Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berputar menggerakkan roda perekonomian di Kabupaten Mesuji.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pengertian. Istilah bahasa inggris ; Mining law.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 3 - MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENETAPAN WILAYAH PERTAMBANGAN PULAU JAWA DAN BALI.

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 129 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU EMISI USAHA DAN ATAU KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI

- 3 - Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara

BAB I IDENTITAS PEMPRAKARSA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

Kewenangan Pengelolaan FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PB 4. AMDAL, UKL dan UPL. AMDAL, UKL dan UPL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 5 TAHUN 2003

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dengan berbagai cara. Bidang industri dan pertambangan dipercaya cukup efektif

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT

BUPATI KAUR PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 108 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN. Dokumen Upaya Pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Pembangunan SPBU Jrengik Sampang

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan mengolah sumber daya alam dengan sebaik-baiknya yang meliputi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

10. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1991 tentang Bangunan dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

BBM dalam negeri. Proyek ini diharapkan akan beroperasi pada tahun 2009.

BAB I PENDAHULUAN. konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan. Dampak

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses hubungan timbal balik antar faktor-faktor yang ada di

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses hubungan timbal balik antar faktor-faktor yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. masalah lingkungan dapat dipastikan akan menimbulkan gangguan terhadap

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH TIMAH

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup tent

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 71 /KUM/2013

PROSES REDUKSI BIJIH BESI MENJADI BESI SPONS DI INDONESIA

PERUBAHAN ATAS PP NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

RKL-RPL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 DAN 6 (2 X MW) DI KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR SULAWESI BARAT

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PELINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB III PENUTUP. pengendalian pencemaran air berkenaan dengan usaha jasa pencucian sepeda

PERBEDAAN AMDAL DAN ANDAL

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRIORITAS AKTIVITAS PERTANIAN, INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN DI KABUPATEN KULON PROGO TUGAS AKHIR. Oleh: B U S T A M I L2D

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. penambangan. Bahan galian penambangan sebagian besar dilakukan di daerahdaerah

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 04 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI PROVINSI GORONTALO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penerapan..., Furqan Usman, FT UI, Universitas Indonesia

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TENTANG PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA MELALUI KEGIATAN PENGOLAHAN BATUBARA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bijih besi merupakan salah satu jenis cadangan sumber daya alam dan sekaligus komoditas alternatif bagi Pemerintah Kabupaten Kulon progo yang dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan Asli Daerah setempat. Potensi cadangan bijih besi tersebar cukup luas di wilayah Kabupaten Kulon Progo dan salah satu lokasi cadangan yang cukup potensial terdapat di pantai selatan Kulon Progo, sepanjang 20 km dari muara Kali Progo sampai muara Kali Serang (http://www.kulonprogokab.go.id). Sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000. Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo memiliki kewenangan untuk mengelola dan memanfaatkan cadangan bijih besi yang terkandung di dalam bumi Kabupaten Kulon Progo. Untuk memenuhi permintaan bijih besi dalam dan luar negeri, maka akan dilakukan penambangan bijih besi PT. Puas Tambang di wilayah Kabupaten Kulon Progo. Cadangan bijih besi di wilayah Kuasa Pertambangan ini merupakan cadangan bijih besi potensial dengan perkiraan cadangan mencapai 605 juta ton. Selama kegiatan penambangan bijih besi tersebut berlangsung diperkirakan akan menyebabkan terjadinya penurunan kualias komponen lingkungan fisik-kimia (tanah, air dan udara) yang umumnya akan terjadi pada daerah kegiatan dengan dampak yang umumnya bersifat negatif. Sedangkan dampak positif umumnya menyangkut aspek sosial ekonomi berupa peningkatan perekonomian lokan dan regional, pendapatan asli daerah dan pajak serta penyerapan tenaga kerja. Pasal 15 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, menyatakan bahwa setiap kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan studi Analisis Mengenai (). Mengingat bahwa rencana kegiatan Penambangan bijih besi PT. Puas

Tambang berpotensial menimbulkan dampak penting, baik positif maupun negatif terhadap lingkungan hidup, maka pihak Pemrakarsa melakukan kajian. Selain itu, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan, maka rencana Penambangan bijih besi PT. Puas ini dilengkapi. Pihak Pemrakarsa juga mempunyai komitmen untuk mengelola lingkungan hidup dengan baik sebagai bentuk partisipasinya dalam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan. 1.2. Tujuan dan Manfaat Pertambangan bijih besi yang akan dilakukan oleh PT. Puas mengingat : (i) (ii) Meningkatnya kebutuhan bijih besi. Prospek bijih besi yang sangat bagus karena dapat diolah menjadi berbagai produk logam untuk berbagai peralatan, sarana dan prasarana. Dengan demikian tujuan dan manfaat Pertambangan bijih besi yang akan dilakukan PT. Puas adalah sebagai berikut : (i) (ii) (iii) (iv) (v) Memberikan kontribusi kepada peningkatan penggunaan produk besi atau baja. Meningkatkan pendapatan masyarakat terutama yang bertempat tinggal di sekitar lokasi proyek. Meningkatkan pendapatan asli daerah berupa pajak. Mendukung pembangunan perekonomian daerah dan nasional. Memberikan keuntungan berusaha bagi pemrakarsa dan berperan serta dalam pembangunan di bidang pertambangan khususnya pertambangan bijih besi. 1.3. Peraturan

Dalam penyusunan studi ANDAL ini untuk mencapai tujuan pembangunan berwawasan lingkungan, maka sebagai pedoman adalah sebagai berikut: Tabel 1.1. Peraturan yang Terkait dengan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan No Peraturan Tentang Alasan A. Undang-undang Republik Indonesia 1. No.14 Tahun 1992 Lalu-lintas dan Kegiatan terdapat angkutan jalan mobilisasi peralatan dan material serta pengangkutan biji besi. 2. No.26 Tahun 2007 Penataan ruang Kegiatan proyek terkait dengan aspek tata ruang dan 3. No. 4 Tahun 2009 Pertambangan Mineral dan Batubara 4. No.32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup B. Peraturan Pemerintah 1. No.27 Tahun 1999 Analisis Mengenai pemanfaatannya. Rencana kegiatan yang akan dilakukan bergerak di bidang pertambangan bijih besi. Kegiatan yang dilakukan akan mempengaruhi lingkungan hidup sekitar. Rencana usaha/kegiatan harus mengacu pada peraturan yang berlaku 2. No. 41 Tahun 1999 Pengendalian Pencemaran Udara upaya pengendalian pencemaran udara 3. No.85 Tahun 1999 Pengelolaan Limbah Rencana kegiatan ini Berbahaya dan harus melakukan Beracun pengelolaan terhadap limbah B3 4. No. 74 Tahun 2001 Pengelolaan B3 pengelolaan limbah yang termasuk limbah B3 5. No.82 Tahun 2001 Pengendalian Rencana kegiatan ini Pencemaran Air harus memperhatikan upaya pengelolaan dan pengendalian air

6. No. 27 Tahun 2012 Izin Lingkungan Rencana kegiatan ini harus memperhatikan lingkungan. C. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup 1. No. 13/MENKLH/3/1995 Baku Mutu Emisi Kegiatan ini berpotensi Sumber tidak menimbulkan dampak Bergerak penurunan kualitas udara dari sumber tidak bergerak. 2. No. 48/MENKLH/2/1996 Baku Mutu Tingkat Kegiatan ini Kebisingan menimbulkan peningkatan 3. No. 37 Tahun 2003 Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan 4. No. 08 Tahun 2006 Pedoman penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan hidup 5. No. 11 Tahun 2006 Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Hidup kebisingan. Kegiatan ini berpotensi terhadap penurunan kualitas air. penyusunan dokumen penyusunan dokumen D. Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral 1. No.1457.K/28/MEM/2000 Pedoman Teknis Sebagai acuan teknis Penyusunan Analisis dalam penyusunan Mengenai Dampak bidang Lingkungan Untuk pertambangan umum. Kegiatan Pertambangan Umum 2. No. 18 tahu 2008 Reklamasi dan Penutupan Tambang E. Keputusan Menteri Kesehatan merencanakan dan merancang area reklamasi dan penutupan tambang diakhir kegiatan pertambangan.

1. No. 718/MENKES/PER/XI/1987 2. No. 928/Menkes/Per/IX/1995 Kebisingan yang Berhubungan dengan Kesehatan Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Kesehatan Sebagai pedoman dalam pengendalian kebisingan dalam kegiatan ini melakukan penyusunan 3. No.416 Tahun 1990 Daftar Persyaratan Baku mutu yang Kualitas Air Bersih digunakan dalam menentukan kualitas air bersih F. Peraturan Daerah dan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Istimewa 1. Peraturan Daerah Provinsi Tahun 1992 2. Keputusan Gubernur No.214/KPTS/1991 3. Keputusan Gubernur No.205/KPTS/1995 4. Keputusan Gubernur Kepala No : 65 tahun 1999 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Baku Mutu Lingkungan Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Petunjuk Analisis () Propinsi Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Propinsi Daerah Istimewa Untuk melihat kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan tata ruang wilayah propinsi Sebagai acuan baku mutu lingkungan daerah yang digunakan untuk kegiatan ini penyusunan di wilayah kerja Provinsi Sebagai acuan baku mutu udara limbah cair yang dihasilkan pada kegiatan ini