BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter

Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kelistrikan maka konsumsi daya semakin meningkat. Seperti halnya komputer,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya

Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Serdang. Dalam memenuhi kebutuhan daya listrik industri tersebut menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

PENGUKURAN TINGKAT HARMONISA PADA BEBERAPA MERK JUICER (DENGAN STANDAR IEC )

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90%

III. METODE PENELITIAN

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

Perencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1. Bentuk Gelombang Hasil Distorsi Harmonik [2] 4 Universitas Indonesia

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

50 Frekuensi Fundamental 100 Harmonik Pertama 150 Harmonik Kedua 200 Harmonik Ketiga

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi :

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. modern saat ini. Setiap tempat, seperti perkantoran, sekolah, pabrik, dan rumah

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

Studi Perencanaan Filter Hybrid Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Proyek Pakistan Deep Water Container Port

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. macam sumber listrik dapat digunakan yaitu sumber DC sebesar 600 V, 750

RANCANG BANGUN SINGLE TUNED FILTER SEBAGAI ALAT PEREDUKSI DISTORSI HARMONIK UNTUK KARAKTERISTIK BEBAN RUMAH TANGGA 2200VA

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

ANALISIS HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN LAMPU LED HARMONICS ANALYSIS ON THE USE OF LED LAMP

II. TINJAUAN PUSTAKA

Nama : Taufik Ramuli NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian energi listrik pada bangunan industri sebaiknya menjadi kajian

BAB 1 PENDAHULUAN. Harmonisa dan faktor daya merupakan acuan utama dalam menilai sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Personal Computer (Gambar 2.1) adalah seperangkat komputer yang

ANALISIS DAN PERANCANGAN FILTER PASIF UNTUK MEREDUKSI PENGARUH HARMONISA PADA INVERTER 3-FASA MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem

Aplikasi Filter Pasif Pada Beban Inverter Tiga Fase Berbeban

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan

PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

ANALISA GANGGUAN PADA ELECTRIC ARC FURNACE (EAF) AKIBAT ARUS INRUSH TRANSFORMATOR & RESONANSI FILTER HARMONISA PABRIK PELEBURAN BAJA PT.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

BAB II LANDASAN TEORI. Harmonisa adalah satu komponen sinusoidal dari satu perioda gelombang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berbanding lurus dengan tegangan setiap waktu [3]. Beban linear ini mematuhi

Kualitas Daya Listrik (Power Quality)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Contohnya yaitu beban beban nonlinier, terutama peralatan listrik berbasis

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

BAB II DASAR TEORI. bersumber dari kualitas daya listrik seperti yang tercantum

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI

ANALISA PENANGGULANGAN THD DENGAN FILTER PASIF PADA SISTEM KELISTRIKAN DI RSUP SANGLAH

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya

Perencanaan High Pass dan Single Tuned Filter Sebagai Filter Harmonisa Pada Sistem Kelistrikan British Oil Company Gresik, Jawa Timur

Analisis Unjuk Kerja Filter Pasif dan Filter Aktif pada Sisi Tegangan Rendah di Perusahaan Semen Tuban, Jawa Timur

Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM

PERANCANGAN FILTER PASIF SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA PADA BEBAN NON LINIER

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

STUDI PENGGUNAAN RANGKAIAN FILTER UNTUK MENGURANGI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-91

Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa Dengan Transformator Penggeser Fasa

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS FILTER HARMONISA BERBASIS ELECTROMAGNETIC COMPATIBILITY (EMC) PADA CONVERTER DC TO DC TIPE BUCK

ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sistem distribusi dalam sitem tenaga listrik dikenal dua jenis beban, yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan bentuk gelombang tegangan keluaran berbanding secara linier. Hal ini berarti bahwa bentuk gelombang arus mengalir sebanding dengan impedansi dan perubahan tegangan. Sedangkan untuk beban non-linier, bentuk gelombang arus tidak sama dengan bentuk gelombang tegangan (mengalami distorsi). Arus yang ditarik oleh beban non-linier tidak sinusoidal tetapi periodik, artinya bentuk gelombang terlihat sama dari siklus yang satu ke siklus yang lain [1]. Beban non linier umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat komponen semikonduktor seperti Switching Power Supplies, UPS, computer, printer, LHE, DC drive, AC drive, welding arc, battery charger, dan peralatan rumah tangga lainnya. Proses kerja peralatan atau beban non linier ini akan menghasilkan gangguan atau distorsi gelombang arus yang non sinusoidal [8]. Elektronika daya sebagai converter banyak digunakan pada sistem penyearah atau inverter untuk sistem penyedia energi listrik sesuai kebutuhan. 2.1. Motor Induksi Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya, jika kawat yang

membawa arus dibengkokan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop yaitu pada sudut kanan medan magnet akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/torque untuk memutar kumparan. Motor induksi termasuk bagian dari motor listrik arus bolak-balik (AC). Motor induksi banyak digunakan sebagai motor penggerak mekanik pada peralatan rumah tangga, perusahaan, maupun industri. Motor induksi satu fasa khususnya digunakan sebagai penggerak peralatan mekanik yang berkuran kecil tetapi membutuhkan starting torque yang besar tetapi mempunyai daya keluaran yang rendah. Pada dasarnya, prinsip kerja motor induksi 1-fasa sama dengan motor induksi 2-fasa yang tidak simetris karena pada kumparan statornya dibuat dua kumparan (yaitu kumparan bantu dan kumparan utama) yang mempunyai perbedaan secara listrik dimana antara masing-masing kumparannya tidak mempunyai nilai impedansi yang sama dan umumnya motor bekerja dengan satu kumparan stator (kumparan utama). Khusus untuk motor kapasitor-start kapasitor-run, maka motor ini dapat dikatakan bekerja seperti halnya motor induksi 2-fasa yang simetris karena motor ini bekerja dengan kedua kumparannya (kumparan bantu dan kumparan utama) mulai dari start sampai saat running (jalan). Motor induksi 1-fasa yang bekerja dengan satu kumparan stator pada saat running (jalan) dapat dikatakan bekerja bukan berdasarkan medan putar, tetapi bekerja berdasarkan gabungan medan maju dan medan mundur. Bila salah satu

medan tersebut dibuat lebih besar maka rotornya akan berputar mengikuti perputaran medan ini. Bentuk gambaran proses terjadinya medan maju dan medan mundur ini dapat dijelaskan dengan menggunakan teori perputaran medan ganda 2.2. Mixer Mixer didesain untuk mempermudah pekerjaan rumah tangga terutama untuk mencampur bahan adonan kue, roti, dan sebagainya. Design mixer terbilang modern, memiliki beberapa komponen yang terangkai didalamnya untuk mendukung kinerja optimal dari sebuah mixer, ditunjukan pada Gambar 2.1. berikut: Gambar 2.1. Mixer. Seperti yang ditunjukan Gambar 2.1. Mixer adalah salah satu jenis peralatan rumah tangga modern yang digunakan untuk meringankan beban pekerjaan rumah tangga. Mixer berfungsi sebagai pengaduk atau pencampur/mixing bahan makanan untuk membuat adonan roti, kue, atau semacamnya. Mixer hanya digunakan sebagai peralatan rumah tangga tetapi tidak tertutup kemungkinan penggunaan mixer

pada skala besar sebagai industri rumah tangga dapat menghasilkan arus harmonisa yang dapat menyebabkan gangguan gelombang arus dan tegangan sehingga pada akhirnya akan kembali kebagian lain sistem tenaga listrik. Prinsip kerja mixer ialah mengubah energi listrik menjadi energi mekanis dengan cara mengalirkan arus listrik menuju switch saklar pemilih kecepatan kemudian dialirkan kembali menuju motor penggerak. Motor penggerak yang terdapat pada mixer termasuk dalam motor induksi rotor lilit/wound rotor induction motor. 2.2.1. Diagram mixer Gambar 2.2. Single-Line diagram mixer. Seperti yang diperlihatkan Gambar 2.2. Rangkaian kelistrikan salah satu merk mixer. Sumber listrik yang diperlukan untuk menjalankan rangkaian mixer ialah direntang tegangan antara 220 V sampai dengan 230 V pada frekuensi kerja 50 60 Hz. Sementara daya listrik yang akan diserap sebesar 170 Watt, rangkaiannya

dilengkapi dengan kapasitor dan resistor yang dipasang paralel berfungsi sebagai peredam frekuensi interferensi yang ditimbukan oleh motor mixer saat berputar. Pengaturan kecepatan mixer dilakukan dengan memindahkan posisi saklar pemilih kecepatan (SW) antara posisi 0 sampai posisi 3 yang berhubungan dengan dengan belitan pengatur kecepatan dan belitan bantu motor L1, L2, L3 yang terhubung seri menuju sikat kemudian masuk ke belitan rotor (LR). 2.3. Harmonisa Harmonisa adalah gangguan yang terjadi dalam sitem distribusi tenaga listrik yang disebabkan adanya distorsi gelombang arus dan tegangan. Distorsi gelombang arus dan tegangan ini disebabkan adanya pembentukan gelombanggelombang dengan frekuensi kelipatan bulat dari frekuensi fundamentalnya [9]. Terdistorsinya gelombang arus atau tegangan akibat adanya gelombang sinus kelipatan integer dari gelombang fundamental dan gelombang tersebut ditambahkan sehingga berakibat pada terdistorsinya bentuk gelombang fundamental menjadi tidak sinusoidal murni, seperti yang diperlihatkan Gambar 2.3. Gambar 2.3. Bentuk gelombang tegangan dasar dan harmonik ke-3.

Bila kedua gelombang tersebut dijumlahkan, maka bentuk gelombang yang dihasilkan adalah seperti Gambar 2.4., bentuk distorsi gelombang akan lebih kompleks lagi bila semua gelombang harmonik yang terjadi dijumlahkan dengan gelombang frekuensi dasar. Besar amplitude harmonik biasanya hanya beberapa persen dari amplitude gelombang dasar. Gambar 2.4. Bentuk gelombang tegangan yang terdistorsi harmonik [6]. 2.3.1. Perhitungan harmonisa Harmonisa diproduksi oleh beberapa beban non linier atau alat yang mengakibatkan arus non sinusoidal. Untuk menentukan besar Total Harmonic Distortion (THD) dari perumusan analisa deret fourier untuk tegangan dan arus dalam fungsi waktu yaitu [10]......(2.1).........(2.2)

Tegangan dan arus RMS dari gelombang sinusoidal yaitu nilai puncak gelombang dibagi dan secara deret fourier untuk tegangan dan arus yaitu [14]....(2.3)....(2.4) Pada umumnya untuk mengukur besar harmonisa yang disebut dengan Total Harmonic Distortion (THD). Untuk THD tegangan dan arus didefenisikan sebagai nilai RMS harmonisa urutan diatas frekuensi fundamental dibagi dengan nilai RMS pada frekuensi fundamentalnya, dan tegangan dc nya diabaikan. Besar Total Harmonic Distortion (THD) untuk tegangan dan arus yaitu:.. (2.5)..... (2.6)

Hubungan persamaan THD dengan arus RMS dari Persamaan (2.6) yaitu:..... (2.7) Selanjutnya dari Persamaan (2.7) yaitu: Sehingga arus RMS terhadap THD I yaitu:. (2.8) Individual Harmonic Distortion (IHD) adalah perbandingan nilai RMS pada orde harmonisa terdistorsi terhadap nilai RMS pada frekuensi fundamental yaitu:

... (2.9)....(2.10) Dimana: V h = Tegangan harmonisa pada orde terdistorsi I h = Arus harmonisa pada orde terdistorsi Hubungan Persamaan IHD dengan arus RMS dari Persamaan (2.10) yaitu:....(2.11)....(2.12) Selanjutnya dari Persamaan (2.11) yaitu:....(2.13)....(2.14) Sehingga arus RMS terhadap IHD i yaitu:....(2.15)

2.3.2. Pengaruh dari harmonisa Pada keadaan normal, arus beban setiap fasa dari beban linier yang seimbang pada frekuensi dasarnya akan saling menghapuskan sehingga arus netralnya menjadi nol. Sebaliknya beban non linier satu fasa akan menimbulkan harmonisa kelipatan tiga ganjil yang disebut triplen harmonisa (harmonisa ke 3, ke 9, ke 15 dan seterusnya) yang sering disebut zero sequence harmonisa. Harmonisa ini dapat menghasilkan arus netral yang lebih tinggi dari arus fasa karena saling menjumlah di tiap fasanya. Harmonisa pertama urutan polaritasnya adalah positif, harmonisa kedua urutan polaritasnya adalah negatif dan harmonisa ketiga urutan polaritasnya adalah nol, harmonisa keempat adalah positif (berulang, berurutan dan demikian seterusnya). Akibat yang ditimbulkan oleh arus urutan nol dari komponen harmonisa antara lain tingginya arus netral pada sistem tiga fasa empat kawat (sisi sekunder transformator) karena arus urutan nol (zero sequence) kawat netral 3 kali arus urutan nol masing-masing fasa [15]. 2.3.3. Mengurangi pengaruh harmonisa Filter harmonisa harus dilakukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan terhadap sistem dan peralatan listrik. Banyak sekali cara yang digunakan untuk memperbaiki sistem khususnya meredam harmonisa yang sudah dikembangkan saat ini. Secara garis besar ada beberapa cara untuk meredam harmonisa yang di timbulkan oleh beban non linier yaitu diantaranya [12]:

a. Penggunaan filter pasif pada tempat yang tepat, terutama pada daerah yang dekat dengan sumber pembangkit harmonisa sehingga arus harmonisa terjerat di sumber dan mengurangi peyebaran arusnya. b. Penggunaan filter aktif. c. Kombinasi filter aktif dan pasif. d. Konverter dengan AC- reactor, dan lain-lain. Sistem diatas mampu bertindak sebagai peredam harmonisa, dan juga dapat memperbaiki faktor daya yang rendah pada sistem. Jika perbaikan faktor daya langsung dipasang kapasitor terhadap sistem yang mengandung harmonisa, maka akan menyebabkan amplitudo pada harmonisa tertentu akan membesar, proses ini diakibatkan terjadinya resonansi antara kapasitor yang dipasang dengan reaktansi induktif sistem. 2.4. Batasan Harmonisa Untuk mengurangi harmonisa pada suatu sistem secara umum tidaklah harus mengeliminasi semua harmonisa yang ada tapi cukup dengan mereduksi sebagian harmonisa tersebut sehingga nilainya dibawah standar yang diizinkan. Hal ini berkaitan dengan analisa secara teknis dan ekonomis dimana dalam mereduksi harmonisa secara teknik dibawah standar yang diizinkan sementara dari sisi ekonomis tidak membutuhkan biaya yang besar. Dalam hal ini standar yang digunakan sebagai batasan harmonisa adalah yang dikeluarkan oleh International Electrotechnical Commission (IEC) yang mengatur batasan harmonisa pada beban beban kecil satu

fasa ataupun tiga fasa. Untuk beban tersebut umumnya digunakan standar IEC61000-3-2. Hal ini disebabkan karena belum adanya standar baku yang dihasilkan oleh IEEE. Pada standar IEC61000-3-2 beban beban kecil tersebut diklasifikasikan dalam kelas A, B, C, dan D, dimana masing masing kelas mempunyai batasan harmonisa yang berbeda beda yang dijelaskan sebagai berikut [16]. 1. Kelas A Kelas ini merupakan semua kategori beban termasuk didalamnya peralatan penggerak motor dan semua peralatan 3 fasa yang arusnya tidak lebih dari 16 ampere perfasanya. Semua peralatan yang tidak termasuk dalam 3 kelas yang lain dimasukkan dalam kategori kelas A. Batasan harmonisanya hanya didefinisikan untuk peralatan satu fasa (tegangan kerja 230V) dan tiga fasa (230/400V) dimana batasan arus harmonisanya seperti yang diperlihatkan Tabel 2.1. Tabel 2.1 Batasan arus harmonisa untuk peralatan kelas A. Arus harmonisa maksimum yang diizinkan Harmonisa ke-n (A) Harmonisa Ganjil 3 2,30 5 1,14 7 0,77 9 0,40 11 0,33 13 0,21 15 n 39 2,25/n Harmonisa Genap 2 1,08

Tabel 2.1. (Lanjutan) Arus harmonisa maksimum yang diizinkan Harmonisa ke-n (A) 4 0,43 6 0,30 8 n 40 1,84/n 2. Kelas B Kelas ini meliputi semua peralatan tool portable dimana batasan arus harmonisanya merupakan harga absolut maksimum dengan waktu kerja yang singkat dimana batasan arus harmonisanya diperlihatkan Tabel 2.2. Tabel 2.2. Batasan arus harmonisa untuk peralatan kelas B. Harmonisa ke-n Arus harmonisa maksimum yang diizinkan (A) Harmonisa Ganjil 3 3,45 5 1,71 7 1,155 9 0,60 11 0,495 13 0,315 15 n 39 3,375/n Harmonisa Genap 2 1,62 4 0,645 6 0,45 8 n 40 2,76/n 3. Kelas C Kelas C termasuk didalamnya semua peralatan penerangan dengan daya input aktifnya lebih besar 25 Watt. Batasan arusnya diekspresikan dalam bentuk

persentase arus fundamental. Persentase arus maksimum yang diperbolehkan untuk masing masing harmonisa diperlihatkan Tabel 2.3. Tabel 2.3. Batasan arus harmonisa untuk peralatan kelas C. Harmonisa ke-n Arus harmonisa maksimum yang diizinkan (% fundamental) 2 2 3 30xPF rangkaian 5 10 7 7 9 5 11 n 39 3 4. Kelas D Termasuk semua jenis peralatan yang dayanya dibawah 600 Watt khususnya personal komputer, monitor, TV. Batasan arusnya diekspresikan dalam bentuk ma/w dan dibatasi pada harga absolut yang nilainya diperlihatkan oleh Tabel 2.4. Harmonisa ke-n Tabel 2.4. Batasan arus harmonisa untuk peralatan kelas D. Arus harmonisa maksimum Arus harmonisa yang diizinkan (ma/w) maksimum yang diizinkan (A) 75 < P < 600W P > 600W 3 3,4 2,30 5 1,9 1,14 7 1,0 0,77 9 0,5 0,40 11 0,35 0,33 13 0,296 0,21 15 n 39 3,85/n 2,25/n

Seperti diketahui bahwa semua peralatan elektronik bekerja dengan sumber tegangan arus searah sehingga dalam operasinya dibutuhkan peralatan penyearah dan dihubungkan langsung ke sumber tegangan (stop kontak). Untuk penyearah yang distorsi gelombang arusnya cukup tinggi dan banyak dipakai secara bersamaan dimasukkan dalam kategori kelas D. Sementara untuk penyearah dengan arus yang terdistorsi dapat dimasukkan dalam kategori kelas A. Tabel 2.5. memperlihatkan batasan harmonisa untuk kelas A dan kelas D dan penyearah dengan daya 100 Watt. Tabel 2.5. Batas arus harmonisa untuk kelas A dan kelas D. Harmonisa ke-n Batas kelas A (A) Batas kelas D (ma/w) Batas kelas D untuk input 100 W (A) 3 2,30 3,4 0,34 5 1,14 1,9 0,19 7 0,77 1,0 0,10 9 0,40 0.5 0,05 11 0,33 0,35 0,035 13 n 39 0,15x15/n 3,85/n 0,386/n 2.5. Filter Pasif Aplikasi filter pasif merupakan metode penyelesaian yang efektif dan ekonomis untuk masalah harmonisa. Filter pasif sebagian besar didesain untuk memberikan bagian khusus untuk mengalihkan arus haromonisa yang tidak diinginkan dalam sistem tenaga. Filter pasif banyak digunakan untuk mengkompensasi kerugian daya reaktif akibat adanya harmonisa pada sistem instalasi. Rangkaian filter pasif terdiri dari komponen R, L, dan C. Komponen utama

yang terdapat pada filter pasif adalah kapasitor dan induktor seperti terlihat pada Gambar 2.5. Kapasitor dihubungkan seri atau paralel untuk memperoleh sebuah total rating tegangan dan kvar yang diinginkan. Sedangkan induktor digunakan dalam rangkaian filter dirancang mampu menahan selubung frekuensi tinggi yaitu efek kulit (skin effect) [13]. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.5. Jaringan Beban Non Linier Filter Pasif Gambar 2.5. Rangkaian filter pasif dalam sistem. Terdapat dua jenis filter pasif yaitu filter seri dan filter paralel. Filter seri didesain untuk digunakan pada jaringan utama. Sementara filter pasif paralel hanya menapis arus harmonisa dan beberapa arus fundamental pada orde yang lebih kecil dari jaringan utama. Sehingga filter paralel lebih murah ketimbang filter seri pada tingkat efektifitas yang sama. Filter paralel juga memiliki kelebihan lain yaitu dapat mensuplai daya reaktif pada frekwensi fundamental. Dalam banyak aplikasi, paling umum digunakan filter paralel.

Beberapa jenis filter pasif yang umum beserta konfigurasi dan impedansinya. Single-tuned filter atau bandpass filter adalah yang paling umum digunakan. Dua buah Single-tuned filter akan memiliki karakteristik yang mirip dengan double bandpass filter, diperlihatkan Gambar 2.6. berikut: C C C1 L1 L R L R R C2 R1 L2 R2 Band-Pass High-Pass Double Band-Pass Composite Gambar 2.6. Jenis-jenis filter pasif. Seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.6. Tipe filter pasif yang paling umum digunakan adalah single-tuned filter (Band-pass). Filter umum ini biasa digunakan pada tegangan rendah. Rangkaian filter ini mempunyai impedansi yang rendah. Prinsip kerja dari filter pasif yaitu dengan mengalirkan arus harmonisa orde tertentu dari sumber harmonisa (beban non linier) melalui jaringan filter. Untuk memaksa arus orde tertentu mengalir ke jaringan filter, maka harga kapasitor harus diatur sehingga terjadi resonansi pada jaringan. Saat terjadi resonansi, harga impedansi saluran akan minimum karena hanya tinggal komponen resisntasi saja.

Disamping dapat mengurangi harmonisa, Single-Tuned Passive Filter juga dapat memperbaiki power factor [13]. Kapasitor bank yang telah terpasang pada jaringan dapat difungsikan sebagai filter. Sehingga tinggal menambah resistor dan induktor. Sebelum merancang suatu filter pasif, maka perlu diketahui besarnya kebutuhan daya reaktif pada sistem. Daya reaktif sistem ini diperlukan untuk menghitung besarnya nilai kapasitor yang diperlukan untuk memperbaiki sistem tersebut. a. Untuk menghitung nilai kapasitif pada Filter Pasif :...(2.16) b. Untuk menghitung nilai induktif pada Filter Pasif :...(2.17) Keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan filter pasif antara lain: a. Desain sederhana dan murah b. Memilki keuntungan lain, dimana filter yang terhubung dengan beban, dapat juga difungsikan sebagai konpensator energi reaktif Disamping keuntungan, filter pasif juga kekurangan seperti: a. Impedansi sumber mempengaruhi karakteristik kompensasi filter b. Sensitif terhadap perubahan komponen LC dan variasi frekwensi pada jaringan

c. Dapat menyebabkan resonansi seri dan paralel dengan impedansi jaringan yang malah mengakibatkan penguatan harmonisa pada frekwensi tertentu. 2.6. Single-Tuned Passive Filter Single-Tuned Passive Filter adalah filter yang terdiri dari komponenkomponen pasif R, L dan C terhubung seri, seperti pada Gambar 2.7. Single-Tuned Passive Filter akan mempunyai impedansi yang kecil pada frekuensi resonansi sehingga arus yang memiliki frekuensi yang sama dengan frekuensi resonansi akan dibelokkan melalui filter. Untuk mengatasi harmonisa di dalam sistem tenaga listrik industri yang paling banyak digunakan adalah Single-Tuned Passive Filter, seperti yang diperlihatkan Gambar 2.7. Gambar 2.7. Single-Tuned Passive Filter [3].

Berdasarkan Gambar 2.7. besarnya impedansi Single-Tuned Passive Filter pada frekuensi fundamental adalah [5]:..... (2.18) Pada frekuensi resonansi resonansi, Persamaan (2.18) menjadi:..... (2.19) Jika frekuensi sudut saat resonansi adalah:....... (2.20) Impedansi filter dapat ditulis sebagai berikut:........ (2.21)... (2.22) Saat resonansi terjadi nilai reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif sama besar, maka diperoleh impedansi Single-Tuned Passive Filter seperti pada Persamaan (2.23) adalah:....... (2.23) Pada Persamaan (2.23) menunjukkan bahwa pada frekuensi resonansi, impedansi Single-Tuned Passive Filter akan mempunyai impedansi yang sangat kecil, lebih kecil dari impedansi beban yaitu sama dengan tahanan induktor R, sehingga arus harmonisa yang mempunyai frekuensi yang sama dengan frekuensi resonansi

akan dialirkan atau dibelokkan melalui Single-Tuned Passive Filter dan tidak mengalir ke sistem. Frekuensi response dan sudut fasa dari Single-Tuned Passive Filter dimana dapat dilihat bahwa pada frekuensi harmonisa atau orde ke-5 dari harmonisa (fr = 250 Hz), impedansi Single-Tuned Passive Filter sangat kecil, seperti ditunjukan Gambar 2.8. (a) dan (b). (a) Frekuansi respon Single-Tuned Passive Filter \ (b) Sudut fasa fungsi orde harmonisa Gambar 2.8. (a), (b). Frekuensi respon dan sudut fasa Single-Tuned Passive Filter [16].

Berdasarkan Gambar 2.8. Single-Tuned Passive Filter diharapkan dapat mengurangi IHD tegangan dan IHD arus sampai dengan 10-30%. Besarnya tahanan R dari induktor dapat ditetukan oleh faktor kualitas dari induktor. Faktor kualitas (Q) adalah kualitas listrik suatu induktor, secara matematis Q adalah perbandingan nilai reaktansi induktif atau reaktansi kapasitif pada frekuensi resonansi dengan tahanan R. Semakin besar nilai Q yang dipilih maka semakin kecil nilai R dan semakin bagus kualitas dari filter dimana energi yang dikonsumsi oleh filter akan semakin kecil, artinya rugi-rugi panas filter adalah kecil [17]. Pada frekuensi tuning:.... (2.24) Faktor kualitas:........ (2.25) Berdasarkan Persamaan (2.25), tahanan resistor adalah:.... (2.26) 2.7. Prinsip Pereduksian Harmonisa dari Single-Tuned Passive Filter Pada Frekuensi fr, Single-Tuned Passive Filter memiliki impedansi minimum sebesar nilai resistansi R dari induktor. Oleh karena itu, filter ini menyerap

semua arus harmonik yang dekat dengan frekuensi fr yang diinjeksikan, dengan distorsi tegangan harmonik yang rendah pada frekuensi ini. Pada prinsipnya, sebuah Single-Tuned Passive Filter untuk setiap harmonik yang akan dihilangkan. Filterfilter ini dihubungkan pada busbar dimana pengurangan tegangan harmonik ditentukan. Bersama-sama, filter-filter ini membentuk filter bank. R, L, dan C, yaitu: Ada dua parameter yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan nilai 1. Faktor kualitas (Quality factor, Q) 2. Penyimpangan frekuensi relative (Relative Frequency Deviation, δ) Kualitas dari sebuah filter (Q) adalah ukuran ketajaman penyetelan filter tersebut dalam mengeliminasi harmonisa. Filter dengan Q tinggi disetel pada frekuensi rendah (misalnya harmonisa kelima), dan nilainya biasanya terletak antara 30 dan 100. Dalam Single-Tuned Passive Filter, faktor kualitas Q didefinisikan sebagai perbandingan antara induktansi atau kapasitansi pada frekuensi resonansi terhadap resistansi. Perkiraan nilai Q untuk reaktor inti udara/air core reactors adalah 75 dan lebih besar 75 untuk reaktor inti besi/iron-core reactors [10][17].

Gambar 2.9. Pemodelan filter [9]. Seperti yang ditunjukan Gambar 2.9. Passive Single-Tuned Filter yang diletakkan secara paralel akan men-short circuit-kan arus harmonisa yang ada dekat dengan sumber distorsi. Ini dilakukan untuk menjaga arus harmonisa yang masuk tidak keluar menuju peralatan lain dan sumber supply energi listrik. Passive Single- Tuned Filter yang merupakan hubungan seri komponen R, L, dan C memberikan keuntungan tersendiri bagi sistem tenaga listrik, disamping mampu mereduksi tigkat harmonisa, penggunaan kapasitor dapat merperbaiki cos φ sistem, sehhingga naiklah cos φ pada frekuensi fundamental. Apabila ada harmonisa pada suatu orde, Nilai Xc akan berubah 1/n nilai harmonisa tersebut sehingga berkurang nilai Xc. Nilai Xc disisipkan dengan nilai Xl sehingga Xc sama dengan Xl pada harmonisa maka akan menghasilkan impedansi yang sangat kecil.

Induktor (reaktor) berfungsi sebagai filter dan juga melindungi kapasitor dari over kapasitor akibat adanya resonansi. Sedangkan resistor berfungsi untuk menstabilkan arus agar tidak terjadi short-circuit pada rangkaian. Gelombang hasil pemfilteran dapat dilihat pada Gambar 2.10. Gambar 2.10. Kompensasi gelombang filter. Seperti yang ditunjukan Gambar 2.10. gelombang hasil dari pemfilteran harmonisa dengan menggunakan bantuan simulasi MATLAB/Simulink, dimana gelombang harmonisa menjadi berkurang distorsinya. Hasil simulasi MATLAB/Simulink dapat menjelaskan proses eliminasi gelombang arus terdistorsi dimana distorsi gelombang arus yang terjadi akibat beban non linier seperti yang ditunjukkan pada gelombang warna biru. Setelah kapasitor dan induktor yang digunakan sebagai filter untuk memperbaiki gelombang warna biru dengan sinyal gelombang warna hijau, sehingga menghasilkan gelombang yang terperbaiki seperti yang ditunjukkan gelombang warna merah dengan tingkat distorsi gelombang

mendekati bentuk sinusoidal. Dengan demikian tingkat distorsi gelombang dapat diperbaiki oleh induktor dan kapasitor. 2.8. Merancang Passive Single-Tuned Filter Merancang Single-Tuned Passive Filter yang terdiri dari hubungan seri komponen-komponen pasif induktor, kapasitor dan tahanan, adalah bagaimana menentukan besarnya komponen-komponen dari filter tersebut [6][9][5]. Langkah-langkah rancangan Single-Tuned Passive Filter adalah: a. Tentukan ukuran kapasitas kapasitor Qc berdasarkan kebutuhan daya reaktif untuk perbaikan faktor daya. Daya reaktif kapasitor adalah: }....(2.27) Dimana: P = beban (kw) pf 1 = faktor daya mula-mula sebelum diperbaiki pf 2 = faktor daya setelah diperbaiki b. Tentukan Reaktansi kapasitor:..... (2.28) c. Tentukan Kapasitansi dari kapasitor: (2.29)

d. Tentukan Reaktansi Induktif dari Induktor:...... (2.30) e. Tentukan Induktansi dari Induktor:...... (2.31) f. Tentukan reaktansi karakteristik dari filter pada orde tuning:...... (2.32) g. Tentukan Tahanan (R) dari Induktor:..... (2.33) Untuk menentukan kebutuhan daya reaktif dapat digambarkan dalam bentuk segitiga daya seperti Gambar 2.11. P(watt) Gambar 2.11. Segitiga daya untuk menentukan kebutuhan daya reaktif Q [18].

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.11. Kebutuhan daya reaktif dapat dihitung dengan pemasangan kapasitor untuk memperbaiki faktor daya beban. Komponen daya aktif (P) umumnya konstan, daya semu (S) dan daya reaktif (Q) berubah sesuai dengan faktor daya beban. Daya Reaktif (Q) = Daya Aktif (P) tan φ Dengan merujuk segitiga daya Gambar 2.11, maka Daya Reaktif pada PF awal yaitu: Q 1 = P tan φ 1... (2.34) Daya Reaktif pada PF diperbaiki yaitu: Q 2 = P tan φ 2... (2.35) Sehingga rating kapasitor yang diperlukan untuk memperbaiki faktor daya yaitu: Daya reaktif Atau ΔQ = Q 1 - Q 2 ΔQ = P(tan 1-2)... (2.36) Besar nilai ΔQ yang didapat, selanjutnya menentukan nilai reaktansi kapasitif yang besarnya ditentukan berdasarkan Persamaan (2.28) dan besar nilai kapasitansi kapasitor yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya pada Persamaan (2.29).