TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PEKANBARU 1

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN KECEPATAN KENDARAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI KOTA PADANG

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZoSS DI JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI RIAU

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZoSS DI JALAN LINTAS BARAT PROVINSI RIAU

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PADANG ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas)

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN PADA ZONA SELAMAT SEKOLAH DI YOGYAKARTA. Jaya Yogyakarta. Atma Jaya Yogyakarta ABSTRAK

PENGARUH SOSIALISASI ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) TERHADAP EFEKTIFITAS ZoSS SEKOLAH DASAR DI PEKANBARU. Septian Surya Utama 1), Yosi Alwinda 2)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

BAB I ZONA SELAMAT SEKOLAH

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Pejalan kaki yang tertabrak kendaraan pada kecepatan 60 km/jam hampir

Evaluasi Zona Selamat Sekolah di SD Sukasenang Jalan P.H.H. Mustofa Kota Bandung

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penempatan marka jalan

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISA EFEKTIFITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DITINJAU DARI PENURUNAN KECEPATAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 3 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

Pengertian Lalu Lintas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOM0R 25 TAHUN 2000 TENTANG

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

PERSEPSI PENGGUNA FASILITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 TENTANG

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.276/AJ-401/DRJD/10 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan

ABSTRAK. Kata kunci: keselamatan pengguna jalan, kecepatan pengemudi kendaraan, ZoSS

NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBATASAN JAM OPERASIONAL KENDARAAN ANGKUTAN TANAH DAN PASIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PENGENALAN RAMBU-RAMBU DAN MARKA LALU LINTAS BAGI SISWA SMK DALAM RANGKA MEMBENTUK PERILAKU TERTIB BERLALU LINTAS

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci: Kerusakan Jalan, bangunan pelengkap, fasilitas pendukung.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 04 TAHUN 2003 TENTANG PERLENGKAPAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

ANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS, RAMBU LALU LINTAS DAN MARKA JALAN

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2435 / AJ.409 / DRJD / 2007 TENTANG

Buku Panduan Lalu Lintas (APIL) ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS (APIL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa

STUDI ANALISIS HUBUNGAN, KECEPATAN, VOLUME, DAN KEPADATAN DI JALAN MERDEKA KABUPATEN GARUT DENGAN METODE GREENSHIELDS

Rambu Peringatan Rambu Petunjuk. Rambu Larangan. Rambu Perintah dan Rambu Lokasi utilitas umum

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 13 TAHUN 2014 TENTANG RAMBU LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dari hasil survei inventaris jalan didapat data-data ruas Jalan Pintu Satu Senayan. Panjang. ( m )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh)

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

2017, No Bermotor dan Penutupan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Pada Masa Angkutan Lebaran; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 31 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

Transkripsi:

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PEKANBARU 1 Lusi Dwi Putri, 2 Fitridawati Soehardi, 3 Alfian Saleh 1,2,3 Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru E-mail:lusidwiputri@unilak.ac.id ABSTRAK Zona Keselamatan Sekolah adalah lokasi atau wilayah pada jalan tertentu yang merupakan zona kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan kendaraan di lingkungan sekolah. Batas kecepatan maksimum yang diperbolehkan masuk ke Zona Keselamatan Sekolah, khususnya di Kota Pekanbaru adalah 25 km / jam dan garis besar dari perangkat izin batas kecepatan yang melewati Zona Keselamatan Sekolah di Indonesia umumnya 20-30 km / jam. Namun, kecepatan kendaraan yang melewati Zona Keselamatan Sekolah lebih tinggi dari kecepatan izin. Untuk memastikan kecepatan rata-rata kendaraan dan menentukan tingkat pelanggaran kendaraan di wilayah Zona Keselamatan Sekolah maka diperlukan data primer yang diambil secara acak berdasarkan survei lapangan selama 3 hari di sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas tersebut yaitu SDN 3 Jalan Kesehatan Kota Pekanbaru, SDN 68 Jalan Balam Ujung Kota Pekanbaru dan SDN 143 Jalan Taskurun Kota Pekanbaru. Selanjutnya, data tersebut diambil dalam kondisi baik yakni pukul 6.30-7.30 dan pukul 12.00-13.00 WIB. Selain itu, data yang diperoleh adalah jarak tempuh dan waktu tempuh kendaraan. Kedua data tersebut dapat menghasilkan nilai kecepatan yang baik sehingga kecepatan kendaraan dan kecepatan rata-rata kendaraan melewati area Zona Keselamatan Sekolah. Berdasarkan hasil penelitian, kecepatan kendaraan yang melewati area Zona Keselamatan Sekolah tidak sesuai dengan kecepatan izin pada 35 km / jam. Hal ini menunjukkan bahwa kendaraan melewati Zona Keselamatan Sekolah tidak mengikuti peraturan area batas maksimum dan berpotensi membahayakan siswa sekolah dasar. Keywords: Jarak Tempuh, Kecepatan, Waktu Tempuh, Zona Selamat Sekolah (ZoSS) 1. Pendahuluan Banyak sekolah di kota besar yang berlokasi di tepi jalan raya, dimana banyak kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi. Salah satu jalan dengan tingkat lalulintas yang ramai adalah Jalan Lintas Barat. Jalan Lintas Barat merupakan jalan yang menghubungkan Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar, bahkan beberapa jalan di Kota Pekanbaru disebut Lintasan Maut seperti Jalan HR Soebrantas karena banyaknya truk yang melintas. Kondisi seperti yang disebutkan di atas akan sangat membahayakan bagi siswa sekolah ketika akan menyeberang jalan. Siswa sekolah khususnya siswa SD (Sekolah Dasar) masih rentan dalam berlalu lintas seperti ketika menyeberang jalan. Menurut data lakalantas dari Polresta Kota Pekanbaru, Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kampar tahun 2016 ini tidak terlalu signifikan dari tahun sebelumnya bahkan ada yang mengalami penurunan, namun resiko perlu kita antisipasi sebelum terjadi korban mengingat objek penelitian ini adalah SD dan SMP yang notabene dihuni oleh anak-anak yang belum paham akan etika berlalu lintas khususnya pada saat jam masuk sekolah dan saat pulang sekolah. Tidak semua sekolah memiliki fasilitas ZoSS walaupun dari kondisi visual seharusnya layak mendapatkan ZoSS. Bahkan untuk beberapa sekolah yang memiliki fasilitas ZoSS kondisi terkini seperti tidak terawat misalnya warna jalan depan sekolah (biasanya berwarna merah) sudah tidak jelas lagi warnanya. Pelaksanaan ZoSS merupakan salah satu bentuk manajemen lalulintas dalam rangka pemenuhan rasa aman dalam menyeberang jalan bagi pejalan kaki. Menurut Departemen Perhubungan Direktur Jenderal Perhubungan Darat (2006) Zona Selamat Sekolah (ZoSS) adalah lokasi di ruas jalan tertentu yang merupakan zona kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan di lingkungan sekolah. Ini juga dijelaskan oleh Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (2014) ZoSS adalah

pengendalian kegiatan lalulintas melalui pengaturan kecepatan dengan penempatan marka dan rambu pada ruas jalan di lingkungan sekolah yang bertujuan untuk mencegah terjadi kecelakaan sebagai upaya menjamin keselamatan di sekolah. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Zona Selamat Sekolah (ZoSS) Zona Selamat Sekolah (ZoSS) adalah suatu zona untuk ruas jalan tertentu pada lingkungan sekolah dengan kecepatan yang berbasis waktu. Melalui rekayasa lalu lintas maka zona ini dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang dapat mengatur kecepatan kendaraan. Pada Zona Selamat Sekolah (ZoSS) diharapkan lalu lintas yang aman,nyaman, mudah dan ekonomis. Fasilitas ZoSS dipasang pada sekolah yang berada pada jalan arteri dan kolektor. Pemasangan ZoSS pada jalan nasional yang merupakan jalan arteri atau kolektor primer 1 (KP 1) diperuntukkan khusus sekolah-sekolah yang sudah terbangun di tepi jalan nasional dan tidak ada alternatif pemindahan jalan masuk sekolah. Pada ZoSS fasilitas keselamatan jalan yang diperlukan adalah zebra cross, rambu-rambu peringatan, petunjuk lokasi penyeberangan dan ramburambu banyak anak-anak. 2.2 Kecepatan Zona Selamat Sekolah (ZoSS) Untuk batas izin kecepatan di lokasi ZoSS yaitu 20 km.jam, 25 km/jam, dan 30 km/jam, penetapan dilakukan dengan survey terkait yaitu: a. Perilaku pengguna jalan, meliputi: perilaku pejalan kaki pada saat menyeberang jalan dan perilaku pejalan kaki menyusuri jalan. b. Kondisi lalulintas, meliputi: Inventarisasi jalan, volume lalulintas, pejalan kaki, dan kecepatan kendaraan Syarat adanya ZoSS adalah tidak tersedianya jembatan penyeberangan orang, sekolah yang mempunyai akses langsung ke jalan yang memiliki siswa diatas 50 siswa. Menurut Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (2014), berdasarkan criteria letak sekolah, ZoSS dapat diklasifikasikan berdasarkan ZoSS tunggal dan jamak. ZoSS tunggal dan jamak terdiri dari 4 tipe ruas jalan yaitu tipe jalan 2/2 UD (dua lajur, dua arah tidak terbagi), tipe jalan 4/2 UD (empat lajur, dua jalur tidak terbagi), tipe jalan 2/2 D (dua lajur, dua arah terbagi), tipe jalan 4/2 D (empat lajur, dua jalur terbagi). a. ZoSS tunggal Merupakan ZoSS yang ditetapkan untuk 1 sekolah di suatu lokasi. Bentuk dan ukuran ZoSS tunggal terdiri dari 4 tipe ruas jalan yaitu ruas jalan tipe 2/2 UD, 4/2 UD, 2/2 D, dan 4/2 D. b. ZoSS jamak Merupakan ZoSS yang ditetapkan untuk 2 sekolah atau lebih yang lokasinya salig berdekatan. ZoSS jamak dipasang dengan ketentuan zebra cross dan jarak terluar ZoSS. Zebra cross dipasang di setiap pintu/akses masuk sekolah dan jarak terluar ZoSS diukur dari sekolah yang paling terluar. Jarak antara akses pintu masuk sekolah dengan sekolah lainnya 50 meter, jika < 50 meter, maka zebra cross digabung menjadi satu. 2.3 Fasilitas Pelengkap Zona Selamat Sekolah (ZoSS) Fasilitas perlengkapan jalan pada wilayah ZoSS terdiri dari 3 bagian yaitu: a. Marka jalan Menurut Warpani (2002: 95) marka jalan adalah tanda berupa garis, gambar, anak panah, dan lambang pada permukaan jalan yang berfungsi mengarahkan arus lalulintas dan membatasi daerah kepentingan lalulintas. Marka jalan adalah mengandung pesan perintah, peringatan, petunjuk maupun larangan yang terdiri dari 3 warna yaitu: 1) Marka berwarna putih, menyatakan bahwa pengguna jalan wajib mengikuti perintah atau larangan sesuai dengan bentuknya. Marka berwarna putih terdiri dari garis putih tunggal utuh, garis putih tunggal putus-putus, garis putih ganda, garis putih uth dan putih putus-putus dan garis putih penunjuk lajur 2) Marka berwarna kuning, menyatakan bahwa pengguna jalan dilarang berhenti pada area tersebut 3) Marka berwarna merah, marka jalan berwarna merah menyatakan keperluan atau tanda khusus. b. Rambu lalulintas

Rambu lalulintas adalah bagian perlengkapan jalan yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pengguna jalan (Kemenhub, 2014). Jenis rambu terdiri atas 4 bagian yaitu: 1) Rambu peringatan, menunjukkan kemungkinan adaya bahaya dijalan yang akan dilalui. Rmabu peringatan berbentuk belah ketupat, berwarna dasar kuning dengan lambang atau tulisan berwarna hitam 2) Rambu larangan yaitu bentuk pengaturan berisi larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan oleh pengguna jalan. Rambu larangan berbentuk lingkaran dengan warna dasar putih dan lambang atau tulisan berwarna hitam atau merah. Rambu larangan khusus berbentuk segi delapan sama sisi. 3) Rambu petunjuk yaitu memberikan petunjuk mengenai jurusan, keadaan jalan, situasi, kota berikutnya, keberadaan fasilitas, dan lain-lain. Rambu petunjuk berbentuk persegi panjang 4) Rambu perintah yaitu berbentuk pengaturan yang jelas dan tegas tanpa ada interpretasi lain yang wajib dilaksanakan oleh pengguna jalan. Rambu perintah berbentuk bulat, warna dasar biru dengan lambang atau tulisan berwarna putih serta merah untuk garis serong sebagai batas akhir perintah. c. Alat pengaman pemakai jalan Alat pengaman pemakai jalan yaitu berupa pita penggaduh. Pita penggaduh adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi untuk membuat pengemudi lebih meningkatkan kewaspadaan. Pita penggaduh dapat berupa suatu marka jalan atau bahan lain yang dipasang melintang jalur lalulintas dengan ketebalan maksimum 4 cm. sedangkan pita penggaduh untuk di Zona Selamat Sekolah dipasang dengan jarak 50 meter dari garis terluar ZoSS. Pada volume lalulintas yang sangat rendah atau kososng dengan jalan yang sangat baik, maka pengendara dapat menjalankan kendaraannya sesuai dengan keinginannya dalam batas yang dirasakan aman, tanpa merasa dipengaruhi oleh keberadaan kendaraan lainnya. Pada kondisi ini dapat dikatakan bahwa lalulintas di jalan tersebut dikatakan arus bebas, dan kecepatan pada kondisi ini disebut kecepatan pada arus bebas. Namun apabila kondisi jalan dalam keadaan padat, banyak sekali faktor pejalan kaki yang menyeberang jalan, yang mempengaruhi jalan tersebut sehingga menimbulkan konflik. Hal yang mempengaruhi jalan tersebut dinamakan dengan hambatan samping yaitu sebagai aktivitas samping jalan yang sering menimbulkan konflik, dan sangat berpengaruh besar terhadap arus lalulintas. Hambatan samping seperti; pejalan kaki yang menyeberang jalan, pejalan kaki yang berjalan sepanjang sisi jalan, kendaraan parkir atau berhenti di sisi jalan, kendaraan lamba, seperti becak, bendi, sepeda dan pedagang yang berjualan di pinggir jalan. 3. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk menggambarkan secara fakta kecepatan di lokasi yang menggunakan ZoSS dan lokasi tidak menggunakan ZoSS. Data-data yang diperlukan adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan yaitu waktu (detik) dan jarak (km/jam) pada lokasi SDN 3 Jl.Balam Ujung, SDN 68 Jl.Kesehatan, SDN 143 Jl.Taskurun, SDN 18 Jl. Kulim, SDN 163 Jl.HR.Subrantas dan SDN 55 Jl.Kayangan Pekanbaru. Waktu survey adalah 60 (enam puluh) menit pada saat masuk dan pulang sekolah yaitu pada pukul 06.30-07.30 WIB dan pada pukul 12.00-13.30 WIB dan diamati pada hari Senin, Selasa dan Rabu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari pihak terkait antara lain Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru dan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, seperti tipe jalan. Kecepatan dapat diukur sebagai kecepatan titik, kecepatan perjalanan, kecepatan ruang dan kecepatan gerak. (Oktaviani; 2014): Rumus kecepatan secara umum: V = dengan: V d t = kecepatan (km/jam) = jarak tempuh (km) = waktu tempuh (jam) Kecepatan dikenal atas 5 macam yaitu: a. Time mean speed (kecepatan rata-rata waktu)

Merupakan rata-rata kecepatan semua kendaraan yang lewat pada suatu titik tertentu dalam beberapa periode waktu tertentu. Vt = dengan: Vt = kecepatan rata-rata waktu (km/jam) n = banyaknya data kecepatan yang diamati vi = kecepatan tiap kendaraan yang diamati (km/jam) b. Space mean speed (kecepatan rata-rata ruang) Merupakan rata-rata kecepatan semua kendaraan yang berada dalam suatu ruas jalan selama beberapa periode waktu tertentu. Space mean speed dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. (Oktaviani; 2014): Vs = dengan: Vs = kecepatan rata-rata ruang (km/jam) n = banyaknya data kecepatan yang diamati vi = kecepatan tiap kendaraan yang diamati (km/jam) c. Spot Speed (kecepatan seketika) Merupakan kecepatan yang terlihat pada speedometer. d. Running speed (kecepatan bergerak) Merupakan kecepatan rata-rata kendaraan selama bergerak: Running Speed = e. Journey speed (kecepatan perjalanan) Adalah kecepatan rata-rata perjalanan yang dihitung dari jarak tempuh dibagi waktu tempuh. Journey Speed = 4. Hasil dan Pemahasan Hasil penelitian di wilayah Kota Pekanbaru, kecepatan rata-rata pengendara pada sekolah yang memiliki fasilitas ZoSS dari hasil survey jumlah kendaraan dan perhitungan kecepatan untuk SDN 3 Jl Balam Ujung, SDN 68 Jl Kesehatan dan SDN 143 Jl Tasykurun dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kecepatan kendaraan di lokasi menggunakan ZoSS di Kota Pekanbaru Rata-rata kecepatan kendaraan di lokasi menggunakan ZoSS Hari Waktu Nama Sekolah n ƩVi Vt 118 4233 36 Mei 2017 12.00-13.00 150 5534 37 Selasa 06.30-07.30 SDN 3 Jl.Balam Ujung 167 6867 41 187 7344 39 Rabu 06.30-07.30 198 8977 45 Mei 2017 12.00-13.00 204 9345 38 SDN 68 Jl.Kesehatan 377 12300 33 392 13507 34 Selasa 06.30-07.30 406 14355 35

Mei 2017 12.00-13.00 418 15663 37 Rabu 06.30-07.30 423 15884 38 Mei 2017 12.00-13.00 438 15446 35 110 3345 30 Mei 2017 12.00-13.00 121 3598 30 Selasa 06.30-07.30 SDN 143 Jl.Taskurun 147 4325 29 168 4453 27 Rabu 06.30-07.30 179 5433 30 Mei 2017 12.00-13.00 197 5576 28 Rata-rata 35 Dengan: n = Banyak data kecepatan Ʃ Vi = Total seluruh kecepatan kendaraan (km/jam) Vt = Rata-rata kecepatan (km/jam) Dari hasil analisa data hanya SDN 143 Jl.Taskurun yang mendekati standar kecepatan rata-rata kendaraan yang diizinkan yaitu 29 km/jam namun masih melebihi batas yang diizinkan, ini disebabkan oleh lokasi tersebut termasuk kategori lokasi ramai penduduk dan mempunyai hambatan samping yang sangat besar. Menyebabkan pengendara dapat mematuhi aturan wilayah ZoSS. Sedangkan pada dua lokasi berbeda, pengendara tidak mematuhi aturan kecepatan izin apabila melewati wilayah ZoSS, untuk SDN 3 Jl Balam Ujung Pekanbaru kecepatan rata-rata pengendara yaitu 41 km/jam dan SDN 68 Jl Kesehatan Pekanbaru kecepatan rata-rata pengendara yaitu 35 km/jam. Ini disebabkan oleh lebar jalan yang cukup besar, arus yang tidak terlalu padat, kurangnya hambatan samping dan sangat kurangnya kesadaran pengendara kendaraan dalam melewati wilayah ZoSS. Namun apabila dirata-ratakan dari ketiga lokasi tersebut, kecepatan kendaraan yang melewati areal ZoSS masih melebihi kecepatan yang diizinkan yaitu 35 km/jam. Hasil penelitian di Kota Pekanbaru, kecepatan rata-rata pengendara pada sekolah yang tidak memiliki fasilitas ZoSS dari hasil survey jumlah kendaraan dan perhitungan kecepatan untuk SDN 18 Jl Kulim, SDN 163 Jl. HR Subrantas dan SDN 55 Jl Kayangan dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Kecepatan kendaraan di lokasi tidak menggunakan ZoSS di Kota Pekanbaru Rata-rata kecepatan kendaraan di lokasi tidak menggunakan ZoSS Hari Waktu Nama Sekolah n ƩVi Vt 121 4188 35 Mei 2017 12.00-13.00 135 4221 31 Selasa 06.30-07.30 SDN 18 Jl. Kulim 153 4323 28 187 7134 38 Rabu 06.30-07.30 203 7554 37 Mei 2017 12.00-13.00 245 8654 35 412 10663 26 Mei 2017 12.00-13.00 433 11773 27 SDN 163 Selasa 06.30-07.30 389 11773 30 Jl.HR.Subrantas Mei 2017 12.00-13.00 418 12445 30 Pekanbaru Rabu 06.30-07.30 423 11889 28 Mei 2017 12.00-13.00 438 11773 27 122 3877 32 Mei 2017 12.00-13.00 188 5885 31 Selasa 06.30-07.30 SDN 55 Jl.Kayangan 204 6234 31 226 8775 39 Rabu Mei 2017 06.30-07.30 244 9877 40 12.00-13.00 201 8775 44 Rata-rata 33 Dengan: n = Banyak data kecepatan Ʃ Vi = Total seluruh kecepatan kendaraan (km/jam) Vt = Rata-rata kecepatan (km/jam)

Dari hasil analisa data di Kota Pekanbaru kecepatan rata-rata pengendara pada sekolah yang tidak memiliki fasilitas ZoSS semuanya melewati batas yang diizinkan yaitu 28 km/jam, 34 km/jam dan 36 km/jam. Untuk SDN 18 Jl Kulim Pekanbaru kecepatan rata-rata pengendara yaitu 34 km/jam, SDN 163 Jl. HR.Subrantas Pekanbaru kecepatan rata-rata pengendara yaitu 28 km/jam dan SDN 55 Jl.Kayangan Pekanbaru kecepatan rata-rata pengendara yaitu 36 km/jam. Untuk SDN 18 Jl Kulim Pekanbaru dan SDN 55 Jl. Kayangan Pekanbaru disebabkan oleh lebar jalan yang cukup besar, arus yang tidak terlalu padat, dan sangat kurangnya kesadaran pengendara kendaraan dalam melewati wilayah tanpa ZoSS. Untuk SDN 163 Jl. HR.Subrantas Pekanbaru Namun apabila dirata-ratakan dari ketiga lokasi tersebut, kecepatan kendaraan yang melewati areal yang tidak memiliki fasilitas ZoSS melebihi kecepatan yang diizinkan yaitu 33 km/jam. 4. KESIMPULAN Dari hasil survey yang telah dilakukan terlihat bahwa: 1. Kecepatan rata-rata pengendara yang melewati ZoSS melebihi batas kecepatan standar yang diizinkan (25 km/jam untuk jalan dalam kota) yaitu 35 km/jam. 2. Kecepatan rata-rata pengendara yang melewati area sekolah yang tidak memiliki ZoSS melebihi batas kecepatan standar yang diizinkan (25 km/jam untuk jalan dalam kota) yaitu masing-masing sebesar 33 km/jam. 5. SARAN Dari hasil yang diperoleh dapat disarankan 1. Zona Selamat Sekolah harus diperhatikan dan diperbaiki lagi, karena masih banyak marka ZoSS yang sudah hilang dan sebaiknya lebih meningkatkan pelayanan di Zona Selamat Sekolah dan memberi tindakan tegas kepada pengendara bermotor yang telah melanggar rambu batas kecepatan izin yang sudah diterapkan. 2. Dinas Perhubungan bekerja sama dengan Ditlantas harus mensosialisasikan kepada ana-anak sekolah maupun masyarakat umum, karena masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang pemanfaatan wilayah ZoSS. DAFTAR PUSTAKA Data Riau.com, 2014, Jalan HR Soebrantas, Lintasan Maut di Pekanbaru, Aviable from : http://datariau.com/read-13-829-2014-10-24-jalan-hr-soebrantas-lintasan-maut-di-pekanbaru.html, Accesed : 2016, April 13 Kurniati, T., dkk, 2010, Evaluasi Penerapan Zona Selamat Sekolah di Kota Padang, Jurnal Rekayasa Sipil Volume. 6, No.2, pp. 7 10 Oktaviani. (2014). Teknik Lalu Lintas, Padang: Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan Sari, N.M, 2015, Tinjauan Kecepatan Kendaraan pada Wilayah Zona Selamat Sekolah (ZoSS) di Kota Padang, ProsidingAnnual Civil Engineering Seminar, ISBN :978-979-792-636-6, Universitas Riau, Pekanbaru Sari, N.M, 2015, Tinjauan Kecepatan Kendaraan pada Wilayah Zona Selamat Sekolah (ZoSS) di Kota Padang, ejournal.unri.ac.id/aces/article/download/2994/2926, Accesed : 2016, february 07 Tamin, O.Z, 2008, Perencanaan, Pemodelan dan Rekayasa Transportasi, Institut Teknologi Bandung Wahyuni, Sri, 2012, Analisis Efektifitas Zona Selamat Sekolah (ZoSS) di Sekolah Dasar Kota Pekanbaru, http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2050/sri%20wahyuni %20%20(NIM%200707131855).pdf?sequence=1, Accesed : 2016, April 03