BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL DENGAN SELF ESTEEM

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN, DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GUNUNG KIDUL

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia atau karyawan merupakan kekayaan (asset) utama

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh akuntan publik adalah sumber daya akuntan publik yang tersedia.

BAB I P E N D A H U L U A N. Pembukaan UUD 1945, perwujudannya berupa pembangunan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya dunia bisnis, semakin kompleks pula masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. dan kompetensi terhadap organisasi sehingga memberikan dampak positif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia maka kebutuhan akan fasilitas-fasilitas yang mendukung kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya, dan prestasi akhir itulah yang dikenal dengan performance atau

BAB I PENDAHULUAN. antara lain self esteem (keyakinan nilai sendiri berdasarkan evaluasi diri secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana pekerjaan. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. yang maksimal dan sebesar-besarnya. Diharapkan dengan didirikannya

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MONDRIAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. anggaran partisipatif dengan kinerja manajerial. untuk beroperasi lebih efisien dan efektif. Untuk itu pihak manajemen harus

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap. ditetapkan sebelumnya (Sardjito dan Muthaher, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan maupun swasta memegang peranan sangat penting. Tenaga kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat menimbulkan menurunnya motivasi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi sudah sangat dirasakan perlu, termasuk untuk menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya menghasilkan SDM yang bermutu tinggi, salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Pertumbuhan rumah sakit dewasa ini berkembang dengan pesat.

PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. tergantung kepada anggota organisasinya. Apabila organisasi dapat mengelola

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi kesetian dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar. meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi masyarakat membutuhkan informasi secara

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. Keuntungan bisa didapat antara lain dengan cara meningkatkan performance

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam pencapaian tujuan pendidikan secara makro yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

LIUS CHANDRA FEBRIAN B

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik negeri maupun swasta membawa dampak positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan perusahaan karena masalah yang akhirnya menentukan dan. memprediksikan keberhasilan atau kegagalan suatu kebijakan, strategi

BAB I PENDAHULUAN. untuk pencapaian tujuan. Sumber daya manusia yang dimaksud dalam. perusahaan adalah karyawan atau orang yang bekerja dengan menjual

RIKA HAPSARI B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

PENGARUH KEMAMPUAN, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang penelitian yang mendasari penulis untuk

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. PABELAN CERDAS NUSANTARA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah masalah menarik dan berpengaruh besar dalam kehidupan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu, dalam menghadapi pesaing-pesaingnya perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang

BAH 1 PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu orgarusasl memegang

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PROFESIONALISME, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan, dan perubahan.

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

BAB I PENDAHULUAN. dan beragam. Kondisi ini melahirkan persaingan yang semakin tinggi dalam dunia

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PT. TEKNIK MITRA BERSAMA DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dengan menggunakan sistem informasi akuntansi. Sistem pemrosesan

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN TINGKAT KESULITAN TARGET ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM REWARD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam mengelola

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Studi Kasus pada PT. BPR Sukadana Surakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dalam organisasi merupakan konsekuensi logis untuk. bersaing untuk mencapai yang terbaik (Gudono, 2014).

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN. (Studi Kasus Pada PT Macanan Jaya Cemerlang di Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NEUTRON YOGYAKARTA DI SURAKARTA

: DHIAN SARI UTAMININGSIH B.

Pratama Ilham Safitrie B

BAB I PENDAHULUAN. antara fakta dan teori. Keputusan tersebut merupakan penafsiran dari hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN(MAHASISWA) TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BIRO ADMINISTRASI UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN

RACHMAT TRIMULYA TUGAS AKHIR

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN BATIK DEWI BROTOJOYO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu perusahaan tak luput oleh peran sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa unsur manusia dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : SISKA HERTIANA J

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN PROGRAM STUDI BERAKREDITASI A DAN BERAKREDITASI B

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting untuk menentukan efektif atau tidaknya sebuah organisasi.

ANALISIS PENGARUH ANTARA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA SWALAYAN HARDJONO DI BATURETNO

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN, DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA PEGAWAI

BAB I PENDAHULUAN. bidang kekuasaan kehakiman di empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DI RSU SARAS HUSADA PURWOREJO. Skripsi

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan yang terjadi. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA&CUKAI SURAKARTA 2009

/BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN KERJA TERHADAP KUALITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SAHABAT KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut untuk lebih meningkatkan kegunaan dari sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk. diluar diri seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL DENGAN SELF ESTEEM DAN SELF EFFICACY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang, sejalan dengan itu maka Universitas Muhammadiyah Surakarta juga berupaya untuk dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pengguna dalam hal ini untuk pimpinan universitas maupun untuk kepala biro yang ada di Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk mengambil keputusan yang sangat cepat, akurat dan handal. Keberadaaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan, memgang peranan yang sangat penting. Tenaga kerja memiliki potensi besar untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal. Perusahaan dan karyawan merupakan dua hal yang saling membutuhkan. Jika karyawan berhasil membawa kemajuan bagi perusahaan, keuntungan yang diperoleh akan dipetik oleh kedua belah pihak. Bagi karyawan, keberhasilan merupakan aktualisai potensi diri sekaligus peluang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan bagi perusahaan atau instansi, keberhasilan merupakan sarana menuju pertumbuhan dan perkembangan perusahaan atau instansi tersebut. Seiring dengan perkembangannya, perusahaan sering kali mengabaikan tentang pengelolaan sumber daya manusia yang dimilikinya. Kendati sering 1

2 terdengar isu tentang pentingya pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan perusahaan, tetapi penangganannya kurang, baik oleh perusahaan maupun individu sebagai karyawan itu sendiri jarang dilakukan. Suatu pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis sendiri sering dikenal dengan teori kotingensi. Sementara itu dunia pada saaat ini sedang menghadapi dua tantangan utama. Pertama, perubahan lingkungan/ iklim bisnis yang cepat diiringi dengan meningkatnya kualitas dan konsumen. Dari satu sisi, perubahan yang cepat itu mengakibatkan terjadinya dinamika pekerjaan berupa perubahan dan perkembangan yang menuntut ketrampilan dan keahlian yang melebihi dari sebelumnya. Dari sisi lain, ternyata keinginan dan kebutuhan konsumen bukanlah suatu yang statis, tetapi terus berkembang secara dinamis pula. Konsumen selalu mendambakan keinginan dan kebutuhan dapat terpenuhi secara kualitas dan memuaskan. Kedua, meningkatnya persaingan antara perusahaan, mengharuskannya setiap perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya dengan cara yang lebih efisien, efektif dan produktif. Untuk menghadapi tantangan utama ini, maka perusahaan perlu untuk menuntut kinerja karyawan yang tinggi, dimana kinerja karyawan yang diharapkan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Beberapa penelitian menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara kepuasan kerja dan kinerja individual (Parker dan Kleemeir, (1951), Vroom

3 (1960), dan Strauss (1968) dalam Dwi Maryani dan Bambang Supomo (2001). Penelitian yang menguji hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja individual masih tidak jelas. Meta analisis yang dilakukan oleh Ifaldano dan Muchinsky (1986) menemukan pengaruh yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Ostroff (1992) memberikan bukti empiris bahwa kepuasan kerja tidak mempunyai pengaruh dengan peningkatan kinerja individual. Pada teori kontijensi disebutkan bahwa tidak ada tingkah laku atau gaya yang khusus dan mutlak yang bersesuaian dengan semua keadaan, tempat, dan masa. Kontinjensi (contingency) adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi (Oxford Dictionary & BNPB, 2011). Ketidakjelasan hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja individual mendorong peneliti untuk melakukan pengujian kembali hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja individual dengan menggunakan Self Esteem dan Self Efficacy sebagai variabel mediating. Untuk melihat apakah Self Esteem dan Self Efficacy dapat memediasi hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja individual, dimana Self Esteem adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Perasaan-perasaan Self Esteem, pada kenyataannya terbentuk oleh keadaan kita dan bagaimana orang lain memperlakukan kita. Seseorang dengan Self Esteem yang tinggi dimana mereka melihat dirinya berharga, mampu dan dapat diterima. Orang dengan Self Esteem rendah tidak merasa baik dengan dirinya (Kreitner&Kinicki, 2003), sedangkan Self effecacy adalah

4 keyakinan seseorang mengenai peluannya untuk berhasil mencapai tugas tertentu (Kreitner&Kinicki, 2003). Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan obyek yaitu Karyawan yang ada di Universitas Muhammadiyah Surakarta baik karyawan edukatif yaitu dosen maupun karyawan administratif. Melihat fenomena ada karyawan yang merasa dirinya tidak berarti di lingkungannya sehingga membuatnya terasing, minder dan jika memiliki keyakinan bahwa dia tidak mampu untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang karyawan, sehingga dapat menurunkan kepuasan kerja dan kinerjanya. Untuk itu dengan memiliki Self Esteem yang tinggi, dimana dia merasa dirinya begitu berharga, berarti dan jika dia memiliki Self Efficacy yang tinggi dimana dia merasa yakin dengan kemampuannya untuk berhasil maka sangat mendukung karier maupun kinerjanya sebagai seorang karyawan. Self Esteem dalam organisasi sebagai nilai yang dimiliki oleh individu atas dirinya sendiri sebagai anggota organisasi yang bertindak dalam konteks organisasi. Kepuasan kerja juga tergantung pada apa yang dirasakan individu terhadap pekerjaannya. Individu yang memiliki keyakinan nilai diri sendiri yang tinggi cenderung memandang diri mereka sendiri sebagai orang yang penting, berharga, berpengaruh dan berarti dalam konteks organisasi yang mempekerjakan mereka (Kreitner & Kinicki, 2003 dalam Cecillia Engko, 2006). Individu yang memiliki Self Esteem yang tinggi dimana mereka yakin akan kemampuan dirinya sendiri dan merasa berharga di lingkungannya, maka semakin tinggi prestasi kinerja individunya.

5 Self Efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk berhasil mencapai tugas tertentu. Self Efficacy merupakan karakteristik yang melekat pada diri individu. Menurut Pajares (2002, dalam Janu Tri Parmawati, 2004) Self Efficacy mempengaruhi pilihan-pilihan dan tindakan-tindakan individu serta berpengaruh juga terhadap tingkat stress dan kegelisahan individu. Bandura (1986, dalam Janu Tri Parmawati, 2004) mengembangkan konsep yang berkaitan dengan sejauh mana keyakinan individu memperkirakan kemampuan yang dimilikinya dalam melaksanakan tugas atau melakukan suatu tugas yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu yang disebut Self Efficacy. Keyakinan dalam Self Efficacy tersebut dalam proses kerja sangat berkaitan dengan penilaian bagaimana sebaiknya seseorang melakukan tindakan-tindakan tertentu yang diperlukan untuk menghadapi hambatan atau pengalaman yang tidak menyenangkan. Lebih lanjut Bandura (1986, dalam Janu Tri Parmawati, 2004) mengungkapkan individu dengan tingkat Self Efficacy yang tinggi cenderung tidak mudah menyerah, lebih sedikit mengalami keraguan pada diri sendiri dan menyenangi aktivitas baru yang menantang. Semakin tinggi Self Efficacy yang dimiliki seseorang dimana dia yakin akan kemampuannya untuk mendapatkan hasil terbaik dari pekerjaanya, maka semakin tinggi pula peluangnya untuk maju atau berhasil. Parker & Kleemeir (1951), Vroom (1960, dan Strauss (1968) dalam Dwi Maryani dan Bambang Supomo (2001) menyatakan bahwa ada hubungan positif antara kepuasan kerja dan kinerja individual. Penelitian yang dilakukan Ostroff (1992) memberikan bukti empiris bahwa kepuasan kerja tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kepuasan kerja individual.

6 Cecillia Engko (2006) meneliti tentang pengaruh kepuasan kerja individu terhadap kinerja individu dengan Self Esteem dan Self Efficacy sebagai variabel mediating. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Self Esteem dan Self Efficacy dapat memediasi hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja individual dan adanya hubungan negatif antara Self Esteem dan kinerja individual. Johnson Dongoran (2006) meneliti tentang pengaruh sikap kerja terhadap kinerja. Hasilnya menunjukkan terhadap pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan keterlibatan kerja secara bersama-sama. Pendekatan secara sistematis untuk mengevaluasi berbagai kondisi atau variabel yang dapat mempengaruhi hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja individu digunakan pendekatan kontingensi. Penelitian-penelitian yang menguji hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja individual memberikan hasil yang tidak konsisten. Govindarajan dalam Hapsari (2010) mengatakan perlu digunakan pendekatan kontingensi untuk menyelesaikan berbagai perbedaan pendapat tersebut. Pendekatan kontingensi diadopsi dalam penelitian ini untuk mengevaluasi hubungan kepuasan kerja dan kinerja individual. Faktor kontingensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah self esteem dan self efficacy sebagai variabel mediating karena dianggap dapat memperkuat hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja individual. Dengan memperhatikan penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja

7 individual dengan Self Esteem dan Self Efficacy sebagai variabel mediating, seperti yang telah dilakukan oleh Cecillia Engko (2006). Namun dalam penelitian ini, penulis menggunakan karyawan edukatif dan karyawan administratif perguruan tinggi swasta di Surakarta sebagai responden penelitian. Dalam hal ini karyawan edukatif dan karyawan administratif sebagai responden karena ada beberapa karyawan mungkin merasa bahwa dirinya kurang mampu untuk melakukan beberapa pekerjaan dalam waktu bersamaan yang disebabkan kompleknya faktor pekerjaan, misalnya dosen selain mengajar juga harus mempertimbangkan struktur organisasi yang berhubungan dengan kenaikan pangkat atau golongan maupun kedudukan yang berakibat langsung pada jaminan finansialnya. Dalam hal ini, seorang dosen mungkin dituntut untuk melakukan penelitian-penelitian guna menunjang mutu atau kualitas dosen tersebut. Jika seorang dosen mempunyai Self Esteem dan Self Efficacy yang tinggi, dimana dia merasa yakin akan kemampuannya untuk berhasil maka sangat mendukung karier dan kinerjanya sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja dan kualitas kerjanya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan peneliatan mengenai PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL DENGAN SELF ESTEEM DAN SELF EFFICACY SEBAGAI VARIABEL MEDIATING (Study Kasus di Unit Human Resource Development Universitas Muhammadiyah Surakarta).

8 B. Perumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan yang dikemukakan diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja individual? 2. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja individual yang dimediasi oleh Self Esteem sebagai variabel mediating? 3. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja individual yang dimediasi oleh Self Efficacy sebagai variabel mediating? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan pemandu dalam kegiatan penelitian agar sesuai dengan perumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan diadakan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap individual. 2. Untuk mengetahui kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja individual yang dimediasi oleh Self Esteem sebagai variabel mediating. 3. Untuk mengetahui kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja individual yang dimediasi oleh Self Efficacy sebagai variabel mediating. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi akademisi, menambah wawasan ilmu tentang pengaruh job satisfaction terhadap kinerja (performance) dan penerapan teori-teori yang ada dalam masalah sesungguhnya.

9 2. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan mampu menjadi dasar atau acuan untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik dan relevan. E. Sistematika penulisan Secara garis besar penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini akan diuraikan tentang pengertian kepuasan kerja, kinerja individual, Self Esteem, Self Efficacy, hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja individual, hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja individual yang dimediasi oleh Self Esteem, hubungan kepuasan kerja dengan kinerja individual yang dimediasi oleh Self Efficacy, penelitian-penelitian sebelumnya, kerangka pemikiran, dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menguraikan ruang lingkup penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, jenis data dan sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, uji kualitas data dan teknis analisis data.

10 BAB IV ANALISA DATA PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan tentang hasil analisis data yang diperolah dengan menggunakan alat analisis yang diperlukan serta pembahasannya. BAB V PENUTUP Di dalam bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran-saran yang diambil berdasar hasil analisis data.