BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjaga eksistensinya di dunia bisnis perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya, sehingga hal ini menjadi pusat perhatian bagi perusahaan. Kondisi ini dipicu oleh perkembangan akuntansi yang menjadikan pelaporan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal, sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan melakukan eksploitasi sumber daya alam dan sosial secara tidak terkendali, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia (Rosiana, dkk, 2013). Seiring terjadinya kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitar yang diakibatkan oleh aktivitas operasional perusahaan, pada saat itu munculah kesadaran untuk mengurangi dampak negatif tersebut. Banyak perusahaan kini menerapkan apa yang disebut corporate sosial responsibility (CSR). Kewajiban untuk melakukan tanggungjawab sosial kini bukan lagi menjadi suatu beban bagi perusahaan, karena banyak manfaat yang akan diperoleh perusahaan dari pengungkapan aktivitas CSR ini (Agustine, 2014). Perusahaan seharusnya menganggap penerapan CSR sebagai strategi jangka panjang yang menguntungkan, bukan sebagai aktivitas yang merugikan karena CSR merupakan bentuk tanggungjawab 1
perusahaan untuk memperbaiki masalah sosial yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan. Selain itu, penerapan CSR juga dapat digunakan sebagai alat manjerial untuk menghindari masalah sosial dan lingkungan yang akan berperan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan (Chariri, 2008). Corporate social responsibility saat ini tidak lagi bersifat sukarela dimana suatu perusahaan membantu mengatasi problem sosial dan lingkungan, melainkan bersifat wajib bagi perusahaan untuk peduli terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Hal ini terkait dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 ayat (1) tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan segala sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Kusumadilaga, 2010). Meskipun pengungkapan CSR bersifat wajib, namun jika dilihat dari perspektif ekonomi, perusahaan cenderung akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan akan mendapatkan legitimasi sosial dan memaksimalkan keuangannya dalam jangka panjang melalui penerapan CSR (Wulandari, dkk, 2016). Alasan penerapan CSR oleh perusahaan tidak sebatas hanya untuk menghindari permasalahan sosial yang timbul. Tetapi, penerapan CSR juga dapat membangun positioning merk, mendongkrak penjulan, 2
memperluas pangsa pasar, meningkatkan loyalitas karyawan, serta meningkatkan daya tarik investor. Masyarakat sekarang lebih pintar dalam memilih produk, sehingga masyarakat cenderung untuk memilih produk yang diproduksi oleh perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan konsumen akan meninggalkan suatu produk yang mempunyai citra buruk atau diberitakan negatif (Erni, 2007). Pengungkapan CSR dapat digunakan sebagai alat marketing bagi perusahaan untuk meningkatkan citra baik perusahaan. Untuk melaksanakan CSR berarti perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya. Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yng mengurangi pendapatan sehingga profit yang diperoleh perusahaan akan turun. Akan tetapi dengan melaksanakan CSR citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen semakin tinggi. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu lama, maka penjualan perusahaan akan semakin meningkat dan diharapkan profitabilitas perusahaan juga meningkat. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka perusahan akan semakin banyak mengungkapkan aktivitas CSRnya. Secara teoritis, semakin banyaknya aktivitas CSR yang diungkapkan oleh perusahaan, maka nilai perusahaan akan semakin meningkat karena pasar akan memberikan apresiasi positif kepada perusahaan yang melakukan CSR. Apresiasi positif tersebut dapat ditunjukan dengan peningkatan harga saham perusahaan (Kusumadilaga, 2010). 3
Meningkatnya harga saham perusahaan akan memberikan kemakuran bagi para pemegang saham. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi kemakmuran pemegang saham. Apabila harga saham perusahaan tinggi maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan hal penting bagi investor karena merupakan indikator untuk menilai perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, investor mengapresiasi praktik CSR dan melihat aktivitas CSR sebagai pedoman untuk menilai potensi keberlanjutan perusahaan, sehingga banyak investor yang cukup memperhatikan CSR yang diungkapkan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan adanya pelaksanaan CSR. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan. Penelitian Nurlaela dan Islahudin (2008), Retno dan Priantinah (2012) tentang pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan menyatakan bahwa variabel corporate social responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian Agustine (2014) juga menyatakan hal yang sama bahwa pengungkapan corporate social responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan Berbeda halnya dengan penelitian diatas, penelitian Astiari ( 2014) yang melakukan penelitian tentang pengaruh pertanggungjawaban sosial terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi, 4
justru mendapatkan hasil yang berbeda. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertanggungjawaban sosial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. sedangkan profitabilitas yang di proksikan dengan ROA tidak mampu memoderasi hubungan antara pertanggungjawaban sosial dengan nilai perusahaan. Kusumadilaga (2010) juga melakukan penelitian tentang pengaruh corporate socialresponsibility terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi dimana hasil penelitiannya menunjukkan variabel corporate social responsibility berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA tidak dapat mempengaruhi hubungan corporate social responsibility dan nilai perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Handriyani dan Andayani (2013) juga menyatakan hal yang sama, hasil penelitiannya menunjukan bahwa corporate social responsibility berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. sedangkan profitabilitas yang di proksikan dengan ROA tidak mampu memoderasi hubungan corporate social responsibility dengan nilai perusahaan. Melihat pentingnya pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan, dan hasil penelitian yang belum konsisten maka penelitian ini penting untuk dilakukan. Sedangkan penelitian mengenai profitabilitas yang diproksikan dengan ROA tidak mampu memoderasi hubungan antara corporate social responsibility dengan nilai perusahaan. 5
dikarenakan hasil dari beberapa penelitian sudah konsisten, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda yaitu dengan menggunakan variabel ROE (Return On Equity). ROE (Return On Equity) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi pemilik perusahaan. ROE menunjukan perbandingan net income dan equity perusahaan. Semakin tinggi ROE maka semakin efisien penggunaan atas modal sendiri yang dilakukan oleh manajemen perusahaan (Brigham, 1996). Secara teoritis semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan maka semakin kuat pula hubungan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan dengan nilai perusahaan. Penggunaan variabel ROE dalam penelitian ini di dasari oleh masih sedikitnya penelitian yang menggunakan ROE sebagai variabel yang memoderasi hubungan antara corporate social responsibility dengan nilai perusahaan. Penelitian ini didukung oleh penelitian Putra dan Andayani (2014) yang melakukan penelitian tentang pengaruh corporate social responsibility pada nilai perusahaan dengan profitabilitas (ROE) sebagai variabel moderasi pada perusahaan manufaktur di BEI selama tahun 2010-2012. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa corporate social responsibility berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, dan variabel profitabilitas (ROE) sebagai variabel moderating mampu mempengaruhi hubungan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. 6
Keterbatasan hasil penelitian yang ada, membuat peneliti tertarik untuk menguji kembali sehingga penelitian ini akan mengacu pada penelitian Putra dan Andayani (2014) yang melakukan penelitian tentang pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi. Alasan penggunaaan profitabilitas sebagai variabel moderasi yaitu karena profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada pemegang saham. Selain itu, investor pasti akan memperhatikan profit yang diperoleh perusahaan karena profitabilitas merupakan indikator kinerja keuangan perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan semakin tinggi pula pengungkapan informasi sosial perusahaan. Semakin tinggi pengungkapan CSR maka akan semakin tinggi pula nilai perusahaannya. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada sampel penelitian dan periode penelitian. Penelitian Putra dan Andayani (2014) sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. Sedangkan pada penelitian ini, dengan melihat fenomena terkini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2013-2015. Beberapa fenomena yang masih menjadi permasalahan hingga saat ini yaitu PT. Freeport Indonesia salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang berlokasi di Papua, yang memulai operasinya sejak tahun 1969, sampai dengan saat ini tidak lepas dari konflik berkepanjangan 7
dengan masyarakat lokal, baik terkait dengan tanah ulayat, pelanggaran adat, maupun kesenjangan sosial dan ekonomi yang terjadi (Oktarini dan Mimba, 2014) Kasus Pencemaran Teluk Buyat, yaitu pembuangan tailing ke dasar laut laut yang mengakibatkan tercemarnya laut sehingga berkurangnya tangkapan ikan dan menurunnya kualitas kesehatan masyarakat lokal akibat operasional PT Newmon Minahasia Raya (NMR) tidak hanya menjadi masalah nasional melainkan internasional. Begitupula konflik hingga tindak kekerasan terjadi akibat pencemaran lingkungan dan masalah sosial terkait operasional PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) di wilayah Duri Provinsi Riau, dimana masyarakat menuntut kompensasi hingga tingkat DPR pusat terkait dampak negatif operasional perusahaan tersebut terhadap kondisi ekonomi, kesehatan dan lingkungan yang semakin memburuk (Oktariani dan Mimba, 2014) Jika dilihat dari beberapa kasus di atas, masalah sosial dan lingkungan yang tidak diatur dengan baik oleh perusahaan ternyata memberikan dampak yang sangat besar, bahkan tujuan meraih keuntungan dalam aspek bisnis malah berbalik menjadi kerugian yang berlipat. Oleh karena itu masalah pengelolaan sosial dan lingkungan untuk saat ini tidak bisa menjadi hal marginal, ditempatkan pada tahap kuratif atau aspek yang tidak dianggap penting dalam beroperasinya perusahaan. Berdasarkan fenomena di atas perusahaan pertambangan dipilih untuk menjadi objek penelitian karena perusahaan pertambangan lebih erat 8
kaitannya dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan pertambangan melakukan pemanfaatan sumber daya alam untuk menjalankan bisnis usahanya. Penggunaan sumber daya alam tersebut menimbulkan konsekuensi kerusakan alam yang ditimbulkan dalam proses pengelolaannya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah profitabilitas dapat memoderasi hubungan antara corporate social responsibility dengan nilai perusahaan? C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Memperoleh bukti empiris pengaruh positif corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. b. Memperoleh bukti empiris bahwa profitabilitas dapat memoderasi hubungan antara corporate social responsibility dengan nilai perusahaan. 9
2. Manfaat Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Manfaat teoritis Secara teoritis, diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangan pemikiran di bidang akuntansi, khusunya terkait dengan pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan (ROE) dengan profitabilitas perusahaan sebagi variabel moderasi. b. Bagi akademisi dan praktisi 1) Bagi peneliti Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sabagi sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan tetntang corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. 2) Bagi mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan landasan untuk penelitian selanjutnya mengenai topik sejenis serta membuktikan kebenaran teoriteori yang ada 10