PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

dokumen-dokumen yang mirip
1. PERSOALAN PENILAIAN BELAJAR

KREATIVITAS GURU IPA KELAS VII DAN VIII DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2014/2015

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains KEMAMPUAN GURU IPA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA TAHUN AJARAN 2014/2015

Nurul Umamah, Marjono dan Erly Nurul Hidayah

Artikel Ilmiah PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTOR BERORIENTASI PADA VOCATIONAL SKILL PRAKTIKUM BIOLOGI SMA

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH SD. Oleh Taufina Universitas Negeri Padang. Abstract

PENERAPAN AUTHENTIC ASSESMENT PADA MATA KULIAH IPS TERPADU SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2016/2017. Fitra Delita 1

PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

Inisiasi III ASESMEN PEMBELJARAN SD

PENGGUNAAN PENILAIAN TEMAN SEJAWAT (PEER ASSESMEN) UNTUK MENGUKUR HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA PERKULIAHAN

PENGGUNAAN PENILAIAN TEMAN SEJAWAT (PEER ASSESMEN) UNTUK MENGUKUR HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA PERKULIAHAN

Hakikat Tes, Pengukuran. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

EVALUASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN KELISTRIKAN SISTEM REFRIGERASI

PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pembelajaran Berbasis Kontekstual 2

Parsaoran Siahaan Fisika FPMIPA UPI-Bandung ASESMEN OTENTIK

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran proses sains dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL. Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN SISWA SMA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

Mahasiswa mampu. Tes DASAR. Modul: 1 6 PENILAIAN. menjelaskan hakikat. Suryanto, DALAM. penilaian, asesmen, Adi. (2009).

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas V SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

1. KONSEP PENILAIAN AUTENTIK

PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR Oleh: Wuri Wuryandani Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PELAKSANAAN PERKULIAHAN SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAGAIMANA MENILAI KEMAMPUAN BERIKUT :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendekatan ilmiah atau scientific approach. Dalam implementasi kurikulum

PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

ALTERNATIVE ASSESMENT. (Penilaian Alternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

TUJUAN ASESMEN ALTERNATIF

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH DOSEN PEMULA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

I bm GURU MAHIR MENDESAIN PENILAIAN AUTENTIK Sukmawarti, Rahmat Kartolo, Surtiani Ibtisam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

ASSESSMENT PADA SETING PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. Unita Werdi Rahajeng

Joyful Learning Journal

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS IV A SEKOLAH DASAR NEGERI 4 WATES KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGANN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI SDN 16 TARUKO LINTAU BUO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Margaretha Argadian Asmara, 2015

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PROBLEM ISOMORFIK DENGAN ANALISIS BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP KALOR

Pengembangan Perangkat Asesmen Pembelajaran Proyek Pada Materi Perkembangbiakan Tumbuhan

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

Prosiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 3 SMP NEGERI 26 MAKASSAR.

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti

KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK (AUTHENTIC ASSESMENT) SEBAGAI EVALUASI PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN AUTENTIK BERBASIS KURIKULUM 2013

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI. Oleh

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

Kata kunci: authentic assessment, peer assessment, self assessment

Pembelajaran Konsep Limit Fungsi dengan Strategi Elaborasi Bagi Mahasiswa Matematika FKIP UM Mataram

2016 PENINGKATAN KEMAND IRIAN BELAJAR SISWA D ENGAN MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING D ALAM PEMBELAJARAN IPS

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

ALTERNATIVE ASSESSMENT PAU-PPI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa.

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK INSTRUMEN PENILAIAN DAN EVALUASI KINERJA GURU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

PENGEMBANGAN ASESMEN PEMBELAJARAN SESUAI TUNTUTAN KURIKULUM 2013 PADA MATERI FOTOSINTESIS DI SMP

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMPS CENDANA PEKANBARU

Transkripsi:

PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Laelasari Unswagati, Jalan Perjuangan No. 01, Cirebon; Email: lala.mathunswagati@gmail.com Abstrak Authentic assessment or direct assessment is important in the learning process activities that have been implemented. The design of an authentic assessment instrument can know the competencies achieved at the time of the KBM activities. Authentic assessment is a form of assessment that can describe actual learning outcomes, can use various techniques, including through project appraisal, or student activities, portfolio use, journal, demonstration, written reports, checklists and observation instructions. Through an authentic assessment of a teacher can know the level of success and achievement of students in receiving learning material in real or factual. The authentic assessment gives students the opportunity to show what they have mastered and learned. The seven basic skills that need to be assessed on authentic assessment include, visual-spatial, bodily-kinesthetic, musicalrhythmical, interpersonal, logical mathematical, verbal, and linguistic. The development of authentic assessment includes four ways, 1). standard setting; 2). authentic task determination; 3). making criteria, and 4). making a rubric. Keywords: authentic assessment, mathematical learning A. PENDAHULUAN Istilah penilaian memiliki makna yang lebih luas daripada istilah pengukuran. Pengukuran merupakan suatu langkah atau tindakan digunakan pada saat kegiatan pelaksanaan evaluasi. Untuk sebuah penilaian tidak harus didahului dengan cara melakukan suatu pengukuran. Pada saat kegiatan pembelajaran matematika penilaian merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh seorang guru. Penilaian bisa dilakukan pada saat sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, ketika pembelajaran sedang berlangsung, dan di akhir kegiatan pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk mengetahui beberapa hal, diantaranya saja yaitu mendapatkan informasi tentang kemampuan hasil belajar siswa atau informasi ketercapaian peserta didik. Hasil penilaian tersebut dapat menjadikan bahan acuan balikan atau feedback bagi guru sebagai bahan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan atau sebagai bahan masukan pembelajaran berikutnya. Kegiatan penilaian ini dapat pula menjawab pertanyaan seberapa baikkah atau berhasilkah hasil belajar peserta didik. Ketercapaian kompetensi dari peserta didik dapat ditunjukkan dari proses penilaian. Suherman dan Sukjaya (1991) memaparkan penilaian merupakan suatu pernyataan yang didasarkan dari sejumlah fakta yang diperoleh yang berguna untuk menjelaskan karakteristik dari seseorang atau sesuatu. Penilaian merupakan suatu kegiatan untuk memberikan gambaran berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh yang berkaitan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik tentang proses, serta hasil yang telah dicapai siswa. Penilaian berfokus pada peserta didik sebagai subjek kegiatan belajar dan tidak sedikit pun menyinggung komponenkomponen pembelajaran lainnya. Penilaian dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan dalam rangka mengumpulkan informasi mengenai proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka penentuan nilai yang akan diberikan berdasarkan kriteria dan pertimbangan- SOSIOHUMANIORA - Vol.3, No.2, Agustus 2017 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 99

pertimbangan tertentu. Penilaian yang dilakukan secara bermakna, menyeluruh, berkesinambungan dan berlandaskan pada Kurikulum 2013 dengan dasar Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, yaitu penilaian autentik. Pada kegiatan pembelajaran matematika penilaian secara autentik dapat memberikan informasi yang banyak dari pencapaian hasil belajar siswa secara terperinci. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dalam artikel ini adalah untuk mendiskusikan penilaian autentik (authentic assesment) dalam pembelajaran matematika. B. PENILAIAN AUTHENTIK Pengertian Penilaian Autentik Penilaian menurut Linch (1996), merupakan usaha yang dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk membuat suatu pertimbangan dan keputusan. Sedangkan Brown (2004) berpendapat bahwa penilaian sebagai proses kegiatan pengumpulan kemudian dilakukan pengolahan informasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian hasil dari belajar peserta didik. Penilaian autentik (authentic assesment) menurut (Pusat Kurikulum, 2009) merupakan proses serangkaian kegiatan pengumpulan data, pelaporan informasi yang menjelaskan perolehan hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsipprinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti yang nyata atau autentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Nurhadi (Hendriana dan Utari, 2014) memaparkan penilaian autentik merupakan kegiatan penilaian dari hasil pencapaian kinerja siswa yang dilakukan melalui berbagai teknik atau strategi, di mana siswa mampu menyampaikan kembali, melakukan membuktikan, menunjukkan secara tepat, sebagai cerminan bahwa tujuan pembelajaran sudah tercapai. Dari paparan di atas penilaian autentik diuraikan sebagai penilaian dari perkembangan sisa, karena berpusat pada perkembangan kemampuan dari belajar siswa, untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. Asesmen autentik harus dapat menguraikan dari gambaran sikap, keterampilan, dan pengetahuan baik yang sudah maupun belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka mampu mengaplikasikan pengetahuannya, dalam menyelesaikan pemecahaan masalahan matematis atau kehidupan sehari-hari. Atas dasar itu, guru dapat melihat dan menganalisis kira-kira materi apa saja yang sudah layak untuk dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remidial harus dilakukan. Karakter penilaian pada kegiatan penilaian autentik tidak hanya berorientasi pada karakteristik yang dimunculkan siswa, tetapi mencakup karakteristik metode pembelajaran, kurikulum yang sedang digunakan, fasilitas dan administrasi sekolah. Para siswa tidak hanya mengerjakan atau melakukan kegiatan sesuai dengan instruksi guru, tetapi dapat pula menunjukkan perilaku tertentu yang diinginkan sesuai rumusan tujuan pembelajaran, tetapi mampu mengerjakan sesuatu yang terkait dengan aplikasi pada konteks kehidupan nyata. Penilaian autentik tidak hanya terkait dengan produk atau hasil suatu proses kegiatan pembelajaran, tetapi mencakup pada semua proses kegiatan belajar mengajar. Tabel. 1. Perbedaan Penilaian Autentik dan Tradisional No Penilaian Tradisional Penilaian Autentik 1 Memilih respon (selected response) Mengerjakan tugas 100 SOSIOHUMANIORA - Vol.3, No.2, Agustus 2017 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

2 Dibuat-buat (contrived) atau simulasi Dunia nyata (real life) 3 Mengingat/mengenali Kontruksi/penerapan 4 Guru mengkontruksi Siswa mengkontruksi 5 Bukti tidak langsung Bukti langsung Mulerr (Hendriana, 2014) Prinsip dan Tujuan Penilaian Autentik. Prinsip yang digunakan dalam penilaian autentik (Hendriana dan Soemarmo, 2014) meliputi beberapa hal, diantaranya sebagai berikut: 1. Mengidentifiksi apa yang telah diketahui dan dipahami oleh siswa. 2. Menggali kembali kemampuan siswa dalam berpikir matematis. 3. Harus bersifat praktis. 4. Proses penilaian tidak dapat terpisahkan dari proses pembelajaran. 5. Penilain harus mendeskripsikan masalah nyata. 6. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan ciri khas dan esensi pengalaman belajar siswa. 7. Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Penilaian autentik tidak dapat dipergunakan untuk membuat peringkat pada penilaian tradisional, akan tetapi memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengevaluasi kemampuan siswa secara keseluruhan 2. Untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh siswa selama proses kegiatan pembelajaran. 3. Mendorong siswa untuk belajar bagaimana menerapkan keterampilan yang mereka miliki ke dalam tugastugas dari guru mengaplikasikannya dalam aktivitas atau kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Memberikan gambaran dariketerampilan analitis siswa,siswa mampu untuk mempelajari suatu topik, kreativitas, kolaborasi antara menulis dan ekspresi lisan (verbal). 5. Siswa diharapkan mampu menunjukkan pengetahuan, keterampilan atau kompetensi yang sudah diperoleh. 6. Merencanaan penilaian siswa sesuai dengan tujuan kemampuan yang akan dicapai yang didasarkan pada prinsipprinsip penilaian. 7. Melaksanaan penilaian siswa secara profesional, memiliki sifat keterbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial serta budaya masyarakat sekitar. 8. Melaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif Pada pelaksanakan kegiatan pembelajaran secara autentik, seorang guru harus memenuhi kriteria yaitu sebagai berikut, 1. Mengetahui bagaimana cara menilai, klebihan dan kekurangan siswa serta mampu mendesain pembelajaran sesuai materi dan karakteristik siswa. 2. Mengetahui teknik membimbing siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan siswa sebelumnya melalui pertanyaan yang berupa stimulus dan menyediakan sumberdaya bagi siswa dalam rangka mengkontruksi pengetahuan. SOSIOHUMANIORA - Vol.3, No.2, Agustus 2017 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 101

3. Melakukan proses pendampingan pada saat kegiatan pembelajaran, melihat informasi kemajuan pemahaman siswa. 4. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari luar lingkungan sekolah. Data hasil penilain autentik dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti seperti menentukan kelayakan pelaksanaan dari kurikulum dan pembelajaran. Data dapat dianalisis dengan metode kualitatif, maupun kuantitatif. Analisis kualitatif dijelaskan secara narasi atau deskripsi berdasarkan pada hasil capaian belajar siswa, misalnya, mengenai kelebihan dan kekurangan, motivasi, keberanian berpendapat, yang merupakan gambaran dari kemampuan afektif siswa. Analisis kuantitatif menerapkan rubrik skor atau daftar cek (checklist) untuk menilai tanggapan siswa terhadap kriteria dari empat atau lebih tingkat kemahiran (misalnya: sangat mahir, mahir, sebagian mahir, dan tidak mahir). Selain daftar cek, analisis kuantitatf dapat menentukan kemampuan siswa dari perolehan hasil tes yang berupa nilai (angka) baik secara normatif maupun patokan (PAN atau PAP). Jenis Penilaian Autentik Menurut (Hendriana dan Soemarmo, 2014), beberapa jenis asesmen autentik disajikan berikut ini. 1. Penilaian Berbasis Kinerja Asesmen autentik. Cara penilaian berbasis kinerja adalah (a) daftar cek (checklist), untuk mengetahui indicator yang muncul dalam suatu peristiwa, (b) Catatan anekdot, catatan deskripsi guru selama kegiatan pembelajaran, (c) Skala penilaian (rating scale), dan (d) memori atau ingatan (memory approach). Guru mengamati ssiswa pada saat keegiatan beajar baik di kelas atau di luar kelas. Untuk menunjukkan kinerja yang nyata beberapa jenis kompetensi tertentu siswa perlu adanya menilai tingkat ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja, memberikan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan oleh siswa untuk menyelesaikan tugas. Fokus utama pada indikator penting yang akan dinilai. Memperhatikan urutan dan sistematika dari kemampuan atau keterampilan siswa yang akan diobservasi. Pengamatan atas kinerja siswa perlu dilakukan dalam berbagai hal untuk menentukan tahapan pada pencapaian kemampuan siswa pada indikator khusus. Penilaian keterampilan verbal siswa, dari aspek keterampilan presentasi, guru dapat melihat pada saat kegiatan berdiskusi, memaparkan, menjelaskan, dan wawancara. Hasil pengamatan ini diperoleh keutuhan mengenai keterampilan verbal dimaksud. Instrumen, seperti penilaian sikap, observasi perilaku, pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi digunakan untuk mengamati kinerja siswa. Penilaian diri (self assessment) merupakan salah satu penilaian kinerja. Siswa menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, tahapan mencapai suatu kompetensi yang dipelajari. Cara penilaian seperti ini untuk mengukur beberapa kompetensi, yaitu (a) penilaian ranah sikap, (b) penilaian ranah keterampilan, dan (c) penilaian ranah pengetahuan. Teknik penilaian ini dapat memberikan manfaat positif bagi siswa, diantaranya dapat menumbuhkan rasa percaya diri, menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya, mendorong, membiasakan, dan melatih siswa berperilaku jujur, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal, sehingga dapat bersaing secara sehat dengan siswa yang lain. C. KESIMPULAN Penilaian merupakan salah hal yang tidak dapat dipisahkan dalam menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar terutama pelajaran matematika, bukan hanya sebagai alat yang digunakan untuk 102 SOSIOHUMANIORA - Vol.3, No.2, Agustus 2017 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

menilai hasil belajar. Kegiatan penilaian memberikan gambaran dan informasi pada guru dalam rangka peningkatan kualitas mengajar dan membantu siswa mencapai perkembangan serta kemajuan belajarnya secara optimal. Kemajuan belajar siswa merupakan salah satu indikator keberhasilan guru mengajar. Penilaian autentik harus mendeskripsikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa berdasarkan dari pengalaman belajar mereka, bagaimana mereka mengaplikasikan pengetahuannya. DAFTAR PUSTAKA Brown, D. H. (2004). Language Assesment, Prnciple and Classroom Practise. San Fransisco: Longman. Lynch, B. K. (1996). Language Program Evaluation. Cambridge University Press. Hendriana, H dan Soemarmo, U. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika. Aditama: Bandung. Majid, A dan Firdaus, A. S. (2014). Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar.Interes Media: Badung. Suherman, E dan Kusumah, SK. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Wijayakusumah: Bandung. SOSIOHUMANIORA - Vol.3, No.2, Agustus 2017 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 103

104 SOSIOHUMANIORA - Vol.3, No.2, Agustus 2017 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta