I. PENDAHULUAN. baik oleh kalangan pendidikan, perencanaan wilayah, ilmuan administrasi, dan. sebagainya (Juhadi dan Dewi Liesnor, 2001:1).

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI TINGKAT SMA DI KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2013 ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tolok ukur kemajuan suatu negara. Pendidikan sangat

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN. digambarkan secara optimal. Beberapa kegunaan peta antara lain untuk

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah yang

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai itu semua maka kebijaksanaan pemerintah merupakan tombak utama dalam

I. PENDAHULUAN. lingkungan strategis, baik nasional maupun global. Pendidikan harus dibangun

SIG DALAM PEMETAAN SEBARAN GURU IPS DAN GEOGRAFI DI WILAYAH KOTA METRO (JURNAL) Oleh: RIKI TRI KURNIAWAN

PEMETAAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU (OKU) PROPINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. A. Administrasi Wilayah Kabupaten Way Kanan. berikut ini : Tabel 7. Jumlah Penduduk Perkecamatan dan luas wilayah

I. PENDAHULUAN. Atas (SMA) Swasta, Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Madrasah Aliyah Swasta

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

1. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra karet di Indonesia, menurut

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU GEOGRAFI PADA SMA NEGERI DI OKU TIMUR TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang disajikan dalam bidang datar

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut ikatan Geografi Indonesia dalam Sumadi (2003 : 4) bahwa pengertian

I. PEDAHULUAN. disekalakan serta dilengkapi dengan tanda pengenal berupa keterangan-keterangan

BAB I PENDAHULUAN. juga sebuah kinerja terus menerus serta sebuah usaha pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. segala sesuatu tentang peta. Mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan,

I. PENDAHULUAN. segala sesuatu tentang peta, mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan,

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, karena bertujuan untuk

PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT DI KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013 (JURNAL)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. kunci dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia.

III. METODE PENELITIAN. disebut metodologi. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah wajib membiayainya. Sehingga memberikan bantuan guru PNS kepada sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dasar kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga pendidik sebagai Tenaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Sumber data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode peneltian deskriptif. Menurut Best (1982)

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ 410 /B.X/HK/2015

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala muka bumi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS SEBARAN FASILITAS KESEHATAN DI KECAMATAN BATURAJA TIMUR TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh: RETNO WULANDARI

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pemetaan digital Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

08. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI LAMPUNG

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. di negara Indonesia setiap lima tahun sekali. Untuk memilih Kepala Daerah

I. PENDAHULUAN. fasilitas yang memadai, salah satu fasilitas yang berkembang di Kota Bandar

I. PENDAHULUAN. Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang disajikan dalam bidang datar. nonverbal antara pembuat peta dengan pengguna peta.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN dan BUPATI WAY KANAN MEMUTUSKAN :

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2017 (JURNAL) Oleh HERLI ANDIKA PUTRA

PEMETAAN SEBARAN DAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SMA DI PRINGSEWU LAMPUNG 2014

Propinsi LAMPUNG. Total Kabupaten/Kota

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. prosedur (tata kerja) ilmiah geografi, untuk mencapai tujuan penelitian, di bidang

I. PENDAHULUAN. tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Lampiran I.18 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

III. METODE PENELITIAN. ilmu geografi, dalam rangka memperoleh pengetahuan yang benar (Widoyo Alfandi,

KETUA PENGADILAN AGAMA BLAMBANGAN UMPU SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA BLAMBANGAN UMPU NOMOR : W8-A9/006/HK.05/I/2014

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

GIAT HARIAN SAT BINMAS POLRES WAY KANAN

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan sebuah

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 30 PERIODE APRIL 2017

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

GIAT HARIAN SAT BINMAS POLRES WAY KANAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dede Rosi Virgianti, 2013

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 26 PERIODE 7-22 FEBRUARI 2017

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 32 PERIODE MEI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 35 PERIODE 1-16 JULI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 38 PERIODE 18 AGUSTUS - 2 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 39 PERIODE 3-18 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 41 PERIODE 5-20 OKTOBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 42 PERIODE 21 OKTOBER -5 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 43 PERIODE 6-21 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 51 PERIODE MARET Luas Baku Sawah Kecamatan

I. PENDAHULUAN. dilakukan dan ditangani secara serius, salah satunya dengan cara mengupayakan

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi sudah sangat dirasakan perlu, termasuk untuk menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis bedasarkan bukti fisis, yang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. diajukan oleh:

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan peta dari waktu ke waktu dirasa semakin diperlukan diberbagai kalangan baik oleh kalangan pendidikan, perencanaan wilayah, ilmuan administrasi, dan sebagainya (Juhadi dan Dewi Liesnor, 2001:1). Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi antara pembuat peta dan pengguna peta, sehingga peta dituntut untuk dapat menyajikan fungsi dan informasi dari obyek yang digambarkan secara optimal. Peta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud yang diperkecil dan mempunyai kegunaan yang luas apabila didesain dengan tujuan khusus. Kegunaan peta antara lain untuk kepentingan pelaporan (recording), peragaan (displaying), analisis (analysing), dan pemahaman dalam interaksi (interlation-ship). Sebagai alat bantu, peta mempunyai peranan penting bagi manusia terutama dalam melakukan pengamatan lapangan, laporan penelitian, atau dalam mempelajari berbagai fenomena yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Menurut Eddy Prahasta (2002:4),Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat bantu (tools) yang sangat esensial dalam menyimpan, manipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisikondisi alam dengan bantuan data atribut dan data spasial.

2 Dalam penelitan ini yang dimaksud SIG (Sistem Informasi Geogarfi) suatu sistem yang digunakan untuk mengolah data kebutuhan guru geografi tingkat SMA di Kabupaten Way Kanan tahun 2013 dan menampilkannya dalam bentuk peta digital atau print out. Pendidikan merupakan sarana meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan yang memadai akan membuat manusia mempunyai kesempatan memperbaiki kehidupannya. Untuk mencapai ini semua maka kebijaksanaan pemerintah merupakan tombak utama dalam perbaikan pendidikan itu sendiri sesuai dengan salah satu tujuan Negara Indonesia yaitu ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai itu semua maka kebijaksanaan pemerintah merupakan tombak utama dalam perbaikan pendidikan itu sendiri. Salah satu kebijaksanaan tersebut adalah pemerataan dan perluasan pendidikan agar seluruh rakyat Indonesia dapat memperoleh pendidikan secara layak dan berkualitas. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 yakni mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia. Adapun salah satu komponen pendidikan adalah ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang belum memadai baik secara kuantitas dan kualitas maupun kesejahteraan pendidik yang belum memadai, hal ini berpengaruh terhadap penambahan/pengurangan jumlah guru. Bermutu tidaknya suatu pendidikan dipengaruhi oleh jumlah dan kesesuaian latar belakang pendidikan guru tersebut, karena tidak dapat dipungkiri bahwasannya guru merupakan salah satu faktor

3 kunci yang menentukan efektif tidaknya proses belajar mengajar, termasuk penggunaan sarana lainnya. Menurut Nursid Sumaatmadja (2001:22) bahwa hakikat pendidikan adalah: salah satu proses yang berlandaskan usaha yang sadar tujuan, yang kegiatannya diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, proses pendidikan itu berwawasan kepentingan anak didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat. Salah satu upaya meninggkatkan mutu pendidikan dan pemerataan pendidikan adalah dengan cara menyediakan guru yang berkualitas dan profesional, dan sebab guru merupakan salah satu komponen yang mempunyai peran sangat penting, dan menjadi ujung tombak dalam meningkatkan mutu pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut guru sebagai sumber daya pendidikan memegang peranan yang sangat strategis terutama berkaitan dengan usaha membantu siswa dalam mengembangkan potensinya tentu dibutuhkan kemampuan profesional guru. Hampir seluruh kegiatan yang dikelola sekolah selalu berkaitan dengan guru. Kegiatan pokok sekolah tidak akan berjalan lancar bila tidak didukung oleh tenaga guru yang berkualitas. Sebagai tenaga profesional, guru juga diharapkan tidak hanya memiliki kualifikasi akademik, namun juga harus memiliki kompetensi yang memenuhi persyaratan. Guru sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan yang sangat penting, karena guru sebagai faktor penentu yang mempengaruhi tinggi rendahnya

4 kualitas pendidikan. Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang baik maka guru harus memiliki kemampuan dasar mengajar yang sesuia dengan latar belakang pendidikan. Hal ini lebih ditegaskan pada Pasal 29 PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional yang berbunyi pendidik pada pendidikan dasar dan menengah masing-masing memiliki: 1. Kualifikasi akademik minimal S1 dan D IV 2. Latar belakang pendidikan tinggi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan 3. Sertifikasi profesi guru dengan jenis dan tingkat sekolah tempat kerjanya, dan dalam melaksanakan tugas, guru memilki kewajiban untuk melaksanakan wajib mengajar 24 (dua puluh empat) jam tatap muka. Kenyataannya masih adanya guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, masih ada sekolah yang kekurangan guru pada sekolah tertentu dan masih ada guru yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan minimal. Selain itu, hal lain yang terjadi di lapangan membuktikan bahwa pemerataan guru masih belum profesional. Oleh karna itu untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pemeratan pendidikan, maka masalah kebutuhan guru, dan kesesuian latar belakang pendidikan guru dengan bidang studi yang diajarkan perli dikaji ulang oleh instansi terkait.

5 Berikut merupakan gambaran kondisi jumlah guru di setiap SMA baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung Tahun 2013 Tabel 1. Sebaran Sekolah Menengah Atas (SMA), Jumlah Guru, dan Jumlah Guru Geogarfi Baik Negeri Maupun Swasta di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung Tahun 2013 No Kecamatan Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Guru Geografi 1 Banjit SMA N 1 Banjit 31 1 SMA Islam Bina Sejahtera Banjit 16 1 SMA Muhammadiyah Banjit 17 1 2 Baradatu SMA N 1 Baradatu 32 1 SMA Bhakti Baradatu 17 1 3 Blambangan Umpu SMA N 1 Blambangan Umpu 35 2 SMA N 2 Blambangan Umpu 10 1 SMA PGRI Blambangan Umpu 16 1 SMA Pangastuti Blambangan Umpu 15 1 4 Buay Bahuga SMA N 1 Buay Bahuga 22 1 SMA N 2 Buay Bahuga 30 1 5 Bumi Agung SMA N 1 Bumi Agung 24 1 SMA N 2 Bumi Agung 21 1 6 Gunung Labuhan SMA N 1 Gunung Labuhan 19 1 SMA N 2 Gunung Labuhan 18 0 7 Kasui SMA N 1 Kasui 27 0 SMA N 2 Kasui 13 1 8 Negara Batin SMA N 1 Negara Batin 25 1 SMA Pondok Modern Makkah Negara Batin 9 0 SMA Hidayatul Muslihin Negara Batin 11 0 9 Negeri Agung SMA N 1 Negeri Agung 18 1 SMA N 2 Negeri Agung 16 1 SMA Juraiwira Negeri Agung 13 1 10 Negeri Besar SMA N 1 Negeri Besar 22 0 SMA N 2 Negeri Besar 10 0 11 Pakuan Ratu SMA N 1 Pakuan Ratu 26 1 SMA Beringin Ratu Pakuan Ratu 10 0 SMA Makarti Mukti Tama Pakuan Ratu 13 1 12 Rebang Tangkas SMA N 1 Rebang Tangkas 20 1 SMA Persiapan Rebang Tangkas 11 1 13 Way Tuba SMA N 1 Way Tuba 31 4 SMA Bima Suci Way Tuba 20 1 14 Bahuga Tidak Terdapat Sekolah Menengah Atas - - Jumlah 616 29 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Way Kanan Tahun 2013

Gambar 1. Peta Persebaran Sekolah Menengah Atas (SMA) Di Kabupaten Way Kanan Tahun 2013 6

7 Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Sulistiawati I (2012) tentang Pemetaan Kebutuhan Guru Geografi Tingkat SMA Di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatra Selatan Tahun 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah Metod deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu koesioner dan dokumentasi serta teknik analisis data yang digunakan adalah analisa deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 27 SMA di Kabupaten OKU. Jumlah guru yang mengajar geografi berjumlah 34 guru, 11 guru tetap, 23 guru honorer, serta hanya 16 guru yang sudah sertifikas. Media yang sering dipakai duru geografi di Kabupaten OKU peta dan globe serta materi pengindraan jauh dan SIG merupakan materi yang susah untuk di ajarkan, relevansi latar belakang pendidikan guru geogarfi yaitu 17 orang guru lulusan S1 Pendidikan Geografi, 16 orang guru lulusan Non Pendidikan Geografi, dan 1 orang guru lulusan SMEA. Sehingga total kekurangan guru geografi di Kabupaten OKU jika berdasarkan relevansi latar belakang pendidikan yakni 17 orang guru. Kemudian penelitian yang pernah dilakukan oleh Alexander A (2011) tentang Deskripsi Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Serta Sebaran Kebutuhan Guru Geogarfi di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptip, populasi dalam penelitian ini adalah guru geografi yang berjumlah 47 orang guru. Sedangkan sampel yang diambil sebanyak 47 orang guru, teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner dan teknik persentase dengan menggunakan rumus perencanaan akan kebutuhan guru. Dari perhitungan akan kebutuhan guru geogarfi di SMA Kabupaten Lampung Barat membutuhakan sebanyak 33 orang guru geogarafi tamatan S1 geografi, sedangkan guru yang tamatan S1 geografi

8 yaitu 29 guru, dengan jumlah kebutuhan guru S1 geografi di Kabupaten Lampung Barat sebanyak 33 orang guru, dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Lampung Barat hanya mengalami kekurangan guru geografi sebanyak 4 orang guru atau sebesar 12,12% Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sebaran guru S1 Pendidikan Geografi di SMA Kabupaten Lampung Barat adalah tidak merata. Dari penelitian sejenis diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul Pemetaan Kebutuhan Guru Geografi Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Way Kanan Tahun 2013. B. Identifikasi Masalah 1. Belum tersedianya peta tentang sebaran kebutuhan guru geogarfi SMA di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung tahun 2013. 2. Kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung tahun 2013 3. Latar belakang pendidikan guru geografi SMA di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung tahun 2013 4. Sebaran guru geografi yang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan di Kabupaten Way Kanan tahun 2013 C. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah ketersediaan peta sebaran guru geografi SMA setiap wilayah di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung tahun 2013?

9 2. Bagaimanakah kebutuhan guru geografi SMA setiap wilayah di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung tahun 2013? 3. Bagaimanakah latar belakang pendidikan guru geografi SMA setiap wilayah di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung tahun 2013? 4. Apakah persebaran guru geografi telah sesuai dengan jumlah guru yang dibutuhkan pada setiap SMA di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung tahun 2013? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk memetakan sebaran kebutuhan guru geogarfi SMAsetiap wilayah di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung tahun 2013. 2. Untuk mendeskripsikan sebaran kebutuhan guru geografi SMA setiap wilayah di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung tahun 2013. 3. Untuk mendapatkan informasi tentang latar belakang pendidikan guru geografi SMA setiap wilayah di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung tahun 2013. 4. Untuk mengetahui jumlah guru geografi SMA yang dibutuhkan setiap wilayah di Kabupaten Way Kanan tahun 2013 E. Kegunaan Penelitian 1. Dapat dijadikan bahan informasi dan pertimbangan dari dinas pendidikan mengenai kebutuhan guru geografi sehingga tidak terdapat sekolahan yang mengalami kekurangan guru geografi 2. Dapat dijadikan bahan informasi dan pertimbangan dari pemerintah bagi dinas pendidkan dalam mengenai latar belakang pendidikan guru geografi

10 3. Dapat dijadikan bahan informasi dan pertimbangan dari dinas pendidikan mengenai kebutuhan guru sehingga tidak terdapat sekolahan yang mengalami kekurangan guru. 4. Memberikan sumbangan ilmu pendidikan terutama bidang pendidikan dan sebagai referensi bagi para peneliti masalah lain yang relevan. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup objek adalah keadaan guru geogarfi, masalah kebutuhan guru geografi dan kesesuaian latar belakang pendidikan guru yang mengajar geogarfi 2. Ruang lingkup subjek adalah guru yang mengajar geogarfi 3. Ruang lingkup tempat 32 SMA di Kabupaten Way Kanan Provonsi Lampung Tahun 2013. 4. Ruang linkup waktu tahun 2013 5. Ruang lingkup ilmu adalah Kartografi dan Sistem Informasi Geografi (SIG) Dedy Miswar (2010:7) Kartografi adalah ilmu yang mempelajari masalah perpetaan, yakni meliputi pembuatan peta sampai reproduksi peta, pembacaan peta, penggunaan peta, analisis peta, dan penafsiran peta. Tujuan ilmu kartografi pada umumnya adalah membuat peta dimulai dari mengumpulkan data, memproses data, menggambarkan data dalam bentuk peta, dan mereproduksi dan mencetak peta, serta mempelajari peta-peta yang sudah ada untuk digunakan lebih lanjut.

11 Menurut Eddy Prahasta (2002:4),Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat bantu (tools) yang sangat esensial dalam menyimpan, manipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuan data atribut dan data spasial (Menurut Eddy Prahasta 2002:4).