika pada siswa kelas VII pada umumnya.

8 b. Bagi Siswa Untuk mempermudah pemahaman siswa tentang materi ajar yang disampaikan dan untuk untuk membantu siswa dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar khususnya pada pelajaran matematika. c. Bagi Sekolah Sebagai solusi untuk mengetahui hambatan dan kelemahan penyelenggaraan pembelajaran serta sebagai upaya untuk memperbaiki masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi di kelas, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan harapan akan diperoleh hasil belajar yang optimal demi kemajuan sekolah. d. Bagi perpustakaan STAIN Tulungagung Sebagai bahan koleksi dan referensi supaya dapat digunakan sebagai sumber belajar atau bacaan buat mahasiswa lainnya. e. Bagi pembaca/peneliti lain Bagi pembaca yang mengadakan penelitian sejenis, hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang meningkatkan mutu pendidikan melalui media program autoplay pada mata pelajaran matematika dalam pembelajaran di sekolah. Dan juga sebagai tambahan wawasan pengetahuan tentang media pembelajaran sehingga pembaca tertarik untuk meneliti lebih lanjut.

9 E. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap istilah-istilah dalam penelitian ini maka perlu dikemukakan definisi sebagai berikut: 1. Penegasan Konseptual a. Media pembelajaran adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. 8 b. Program autoplay merupakan perangkat lunak untuk membuat perangkat lunak multimedia dengan mengintegrasikan berbagai tipe media misalnya gambar, suara, video, teks, dan flash ke dalam presentasi yang dibuat. 9 Dalam penelitian ini, tampilan presentation dalam media autoplay terdapat tombol-tombol panggil yang berguna untuk menampilkan video dan power point yang berisikan materi ajar. Media ini di desain semenarik mungkin agar siswa lebih mudah dalam memahami materi ajar. c. Meningkatkan merupakan suatu usaha yang dilakukan demi tercapainya suatu perubahan yang lebih baik d. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek kemanuasiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran mencakup beberapa aspek yakni kognitif, afektif, psikomotorik yang dilihat secara komprehensif. 10 8 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008). hal 4 9 Kuswari Hernawati, Modul Autoplay Document Transcrip dalam http://www.slideshare.net/wannabelikehim/modul-autoplay, diakses tanggal 24 Mei 2014 pukul 07.24 10 Agus Suprijono, Cooperative learning TEORI & APLIKASI PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal. 6-7

10 e. Motivasi adalah suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melakukan tindakan, atau bersikap tertentu 11. f. Garis dan sudut merupakan salah satu materi pada kelas VII semester genap. Garis merupakan bangun paling sederhana dalam geometri sedangkan sudut merupakan daerah yang dibentuk oleh pertemuan antara dua buah sinar atau dua buah garis lurus. 12 2. Penegasan Operasional Secara operasional yang dimaksud dengan penelitian yang berjudul Pengggunaan Media Program Autoplay Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Motivasi Siswa Kelas VII A Mts Negeri Ngantru Pada Pelajaran Matematika adalah penelitian ilmiah yang menekankan pada penggunaan media program autoplay untuk melihat pemanfaatan media program autoplay dalam meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa kelas VII A MTs Negeri Ngantru. Peneliti menerapkan tahapan pembelajaran menggunakan media program autoplay dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok dimana masingmasing kelompok mengahadap satu komputer yang sudah terdapat program autoplay. Tiap kelompok diberi tugas untuk memahami materi ajar dari media program autoplay serta mencatat hal penting yang berkaitan dengan materi ajar. Selain itu, tiap kelompok juga harus mengerjakan latihan soal dari tiap materi yang terdapat dalam media program autoplay. Setelah selesai berdiskusi, secara acak tiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Dalam 11 Uswah Wardiana, Psikologi Umum, Bina Ilmu, (Jakarta, 2004), hal 140 12 Dewi Nuharini dan Tri wahyuni, Matematika Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hal. 200-208

11 pembelajaran ini guru bertugas memberi pengarahan tentang penggunaan media program autoplay dan mendampingi siswa jika terdapat siswa yang kesulitan. Dengan tampilan media yang bervariatif serta tambahan effect suara siswa tidak akan merasa jenuh dalam pembelajaran dan akan lebih semangat dalam belajar sehingga motivasi siswa akan meningkat. Selain itu, dari pengalaman membahas materi tiap kelompok, presentasi dan membahas latihan soal dapat diperoleh hasil belajar siswa yang semakin baik dan meningkat. F. Sistematika Penulisan Skripsi Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak. Bagian inti, terdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi sub-sub bab, antara lain: Bab I Pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) penegasan istilah, dan (f) sistematika penulisan skripsi. Bab II Kajian Pustaka, terdiri dari: (a) media pembelajaran, (b) program autoplay, (c) hasil belajar, (d) hakikat matematika, (e) motivasi belajar, (f) Garis dan Sudut, (g) Implementasi media program autoplay pada materi garis dan sudut, (h) penelitian terdahulu, (i) hipotesis tindakan, dan (j) kerangka pemikiran

12 Bab III Metode Penelitian, terdiri dari: (a) jenis penelitian, (b) lokasi dan subjek penelitian, (c) prosedur pengumpulan data, (d) analisis data, (e) indikator keberhasilan, dan (f) prosedur penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari: (a) paparan data dan (b) pembahasan hasil penelitian Bab V Penutup, terdiri dari: (a) simpulan, dan (b) rekomendasi/saran. Bagian akhir, terdiri dari: (a) daftar rujukan, (b) lampiran-lampiran, (c) surat pernyataan keaslian tulisan, dan (d) daftar riwayat hidup