BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dalam pasal 3 telah ditegaskan fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang hidup sejahtera dengan aspirasi cita-cita untuk maju, bahagia dan

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, antara lain guru sebagai penginisiatif moral dan pengasuh serta. memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai individu yang bermasyarakat dan berguna. Lebih jauh lagi. Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pertama (usia 0-12 tahun). Masa ini merupakan masa yang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental dalam meningkatkan kualitas kehidupan, dan merupakan faktor penentu perkembangan sumber daya manusia, sosial dan ekonomi yang lebih baik. Pendidikan juga menjadi sarana yang strategis untuk mengangkat harkat dan martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu terjadi tansfer of knowledge dan pembentukan kepribadian manusia untuk mengikuti normanorma yang berlaku di masyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bertolak dari perspektif yang demikian saja, bisa disimpulkan bahwa peran pendidikan begitu besar dalam membentuk jati diri bangsa dengan meningkatkan kualitas kehidupan dan pengembangan sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah sangat memperhatikan segala potensi pendidikan yang ada untuk dikembangkan, sehingga pendidikan ditempatkan pada barisan terdepan dalam pembangunan. Dalam Undang Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3 dengan sangat ideal menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak 1

2 mulia, memiliki nilai dan sikap,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Fungsi dan tujuan pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional tersebut menjadi cita-cita yang sangat ideal dari proses pendidikan. Namun dalam prakteknya, banyak tantangan dan persoalan yang harus dihadapi dunia pendidikan untuk mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak, terampil dan berpengetahun. Tantangan dan persoalan itu antara lain masih masih rendahnya kualitas sebagian tenaga pengajar, sarana dan prasarana yang masih perlu dilengkapi, kualifikasi tenaga pengajar yang tidak relevan dengan keilmuan, serta kesenjangan antara pendidikan di perkotaan dan pedesaan. Di antara tantangan dan persoalan itu, kualitas dan kualifikasi tenaga pengajar merupakan aspek yang paling menentukan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Dengan kualitas dan kualifikasi tenaga pengajar yang bermutu, tujuan pendidikan diharapkan akan tercapai dengan baik. Sebaliknya kualitas tenaga pengajar yang rendah dan kualifikasi tenaga pengajar yang tidak sesuai dengan keilmuannya, maka keseluruhan proses pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan tidak akan mencapai hasil yang optimal. Untuk menguraikan kualitas dan kualifikasi tenaga pengajar itu, sudut pandang terhadap keprofesionalan merupakan salah satu aspek yang menjadi indikator kualitas tenaga pengajar. Hal ini didasarkan atas konsepsi bahwa guru profesional adalah guru yang menguasai keseluruhan proses 1 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.7.

3 pendidikan mulai dari pemahaman terhadap hierarki tujuan pendidikan, menguasai materi pembelajaran, mampu menggunakan media pembelajaran, serta aspek lainnya yang berkaitan dengan keberhasilan proses pembelajaran. Oleh sebab itu, menjadi hal yang sangat menarik untuk mengkaji lebih sistematis aspek-aspek yang menjadi kompetensi keprofesionalan guru, mengingat guru diartikan sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah, sebagaimana tercantum dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang RI No.14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 disebutkan bahwa guru harus memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan profesi, yakni: 1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. 2. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik 3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. 4. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efesien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/ wali peserta didik dan masyarakat sekitar. 2 Dalam penelitian ini penulis akan memfokuskan pada satu kompetensi yaitu kompetensi profesional. Kompetensi profesional merupakan salah satu 2 UU RI No. 14/ 2005 Tentang Guru dan Dosen & Peraturan Mendiknas No. 11/ 2005 Beserta penjelasannya, h. 9.

4 kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian dibidang pendidikan atau keguruan. 3 Guru profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik. Dalam Islam, setiap pekerjaan yang harus dilakukan secara profesional, dalam arti harus dilakukan secara benar. Ini hanya mungkin dilakukan oleh orang yang ahli. Hal ini telah dijelaskan dalam hadist Riwayat Bukhari yang berbunyi : 4 ق قاا إ ق ا و س وا ا ق ا و ا إ ق ا ق ا إ ا ق ا إ إ ا ق ا ا ن ق إ إا ا سل اا ق. ا Hadits diatasا menjelaskan bahwa apabila suatu perkara diserahkan oleh orang yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya. Namun kenyataan yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia, masih banyak guru yang tidak menguasai kompetensi profesional, terutama guru-guru yang mengajar di daerah terpencil dan lembaga pendidikan swasta. Tidak kompetennya seorang guru dalam penyampaian bahan ajar secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap hasil dari pembelajaran. Keterbatasan pengetahuan guru dalam penyampaian materi baik dalam hal metode ataupun h. 236. 3 Djam'an Satori, Materi pokok profesi keguruan, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), 4 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Bukhari, Shahih Bukhari, (Indonesia: Maktabah Dahlan), Kitab Ilmu, Juz. 1, h. 36.

5 penunjang pokok pembelajaran lainnya akan berpengaruh terhadap pembelajaran. Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran agama yang diajarkan pada Madrasah Tsanawiyah Manhajussalam Jorong. Pada lembaga tersebut mata pelajaran Fiqih, Alquran Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Aqidah Akhlak adalah cabang dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam disamping pada lembaga ini dalam menyampaikan pelajaran Pendidikan Agama Islam terdapat dua model penyampaian yaitu Pendidikan Agama Islam yang berasal dari kurikulum nasional dan Pendidikan Agama Islam yang berasal dari lembaga itu sendiri atau kurikulum lokal. Dalam menyampaikan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam maka seorang tenaga pendidik setidaknya memiliki beberapa keahlian-keahlian tertentu atau profesional dalam menyampaikan mata pelajaran tersebut sehingga bisa menimbulkan sebuah prestasi pada anak didik khususnya prestasi pada bidang studi Fiqih, Alquran Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Aqidah Akhlak. Dengan kondisi demikian, deskripsi kompetensi profesional guru dilembaga pendidikan swasta menjadi wilayah penelitian yang menarik untuk diteliti dan memiliki signifikansi dalam memberikan solusi terhadap permasalahan kompetensi profesional di lembaga pendidikan swasta. Oleh karena itulah, penulis sangat tertarik melakukan penelitian kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di MTs Manhajussalam Jorong, sebagai salah satu perwakilan pendidikan swasta di Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut.

6 Hasil penjajakan awal menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam di MTs Manhajussalam Jorong Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut memiliki tingkat pendidikan yang berbeda, ada guru yang memiliki tingkat pendidikan S1, ada guru sarjana muda, dan ada guru yang tidak memiliki tingkat pendidikan sarjana selain itu mereka memiliki pengalaman mengajar yang masih belum lama, latar belakang pendidikan ada sebagian yang tidak sesuai dengan bidang keguruan. Untuk itu memiliki anggapan sementara bahwa di Madrasah Tsanawiyah Manhajussalam Jorong masih kurang maksimal dalam kompetensi profesional guru, dalam hal ini dapat dilihat dari metode mengajar kurang berkembang, tingkat profesional guru masih kurang, latar belakang pendidikan guru Pendidikan Agama Islam masih ada sebagaian yang tidak memiliki tingkat pendidikan S1 keguruan dan memiliki pengalaman mengajar masih belum lama, serta media pengajaran yang juga tidak pernah digunakan oleh guru saat proses belajar mengajar. Untuk melihat lebih jauh tentang kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam, maka penulis meneliti lebih mendalam lagi masalah tersebut yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH MANHAJUSSALAM JORONG KECAMATAN JORONG KABUPATEN TANAH LAUT.

7 B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis merumuskan dua pokok permasalahan yang akan dibahas, yaitu : 1. Bagaimana kompetensi profesional guru PAI di Madrasah Tsanawiyah Manhajussalam Jorong Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kompetensi profesional guru PAI di Madrasah Tsanawiyah Manhajussalam Jorong Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut? C. Alasan memilih Judul Ada beberapa alasan yang melatar belakangi penulis mengambil judul kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Manhajussalam Jorong Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut, yaitu : 1. Kompetensi Profesional guru merupakan bahasan yang sangat menarik, mengingat profesionali guru dalam pendidikan sangat berpengaruh terhadap proses kegiatan belajar mengajar dan diharapkan melalui penelitian ini agar guru yang mengajar dapat melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. 2. Tingkat profesional guru yang masih kurang, sehingga mendorong minat penulis untuk membuktikan asumsi seperti itu dari hasil penelitian. 3. Keberadaan guru dengan kualifikasi dan latar belakang pendidikan yang berbeda di Madrasah Tsanawiyah Manhajussalam Jorong menjadi

8 fenomena yang menarik untuk diteliti dari sudut pandang kompetensi profesional guru. 4. Penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian apakah tenaga pengajar di Madrasah Tsanawiyah Manhajussalam Jorong tersebut termasuk guru yang mementingkan tingkat profesionalitas ataukah tidak. 5. Kemampuan dan keahlian guru dalam mengajar sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran guna meningkatkan kualitas mengajar. D. Definisi Operasional dan Lingkup Pembahasan Untuk menghindari perbedaan pemahaman terhadap judul tersebut, maka penulis perlu menegaskan bahwa yang dimaksud dengan judul tersebut adalah 1. Kompetensi Profesional a. Kompetensi profesional adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian dibidang pendidikan atau keguruan. 5 Kompetensi profesional yang penulis maksud disini adalah bagaimana kemampuan profesional yang dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan kemampuan guru Pendidikan Agama Islam dalam menjalankan tugas keguruannya, yang meliputi perencanaan program belajar mengajar, 2007), h. 236. 5 Djam'an Satori,Materi Pokok Profesi Keguruan, (Jakarta: Universitas Terbuka,

9 penguasaan bahan pengajaran, pengelolaan proses belajar mengajar, dan menilai kemajuan proses belajar mengajar. 2. Guru Pendidikan Agama Islam Guru agama adalah seseorang yang telah mengkhususkan dirinya untuk melakukan kegiatan menyampaikan ajaran agama kepada seseorang, kelompok atau kelas. 6 Guru Pendidikan Agama Islam atau kerap disingkat Guru agama Islam adalah orang yang memberikan materi pengetahuan agama Islam berupa materi Fiqih, Alquran Hadits, Aqidah Akhlak, SKI dan juga mendidik anak didiknya agar mereka kelak menjadi manusia yang takwa kepada Allah Swt. Di samping itu, guru agama Islam juga berfungsi sebagai pembimbing agar semua anak didiknya sejak mulai sekarang dapat bertindak dengan prinsip-prinsip Islam dan dapat mempraktikkan syariat Islam. Dengan demikian maksud dari judul diatas adalah suatu penelitian yang mendeskripsikan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam yang meliputi guru Fiqih, guru Alquran Hadits, guru Aqidah Akhlak, dan guru SKI tentang perencanaan program belajar mengajar, penguasaan bahan pengajaran, pengelolaan proses belajar mengajar, dan penilaian kemajuan proses belajar mengajar. 6 Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pengembangan Profesional Dan Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah ( Jakarta: 2002), h. 12.

10 E. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai adalah: 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi profesional guru PAI di Madrasah Tsanawiyah Manhajussalam Jorong Kabupaten Tanah Laut. 2. Bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi profesional guru PAI di Madrasah Tsanawiyah Manhajussalam Jorong Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut. F. Signifikansi Penelitian Manfaat yang hendak dicapai dari hasil penelitian ini : 1. Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dan kinerja guru, 2. Bermanfaat dalam rangka memperbaiki pembelajaran sekolah yang bersangkutan 3. Melalui penelitian ini diharapkan guru PAI mampu meningkatkan kualitas personal dan kompetensi profesional sebagai pendidik. 4. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan mendapat informasi baru mengenai pengetahuan tentang kompetensi professional yang harus dimiliki seorang guru sehingga dapat memberikan masukan dan pembekalan untuk proses kedepan.

11 G. Kajian Pustaka Sejauh pengetahuan penulis terdapat individu yang telah melakukan kajian tentang kompetensi profesional. Dari sejumlah karya atau tulisan yang ada, penulis banyak mendapatkan informasi yang secara umum membahas tentang kompetensi profesional. Dalam hal ini posisi penulis hanyalah mencoba merangkum, mengkaji lebih mendalam serta menemukan dan menarik kesimpulan mengenai kompetensi profesional. Adapun beberapa diantara mereka yang telah menelaah penelitian mengenai kompetensi profesional adalah Mansur, Jurusan Pendidikan Agama Islam. Dalam skripsinya yang berjudul Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 1 Tapin Selatan Rantau. Ia telah membahas secara mendalam mengenai tingkat profesionalisme guru PAI SMA Negeri 1 Tapin Selatan Rantau yang terdiri dari 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru PAI, yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesionali dan kompetensi sosial. Dalam hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa guru PAI SMA Negeri 1 Rantau Tapin Selatan adalah seorang guru yang profesional yang dapat dilihat dari 4 kompetensi yang mereka miliki. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Halimatus Sa diyah Jurusan Pendidikan Agama Islam dengan judul Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Banjarmasin. Dalam skripsi ini mengemukakan tentang kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Banjarmasin. Bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi

12 profesional guru pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Banjarmasin. Maksud dari judul skripsi ini adalah kajian mendalam tentang kompetensi profesional yang berkaitan dengan sertifikasi guru. Hasil penelitan yang dilakukan oleh Nurina Jurusan Pendidikan Agama Islam dengan judul Aktivitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran PAI (MGMP PAI) Dalam Meningkatkan Profesional Guru Sekolah Menengah Pertama Swasta di Kota Banjarmasin. Yang dimaksud judul diatas adalah suatu penelitian untuk mengetahui tentang kegiatan MGMP PAI dalam menigkatkan profesional guru SMP Swasta di kota Bajarmasin dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan menunjukkan bahwa aktivitas MGMP PAI di kota Banjarmasin yang bertujuan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru secara profesional dalam memecahkan permasalahan kegiatan belajar mengajar yang berhubungan dengan materi, tujuan, metode, dan evaluasi pembelajaran, menjalankan program kerja seperti membuat silabus dan membuat program semester berjalan cukup baik, serta memenuhi tuntutan profesional seperti latihan, bimbingan, dan tukar pengalaman telah berjalan baik dan mencapai hasil yang cukup maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu minat dan motivasi guru selaku anggota MGMP PAI yang cukup tinggi, latar belakang pendidikan anggota MGMP PAI yang cukup tinggi dan sesuai profesionalitas nya pengalaman mengajar yang cukup, dana yang cukup memadai, waktu pertemuan yang sangat mempengaruhi, sarana dan prasarana

13 yang memadai dan pembinaan dari Dinas Pendidikan atau pengawas yang mendukung dalam menigkatkan kemampuan profesional guru. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartini Jurusan Pendidikan Agama Islam dengan judul Kompetensi Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak pada Madrasah Aliyah Negeri 2 Marabahan di Kabupaten Barito Kuala. Dalam skripsi tersebut dia meneliti bagaimana kompetensi guru mata pelajaran Aqidah Akhlak pada madrasah Aliyah 2 Marabahan di Kabupaten Barito Kuala serta faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi guru mata pelajaran Aqidah Akhlak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi guru mata pelajaran Aqidah Akhlak pada Madrasah Aliyah Negeri 2 Marabahan di kabupaten Barito Kuala dalam hal penguasaan bahan pengajaran adalah baik, penguasaan metode mengajar adalah baik, serta pengelolaan proses pembelajaran dalam hal memahami kemampuan anak adalah cukup, pengelolaan kelas adalah cukup, dan penggunaan media mengajar adalah baik. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi guru mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah latar belakang pendidikan adalah baik, pengalaman mengajar adalah cukup, dan pendidikan tambahan adalah baik, hal ini di sebabkan pengalaman guru dalam mengajar dan keaktifan guru selama mengikuti pendidikan tambahan berupa pelatihan dan seminar Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), serta penguasaan terhadap bahan yang akan di ajarkan khususnya mata pelajaran Aqidah Akhlak pada Madrasah Aliyah Negeri 2 Marabahan di Kabupaten Barito Kuala.

14 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Rasyidi Jurusan Pendidikan Agama Islam dengan judul Kompetensi Guru Mata Pelajaran Al Qur an Hadist Dalam Mengelola Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sungai Lulut Kecamatan Suingai Tabuk Kabupaten Banjar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensi guru mata pelajaran Al Qur an Hadist dalam mengelola pembelajaran serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya dalam mengelola pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sungai Lulut kecamatan sungai Tabuk. Maksud dari judul diatas adalah suatu penelitian tentang kompetensi seorang guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, menarik minat dan perhatian siswa melalui langkah yang meliputi merencanakan pembelajaran, dan mengevalusi pembelajaran. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria Ulfah Jurusan Pendidikan Agama Islam dengan judul Kompetensi Guru Dalam Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Model Martapura Kabupaten Banjar. Dalam skripsi tersebut dia meneliti bagaimana kompetensi guru dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak di MIN Model Martapura Kabupaten Banjar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang penguasaan kompetensi guru dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak di MIN Model Martapura Kabupaten Banjar. Hasil penelitian ini, dapat menyimpulkan bahwa kompetensi guru dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak di MIN Model Martapura Kabupaten Banjar di kategorikan sedang, dalam menyusun

15 program pengajaran di kategorikan rendah dan kemampuan menilai hasil proses pembelajaran yang telah di laksanakan juga di kategorikan rendah. Dari kajian pustaka yang telah penulis kemukakan sebenarnya sudah banyak buku penelitian skripsi, tesis maupun artikel yang fokus pada kompetensi guru. Namun ketika penulis mencoba mangkaji tampaknya banyak dari hasil kajian pustaka maupun penelitian skripsi tentang kompetensi profesional guru yang bersifat global belum ada yang secara khusus meneliti kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam yang terfokus pada perencanaan program belajar mengajar, penguasaan bahan pelajaran, pengelolaan proses belajar mengajar, penilaian kemajuan proses belajar mengajar, latar belakang pendidikan guru PAI, pengalaman mengajar guru PAI, dan pengalaman mengikuti pelatihan atau penataran. Hal ini menarik untuk di teliti terutama di Madrasah Tsanawiyah Manhajussalam Jorong yang juga sebelumnya belum ada yang meneliti di sekolah ini. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab. Setiap bab dirinci ke dalam beberapa sub bab sebagai berikut: BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah dan penegasan judul, perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, kajian pustaka, serta sistematika penulisan. BAB II Berisi pembahasan tentang pengertian kompetensi profesional guru, pentingnya kompetensi profesional guru, kriteria profesional guru,

16 aspek-aspek kompetensi profesional guru PAI, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi profesional guru PAI. BAB III Dalam bab ini dikemukakan objek dan subyek penelitian, data, sumber data, dan teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, analisis data, dan prosedur penelitian. BAB IV Hasil penelitian terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian meliputi sejarah berdirinya MTs Manhajussalam Jorong, keadaan guru PAI, staf tata usaha serta sarana dan prasarana. BAB V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.