BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mulut merupakan bagian dari organ pencernaan yang berfungsi sebagai jalan utama masuknya segala jenis asupan makanan. Mulut juga berfungsi sebagai komponen dari alat bicara. Bagian rongga mulut yakni bibir, vestibulum, langit-langit keras, langit-langit lembut,lidah,kelenjar lidah, gusi dan gigi. Gigi adalah organ pencernaan mekanik yang berfungsi sebagai pengolah makanan saat kita makan. Dengan adanya gigi kita dapat mengigit, merobek, mengunyah,menyobek dan menghaluskan makanan. Gigi dan mulut adalah organ pencernaan yang sangat vital keberadaanya. Hal ini karena gigi dan mulut merupakan organ yang berperan langsung dalam proses pencernaan pada makanan secara utuh tanpa melalui ekstraksi. Artinya Secara tidak langsung kesehatan gigi dan mulut berpengaruh terhadap kesehatan organ tubuh lainnya. Menurut data dari Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar, Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013 prevalensi nasional masalah gigi mulut adalah 25.9%, prevelansi pengalaman karies 72.3%, prevalensi nasional karies aktif adalah 53.2%. Dengan demikian masih diperlukan upaya untuk memperbaiki tingkat kesehatan gigi dan mulut masyarat indonesia. Akan tetapi sebagian besar penduduk di indonesia masih belum mendapatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat pada data Effective Medical Demand (EMD) hasil Riskesdas pada tahun 2013, yang menunjukkan sekitar 68.9 % penduduk indonesia tidak mendapatkan perawatan. 1
2 Pada Puskesmas Gondokusuman II, saat dokter gigi tidak tersedia pada waktu tertentu, pasien akan secara otomastis tidak langsung mendapatkan tindakan perawatan karena perawat gigi yang tersedia di puskesmas tersebut tidak dibekali panduan untuk mendiagnosis pasien sesuai dengan pengetahuan dokter gigi. Oleh karena itu, dalam kasus ini diperlukan adanya sistem pakar yang dapat membantu mendokumentasikan pengetahuan pakar. Sehingga pada saat dokter gigi tidak tersedia, pasien langsung mendapatkan tindakan perawatan yang dilakukan oleh perawat gigi, tentunya sesuai dengan pengetahuan pakar dan peraturan tindakan perawat gigi yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Pasal 12 dan Pasal 18 tentang aturan tindakan perawat gigi. Sistem pakar ini dirancang sesuai dengan konsep dasar sistem pakar yang mengandung keahlian (expertise), pakar (expert), pemindahan keahlian (transfering expertise), inferensi (inferencing), aturan (rules) dan kemampuan menjelaskan (explanation capability) (Arhami, 2004). Cara kerja sistem ini adalah menyajikan satu set pernyataan yang berguna sebagai memori kerja dan satu set aturan yang akan menentukan tindakan berdasarkan set pernyataan. Pernyataan tersebut merupakan pengetahuan ahli yang dikodekan untuk menetapkan aturan. Ketika pernyataan yang dipilih sesuai dengan set aturan maka akan ditampilkan tindakan penangan yang mirip dan sesuai dengan pengetahuan pakar. Inferensi dalam sistem pakar ini berjalan dengan menggunakan metode Forward Chaining. Dimana penalaran pengambilan keputusan diambil berdasarkan fakta. Pencarian dimulai dari informasi masukan (IF) kemudian menuju kesimpulan dengan informasi (THEN). Pencarian tersebut terus dilakukan dengan runut maju sampai menemukan kesimpulan untuk pengambilan keputusan.
3 Untuk mengatasi ketidakpastian (uncertainty) pada pengetahuan pakar dengan set pernyataan yang dipilih oleh user maka sistem pakar tersebut menerapkan aturan ketidakpastian (uncertainty) menggunakan metode Certainty Factor (CF). Kemudian nilai Certainty Factor tersebut akan diklasifikasin berdasarkan Uncertaint Term. Nilai Certainty Factor tersebut berfungsi sebagai pengukur tingkat kepastian sistem dalam mendiagnosis penyakit gigi dan mulut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalahnya adalah bagaimana merancang sebuah sistem pakar diagnosis penyakit gigi dan mulut menggunakan metode Forward Chaining dan Certainty Factor. 1.3 Batasan Masalah Untuk menghindari agar permasalahan tidak terlalu meluas diperlukan batasan masalah sebagai berikut: 1. Jenis penyakit gigi dan mulut yang digunakan adalah jenis penyakit yang dapat ditangani oleh perawat gigi. 2. Nilai Certainty Factor diklasifikasikan berdasarkan Uncertain Term 3. Masukan sistem berupa pilihan set pernyataan mengenai gejala penyakit dan nilai kepastian tiap gejala yang diinput. 4. Keluaran sistem berupa kesimpulan hasil diagnosis seperti jenis penyakit, definisi penyakit, saran pengobatan, saran pencegahan, gambar, uncertain term dan nilai Certainty Factor. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah terciptanya sistem pakar yang dapat mendiagnosis penyakit gigi dan mulut.
4 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Mendokumentasikan informasi yang diperoleh dari pakar mengenai penyakit gigi dan mulut termasuk pencegahan dan pengobatannya. 2. Membantu perawat gigi dalam penanganan terhadap pasien kesehatan gigi dan mulut saat dokter tidak tersedia. 1.6 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah: 1. Data Gathering Mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian yang diperoleh dari buku, jurnal, makalah, artikel dan internet. Data yang dikumpulkan seperti jenis peyakit, definisi penyakit, gejala penyakit, pengobatan serta pencegahan. 2. Akuisisi Pengetahuan Mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini yang diperoleh melalui wawancara terhadap dokter gigi. Pengetahuan yang dikumpulkan berkaitan dengan nilai tingkat kepercayaan yang dibutuhkan dalam proses inferensi serta konfirmasi mengenai data yang dikumpulkan pada proses data gathering. 3. Perancangan Menentukan teknik dalam merancang desain sistem, yaitu menggunakan kaidah produksi dalam bentuk IF-THEN untuk knowledge base dan metode Foward Chaining untuk proses inferensi. 4. Implementasi Mengembangkan sistem berdasarkan rancangan yang telah dibuat dengan implementasi dari sistem pakar.
5 5. Pengujian Pengujian dilakukan oleh pakar dengan input berupa gejala beserta nilai Certainty Factor dan output berupa hasil diagnosa yang menampilkan berupa diagnosis yang berisi jenis penyakit, definisi penyakit, saran pencegahan, saran pengobatan dan nilai Certainty Factor untuk hasil diagnosis. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latarbelakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi studi literatur penelitian yang telah dilakukan sebelumnya digunakan sebagai bahan referensi terkait dengan sistem pakar dalam dunia kesehatan. BAB III LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni mengenai sistem pakar, Certainty Factor serta penyakit gigi dan mulut. BAB IV ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM Bab ini berisi desain serta perancangan sistem mulai dari rancangan alur proses, basis data, basis pengetahuan, proses inferensi dan desain antarmuka. BAB V IMPLEMENTASI Bab ini berisi hasil implementasi dari sistem berdasarkan rencangan yang telah dibuat sebelumnya dengan menampilkan cuplikan kode program serta tampilan antarmuka sistem.