DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
Disusun oleh : Putri Setya Wardani A

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

PENGARUH SIKAP BELAJAR SISWA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: SRI BANDIYAH A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 tentang System Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia secara normative. Pendidikan tidak hanya diperoleh di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

PENGARUH KOMUNIKASI GURU-SISWA DAN BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X DAN XI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Transkripsi:

MINAT MENJADI GURU DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TENTANG KARAKTERISTIK GURU DAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA (TAHUN AJARAN 2009/2010) SKRIPSI Disusun oleh: DWI KUSTIANTI A210060099 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rendahnya kualitas SDM merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Jika bangsa Indonesia ingin berkiprah dalam era globalisasi, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menata SDM, baik dari aspek intelektual, emosional, spiritual, kreativitas moral maupun tanggung jawabnya. Penataan SDM tersebut perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas, baik pada jalur pendidikan formal, non formal, maupun informal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Pentingnya pengembangan sistem yang berkualitas untuk menunjukkan bahwa SDM di Indonesia tidak dipandang rendah oleh Negara lain. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Keberhasilan suatu manajemen pendidikan dapat terwujud dengan didukung oleh kurikulum yang jelas, pembelajaran, ketenagaan (SDM), sarana, dana, informasi dan lingkungan yang kondusif. Melalui kegiatan manajemen pendidikan yang tepat diharapkan dapat berkembangnya aspekaspek kepribadian peserta didik secara optimal sesuai dengan kebutuhan, tuntutan masyarakat, dan lingkungan baik lingkungan lokal maupun global. Guru merupakan sebuah profesi yang dulu jarang diminati khususnya oleh anak muda, khususnya anak muda yang tinggal di kota. Profesi ini dilihat sebelah mata karena seseorang yang menjadi guru dianggap kesejahteraannya kurang bahkan minim. Kenyataannya di masyarakat banyak pula guru yang tak sanggup menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi, karena penghasilan yang didapatinya setiap bulan. Sejak disahkannya Undang-Undang No. 14 tentang Guru dan Dosen tahun 2005, profesi guru mulai naik. Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seseorang yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran ia pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus. Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan anak didik terhadap mata pelajaran dan guru yang mengajarnya. Tiap pengalaman dan aktivitas yang dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan. Baik perasaan senang maupun tidak senang. Perasaan

umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu. Perasaan senang akan menimbulkan minat yang diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam mengajar. Karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam belajar. Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab kenapa anak didik tidak memperhatikan guru. Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih dan serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seseorang siswa memiliki rasa ingin belajar ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Guru juga merupakan faktor penting yang menimbulkan minat siswa untuk menentukan cita-citanya. Guru yang memiliki selera humor akan lebih mudah diterima oleh siswa dibandingkan gru yang mempunyai sifat tegas. Pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa tidak hanya mendengar apa yang dijelaskan oleh guru, tetapi juga melihat apa yang ada pada diri guru termasuk cara menyampaikan dan karakter guru tersebut. Senang atau tidaknya siswa pada guru akan mempengaruhi kondisi psikis siswa. Salah satu faktor dominan yang menentukan tingkat keberhasilan anak didik dalam melakukan proses transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi adalah guru. Dengan professional guru maka guru masa depan tidak tampil

lagi sebagai pengajar, seperti fungsinya yang menonjol selama ini. Melainkan beralih sebagai pelatih (coach) dan manajer belajar (learning manager ). Sebagai pelatih, seorang guru akan berperan seperti pelatih olahraga. Ia mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar (seperti : Komputer, mesin ketik, dan lain-lain), memotivasi siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa untuk bekerja keras dan mencapai prestasi setinggi-tingginya, dan membantu siswa menghargai nilai belajar dan pengetahuan. Sebagai pembimbing atau konselor, guru akan berperan sebagai sahabat siswa, menjadi teladan dalam pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari siswa. Sebagai manajer belajar, guru harus membimbing siswanya belajar, mengambil prakarsa dan mengeluarkan ide-ide baik yang dimilikinya. Dengan ketiga peran guru ini, maka diharapkan para siswa mampu mengembangkan potensi diri masing-masing, mengembangkan kreativitas, dan mendorong adanya penemuan keilmuan dan tekhnologi yang inovatif, sehingga para siswa mampu bersaing dalam masyarakat global. Di Indonesia, gaji untuk guru relatif kecil dan banyak sekolah yang kebutuhan sarana pendidikannya saja belum terpenuhi seperti gedung sekolah yang tidak layak digunakan, karena mau roboh atau gentengnya bocor. Kesejahteraan guru meliputi aspek material dan non material. Aspek material misalnya: gaji tunjangan dan insentif lainnya. Aspek material, khususnya gaji inilah yang harus diakui masih sangat minim. Walaupun

secara langsung tidak berpengaruh terhadap kualitas guru, tetapi gaji guru dan mutu pendidikan memang tidak terpisahkan, karena semakin tinggi imbalan semakin tinggi kesungguhan dalam bekerja, komitmen dan produktivitas kerja, serta semakin kecil tindakan membolos karena gurunya memiliki pekerjaan sampingan. Aspek non material misalnya: kemudahan naik pangkat, suasana kerja yang sejuk dan perlindungan hukum. Belajar dari negara yang mutu pendidikannya lebih tinggi, mereka menyediakan seperempat lebih anggarannya untuk kesejahteraan guru. Jika gaji guru meningkat, maka akan meningkat pula status guru sehingga akan mampu menarik calon-calon guru yang berkualitas. Guru sebenarnya tidak pamrih dalam hidupnya, namun kenyataanlah yang membuat sebagian kecil guru tidak sepenuh hati melaksanakan kewajibannya, mulai dari daya dukung orang tua dan masyarakat yang minim, birokrasi yang berbelit dan panjang, belum lagi kebutuhan keluarga yang terpenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, guru seperti manusia lain yang mempunyai kterbatasan dalam segala hal, mereka perlu makan, mempunyai tempat tinggal yang layak, ingin mempunyai kendaraan serta dapat menyekolahkan anaknya kesekolah yang bagus. Maka dengan kondisi yang demikian tidak sedikit dijumpai guru yang mempunyai pekerjaan sampingan sekedar untuk menambah penghasilan. Akibat dari kesibukan mereka untuk mencari tambahan penghasilan tersebut, seorang guru berubah fungsi dari seorang pendidik menjadi pengajar. Mereka hanya mengajarkan

ilmu kepada siswanya, dengan kemampuan pas-pasan karena apa yang disampaikannya hanya mengacu pada buku teks. Oleh karena itu tidak heran jika wawasan pengetahuan seorang guru berkenaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tertingal dibandingkan anak didik. Guru mengemban tugas yang mulia seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Tanpa guru, tidak akan muncul generasi pintar yang akan memanfaatkan, memelihara dan membangun bumi ini. Semua orang pasti mengakui jasa seorang guru bagi dirinya walau dalam hati, tetapi mereka hanya mengakui dengan tanpa upaya memberikan suatu penghargaan yang lebih dibanding profesi lain. Akibatnya, profesi guru yang dulu profesi paling bergengsi dan menjadi dambaan generasi muda pada zaman dulu, kini menjadi profesi yang kurang diminati dan dihargai dibandingkan dengan profesi lainnya. Orang tua akan sangat bangga jika anaknya menjadi seorang dokter, insinyur, pilot, polisi atau profesi lainnya dibanding menjadi guru. Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditenyukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Oemar Hamalik (2004:20), bahwa Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan lebih mampu mengelola kelasnya. Guru dalam kegiatan pembelajaran akan selalu diamati, diperhatikan, didengar, dan ditiru bahkan dinilai siswanya

bagaimana penampilan dikelas, kepribadiannya, kemampuan menguasi materi pelajaran, kemampuan mengajar, perhatian kepada siswa, hubungan antara siswa dengan guru, sikapnya dan tingkah laku selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari pengamatan tersebut, pada diri siswa akan terbentuk suatu persepsi karakteristik gurunya. Seperti yang dikemukakan oleh Jalaludin Rakhmad (2001:51), bahwa Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu obyek. Seperti yang dikemukakan Slameto (1995:105) Perbedaan persepsi dapat ditelusuri dari adanya perbedaan-pebedaan individual, perbedaan kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Demikian halnya dengan SMA Islam Sudirman Ambarawa yang merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang mempunyai komponen pendidikan seperti: guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Komponen yang terpenting dari itu semua adalah guru dan siswa. Adanya interaksi antara guru dengan siswa pada proses pembelajaran akan menimbulkan persepsi siswa terhadap karakteristik guru. Setiap manusia yang lahir didunia ini mempunyai bakat dan minat yang berbeda-beda. Apalagi bagi remaja, mereka membutuhkan seorang figur yang dapat menjadi idola bagi mereka untuk dicontoh, dan salah satunya guru. Karena

minat merupakan sesuatu kekuatan yang mendorong seseorang menaruh perhatian kepada seseorang, suatu benda atau kejadian. Prestasi belajar yang tinggi, membuat orang tua mengarahkan kepada mereka untuk menjadi dokter, ekonom, psikolog, menjadi guru bukanlah pilihan bagi siswa dan orangtua. Sebab, masyarakat cenderung melihat kemampuan ekonomi sebagai ukuran status sosial, status guru dipandang kurang baik karena pendapatannya rendah. Jabatan guru tidak menarik minat banyak orang dan juga tidak menarik bagi putra-putri terbaik bangsa. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang MINAT SEBAGAI GURU DITINJAU DARI SEGI PERSEPSI SISWA TERHADAP KARAKTERISTIK GURU DAN PRESTASI BELAJAR (PADA SISWA KELAS XI IPS SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA (Tahun ajaran 2009/2010) B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah sangatlah penting, agar permasalahan tidak meluas maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1. Persepsi siswa tentang karakteristik guru adalah kesan atau pendapat yang diperoleh siswa melalui pengamatan terhadap guru. 2. Prestasi belajar yaitu kemampuan atau hasil yang akan dicapai melalui proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang dalam berbagai bentuk seperti: pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah

laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan-perubahan aspek lain yang ada dalam individu.yang dimaksud dengan prestasi belajar disini adalah nilai rapor ekonomi semester I kelas XI IPS SMA Islam Sudirman Ambarawa tahun ajaran 2009/2010. 3. Minat menjadi guru yaitu kecenderungan merasa tertarik, memilih, dan senang ikut ambil bagian dan ingin menggeluti profesi guru. C. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh antara persepsi siswa tentang karakteristik guru dengan minat menjadi guru siswa kelas XI IPS SMA Islam Sudirman Ambarawa tahun ajaran 2009/2010. 2. Apakah ada pengaruh antara prestasi belajar dengan minat siswa menjadi guru siswa kelas XI IPS SMA Islam Sudirman Ambarawa tahun ajaran 2009/2010. 3. Apakah ada pengaruh antara persepsi siswa tentang karakteristik guru dan prestasi belajar secara bersama-sama dengan minat menjadi guru siswa kelas XI IPS SMA Islam Sudirman Ambarawa tahun ajaran 2009/2010.

D. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang diteliti sehingga penelitian akan dapat bekerja lebih terarah dalam penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh antara persepsi siswa tentang karakteristik guru dengan minat menjadi guru siswa kelas XI IPS SMA Islam Sudirman Ambarawa tahun ajaran 2009/2010. 2. Untuk mengetahui pengaruh antara prestasi belajar dengan minat siswa menjadi guru siswa kelas XI IPS SMA Islam Sudirman Ambarawa tahun ajaran 2009/2010. 3. Untuk mengetahui pengaruh antara persepsi siswa tentang karakteristik guru dan prestasi belajar secara bersama-sama dengan minat menjadi guru siswa kelas XI IPS SMA Islam Sudirman Ambarawa tahun ajaran 2009/2010. E. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini, diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dibidang penelitian dan ilmu pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan. b. Bagi Guru Sebagai masukan bagi guru, bahwa selain sebagai faktor dominan yang menentukan tingkat keberhasilan anak didik dalam melakukan proses transformasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Namun guru dapat berperan sebagai sahabat siswa, menjadi teladan dalam pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari siswa. c. Bagi Siswa Agar siswa mampu mengembangkan potensi diri masing-masing sesuai dengan bakat dan minatnya.

F. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab : BAB I PENDAHULUAN Berisi Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Berisi tentang Karakteristik guru, prestasi belajar, minat menjadi guru, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Berisi tentang pengertian Metode Penelitian, Metode Obyek Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Uji Instrumen, Uji Prasarat Analisis, dan Tekhnik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang gambaran umum sekolah, Pelaksanaan uji coba angket, Penyajian Data, Analisis Data, Uji prasarat analisis dan Pembahasan.BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Berisi tentang kesimpulan, implikasi dan saran. LAMPIRAN