BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

PENINGKATAN KEMAMPUAN SHOLAT ANAK USIA DINI MELALUI METODE MODELLING DI KELOMPOK A TK AISYIYAH BA BENDO NOGOSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GERAKAN SHOLAT BERBASIS MULTIMEDIA PADA ANAK USIA DINI. Fakultas Teknik, Universitas PGRI Madiun

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang sederajat) dan jalur pendidikan informal yang berbentuk pendidikan

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu upaya untuk merangsang

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. bimbingan dan pengarahan anak tidak akan faham dan tidak tahu cara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

Transkripsi:

xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. (UU Sisdiknas, pasal 1 ayat 14) selanjutnya pasal 28 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal, nonformal dan informal. Taman kanak-kanak adalah pendidikan usia dini pada jalur pendidikan formal. Yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan potensi psikis dan fisik meliputi moral, agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa dan fisik motorik untuk siap memasuki sekolah dasar. Pendidikan anak usia dini sangat penting karena pada masa ini merupakan Golden age (usia emas) yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulangi, yang sangat menentukan untuk pengembangan kualitas manusia selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992) mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupannya. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak usia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya xvi 1

xvii 2 terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Pendidikan anak usia dini merupakan masa peka bagi anak, karena masa ini merupakan masa terjadinya pematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi lingkungan dan menginternalisasikan dalam pribadinya. Oleh karena itu, dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangannya tercapai secara optimal. Kegiatan pendidikan taman kanak-kanak dapat mengembangkan aspek perkembangan anak yaitu sosial emosional, nilai agama dan moral, bahasa, kognitif, seni dan fisik motorik. Dalam ranah nilai agama dan moral pada tingkat percapaian perkembangan anak diharapkan dapat meniru gerakan beribadah mampu melaksanakan gerakan ibadah secara sederhana namun perlu bimbingan dan sebagai anak islam diharapkan mampu mengucapkan lafal bacaan yang sesuai dengan gerakan ibadah sholat yang benar dan fasih. Di kehidupan sehari- hari sebagai umat yang beragama islam anak usia dini sudah mulai dikenalkan sholat dengan sedikit bimbingan. Dengan anak dikenalkan bacaan dan gerakan sholat sejak dini ini anak akan mampu mengerjakan sholat di waktu dewasa kelak. Sholat adalah amalan ibadah yang termasuk rukun islam yang kedua dan sangat penting sekali diajarkan kepada usia dini dengan memperkenalkannya sejak dini. Perkenalan dengan sholat ini juga mampu membentuk perilaku keagamaan dan menanamkan konsep keagamaan serta mampu mengenal Tuhan-nya. Dari uraian diatas xvii

xviii 3 menunjukkan betapa pentingnya peranan mengenal menirukan gerakan ibadah yang dikhususkan kepada anak islam yaitu sholat dalam kehidupannya agar terbiasa melakukan ibadah. Anak usia dini jika kemampuan sholat anak tidak dikembangkan maka anak kelak sulit untuk dikenalkan sholat, tidak mampu mengulang gerakan sholat, sulit menghafal bacaan dan enggan melaksanakan sholat. Anak tidak mampu melaksanakan ibadah sholat dengan benar dan lancar. Jika sebagai orang tua yang beragama islam tidak mengajarkan sholat maka orangtua mendapatkan dosa karena tidak diajarkan ketauhidan sejak usia dini. Guru TK Aisyiyah BA Bendo selalu mengajarkan mengenalkan shalat hanya disuruh menghafal tanpa mempraktekkan gerakan yang sesuai dengan bacaan yang diajarkan, tidak memperagakan langsung dengan memakai mukena, cara penyampaiannya hanya terpusat pada guru saja anak tidak dikasih kesempatan berbicara hanya menghafal saja sehingga anak menjadi jenuh dan bosan. Semua masalah ini karena guru TK Aisyiyah BA Bendo kurang menerapkan metode yang menaik pada anak sehingga anak tidak tertarik dengan mengenal kemampuan bacaan sholat. Perhatian anak hanya terfokus pada hafalan bacaannya saja tanpa tahu gerakan yang sesuai dengan bacaan sholat yang diajarkan. Guru TK Aisyiyah BA Bendo cenderung berpusat pada guru saja tidak memberikan kesempatan pada anak yang kreatif untuk mengungkapkan/mengajukan pertanyaan secara sederhana. Guru hanya berkisar pada hafalan bacaan tanpa mengajarkan gerakannya saja sehingga anak terkadang jika praktek mayoritas bacaannya yang mana yang sesuai. xviii

xix 4 Dalam menerima materi sholat yang diajarkan anak kelihatan masih bingung gerakannya seperti apa, karena guru hanya menerangkan anak tidak disuruh praktek. Anak dalam memahami pelajaran sholat anak sering bertanya bacaan yang sesuai dengan gerakannya, seperti perhatian dan konsentrasi belajar anak kurang karena jenuh dengan kegiatan menghafal saja, sehingga ketika dilaksanakan praktek sholat anak dalam melafazkan bacaan sholat secara fasih dan benar, menyebutkan gerakan sholat, menyebutkan gerakan sholat dan bacaan yang sesuai masih bingung dan salah dibuktikan dari 12 anak yang melaksanakan sholat hanya 5 anak yang mampu dengan sedikit bantuan dan 40,8% anak yang belum mampu dengan banyak sedikit bantuan. Melihat permasalahan dan kendala di lapangan peneliti mencoba memberikan metode pengajaran mengenalkan sholat pada anak yang menarik bagi anak yaitu model metode modelling melalui modelling ini anak diharapkan akan mudah memahami sholat sesuai dengan prinsip pembelajaran yang memperhatikan orientasi kebutuhan anak, pembelajaran mengembangkan kecakapan hidup dan pembelajaran didukung lingkungan yang kondusif. Dengan pemodelan (modelling) diharapkan anak akan belajar dari model yang bisa ditiru, belajar tidak hanya menghafal tetapi melakukan apa yang diinginkan melalui pemodelan yang berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep sholat, mengoperasikan sesuatu dan mengerjakan sesuatu mengenai bagaimana cara belajar sholat. xix

xx 5 Dengan pemodelan (modelling) anak bisa menemukan sendiri pengetahuan dengan cara belajar sendiri dengan menirukan, anak sering bertanya, pengalaman nyata, saling menunjang, aktif dan tidak membosankan oleh karena itu peneliti membuat judul upaya peningkatan kemampuan sholat anak melalui pemodelan (modelling). B. Perumusan Masalah Apakah penerapan pemodelan (modelling) dapat meningkatkan kemampuan sholat anak TK Aisyah BA Bendo, Nogosari Tahun Pelajaran 2011/2012? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sholat anak. 2. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan sholat anak, melalui penerapan metode modelling. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. xx

xxi 6 b. Membuat wacana tentang metode modelling untuk meningkatkan kemampuan sholat anak. c. Sebagai dasar dalam penelitian pemilihan metode pembelajaran dalam mengembangkan aspek pembiasaan beragama. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Membantu mempermudah guru dalam pengembangan kemampuan nilai agama. 2) Sebagai dasar bagi guru dalam memilih metode pengembangan kemampuan sholat anak. 3) Sebagai rujukan guru dalam memberikan sasaran kepada orang tua untuk mengembangkan kemampuan nilai agama siswa. b. Bagi Siswa 1) Penelitian ini bermanfaat untuk membantu meningkatkan kemampuan sholat sesuai dengan aturannya. 2) Sebagai motivasi anak untuk belajar dengan metode yang menyenangkan dan mengurangi rasa jenuh dalam proses pembelajaran. c. Bagi Sekolah 1) Memberikan dorongan terhadap kemampuan sekolah yang tampak dalam profesionalitas guru dari peningkatan hasil belajar anak. 2) Terbuka kesempatan bagi sekolah untuk maju dan berkembang. xxi