BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KOMPARATIF ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO 1 TAHUN 1974 TENTANG BATAS KETAATAN ISTERI TERHADAP SUAMI

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

KEWENANGAN AYAH BIOLOGIS SEBAGAI WALI NIKAH TERHADAP ANAK LUAR KAWIN (Kajian Komparasi Antara Hukum Perkawinan Indonesia dengan Empat Madzhab Besar)

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PNDAHULUAN. Perpustakaan 2013), h Line) tersedia di blogspot. com/2012/12/pengertianimplementasi-menurut-para.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk masalah jual beli dan sewa menyewa. Islam selalu

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

segera melaksanakannya. Karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN MUT AH DALAM PUTUSAN MA RI NO. REG. 441 K/ AG/ 1996

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi khalifah Allah di bumi, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur an surat

BAB I PENDAHULUAN. Perceraian dalam istilah ahli Fiqih disebut talak atau furqah. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad kemajuan teknologi komunikasi modern dewasa ini,

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan sangat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan, LN tahun 1974 Nomor 1, TLN no. 3019, Perkawinan ialah ikatan

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan. berkasih-kasihan untuk meneruskan keturunannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia diciptakan berpasangan antara laki-laki dengan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditakdirkan untuk saling berpasangan dan saling membutuhkan 1. Hal

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya telah mampu merombak tatanan atau sistem kewarisan yang

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB I PENDAHULUAN. Sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk-nya, baik pada manusia, Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-nya untuk berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. hati. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur an 1

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pemahaman Masyarakat Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Mengenai Mahar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

KUASA KHUSUS NONMUSLIM DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA MENURUT HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Pengadilan Agama Blora ) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan.oleh karena itu dalam Al Quran dinyatakan bahwa hidup berpasangpasangan,

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hubungan cinta, kasih sayang dan kesenangan.

BAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal.

Dengan adanya masalah pokok diatas maka dapat pula dikemukakan dua sub masalah, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), h.398

BAB I PENDAHULUAN. Makna dari mahar pernikahan yang kadang kala disebut dengan belis oleh

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Allah telah menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah merupakan makhluk sosial yang

POLIGAMI MENURUT MASYARAKAT AWAM, PRIYAYI DAN ULAMA DITINJAU DARI SEGI HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF INDONESIA. (Studi Kasus di Kecamatan Serengan)

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Hikmahnya ialah supaya manusia itu hidup

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. bersamaan, di mana seorang wanita dapat menemukan seorang laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri. 1 Pernikahan adalah

Apakah Kawin Kontrak Itu?

BAB I PENDAHULUAN. sudah barang tentu perikatan tersebut mengakibatkan timbulnya hakhak

SKRIPSI. BATAS KEMAMPUAN MENIKAH DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Telaah Analitis Terhadap Pasal 7 Undang-undang No. 1 Tahun 1974)

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. dari perkawinan itu adalah boleh atau mubah. Namun dengan melihat

BAB I PENDAHULUAN. poligami dalam bentuknya yang beragam telah ada dalam tahap-tahap awal dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Praktek Dan Pemahaman Masyarakat Desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru tentang Kafa ah Dalam Perkawinan

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui pernyataan bahwa manusia adalah makhluk zoonpoliticon 75, yaitu bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

F A T W A MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 01 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1. yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan suatu ikatan yang mempersatukan dua insan yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup bersama, hal ini merupakan sunnatullah yang mana setiap kehidupan di dunia ini adalah saling berpasangan. Islam memberikan tata perlingdungan hukum dalam ikatan perkawinan yang sah sesuai dengan syariah islamiyah yang benar. Dan dalam melaksanakan perkawinan mengandung nilai ibadah yang berdasarkan ridlo Allah SWT. Sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 2 Bab II kompilasi hukum islam (H. Abdurrahman, 1992:114) Islam didalam memberikan anjuran kawin atau menikah terdapat beberapa motivasi dan tujuan yang jelas dapat memberikan dampak positif yang lebih besar dalam kehidupan individu maupun masyarakat sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan isteriisteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikanya diantara kamu kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang erpikir. (Ar Rum [22] 21 ). 1

2 Ikatan perkawinan merupakan ikatan yang suci dan luhur yang dijalin antara dua insan yang berlainan jenis seperti digambarkan oleh Al-Quran Surat An-Nisaa ayat 21 : Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul dengan yang lain sebagai suami isteri, dan mereka (isteriisterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat. (An-Nisaa [4] : 21). Dalam ayat di atas ikatan perkawinan diungkapkan dengan lafadz mitsaaqan galiidhan yang memiliki arti ikatan yang kokoh. Demikian pula perkataan yang terdapat di dalam beberapa hadist Nabi SAW, pada umumnya lebih banyak digunakan dengan arti mengadakan perjanjian ikatan. Seperti dalam sebuah hadist dinyatakan : Dari Amir bin Abdillah bin Zubair dari bapaknya, bahwasanya Rasulullah SAW, bersabda : Beritahukan olehmu sekalian pernikahan itu. (HR. Imam Ahmad). Dari keterangan di atas dapatlah dinyatakan bahwa perkawinan adalah suatu ikatan, karena pada dasarnya perkawinan melibatkan dua pihak untuk mengadakan satu kesepakatan hidup bersama dalam membina keluarga sebagai suami isteri yang sah.

3 Ikatan suci dan saling mencintai dan hidup bersama akan dapat menyatukan berbagai perbedaan antara suami isteri. Maka dari itu, sangatlah perlu antara suami dan isteri untuk saling mengerti serta memahami apa yang menjadi hak dan apa yang menjadi kewajibannya. Karena dengan jalan seperti itulah keduanya dapat mengisi kehidupan mereka dengan membangun keluarga yang harmonis. Dalam islam, telah diatur sedemikian rupa tentang bagaimana hak suami terhadap isteri dan begitu juga sebaliknya, seperti firman Allah dalam Al-Quran : Isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. (Al-Baqarah [2]: 187) Ayat ini memberikan suatu pengertian : kalau pakaian berfungsi menutup aurat dan kekurangan jasmani manusia, demikian pula pasangan suami isteri, harus saling melengkapi dan menutup kekurangan masing-masing (Quraish Shihab, 2009:495). Oleh karena itu masing-masing suami isteri mempunyai hak dan kewajiban yang harus dijaga sebaik mungkin. Dalam undang-undang perkawinan No 1 tahun 1974 pasal 30 telah dijelaskan bahwa suami isteri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat. Kaitannya dengan hal tersebut, ikatan perkawinan juga dapat berakibat bagi isteri berupa kewajiban untuk patuh serta taat kepada suami. Yang mana

4 ketaatan tersebut memiliki pengaruh besar bagi kelangsungan rumah tangga, selama ketaatan tersebut bukan untuk hal-hal yang melanggar norma agama. Ketaatan dan kepatuhan terhadap suami merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh seorang isteri yang merupakan salah satu sendi pokok tergaknya sebuah rumah tangga, namun jika ketaatan tersebut bila dihadapkan dengan kondisi sosial saat ini sering menjadi sebuah dilema, disatu sisi wanita memiliki kebebasan untuk berekspresi dan menyalurkan semua potensi yang dimilikinya diberbagaibidang. Tentunya, kondisi seperti ini akan menimbulkan permasalahan apabila disatu sisi wanita memiliki intelektual yang tinggi dibidang keilmuan tetapi tidak dibarengi dengan pemahaman serta penerapan terhadap ajaran Islam yang memadai, akhirnya mereka melupakan kodratnya sebagai seorang isteri yang senantiasa harus patuh dan taat kepada suaminya. Berangkat dari permasalahan ini penulis ingin mengangkat judul tentang STUDI KOMPERATIF ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TENTANG BATAS KETAATAN ISTERI TERHADAP SUAMI. Dengan tujuan agar kita mengerti dimana batas-batas ketaatan seorang isteri kepada suami. B. Rumusan Masalah. Permasalahan yang menjadi tolak ukur penulisan ini adalah batas ketaatan isteri kepada suami. Tetapi obyek kajian skripsi ini sebatas membandingkan persoalan batas ketaatan isteri kepada suami dalam Hukum

5 Islam dan Hukum Positif. Karena itu masalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Sejauhmana batas ketaatan isteri kepada suami ditinjau dari Hukum Islam? 2. Sejauhmana batas ketaatan isteri kepada suami ditinjau dari Hukum Positif? 3. Bagaimana perbandingan antara hukum islam dan hukum positif tentang batas ketaatan isteri kepada suami? C. Kegunaan Penelitian. 1. Kegunaan Teoritis : Penulis skripsi ini diharap dapat memberikan kontribusi khasanah keilmuan pada umumnya dan perkembangan hukum Islam dan hukum Positif yang berupa analisis komparasi dari kedua hukum tersebut. 2. Kegunaan Praktis : Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan hukum Islam di dalam merespon dinamika sosial D. Penegasan Judul. Agar lebih mudah dalam pemahaman yang terkandung dalam tulisan skripsi ini, maka perlu adanya penjelasan judul sebagai berikut : STUDI KOMPARATIF : Suatu penelitian ilmiah dengan membandingkan sebab akibat, fenomena, faktor-faktor dan sistem yang berbeda-beda serta melakukan penilaian atau

6 menetapkan standar (normatif) dengan di akhiri dengan suatu kesimpulan (Winarno Surakhmad, 1990:193). TERHADAP : Kata depan untuk menandai arah; lawan kepada (Kamus besar bahasa indonesia; jakarta balai pustaka,1995) HUKUM ISLAM : Suatu ataran yang datangnya dari Allah SWT. Yang digunakan untuk mewujudkan suatu hukum, dimana hukum tersebut diharapkan pada mukallaf yang berhubungan dengan perbuatan mereka (Hasbi As-Shidiqy, 1987:17). HUKUM POSITIF : Suatu peraturan dan tata terbtib (ordering) yang mengikat serta didasarkan atas dasar keadilan yang dimaksud adalah undang-undang perkawinan no. 1 tahun 1974 (R. Subekti, 1992: 50). BATAS : Garis yang menjadi pemisah antara dua bidang (Peter Salim, Yenny Salim, 1995: 152). KETAATAN : Kepatuhan, kesetiaan (Suharso, Ana Retnoningsih, 2009:511) Maka, dalam tulisan ini yang dimaksud oleh penulis adalah kajian atau penelitian dalam rangka mendalami dan mengupas pengetahuan tentang batas ketaatan isteri terhadap suami dalam menjalankan kehidupan rumah tangga dengan membandingkan secara jelas antara tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif.

7 E. Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini, penulis berusaha menelusuri buku-buku serta kitab-kitab fiqh karya ulama terdahulu serta membahas tentang hak dan kewajiban sebagai suami isteri serta ketaatan isteri terhadap suami. Berdasarkan hasil penelusuran penlis tentang batas ketaatan isteri terhadap suami antara hkum islam dan hukum positif Undang-Undang No 1 Tahun 1974 penulis menemukan kajian berupa skripsi ini yaitu: 1. Hukum islam (Syariat Islam) mewajibkan isteri taat kepada suami yang merupakan bagian hak suami yang harus dia dapatkan demi terciptanya keharmonisan rumah tangga, tetapi ketaatan isteri tidak bersifat mutlak dan terbatas pada hal-hal yang ma ruf dan tidak mengandung perbuatan dosa dan maksiyat kepada Allah. 2. Ketaatan isteri terhadap suami dalam Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974 lebih bersifat mutlaq tidak dibatasi hal-hal yang bersifat dosa dan maksiyat kepada Allah. F. Metode Penelitian. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini temasuk jenis penelitian pustaka (library research), karena data yang dibutuhkan dari bahan pustaka yaitu sumber datanya (Hadi, 1990 : 9) sehingga disebut sebagai penelitian dokumenter (documenter research).

8 2. Sifat penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yaitu memaparkan dan menyelusuri kemudian dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan yang benar tentang suatu pendapat dengan alasan yang benar (Winarno Surahmad, 1985 : 140). 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan kategorisasi bahan bahan penelitian, baik dari dokumen maupun buku-buku, koran, majalah dan lain-lain (Hadari Nawawi, 2003 : 95) 4. Sumber Data a. Data Primer yaitu: 1) Alqur an dan terjemahnya 2) Fiqih Sunnah. Sayyid Sabiq 3) Komplikasi Hukum Islam Di Indonesia. Abdurrahman, H.,SH,MH. 4) Undang-Undang Pokok Perkawinan No 1 Tahun 1974 b. Data skunder yaitu: 1) Hukum Perkawinan Islam. Ahmad Azhar Basyir 2) Fighul Islam Waadillatuhu. Wahbah Az-Zuhaili 3) Sunan Ahmad. Imam Ahmad 4) Wanita Bersiaplah Berumah Tangga. Abdullah Daghfaq 5) Sunan Turmuzi. Imam Tirmizi 6) Sholeh Muslim. Imam Muslim

9 7) Problematika Suami Isteri. Hasayat Usman 8) Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis Dari Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Dan Komplikasi Hukum Islam. Mohd Idris Ramulyo, SH 9) Hukum Perkawinan Islam Dan Undang-Undang Perkawinan (UUP No 1 Tahun 1974, Tentang Perkawinan). Soemayati, SH. 5. Metode Analisis Data Dalam menganalisis data penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis (S. Margono, 1997 : 36) dengan pola pikir : a. Metode Induktif Adalah suatu cara berpikir atau kerangka berpikir yang diawali dari fakta-fakta secara khusus atau peristiwa peristiwa konkrit lalu ditarik pada hal-hal yang general atau umum (Sutrisno Hadi, 1989 : 42) b. Metode deduktif Yaitu hirarki suatu kesimpulan dari pernyataan umum ke pernyataan yang kusus dengan menggunakan nalar dan rasio (Nana Sudjana, 1991 : 7) c. Metode komparatif Yaitu dengan membandingkan antara beberapa sistem atau fenomena yang berbeda dengan membandingkan masing-masing datanya untuk kemudian mengambil rumusan kesimpulan (Sugiono, 1994 : 112)

10 6. Pendekatan Masalah Pendekatan yang dipakai dalam rangka membahas suatu tentang batas ketaatan isteri terhadap suami ditinjau dari hukum Islam dan hukum positif, adalah yuridis normatif, yaitu pendekatan dengan melihat ketentuan ketentuan yang berlaku yang bersumber dari Hukum Islam dan Hukum Positif. G. Sistematika Penulisan Agar memudahkan pembaca untuk mengetahui isi yang terkandung dalam penulisan skripsi ini, maka dijabarkan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN yang berisi tentang : Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitin, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTERI menguraikan tentang : Pengertian Perkawinan, Kedudukan Suami Isteri dan Perkawinan, Hak-Hak Bersama Suami Isteri, Kewajiban Suami Terhadap Isteri. BAB III KETAATAN ISTERI TERHADAP SUAMI menerangkan tentang : Ketaatan Isteri Terhadap Suami Ditinjau Dari Hukum Islam. Ketaatan Isteri Ditinjau Dari Undang-Undang Perkawinan No. 1 tahun 1974, Realitas Atas Ketaatan Isteri Terhadap Suami Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat. BAB IV ANALISIS KOMPARATIF TENTANG BATAS KETAATAN ISTERI TERHADAP SUAMI menerangkan tentang : Analisis Tentang Batas

11 Ketaatan Isteri Terhadap Suami Dalam Hukum Islam, Analisis Tentang Batas Ketaatan Isteri Terhadap Suami Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Analisis Komparatif Tentang Batas Ketaatan Isteri Terhadap Suami Dalam Hukum Islam Dan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. BAB V PENUTUP yang berisi tentang : kesimpulan dan saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

12