BAB I PENDAHULUAN. yang berat, yaitu tantangan internal dan eksternal. Secara internal kita telah

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

Dwi Esti Andriani, M. Pd., MEdSt. Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa secara berkelanjutan.untuk itu pendidikan harus menjadikan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bukan hanya hak monopoli bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Wacana yang berkembang dimasyarakat, khususnya di kecamatan Lawang

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, 2005), hlm. 51. hlm.2. 1 Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sekolah benar-benar sangat diperlukan, karena sekolah

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, dan aspek-aspek perilaku lainya kepada generasi ke generasi.

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I. Peningkatan kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan. tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian produk atau jasa dengan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. proses tranformasi adalah anak didik yang sedang tumbuh dan berkembangnya

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan nasional kita sedang menghadapi dua tantangan yang berat, yaitu tantangan internal dan eksternal. Secara internal kita telah dihadapkan pada hasil-hasil studi internasional yang selalu menyudutkan profesi guru sebagai pemegang kunci pendidikan dan juga negara yang memiliki ranking teratas dalam masalah korupsi. Kondisi semacam ini rupanya selalu dibicarakan dan diumumkan dimana-mana secara berulang-ulang sehingga membentuk konsep bahwa pendidikan kita tidak baik, tidak bermutu dan ke terbelakang. Disisi lain kita juga dihadapkan dengan tantangan eksternal, yaitu perubahan yang cepat dari lingkungan strategis di luar negara kita. Beberapa tahun kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) akan berlaku mulai tahun 2010 untuk negara-negara maju dan pada tahun 2020 untuk seluruh anggota termasuk Indonesia. Jadi kita berada dalam posisi untuk tidak bisa mengelak dari tekanan eksternal tersebut. Jika pada masa depan dengan tenaga tenaga kerja asing yang ikut berebut dalam memasuki pasaran di negara kita. Menghadapi kedua tantangan tersebut, maka perubahan dalam inovasi merupakan kata kunci yang perlu dijadikan tolak ukur dalam mengembangkan pendidikan nasional pada umumnya. Pengembangan tersebut tidak dapat dilakukan sendiri oleh perintah pusat atau daerah. Tetapi memerlukan masukan masukan dan gerakan bersama atau semua institusi pendidikan (dasar, menengah 1

2 dan tinggi), institusi ekonomi, politik, sosial-budaya, agama serta masyarakat untuk mendukung cita-cita tersebut. 1 Dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pasal 17-18 disebutkan bahwa madrasah merupakan salah satu bentuk pendidikan dasar dan menengah. Undang-undang ini menyebutkan bahwa madrasah sama dengan sekolah umum pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Undang-undang ini juga mengharuskan kesetaraan mutu lulusan antara sekolah umum dan madrasah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan juga menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Kenyataan di lapangan memperlihatkan keberadaan madrasah baik secara kualitas maupun kuantitas masih jauh tertinggal dengan lembaga pendidikan lain. Secara umum kondisi madrasah masih cukup memprihatinkan, terutama yang berstatus swasta dan yang berada di daerah-daerah terpencil. Hal ini terjadi karena sebagian madrasah memiliki tenaga pendidik, sarana prasarana, keuangan yang belum memadai. Selain itu kurikulum yang diterapkan di madrasah masih belum terfokus dan proses pendidikan yang dijalankan tidak sesuai dengan visi dan misi serta tujuan pendidikan yang diharapkan. Madrasah juga belum memiliki kemampuan manajemen administrasi dalam mengelola lembaga organisasinya secara mandiri dan masih bergantung pada pemerintah, karena masih terpengaruh pada pengelolaan sistem pendidikan pada masa orde baru yang cenderung bersifat sentralistrik. 3 Kurang tertariknya masyarakat untuk memilih lembaga pendidikan Islam (madrasah) sebenarnya bukan karena terjadinya pergeseran nilai atau ikatan 1 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam: Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), h. 72-73. 2 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7 dan 13. 2006), h. 53. 3 Chairul Fuad, dkk., Inovasi Pendidikan Agama dan keagamaan, (Jakarta: Depag RI,

3 keagamaannya yang memulai memudar, melainkan karena sebagian besar lembaga tersebut kurang menjanjikan masa depan dan kurang responsive terhadap tuntutan dan permintaan masyarakat pada saat ini maupun mendatang. 4 Dalam tulisannya Ananiah mengemukakan bahwa sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai ciri khas Islam sebenarnya madrasah memegang peranan penting dalam proses pembentukan kepribadian anak didik, karena melalui pendidikan madrasah ini para orang tua berharap agar anak-anak mereka memiliki dua kemampuan sekaligus, tidak hanya pengetahuan umum dan teknologi (IPTEK) tetapi juga memiliki kepribadian dan komitmen yang tinggi terhadap agama (IMTAQ). Oleh karena itu jika kita memahami secara benar harapan orang tua ini, maka sebenarnya madrasah memiliki prospek yang cerah. 5 Selain itu A. Malik Fazar, juga menambahkan bahwa dewasa ini ada kecenderungan baru di kalangan kelas menengah muslim di kota-kota besar untuk memasukkan anak-anaknya ke madrasah yang berkualitas. Pilihan ini sangat rasional karena sekolah-sekolah umum dirasakan kurang memenuhi keinginan mereka dalam mendidik anak-anaknya. Kecenderungan ini menjadi tantangan pihak madrasah untuk menawarkan pendidikan alternatif yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Dan itu terletak pada peningkatan kualitas pendidikan madrasah itu sendiri. 6 2005), h. 246. 4 A. Malik Fajar, Holistika Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 5 Ananiah, Problem Lembaga Pendidikan Madrasah dan Strategi Pengembangannya, (Dinamika Ilmu Jurnal kependidikan Vol. IV No.1 Desember 2006), h. 139. 6 A. Malik Fajar, Holistika Pemikiran Pendidikan, op. cit, h. 112.

4 Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu pendidikan pada madrasah tersebut adalah membuat Madrasah Model. Cara ini ditempuh dengan pemikiran bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan pada madrasah yang jumlahnya cukup banyak tidak mungkin dilakukan secara sekaligus karena keterbatasan dana dan sumber daya lainnya. Untuk itu perlu ditempuh cara imbas, yaitu membuat madrasah model yang diharapkan akan mengimbas madrasahmadrasah yang ada disekitarnya. 7 MAN Model tersebut disiapkan sebagai titik tumbuh sentral yang menjadi contoh, pusat sumber belajar, dan pusat pemberdayaan bagi madrasah sejenis disekitarnya, baik negeri maupun swasta. MAN Model sebagai contoh pada saatnya harus mampu menampilkan kinerja yang optimal, produktif, efektif dan efisiensi sebagai lembaga pendidikan yang dikelola secara profesional. MAN Model sebagai sekolah unggulan harus mampu menampilkan kinerja yang memiliki karakteristik sebagai berikut: populer, Islam dan berkualitas. Kalau diperhatikan kondisi masa kini MAN Model (das sein) dengan komponen baku yang seharusnya ada di MAN Model (das sollen) kelihatan sekali masih ada kesenjangan antara keduanya. Agar MAN Model yang kita cita-citakan dapat terwujud maka perlu dilakukan pengembangan. upaya pengembangan ini harus dilakukan secara terpadu, menyeluruh dan berkelanjutan sesuai dengan program, strategi dan hasil yang diinginkan. Sehinnga dapat menjadi madrasah model yang unggul dan berkualitas yang mampu memberikan contoh dan 2001), h.112. 7 Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

5 membawa perubahan bagi madrasah lain dalam mengembangkan lembaga pendidikannya.kearah yang lebih baik dimasa yang akan datang. 8 Berdasarkan hasil penelitian sementara, informasi yang di dapat bahwa MAN 2 Model Banjarmasin adalah sekolah tingkat menengah sederajat SMU yang berciri khas agama Islam di bawah Departemen Agama. Madrasah ini dahulunya merupakan PGAN 6 tahun yang kemudian dialih fungsikan menjadi MAN pada tahun 1990, yang berlokasi di jalan Mulawarman, namun karena sempit dan tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka sejak tahun 1994 dipindahkan ke Jl. Pramuka KM.6 Banjarmasin. Kemudian sejak tahun 1998 oleh Dirjen Pembinaan Kelembagaan Islam dijadikan sebagai MAN Model untuk kawasan Kalimantan Selatan. Sekarang ini MAN 2 Model Banjarmasin terlihat lebih maju dan berkualitas. Hal ini terbukti berdasarkan hasil akreditasi pada tahun 2005, MAN 2 Model dinyatakan mendapat nilai A (sangat baik/unggul). Berbagai penghargaan juga telah diraih diantaranya pada tahun 2005 MAN 2 Model Banjarmasin mendapatkan juara I dari Pemerintah Daerah sebagai sekolah/madrasah yang berprestasi dibidang lingkungan hidup. Kemudian pada tahun 2006 MAN 2 Model juga menerima penghargaan juara harapan II sebagai Madrasah berprestasi Tingkat Nasional oleh Departemen Agama RI di Jakarta. Walaupun berbagai penghargaan telah diraih, pihak MAN 2 Model tidak boleh cepat merasa puas dan berbangga diri karena dunia pendidikan kita akan menghadapi berbagai tantangan dan persaingan yang cukup besar dimasa yang 8 Departemen Agama RI, Development of Madrasah Aliyah Project: Pedoman Umum Pengembangan dan Pengelolaan Madrasah Model, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2002), h. 1-11.

6 akan datang. Untuk itu pengembangan madrasah sangat perlu dilakukan secara terpadu, menyeluruh dan berkelanjutan sesuai dengan program, strategi dan hasil yang diinginkan. Dalam pengembangan madrasah tersebut kemungkinan masih ditemukan beberapa kendala-kendala yang dihadapi oleh MAN 2 Model Banjarmasin. Dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian secara lebih mendalam dengan membuat karya tulis skripsi dengan judul: PENGEMBANGAN MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 MODEL BANJARMASIN. B. Definisi Operasional Definisi operasional dari judul penelitian yang hendak diteliti oleh penulis adalah: 1. Pengembangan dapat diartikan sebagai upaya untuk memperluas atau mewujudkan potensi-potensi membawa suatu keadaan secara bertingkat kepada suatu yang lebih lengkap, lebih besar, lebih baik atau dari sederhana kepada tahapan perubahan yang lebih komplek. 9 Memang pengembangan pendidikan madrasah bukanlah pekerjaan sederhana karena disamping pengembangan tersebut memerlukan adanya perencanaan secara terpadu dan menyeluruh serta perlu didukung oleh kegiatan riset dan evaluasi. Perencanaan tersebut dimaksudkan untuk memfokuskan pada sasaran, pengalokasian, dan kontinuitas serta proses 9 Etty Nurbayani, Pengembangan Mutu Dosen STAIN Samarinda, (Dinamika Ilmu Jurnal Kependidikan Vol. IV, No. 1 Juni 2004), h. 5

7 berfikir untuk menentukan hal-hal yang berkaitan dengan what, why, when, where,who dan how. Yakni menentukan apa yang ingin dicapai, mengapa, kapan, dan dimana dilakukan, siapa yang mengerjakannya dan bagaimana pencapaiannya. Adapun kegiatan riset dan evaluasi merupakan pendekatan empiric (empirical inquiri) yang dapat dijadikan landasan pengembangan secara bijak. Oleh karena itu, kegiatan riset ini perlu dikembangkan untuk menentukan konsep dan formula baru dalam pengembangan pendidikan. 10 2. Madrasah Model adalah madrasah negeri yang memiliki standar tertentu dari segi sarana prasarana, jumlah dan kualitas tenaga guru serta siswa yang terseleksi sehingga pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan intensitas yang tinggi. Dengan intensitas pembelajaran yang tinggi itu akan menghasilkan lulusan yang tinggi mutunya. 11 Dalam rangka untuk meningkatkan mutu madrasah maka setiap Provinsi direncanakan dibuat Madrasah Model. Madrasah Model ini diharapkan menjadi agent of change atau agen pembaharuan bagi madrasah-madrasah lain yang ada disekitarnya untuk bersama-sama maju menjadi madrasah yang berkualitas. 12 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa maksud dari judul penelitian ini adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan h.144. 10 Ananiah, Problem Lembaga Pendidikan Islam dan Strategi Pengembangannya, op. cit, 11 Husni Rahim,, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, loc. cit, h. 112. 12 Departemen Agama RI, Desain Pengembangan Madrasah, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005), h. 55.

8 potensi-potensi atau sumber daya yang ada di MAN 2 Model Banjarmasin kearah perubahan agar lebih lengkap, baik atau meningkat sesuai dengan standar yang telah ditentukan sehingga mampu menjadi agent of change bagi madrasah lain yang ada disekitarnya khususnya di kawasan Kalimantan Selatan. Langkah operasional upaya pengembangan madrasah ini meliputi penentuan program yang akan dikembangkan dan strategi yang akan dilakukan kemudian hasil yang dicapai, serta mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan MAN 2 Model Banjarmasin. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pengembangan MAN 2 Model Banjarmasin? Dilihat dari program, strategi dan hasil yang dicapai. 2. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam pengembangan MAN 2 Model Banjarmasin? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui lebih jelas tentang: 1. Pengembangan MAN 2 Model Banjarmasin dilihat dari program, strategi dan hasil yang dicapai. 2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan MAN 2 Model Banjarmasin.

9 E. Alasan Memilih Judul Penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian ini dengan alasan: 1. Pada dasarnya pengembangan MAN Model merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan harus senantiasa dilakukan agar madrasah dapat bersaing atau sejajar dengan sekolah umum lainnya dan dapat memenuhi tuntutan serta kebutuhan masyarakat. 2. MAN 2 Model Banjarmasin adalah sekolah tingkat menengah sederajat dengan SMU yang berciri khas agama Islam di bawah Departemen Agama. Madrasah ini dijadikan pusat percontohan, pusat sumber belajar dan pusat pemberdayaan bagi madrasah-madrasah lain disekitar Kalimantan Selatan. F. Signifikansi Hasil Penelitian 1. Signifikansi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna a. Bahan informasi untuk menambah ilmu pengetahuan bagi para mahasiswa dan pengelola pendidikan lainnya tentang pengembangan MAN 2 Model Banjarmasin. b. Bahan koleksi atau perbendaharaan ilmu pengetahuan yang berkaitan tentang pengembangan madrasah.

10 2. Signifikansi praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai: a. Bahan sumbangan ilmu pengetahuan untuk pihak pengelola MAN 2 Model Banjarmasin agar dapat menentukan kebijakan-kebijakan secara lebih lanjut dalam melakukan pengembangan madrasah. b. Bahan pedoman model atau contoh bagi pengelola lembaga pendidikan madrasah lainnya untuk melaksanakan kegiatan pengembangan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. c. Bahan renungan atau pemikiran bagi mahasiswa lain yang ingin mengadakan penelitian tentang permasalahan yang sama pada masa yang akan datang. G. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran ini merupakan pokok-pokok pemikiran yang dibuat berdasarkan pada suatu teori untuk menjadi bahan analisis dari temuan-temuan penelitian. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini berdasarkan teori bahwa: Pengembangan adalah suatu upaya untuk memperluas atau mewujudkan potensi-potensi atau sumber daya, membawa suatu keadaan secara bertingkat kepada suatu keadaan yang lebih lengkap, lebih besar atau lebih baik atau dari dari yang sederhana kepada tahapan yang lebih kompleks. Sedangkan madrasah model adalah madrasah negeri yang memiliki standar tertentu dari segi sarana prasarana, jumlah dan kualitas tenaga guru serta siswa yang terseleksi sehingga pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan

11 intensitas yang tinggi. Dengan intensitas pembelajaran yang tinggi itu akan menghasilkan lulusan yang tinggi mutunya. Pengembangan madrasah model diarahkan sesuai dengan buku Pedoman Pengembangan dan Pengelolaan Madrasah Model, dimana didalam buku tersebut dijelaskan bahwa: 1. Visi dan Misi Madrasah Model yaitu merujuk pada SK DIRJEN BINBAGA No. EIV/PP.006/KEP/17-A/98. Selain itu, karena setiap MAN Model berada dalam lingkungan dan kondisi yang khas, terbuka kemungkinan visi dan misi dapat dirumuskan sendiri. 2. Tujuan dan Sasaran Madrasah Model. Tujuannya adalah mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, berkepribadian, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sasarannya adalah menjadikan MAN Model sebagai lembaga yang berkualitas, lembaga yang mampu mendemonstrasikan proses pembelajaran yang komprehensip, dan lembaga pendidikan percontohan yang mampu menyebar luaskan kinerja profesionalnya. 3. Fungsi Madrasah Model adalah sebagai percontohan, pusat sumber belajar, dan pusat pemberdayaan. 4. Desain strategi pengembangan Madrasah Model menurut ketentuan Departemen Agama RI.

12 Program yang ingin dikembangkan oleh madrasah model diantaranya meliputi program perencanaan jangka panjang, menengah dan jangka pendek yang mencakup bidang kurikulum (proses pembelajaran), kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan sarana prasarana. Adapun strategi yang dilakukan dalam upaya pengembangan madrasah tersebut dapat dilihat dari dua aspek, yaitu: 1. Manajerial, maksudnya sebagai manajer kepala madrasah melakukan perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pergerakkan (Actuating), pengawasan (Controlling) dan penilaian (Evaluation). 2. Substansial, maksudnya kepala sekolah melakukan pengembangan berbasis pada kesatuan visi, misi dan tujuan madrasah yang dijabarkan dalam program pendidikan. Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pengembangan kurikulum (proses pembelajaran), pembinaan dan pengembangan SDM, mengadakan seleksi dan pembinaan terhadap siswa, pengadaan dan pendayagunaan sarana prasarana, menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja madrasah (RAPBM), membina kerjasama dengan lembaga lainnya, dan menjalin partisipasi masyarakat. Hasil yang dituju dari pengembangan madrasah ini adalah adanya peningkatan kualitas pendidikan yaitu meliputi semua bidang pendidikan yang ada di madrasah. Hasil tersebut dapat dilihat dari output madrasah (prestasi akademik maupun non akademik) dan outcome madrasah (kepuasan pelanggan madrasah). Dari analisis ketiga masalah tersebut, kemungkinan ditemukan adanya kendalakendala yang dihadapi oleh madrasah.

13 Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka penelitian ini berfokus pada upaya pengembangan Madrasah Aliyah Negeri Model (dilihat dari program, strategi, dan hasil yang dicapai) dan kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya pengembangan madrasah tersebut, sebagaimana digambarkan dalam skema berikut ini:

14 Langkah Operasional Pengembangan MAN Model Arah Visi & Misi: SK DIRJEN BINBAGA No.E/PP.006/KEP/ 17-A/98 atau Merumuskan masing-masing. Tujuan: UU SISDIKNAS No.20 Tahun 2003 Sasaran: lembaga berkualitas, mampu mendemonstrasikan pembelajaran yang komprehensip dan percontohan. Fungsi: percontohan, pusat sumber belajar, dan pusat pemberdayaan. Desain Pengembangan MAN Model Menurut Depag RI (2005) Program pengembangan MAN Model meliputi program perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek yang mencakup bidang: kurikulum (proses pembelajaran), kepegawaian, kesiswaan, keuangan, dan sarana prasarana. Strategi Pengembangan MAN Model: 1. Manajerial, meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pergerakkan, pengawasan, dan penilaian 2. Substansial, meliputi: pengembangan kurikulum (proses pembelajaran), pembinaan dan pengembangan SDM, mengadakan seleksi dan pembinaan terhadap siswa, menyusun RAPBM, membina kerjasama dengan lembaga lain dan menjalin partisipasi masyarakat. Hasil Pengembangan MAN Model: out put (prestasi akademik dan non akademik) dan outcome madrasah (kepuasan pelanggan) Kendala-kendala dalam penegembangan MAN Model Langkah Operasional

15 H. Sistematika Penulisan Dalam rangka mempermudah pembahasan skripsi ini, maka perlu dikemukakan sistematika penulisan, yakni sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan penelitian, alasan memilih judul, signifikansi penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan teoritis, berisikan tentang pengertian pengembangan madrasah model, arah pengembangan madrasah model, program pengembangan madrasah model, strategi pengembangan madrasah model, dan hasil pengembangan madrasah model. BAB III : Metode penelitian, berisikan tentang jenis dan pendekatan penelitian, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data serta prosedur penelitian. BAB IV : Penyajian data dan analisis data, berisikan tentang deskripsi data dan analisis data. BAB V : Penutup, berisikan tentang simpulan dan saran.