EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (UU RI, NO 36 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangMasalah. bagian bawah adalah tungkai. Dan lutut merupakan salah satu sendi utama

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. yang umumnya terjadi pada daerah siku (Setiawan, 2011). digunakan dalam permainan tenis dalam melakukan service, overhead

BAB I PENDAHULUAN. Knee joint atau sendi lutut adalah salah satu sendi yang mempunyai fungsi

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terdiri dari berbagai anggota gerak yang saling menopang

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

BAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konsep paradigma sehat menuju Indonesia sehat 2010, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Negara-negara Eropa. Di Amerika

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Diajukan Oleh: : LINA WULANINGSIH

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA DEKSTRA DI RSAL DR RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk seluruh masyarakat yang mencakup upaya peningkatan (promotive),

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CALCANEUS SPUR SINISTRA DENGAN MICRO WAVE DIATHERMY (MWD) DAN MASSAGE DI RSAL DR.

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keluhan dan gangguan. Hal ini terjadi karena kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses penurunan tensil strength dan stiffnes jaringan kolagen yang menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

PERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Angka kejadian Ischialgia bawah hampir sama pada semua populasi

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah,

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA BELLS PALSY DEXTRA DI RSAL. DR.RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang

Transkripsi:

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION ( TENS ) PULSE BURST DAN ARUS TRABERT DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK DI LUTUT PADA USIA LANJUT SKRIPSI Disusun Oleh: WIWIK WIDIYASARI J 110 050 037 PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan manusia. Salah satu dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup manusia yang menghasilkan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia). Data Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia tahun 2000 menyebutkan jumlah lansia sebesar 15 juta dan meningkat menjadi 18 juta pada tahun 2005 (Merdikoputro, 2006). Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut di perkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan di perkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar (Nugroho, 2001). Bahkan dimasa datang, jumlah lansia di Indonesia semakin bertambah. Tahun 1990 jumlah lansia 6,3 persen (11,3 juta orang), pada tahun 2015 jumlah lansia diperkirakan mencapai 18,8 juta orang. Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1995 jumlah lansia 60 tahun ke atas sebesar 7,5 persen atau 15 juta jiwa dibanding tahun 1986

sebesar 5,3 persen atau 9,5 juta jiwa (Pudjiastuti, 2003). Tahun 2020 jumlah lansia di Indonesia diperkirakan akan mencapai urutan ke 6 terbanyak di dunia dan melebihi jumlah lansia di Brazil, Meksiko, dan negara-negara Eropa (Pudjiastuti, 2003). Negara-negara maju di Eropa dan Amerika menganggap batasan umur tua ialah 65 tahun, dengan pertimbangan bahwa pada usia tersebut orang akan pensiun. Tetapi akhir ini telah dicapai konsensus sebagai batasan umur tersebut ialah 60 tahun (Darmojo, 1999). Pada umumnya tanda proses menua mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun. Perubahan struktur fungsi, baik fisik maupun mental menjadi yang akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk tetap berfungsi, usia lanjut dengan proses menua berpengaruh terhadap penampilan penyakit, penyembuhan dan selalu memerlukan rehabilitasi. Dalam penampilan yang tidak khas, perlu diperhatikan adanya beberapa gejala yang khas pada usia lanjut seperti roboh, pikun, mal nutrisi, mobilitas menurun dan penyakit penyerta lainya seperti penyakit degeneratif dan penyakit kronis. Di sini kasus degeneratif dengan gejala berupa nyeri muskuloskeletal merupakan sindroma geriatrik yang paling sering dijumpai berkaitan dengan masalah kesehatan pada usia lanjut (Pudjiastuti, 2003). Tujuan hidup manusia itu menjadi tua tetapi tetap sehat (healty aging), mencapai menua yang sehat tersebut diperlukan upaya peningkatan (prevention), pengobatan penyakit (curative), dan pemulihan penyakit (rehabilitative). Sehingga keadaan patologipun dicoba untuk disembuhkan

guna mempertahankan menua yang sehat, oleh karena proses patologi akan mempercepat proses menua. Untuk mempertahankan kualitas hidup, tetap aktif dan produktif, lansia membutuhkan kemudahan dalam beraktivitas, pemahaman tentang lingkungan aktivitas, dan pelayanan kesehatan yang memadai. Kemudian dalam beraktifitas akan membantu lansia melakukan kegiatan tanpa hambatan, menggunakan energi minimal dan menghindari cidera. Pemahaman lingkungan aktifitas akan membantu lansia dalam penyesuaian aktifitas individu di rumah atau aktifitas sosial di masyarakat. Pelayanan kesehatan yang memadai sangat diperlukan karena lansia sangat rentan terhadap penyakit dan cidera (Pudjiastuti, 2003) Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan ( fisik, elektroterapeutis dan mekanis ), pelatihan fungsi dan komunikasi ( Menkes, R.I 2007). Berdasarkan hasil interview peneliti dengan responden, di nyatakan bahwa obat analgetik anti inflamasi masih merupakan tindakan terapi yang paling efektif dalam mengurangi nyeri yang mereka alami. Namun dengan lamanya jangka waktu pemakaian dan semakin meningkatnya pemahaman pasien bahwa obat obatan ini terbuat dari bahan kimia, menyebabkan pasien mulai sering bertanya tentang efek samping yang mungkin timbul.

Peran fisioterapi untuk mempertahankan kualitas hidup, tetap aktif dan produktif, lansia membutuhkan penanganan bagi penderita dengan penyakit nyeri kronik di lutut. Berbagai modalitas yang di gunakan fisioterapi dengan memanfaatkan bentuk energi alam, sehingga boleh di katakan sangat sedikit memiliki efek samping. Modalitas fisioterapi yang sudah banyak di gunakan dan terbukti bermanfaat untuk terapi nyeri adalah TENS dan arus IDC. B. Identifikasi Masalah Pada proses penuaan perubahan terjadi pada semua sistem dalam tubuh salah satunya sistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal merupakan kerja sama dari otot, sendi, jaringan lunak lain. Dalam sistem ini; di perlukan lingkup gerak sendi, kekuatan dan ketahanan dari kelompok otot kaki, pergelangan kaki, lutut, pinggul, punggung, leher dan mata ( Suhartono, 2004 ). Gangguan pada muskuloskeletal pada umumnya memberikan gejala atau keluhan nyeri, dari tingkat ringan sampai berat. Keluhan nyeri yang timbul akan sangat mengganggu penderita sehingga penderita tidak dapat bekerja atau beraktifitas dengan nyaman bahkan juga tidak dapat merasakan kenyamanan dalam hidupnya. Oleh karena itu, dalam pengolahan penyakit muskuloskeletal yang pertama kali harus kita lakukan adalah mengurangi nyeri atau gejala yang ditimbulkan ( Riardi Pramudiya, 2006). Walaupun nyeri sudah di rasakan oleh manusia pertama di muka bumi, namun pengertian nyeri mengalami evolusi yang panjang seperti nyeri lutut dapat menghambat aktivitas penderita, lambat laun dapat terjadi kelemahan

otot di sekitar lutut, yang akhirnya dapat terjadi pengecilan otot dan perubahan bentuk sendi lutut. Jika tidak ditangani dengan tepat, lambat laun dapat terjadi kekakuan sendi, sehingga penderita kesulitan untuk berdiri, berjalan dan selalu merasakan nyeri. (www. suaramerdeka. com ). Nyeri lutut kronis adalah nyeri lutut yang dirasakan sudah lama ( lebih 2 minggu). Sifat nyeri biasanya ngilu dan pegal pada lutut, dan timbul terutama setelah berjalan agak jauh atau banyak berdiri. Nyeri lutut kronis yang paling sering terjadi adalah disebabkan oleh osteoarthritis ( pengapuran sendi ), bursitis ( radang bantalan sendi ), tendinitis ( radang ujung otot ), atau kasus lebih jarang seperti rematoid arthritis dan gout. Osteoarthritis adalah penyebab tersering nyeri sendi pada usia di atas 50 tahun, dan merupakan penyakit degenerasi / penuaan sendi yang menyerang struktur tulang rawan sendi. ( www. suaramerdeka. com ) Peran fisioterapi pada kasus muskuloskeletal dalam mengurangi nyeri bisa menggunakan beberapa bentuk terapi, salah satunya dengan TENS. Menurut Walsh (1997); Belanger (2002 ); Johnson ( 2002 ); and Barlas & Lundeberg ( 2006 ) TENS merupakan modalitas fisioterapi yang biasa digunakan untuk menangani nyeri. Penelitian sejenis telah dilakukan oleh Jensen ( 1991 ), mengevaluasi efek dari TENS untuk osteoarthtritis di lutut, dengan 20 pasien rata - rata umur 75 tahun ( rata rata 63 85 tahun ) dengan memberikan salah satu TENS konvensional atau TENS pulse burst selama 20 menit selama 5 hari dapat menimbulkan kontraksi otot. Grant et al ( 1999 ) membandingkan kelompok dengan memberikan TENS untuk nyeri

kronis pada punggung bawah dengan 5-7 pasien mempunyai rata rata umur dari 74 tahun ( antara 60 90 tahun ) dengan pemberian intervensi selama 20 menit, dua kali dalam seminggu untuk 1 bulan. Hasil yang diperoleh ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan diantara pada modalitas tersebut dalam mengurangi nyeri. Arus trabert merupakan modifikasi bentuk gelombang IDC dengan pulsa rectangular, 2 ms durasi arus dan 5 ms interval. Jika di aplikasikan dengan baik pada area yang sakit, maka arus ini sangat cocok untuk mengurangi nyeri. Melihat latar belakang tersebut diatas, penulis berminat mengambil judul efektifitas dan kenyamanan TENS pulse burst dan arus trabert dalam mengurangi nyeri kronik di lutut pada usia lanjut. Semoga dengan penelitian ini, dapat berguna bagi peneliti, tenaga medis ataupun masyarakat umum. C. Pembatasan Masalah Melihat banyaknya masalah yang di timbulkan dari lansia maka penulis membatasi pada efektifitas dan kenyamanan TENS pulse burst dan arus trabert dalam mengurangi nyeri kronik di lutut pada usia lanjut di karenakan berbagai pertimbangan tentang keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. D. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas masalah yang ingin di pecahkan dalam penelitian ini adalah

1. Apakah terdapat efektifitas dan kenyamanan TENS pulse burst dalam mengurangi nyeri kronik di lutut pada usia lanjut? 2. Apakah terdapat efektifitas dan kenyamanan arus trabert dalam mengurangi nyeri kronik di lutut pada usia lanjut? 3. Apakah terdapat efektifitas dan kenyamanan TENS pulse burst dan arus trabert dalam mengurangi nyeri kronik di lutut pada usia lanjut? E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui efektifitas dan kenyamanan TENS pulse burst dalam mengurangi nyeri kronik di lutut pada usia lanjut? 2. Untuk mengetahui efektifitas dan kenyamanan arus trabert dalam mengurangi nyeri kronik di lutut pada usia lanjut? 3. Untuk mengetahui efektifitas dan kenyamanan TENS pulse burst dan arus trabert dalam mengurangi nyeri kronik di lutut pada usia lanjut? F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi institusi pelayanan fisioterapi: Untuk membantu cara berpikir secara ilmiah dalam menghadapi permasalahan yang timbul dalam lingkungan fisioterapi, serta untuk memberikan intervensi penanganan kondisi nyeri kronik di lutut pada usia lanjut dengan terapi transcutaneus electrical nerve stimulation pulse burst dan arus trabert.

2. Bagi Pasien Dengan pemberian intervensi terapi dengan TENS pulse burst dan arus trabert sehingga nyeri dapat berkurang ataupun hilang dan pasien dapat melakukan aktifitas fungsional dengan baik. 3. Bagi peneliti: Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pemberian terapi transcutaneus electrical nerve stimulation pulse burst dan arus trabert untuk mengurangi nyeri kronik di lutut pada usia lanjut.