BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu negara berkembang selalu berupaya dalam meningkatkan pembangunan disegala bidang terutama dalam bidang perekonomian. Sebagai suatu negara berkembang pemerintah Indonesia selalu berupaya mendukung untuk setiap kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh pelaku-pelaku bisnis atau dunia usaha. Perusahaan sebagai suatu lembaga usaha di bangun atas dasar going concern. Berkelanjutan dan terus menerus untuk waktu yang tidak terbatas. Dalam mencapai tujuan kelangsungan hidup, perusahaan berupaya terus melakukan perkembangan dan perluasan dalam usahanya baik dalam pengembangan produk, perluasan jaringan pemasaran, peningkatan kualitas produk, peningkatan penjualan, inovasi produk bahkan menciptakan produk baru. Karena dalam dunia usaha, persaingan bisnis tidak dapat dihindarkan sehingga perusahaan memang selalu dituntut untuk dapat bertahan dan melakukan pengembangan atau inovasi. Dalam mencapai tujuan perusahaan untuk berkembang dan going concern masalah utama yang sering di jumpai oleh pelaku bisnis adalah kebutuhan akan dana. Sebagaimana diketahui, secara umum untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan dapat memilih alternatif sumber dana tambahan yang ada, antara lain melalui saham atau hutang jangka 1
2 panjang (obligasi). Kedua jenis sumber dana ini memiliki kelebihan dana kekurangan yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan karena akan mengubah struktur modal (capital structure) yang ada. Dengan menerbitkan saham, perusahaan tidak memiliki kewajiban pembayaran. Hanya porsi kepemilikan saham yang berpindah tangan. Sehingga setelah penerbitan saham persentase kepemilikan saham pemilik perusahaan sebelumnya akan mengalami penurunan. Sebaliknya dengan penerbitan surat hutang yang biasa lebih dikenal dengan nama Obligasi. Dalam penerbitan obligasi perusahaan memiliki kewajiban pembayaran tingkat suku bunga atau dikenal sebagai kupon dan pengembalian pinjaman sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Tidak hanya instrumen investasi konvensional, karena disaat sekarang ini ekonomi berbasis syariah telah berkembang dengan pesat dan dengan jumlah peminat yang tidak sedikit ekonomi berbasis syariah mampu memasuki dunia bisnis dan diterima banyak kalangan diseluruh dunia. Semenjak ada konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumen-instrumen yang mempunyai komponen bunga (interest-bearing instrument) ini keluar dari daftar investasi halal, karena itu dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah. (Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution 2008) Obligasi syariah yang sering juga disebut sukuk mulai berkembang pesat dan banyak diminati oleh para investor. Dengan sistem bagi hasil obligasi jenis ini menjadi daya tarik untuk investor berinvetasi pada jenis instrumen investasi obligasi syariah.
3 Dalam dunia investasi selalu terdapat kemungkinan di mana harapan investor tidak sesuai dengan kenyataan, atau selalu terdapat risiko. Risiko dalam berinvestasi pada obligasi adalah risiko perusahaan penerbit obligasi tidak mampu memenuhi janji yang telah ditentukan, yaitu risiko perusahaan tidak mampu membayar kupon maupun mengembalikan pokok obligasi. Agar investor memiliki gambaran tingkat risiko ketidak mampuan perusahaan dalam membayar, maka di dalam dunia surat utang atau obligasi dikenal suatu tingkat yang menggambarkan kemampuan bayar perusahaan penerbit obligasi. Tingkat kemampuan membayar kewajiban tersebut dikenal dengan istilah peringkat obligasi. Peringkat obligasi dikeluarkan oleh lembaga yang secara khusus bertugas memberikan peringkat atas semua obligasi yang diterbitkan perusahaan. Semua obligasi yang diterbitkan wajib diberi peringkat sedemikian agar investor dapat mengukur atau memperkirakan seberapa besar risiko yang akan dihadapi dengan membeli obligasi tertentu. (Darmadji dan Fakhrudin 2008). Fenomena di Indonesia terjadi pada beberapa emiten yang mengalami gagal bayar memiliki peringkat layak investasi. Tahun 2009, obligasi gagal bayar terjadi pada perusahaan yang cukup dikenal masyarakat. PT Mobile-8 Telecom Tbk. yang menerbitkan Bond I Year tahun 2007, telah gagal bayar 2 kali untuk kupon 15 maret 2009 dan 15 juni 2009. Peringkat obligasi PT Mobile-8 Telecom Tbk. pada Indonesia Bond Market directory adalah idbbb+. Per juni 2010, peringkatnya diturunkan menjadi IdD. Salah satu emiten sektor telekomunikasi, PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) sempat menunda pembayaran obligasi
4 September 2012, ini merupakan pembayaran pokok dan bunga ke-20 obligasi BTEL I tahun 2007 yang jatuh tempo 4 September 2012. Menurut Setyo Wijayanto (2004) di Indonesia terdapat tiga lembaga pemeringkat sekuritas utang, yaitu: PEFINDO, ICRA Indonesia dan FITCH Indonesia. Persyaratan Umum Rating (peringkat) yang ditetapkan PEFINDO sebagai berikut : 1. Secara umum, perusahaan beroperasi lebih dari 5 tahun, meskipun PEFINDO juga memberi peringkat kinerja terhadap perusahaan yang beroperasi kurang dari 5 tahun. 2. Laporan keuangan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di BAPEPAM dengan pendapat wajar tanpa syarat atau unqualified opinion. 3. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik terakhir tidak melampaui 180 hari dari tanggal penutupan laporan keuangan. Jika melebihi batas, maka harus disertai dengan penyertaan direktur, komisaris, dan akuntan publik bahwa laporan tersebut benar-benar merefleksikan kondisi keuangan perusahaan. 4. Memberikan informasi dasar dan data pendukung lainnya yang dibutuhkan oleh PEFINDO untuk melengkapi penetapan rating. 5. Membayar atas biaya peringkat (rating) Penelitian terhadap rasio keuangan di Indonesia banyak dihubungkan dengan harga saham ataupun kinerja perusahaan (Estiyanti dan Yasa, 2012).
5 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdullah Alwi dan Nurhidayati tahun 2012 dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi yaitu Profitabilitas (tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi, sedangkan variable independen lainnya Likuiditas, Produktivitas, Reputasi KAP dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Manurunget al. (2009) dengan judul Hubungan Rasio-Rasio Keuangan Dengan Rating Obligasi dengan variabel dependen yaitu Rating Obligasi dan variabel independen Beta, ROE, DER, TAT dan ROA. Beta, ROE dan DER tidak berpengaruh terhadap rating obligasi dan TAT dan ROA berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anna Purwaningsih (2008) menyatakan analisis rasio keuangan yang terbaik untuk memprediksi rating obligasi syariah adalah rasio likuditas. Dan untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan rasio profitabilitas dalam penelitian. Hasil penelitian Neneng Sudaryanti (2011) menyatakan bahwa growth dan marturity tidak berpengaruh terhadap rating sukuk sedangkan size, profitabilitas, leverage berpengaruh terhadap rating sukuk. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Estianti dan Gerianta Wirawan Yasa (2012) menyatakan bahwa laba ditahan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Sedangkan laba operasi, aliran kas operasi, likuiditas, total assets, leverage, umur obligasi dan jaminan tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
6 Hasil-hasil penelitian yang tidak konsisten mempengaruhi pemilihan variabel-variabel rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini seperti, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return On Equity. Berdasarkan uraian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return On Equity Terhadap Peringkat Obligasi Syariah (Sukuk). B. Rumusan Masalah Penelitian 1. Apakah Current Ratio berpengaruh terhadap peringkat obligasi syariah (sukuk)? 2. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap peringkat obligasi syariah (sukuk)? 3. Apakah Net Profit Margin berpengaruh terhadap peringkat obligasi syariah (sukuk)? 4. Apakah Return On Equity berpengaruh terhadap peringkat obligasi syariah (sukuk)? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian a. Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio terhadap peringkat
7 2. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap peringkat 3. Untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin terhadap peringkat 4. Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity terhadap peringkat b. Kontribusi penelitian 1. Bagi Pihak Investor Sebagai masukan dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi dalam obligasi sehubungan dengan peringkat 2. Bagi Akademik sebagai informasi tambahan dan referensi untuk meneliti kembali rasio keuangan dan peringkat obligasi syariah (sukuk).