Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea dengan Penanganan Dismenorea pada Siswi Kelas XI Di SMA N 6 Cirebon Tahun 2013 Anggi Adelia Nuarisma ABSTRAK Berdasarkan hasil study pendahuluan terhadap 15 orang siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon sebanyak 10 orang (66,66%) tidak mengerti tentang nyeri haid dan penanganannya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon tahun 2013. Metode penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29-30 April 2013 dengan subyek penelitian siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon tahun 2013 yang berjumlah 230 responden dan diambil menggunakan teknik sampling jenuh. Data yang digunakan berupa data primer yaitu menggunakan kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus Chi Square dengan bantuan program SPSS For Windows 17 Vertion. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 115 responden (50,0%) dan mayoritas responden melakukan penanganan saat mengalami dismenorea yaitu berjumlah 140 responden (60,9%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon tahun 2013. Sebagian besar siswi kelas XI SMAN 6 Cirebon sudah memiliki pengetahuan yang cukup dan melakukan penanganan terhadap dismenorea maka diharapkan baik para siswi dan pihak institusi pendidikan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi tersebut. Kata Kunci : (Pengetahuan, Penanganan dismenorea) 69
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut WHO (1995) sekitar seperlima penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun. Data demografi di Amerika Serikat (1990) menunjukkan jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi. Di Asia Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10-19 tahun. (Soetjiningsih, 2007: 1). Sedangakan menurut Badan Pusat Statistik (2010) dari hasil sensus penduduk tahun 2010, menunjukan bahwa jumlah remaja di Indonesia sebesar 63,4 juta diantaranya adalah yang terdiri dari laki-laki sebanyak 32.164.436 jiwa (50,70%) dan perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (49,30%) ( www.bkkbn.go.id, 2011). Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Masalah seksual saja tetapi juga menyangkut segala aspek tentang reproduksinya, terutama untuk remaja putri yang nantinya menjadi seorang wanita yang bertanggung jawab terhadap keturunannya. Pemahaman tentang menstruasi sangat diperlukan untuk dapat mendorong remaja yang mengalami gangguan menstruasi agar mengetahui dan mengambil sikap yang terbaik mengenai permasalahan reproduksi yang mereka alami (Rusdiana, 2010). Sekitar 80 sampai 90 persen perempuan pada usia subur mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi ( www.wikipedia.org, 2013). Sekitar 50 persen kaum remaja putri di seluruh dunia pernah mengeluh karena sakit waktu haid pada masa remaja. Biasanya gangguan ini mencapai puncaknya pada umur 17-25 tahun, dan berkurang atau sembuh setelah pernah mengandung (Indriani, 2010). 70
Menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian bawah dan punggung serta biasanya terasa seperti kram, dikenal sebagai dismenorea atau menoragi. Telah dilaporkan di Amerika Serikat dialami oleh 60 sampai 91 persen wanita di semua wilayah (Varney, Jan M. Kriebs, & Carolyn L. Gegor, 2006: 341). Remaja di Indonesia yang mengalami masalah dalam menstruasi diperkirakan sebesar 20 persen. Gangguan menstruasi tersebut dibarengi dengan nyeri di perut, mulas, muntah-muntah, sakit kepala, hingga berakhir dengan pingsan, emosi menjadi tidak terkontrol dan badan menjadi lesu (Indriani, 2010). Menurut beberapa laporan internasional prevalensi dismenorea sangat tinggi dan setidaknya 50% remaja putri mengalami dismenorea sepanjang tahun-tahun reproduktif. Suatu studi menyatakan akibat dismenorea tersebut sekitar 10-18%, dismenorea adalah penyebab utama absen sekolah dan terganggu aktifitas lain. Hasil studi terbaru menunjukkan bahwa hampir 10% remaja yang dismenorea mengalami absence rate 1-3 hari perbulan atau ketidakmampuan remaja dalam melakukan tugasnya sehari-hari akibat nyeri hebat (Rahmanto, 2011). Berdasarkan hasil study pendahuluan terhadap 15 orang siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon sebanyak 5 orang (33,33%) mengerti tentang nyeri haid serta penanganannya, tetapi hanya 3 orang yang melakukan penanganan pada saat nyeri haid, dan 10 orang (66,66%) tidak mengerti tentang nyeri haid dan penanganannya. Upaya penanganan terhadap nyeri haid yang mereka lakukan yaitu berupa tiduran, minum jamu, dan minum obat pereda nyeri haid. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon tahun 2013. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Antara -Preeklampsi Pada Ibu Bersalin 71
dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death di RSUD Arjawinangun Periode 1 Januari 31 Desember Tahun 2011. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon tahun 2013? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang dismenorea pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon tahun 2013. b. Untuk mengetahui gambaran penanganan dismenorea yang dilakukan remaja putri pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon tahun 2013. c. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon tahun 2013. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan konsepkonsep yang diarahkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kebidanan, dan menambah referensi yang dapat dijadikan bahan untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah kepustakaan, dan dapat dimanfaatkan oleh siswi untuk meningkatkan pengetahuan mengenai dismenorea. 72
Serta mampu menjadi landasan bagi lembaga terkait dalam melaksanakan program kegiatan bimbingan, pembinaan dan konseling dalam upaya peningkatan pengetahuan siswi tentang dismenorea agar dapat melakukan penanganan yang tepat saat mengalami dismenorea. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian survei analitik dengan rancangan survei cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time approach) (Notoadmodjo, 2010). HASIL PENELITIAN A. Analisis Univariat Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon Tahun 2013, yang dilaksanakan pada tanggal 29-30 April 2013 dengan jumlah sampel 230 responden, maka hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk tabel-tabel di bawah ini. 1. Gambaran pengetahuan remaja putri tentang dismenorea Tabel 3 Gambaran pengetahuan remaja putri tentang dismenorea pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1. Baik 19 8,3 2. Cukup 115 50,0 3. Kurang 96 41,7 Jumlah 230 100,0 Berdasarkan data pada tabel 3, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 115 responden (50,0%). 73
2. Gambaran penanganan dismenorea yang dilakukan remaja putri Tabel 4 Gambaran penanganan dismenorea yang dilakukan remaja putri pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon No. Penganan Responden Frekuensi Persentase (%) 1. Ditangani 140 60,9 2. Tidak ditangani 90 39,1 Jumlah 230 100,0 Berdasarkan data pada tabel 4, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon melakukan penanganan saat mengalami dismenorea yaitu berjumlah 140 responden (60,9%) A. Analisis Bevariate Penyajian analisis bevariate masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini yaitu mengenai hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea. Tabel 5 Hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon Pengetahuan Dismenorea Baik Cukup Kurang Jumlah value Penanganan Dismenorea F % F % F % F % Ditangani 14 10,0 77 55,0 49 35,0 140 100,0 Tidak ditangani 5 5,6 38 42,2 47 52,2 90 100,0 0,03 Jumlah 19 8,3 115 50,0 96 41,7 230 100,0 Berdasarkan data pada tabel 5 dapat diketahui hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea yaitu mayoritas siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon berpengetahuan cukup dan melakukan penanganan saat mengalami dismenorea yaitu berjumlah 77 responden (55,0%). Data tersebut kemudian dilakukan uji statistik menggunakan uji Chi Square dengan bantuan program SPSS For Windows 17 Vertion, diperoleh nilai α = 0,05, karena nilai value = 0,03 sedangkan value < α (0,05) maka keputusannya Ho ditolak dan Ha diterima 74
yang berarti ada hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon Tahun 2013. PEMBAHASAN A. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea Pada penelitian ini didapatkan data bahwa tingkat pengetahuan siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon tentang dismenorea terdiri dari tingkat pengetahuan baik sebanyak 19 responden (8,3%), cukup sebanyak 115 responden (50,0%), dan kurang sebanyak 96 responden (41,7%). Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya (Rahmanto, 2011). Menurut peneliti diperolehnya hasil bahwa mayoritas siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon berpengetahuan cukup salah satunya dikarenakan sarana informasi yang tersedia sudah cukup banyak seperti media cetak, media elektronik, maupun akses internet. Hal tersebut memudahkan mereka untuk mencari informasi tentang nyeri haid atau dismenorea yang dialaminya, namun tidak semua informasi yang mereka dapatkan itu benar dan tepat. B. Gambaran Penanganan Dismenorea yang Dilakukan Remaja Putri Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4 dapat diketahui bahwa sebanyak 140 responden (60,9%) melakukan penanganan saat mengalami dismenorea,dan sebanyak 90 responden (39,1%) tidak melakukan penanganan saat mengalami dismenorea. Penanganan adalah perilaku yang ditunjukkan untuk melakukan suatu tindakan (Rahmanto, 2011). Kazt mengatakan bahwa, pada dasarnya perilaku seseorang dipengaruhi kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang (Pieter & Lubis, 2010: 50). Hal ini mendukung penelitian oleh Jarret, dkk, ada tingkatan rasa sakit saat menstruasi yaitu sakit 75
ringan, sedang, dan berat, selanjutnya untuk menghilangkan rasa sakit, remaja tersebut menggunakan obat sendiri tanpa konsultasi dengan dokter, minum obat analgesik 32,5%, melakukan kompres dengan air panas 34% dan yang paling banyak mengatasi dismenorea dengan istirahat yaitu sekitar 92% (Rahmanto, 2011). Menurut peneliti banyaknya responden yang sudah melakukan penanganan dismenorea karena selain pengetahuan mereka yang cukup tentang dismenorea, dipengaruhi pula oleh kebutuhan untuk mengurangi rasa sakit yang mereka alami akibat dismenorea. C. Hubungan antara Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea dengan Penanganan Dismenorea Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4 dapat diketahui hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea yaitu mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 115 responden (50,0%), dan sebanyak 140 responden (60,9%) melakukan penanganan saat mengalami dismenorea. Data tersebut kemudian dilakukan uji statistik menggunakan uji Chi Square, diperoleh nilai value = 0,03 sedangkan α = 0,05, karena nilai value < α (0,05) maka keputusannya Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon Tahun 2013. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Walid Rahmanto (2011) yang berjudul hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea di Pon.Pes. Al- Muhsin Purwaasri Metro Utara Tahun 2011, dengan hasil uji statistik value = 0,019 yang artinya terdapat hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti berpendapat banyaknya responden yang sudah melakukan penanganan terhadap dismenorea yang mereka alami dipengaruhi oleh 76
pengetahuan mereka yang cukup tentang dismenorea. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahmanto (2011) pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku remaja, sehingga pengetahuan sangat penting untuk membentuk perilaku seseorang. Dalam hal ini perilaku bisa berupa penanganan yang dilakukan remaja putri yang mengalami dismenorea. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 29-30 April 2013 mengenai Hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon tahun 2013. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Mayoritas siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon berpengetahuan cukup mengenai dismenorea. 2. Mayoritas siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon melakukan penanganan saat mengalami dismenorea. 3. Terdapat hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea pada siswi kelas XI di SMA N 6 Cirebon tahun 2013. A. Saran 1. Petugas Kesehatan Bagi petugas kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat meningkatkan peran dan fungsinya sebagai petugas kesehatan. Caranya yaitu dengan memanfaatkan program PKRR yang direncanakan oleh BKKBN dan Dinas Kesehatan, dalam memberikan pendidikan dan konseling tentang kesehatan khususnya mengenai dismenorea, misalnya dengan mengadakan penyuluhan ke setiap sekolah. 2. Institusi Pendidikan 77
Sebagian besar siswi kelas XI SMAN 6 Cirebon sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang dismenorea dan melakukan penanganan terhadap dismenorea yang mereka alami, maka diharapkan baik para siswi dan pihak institusi pendidikan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi tersebut. Salah satunya dengan melaksanakan program kegiatan bimbingan, pembinaan dan konseling dalam upaya peningkatan pengetahuan siswi tentang dismenorea agar dapat melakukan penanganan yang tepat saat mengalami dismenorea. 3. Peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan untuk peneliti lain, dan memperbaiki kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini sehingga menjadikan penelitian selanjutnya lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. (Ed. Revisi 2010). Jakarta : Rineka Cipta Badziad, Ali. (2003). Endokrinologi ginekologi. (Ed. Kedua). Jakarta: Media Aesculapius FKUI Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2004). Buku ajar keperawatan maternitas, trj. Maria A. W. dan Peter I. A. (Ed. 4). Jakarta: EGC. Dahro, Ahmad. (2012). Psikologi kebidanan: analisis perilaku wanita untuk kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A. Aziz Alimul. ( 2011). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta: Slaemba Medika. Kusmiran, Eny. (2012). Medika. Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Cipta. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 78
Olivia, Femi. (2013). Mengatasi gangguan haid. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Pieter, H. Z. dan Namora, L. L. (2010). Pengantar psikologi untuk kebidanan. (Ed. 1). Jakarta: Kencana. Prawirohardjo, Sarwono. (2007). Ilmu kandungan. Jakarta: YBP-SP Soekanto, Soerjono. (2010). Sosiologi suatu pengantar. (Ed. 1). Jakarta: Rajawali Pers. Soetjiningsih. (2007). Sagung Seto. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta: CV. Varney, Helen et al. (2006). Buku ajar asuhan kebidanan, terj. Ana Lusiyana et al. (4 th Ed., Vol. 1). Jakarta: EGC. Widyastuti, dkk. (2009). Kesehatan reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya. Wiknjosastro, Hanifa. (2006). Ilmu kebidanan. (Ed. Ketiga). Jakarta : YBP-SP. Wiyani, Novan Ardy dan Barnawi. (2012). Ilmu pendidikan islam: rancang bangun konsep pendidikan monokotomik-holistik. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media. Admin. (26 Februari 2013). Pubertas. Diambil 12 Maret 2013 jam 19.36 WIB dari http://id.wikipedia.org/wiki/pubertas. Anurogo, Dito. (2008). Segala sesuatu tentang nyeri haid. Diambil 23 Maret 2013 jam 20.22 WIB dari http://www.kabarindonesia.com/berita.php? pil=3&dn=20080619164804 Ardi. (2012). Dismenore (Nyeri Haid). Diambil 13 Maret 2013 jam 13.00 WIB dari http://www.psychologymania.com/2012/06/dismenore-nyeri-haid.html BKKBN. (Desember 2011). Kajian profil penduduk remaja (10-24 thn). Diambil 11 Maret 2013 jam 17.00 WIB dari www.bkkbn.go.id Indriani, Ida. (18 Novenber 2010). Gambaran pengetahuan remaja putri dalam menghadapi menstruasi di smp panca budi medan periode mei-juni 2010. Diambil 12 Maret 2013 jam 14.12 WIB dari http://helvetia.ac.id/library/gdl.php?mod=browse&op=read&id=supthelpp-gdl-idaindrian-73 Lusa. (2010). Dismenore (Dysmenorrhea) Part1. Diambil 12 Maret 2013 jam 21.00 WIB dari http://www.lusa.web.id/dismenore-dysmenorrhea-part-1/ Rahmanto, Walid. (2011). Hubungan pengetahuan remaja putri tentang dismenore dengan penanganan dismenore di pon. Pes. Al- muhsin metro utara tahun 2011. Diambil 12 Maret 2013 jam 18.15 WIB dari http://walidrahmanto.blogspot.com/2012/05/hubunganpengetahuan-remaja-putri.html Rusdiana, Erna. ( 8 November 2010). Menstruasi dan dismenore.diambil 12 Mret 2013 jam 14.00 WIB dari http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2010/11/menstruasi-dan dismenore.html Wati, Herlia. (2012). Metodelogi penelitian. Diambil 11 April 2013 jam 08.50 WIB dari http://herliamr.blogspot.com/2012/05/bab-iv.html 79