Perilaku Pemeliharaan dan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

Gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Bitung

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

STATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK AUTIS DI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan status karies gigi pada penyandang tunanetra

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

STATUS KEBERSIHAN MULUT DAN PERILAKU MENYIKAT GIGI ANAK SD NEGERI 1 MALALAYANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT PADA LANSIA

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengguna Alat Ortodontik Cekat di SMA Negeri 7 Manado

Kata kunci : Pengetahuan, kesehatan gigi dan mulut, indeks def-t/dmf-t.

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASANDI RSGMP-PSPDG FK UNSRAT MANADO

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG PENCABUTAN GIGI DI SMP NEGERI 2 LANGOWAN

Status kebersihan gigi dan mulut pada remaja usia tahun di SMPN 4 Watampone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone

Maria Victa Agusta R.*, Ade Ismail AK**, Muhammad Dian Firdausy*** ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB 4 METODE PENELITIAN

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA NELAYAN DI KELURAHAN BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO SULAWESI UTARA

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember 2 Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

Hubungan perasaan takut anak terhadap perawatan gigi dengan kebersihan gigi dan mulut di RSGM Unsrat Manado

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

PREVALENSI KARIES GIGI SULUNG ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

Kata kunci: gigi tiruan, tingkat perilaku, lansia.

BAB III. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan. membandingkan antar kelompok. Desain penelitian ini menggunakan desain

GAMBARAN STATUS KARIES PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB YPAC MANADO

Hubungan Perilaku Ibu Hamil dengan Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S) Masa Kehamilan di Puskesmas Pandanwangi Malang

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Menurut kajian,

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN STATUS KARIES PADA MURID SMP NEGERI 4 TOULUAAN KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

Gambaran status karies dan status gizi pada murid TK Kartika XX-16 Manado

Pengaruh maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial pada siswa SMA Negeri 1 Luwuk

STATUS KEPARAHAN KARIES GIGI PADA MURID SEKOLAH DASAR DI DAERAH TERTINGGAL DAN DAERAH PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN SIKAP PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI TIRUAN

ABSTRAK. Kata kunci: pengetahuan orang tua, cara menyikat gigi, tingkat kebersihan rongga mulut. Universitas Kristen Maranatha

GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH

PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN TOMPASO TERHADAP PEMAKAIAN GIGI TIRUAN

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga kesehatan gigi mempunyai manfaat yang besar dalam menunjang. kesehatan dan penampilan, namun masih banyak orang yang tidak

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki permasalahan pada gigi dan mulut sebesar 25,9%,

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi. syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh : THOMAS RIADI PURBA NIM:

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SISWA SMA NEGERI 9 MANADO PENGGUNA ALAT ORTODONTIK CEKAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimulai sejak 1000 tahun sebelum masehi yaitu dengan perawatan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

ABSTRAK. Kata kunci: sikap, perilaku, kesehatan gigi dan rongga mulut, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Kristen Maranatha

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SERTA STATUS GINGIVA PADA ANAK REMAJA DI SMP ADVENT WATULANEY KABUPATEN MINAHASA

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI KESEHATAN RONGGA MULUT DENGAN KESEHATAN PERIODONTAL IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS X BANDUNG ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 DENPASAR SELATAN

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA/WALI OBJEK PENELITIAN. Kepada Yth, Orang Tua/Wali Ananda :..

Determinan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali

BAB I PENDAHULUAN. penyakit terbanyak di Indonesia (Depkes, 2014). Penduduk yang. Daerah (Riskesdas) oleh Departemen Kesehatan RI meningkat dari 23,2%

Status gingiva pada pasien pengguna gigi tiruan cekat di RSGM PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

ABSTRAK. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes Pembimbing II : drg. Winny Suwendere, MS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

GAMBARAN INDIKASI PENCABUTAN GIGI DALAM PERIODE GIGI BERCAMPUR PADA SISWA SMP NEGERI 1 LANGOWAN

Transkripsi:

Perilaku Pemeliharaan dan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro 1 Fitri K. Wulandari 2 Damajanty H. C. Pangemanan 1 Christy N. Mintjelungan 1 Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran 2 Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado E-mail: fitrikusumawulandari@gmail.com Abstract: Oral health plays an important role in the body health status. This study was aimed to determine the behavior about dental and oral health care among the people at Paniki, Sitaro. This was a descriptive study with a cross sectional design. Population consisted of people living at Paniki, Sitaro aged 18-60 years. There were 92 respondents obtained by using purposive sampling method. Data were collected by using questionnaire and examination of simplified oral hygiene index (OHI-S). The results showed that 60.8% of respondents had good behavior of dental and oral health care, and 75% of respondents had OHI-S evaluation as poor category. Conclusion: In general, people of Paniki, Sitaro had good behavior about dental and oral health care but their dental and oral hygiene was in poor category. Keywords: behavior of dental and oral hygiene maintenance Abstrak: Kesehatan gigi dan mulut berperan penting bagi kesehatan tubuh umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pemeliharaan dan status kebersihan gigi dan mulut masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang, dilakukan terhadap masyarakat usia 18-60 tahun di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro. Jumlah responden 92 orang diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data didapat melalui pengisian kuisioner dan pemeriksaan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro sebanyak 60,8% tergolong baik. Penilaian OHI-S dari masyarakat Paniki sebanyak 75% tergolong buruk. Simpulan: Pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro tergolong baik tetapi status kebersihan gigi dan mulut tergolong buruk. Kata kunci: Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut Kesehatan gigi dan mulut ialah salah satu faktor yang mendukung paradigma sehat dan merupakan strategi pembangunan nasional untuk mewujudkan pembangunan kesehatan bagi sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi; oleh karena itu setiap orang harus memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk meningkatkan kesehatan yang setinggi-tingginya. 1 Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. 2 Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk terbentuknya tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut. 3 Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan 197

Wulandari, Pangemanan, Mintjelungan: Perilaku pemeliharaan dan... nomor 36 tahun 2009, yaitu memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pengobatan penyakit gigi, dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi masyarakat. 1 Kesehatan tubuh secara keseluruhan banyak dipengaruhi oleh gigi dan mulut. Salah satu fungsi gigi yaitu sebagai alat pengunyah makanan, membantu melumatkan makanan dalam mulut guna membantu organ pencernaan sehingga makanan dapat diserap tubuh dengan baik. 1 Menurut Notoadmodjo, 4 salah satu hal yang dapat memengaruhi derajat kesehatan seseorang termasuk kesehatan gigi dan mulut yaitu perilaku. Domain perilaku kesehatan terbagi atas tiga yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan. McDonald dan Avery 5 mengemukakan bahwa penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengetahuan dan sikap atau perilaku masyarakat mengenai pentingnya perawatan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 6 memperlihatkan prevalensi penduduk di Sulawesi Utara yang bermasalah dengan gigi dan mulut lebih tinggi dibandingkan prevalensi penduduk di Indonesia yang bermasalah dengan gigi dan mulut (25,9%), yaitu sebesar 31,6%, sedangkan yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi di Sulawesi Utara lebih sedikit dibandingkan dengan di Indonesia (31,1%), yaitu sebesar 25,1%. Hal ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut di Sulawesi Utara masih sangat tinggi dan tidak semua masalah kebersihan gigi dan mulut mendapatkan perawatan dari tenaga medis gigi. 7 Kelurahan Paniki merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kabupaten Sitaro Sulawesi Utara. Berdasarkan survei awal sebagian besar masyarakat masih kurang memerdulikan masalah kesehatan gigi dan mulut. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku pemeliharaan dan status kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini ialah deskriptif dengan desain potong lintang yang dilaksanakan di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro pada bulan Juli 2016. Penelitian dilakukan dari rumah ke rumah sambil membagikan surat persetujuan menjadi subjek penelitian (informed consent) yang ditanda tangani subjek penelitian didampingi peneliti. Tingkat pengetahuan diperoleh melalui kuesioner. Indeks kebersihan gigi dan mulut diperoleh dengan mengukur tingkat kebersihan mulut dan dilakukan penilaian (skoring). Hasil penelitian dicatat pada lembar pemeriksaan OHI-S. Tingkat keber-sihan rongga mulut dinilai menggunakan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). Kriteria ini berdasarkan keadaan endapan lunak atau debris dan karang gigi kalkulus. Pemeriksaan pada 6 gigi yaitu gigi 16, 11, 26, 36, 31, dan 46. Pada gigi 16, 11, 26, 31, yang dilihat permukaan bukalnya sedang-kan gigi 36 dan 46 permukaan lingualnya. Indek debris yang dipakai ialah Debris Index (DI) Green and Vermillion (1964). 8 Kriteria penilaian debris mengikuti ketentuan sebagai berikut. Debris index = Jumlah penilaian debris Jumlah gigi yang diperiksa Penilaian debris score dan calculus score ialah sebagai berikut: 8 a. Baik, bila nilai berada diantara 0-0,6 b. Sedang, bila nilai berada diantara 0,7-1,8 c. Buruk, bila nilai berada diantara 1,9-3,0 Indeks kalkulus yang digunakan ialah: 0. Tidak ada kalkulus atau karang gigi 1. Kalkulus supragingival menutupi permukaan gigi kurang dari 1/3 permukaan gigi. 2. Kalkulus supragingival menutupi permukaan gigi lebih dari 1/3 tetapi tidk lebih dari 2/3 permukaan gigi. 3. Kalkulus supragingival menutupi permukaan gigi lebih dari 2/3 Penilaian calculus score ialah sebagai beriku a. Baik, bila nilai berada diantara 0-0,6 b. Sedang, bila nilai berada diantara 0,7-1,8 c. Buruk, bila nilai berada diantara 1,9-3,0 198

Penghitungan OHI-S dilakukan sebagai berikut: OHI S = Debris index + Calculus index HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro Sulawesi Utara. Populasi penelitian sebanyak 1.162 orang. Sampel minimal ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, dan diperoleh sebanyak 92 orang. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin memperlihatkan persentase yang lebih tinggi pada kelompok perempuan (52,17%) (Tabel 1). Tabel 1. Distribusi responden menurut jenis kelamin Jenis kelamin n % Laki-laki 44 47,83 Perempuan 48 52,17 Distribusi responden berdasarkan usia yang terbanyak yaitu usia 40-50 tahun (33,70%) dan yang paling sedikit pada usia 29-39 tahun (17,39%) (Tabel 2). Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan usia Kelompok usia n % 18-28 26 28,26 29-39 16 17,39 40-50 31 33,70 51-60 19 20,65 Distribusi perilaku responden berdasarkan pengetahuan sebanyak 56 orang (60,86%) dengan pengetahuan baik dan 36 orang dengan pengetahuan tidak baik (39,13%) (Tabel 3). Tabel 3. Distribusi perilaku responden berdasarkan pengetahuan Pengetahuan n % Baik 56 60,86 Tidak baik 36 39,13 Pada distribusi perilaku responden berdasarkan sikap terdapat 75 orang (81,52%) dengan sikap yang baik, lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak baik yaitu 17 orang (18,48%) (Tabel 4). Tabel 4. Distribusi perilaku responden berdasarkan sikap Sikap n % Baik 75 81,52 Tidak baik 17 18,48 Distribusi perilaku responden berdasarkan tindakan baik yaitu 55 orang (59,78%) sedangkan yang tidak baik 37 orang (40,22%) (Tabel 5). Tabel 5. Distribusi perilaku responden berdasarkan tindakan Tindakan n % Baik 55 59,78 Tidak baik 37 40,11 Distribusi pemeliharaan status kebersihan gigi dan mulut memperlihatkan sebagian besar responden tergolong buruk yaitu sebanyak 69 orang (75%). Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan pemeliharaan status kebersihan gigi dan mulut Status OHI-S N % Baik 0 0 Sedang 23 25 Buruk 69 75 BAHASAN Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro untuk mengetahui perilaku pengetahuan masyarakat serta status kebersihan gigi dan mulut masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan masyarakat sebagian besar tergolong baik (Tabel 5). Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor yang mendukung, yaitu adanya akses informasi yang sudah tersedia melalui berbagai media seperti televisi, internet, komputer dan lain-lain. Selain itu sudah tersedianya pelayanan 199

Wulandari, Pangemanan, Mintjelungan: Perilaku pemeliharaan dan... kesehatan seperti puskesmas, dan status sosial ekonomi masyarkat di Kelurahan Paniki tergolong baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Sahi (2014), yang mengemukakan bahwa faktor-faktor tersebut memengaruhi tingkat pengetahuan. 8 Berdasarkan usia responden, masyarakat terbanyak berusia 40-50 (33,70%). Seiring pertambahan usia mengindikasikan bahwa perilaku cenderung menjadi lebih baik ketika usia bertambah. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Soekidjo bahwa semakin bertambah usia, maka pengetahuan yang akan didapat semakin banyak, diiringi dengan perkembangan mental yang lebih baik sehingga motivasi untuk berperilaku baik menjadi lebih besar. 8 Penelitian McIntosh et al. 9 menunjukkan bahwa seiring penambahan usia, maturasi otak meningkat dan membuat seseorang akan memiliki perilaku yang cenderung tepat dan tidak lagi berada dalam tahap coba-mencoba terhadap sesuatu. Usia yang semakin dewasa akan lebih mudah memberikan tanggapan yang diperoleh baik melalui pendidikan maupun pengalaman-pengalaman. Distribusi pengetahuan dengan kategori baik terdapat sebanyak 56 orang (60,86%), sedangkan yang berpengetahuan tidak baik 35 orang (39,13%). Distribusi sikap responden juga tergolong baik (81,52%) dibandingkan dengan yang tidak baik (18,48%). Demikian halnya dengan tindakan responden yang tergolong baik 55 orang (59,78%), sedangkan yang kategori tidak baik 37 orang (40,22%). Distribusi kategori perilaku baik berdasarkan jenis kelamin menunjukkan 52,17% pada kelompok perempuan berperilaku baik sedangkan pada kelompok lakilaki terdapat sebanyak 47,83%. Dengan demikian, perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut kategori baik lebih tinggi terdapat pada kelompok perempuan. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri (pendidikan, motivasi, dan persepsi), serta faktor yang berasal dari luar (informasi, sosial, budaya dan lingkungan). Informasi tidak hanya bersifat formal, tetapi banyak sumber informasi lain yang bisa didapatkan yaitu dari media cetak dan elektronik. Semakin banyak informasi yang didapatkan, maka semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang suatu hal. 10 Pada penelitian ini, walaupun sebagian besar perilaku masyarakat Kelurahan Paniki tergolong baik, OHI-S dari masyarakat sebagian besar tergolong buruk. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Rosdewati 11 yang melakukan penelitian survei dengan pendekatan deskriptif analitik melalui startified rendom sampling terhadap sebanyak 345 siswa SMA di Kabupaten Langkat. Siswa diberikan kuesioner dan dilakukan pemeri-ksaan terhadap gigi dan mulut. Uji chi-square terhadap perilaku siswa terdiri dari faktor pengetahuan, sikap dan tindakan dengan status kesehatan gigi dan mulut berdasarkan indikator usia 18 tahun dan pelayanan kesehatan sebagai data pendukung berdasarkan hasil wawancara. Rosdewati mendapatkan faktor pengetahuan tidak mempunyai hubungan bermakna dengan status kesehatan gigi dan mulut (p=0,8). Pengetahuan yang cenderung baik kurang memotivasi untuk bersikap dan melakukan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, sehingga status kesehatan gigi dan mulut siswa di Kabupaten Langkat relatif rendah. Pengetahuan responden pada penelitian ini tidak memengaruhi perilaku namun pengetahuan tidak diaplikasikan dalam tindakan mereka dalam sehari-hari. Meskipun responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut, tetapi belum tentu mereka memiliki tindakan yang baik terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut seperti halnya pada masyarakat Paniki Kabupaten Sitaro yang memiliki kesehatan gigi dan mulut yang buruk. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro tergolong baik 200

tetapi status kebersihan gigi dan mulut tergolong buruk. SARAN Diharapkan bagi instansi pemerintah dalam hal ini puskesmas paniki untuk memberikan penyuluhan maupun sosialisasi kepada pihak masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Pengetahuan yang didapatkan akan menjadi suatu dorongan motivasi kepada masyarakat dalam memelihara dan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Bagi masyarakat diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut yang baik dan dapat berguna juga bagi kesehatan. DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tentang Kesehatan. Jakarta, 2009. 2. Tirahiningrum P, Nugraeni Y, Sukma CM. Hubungan pola menyikat gigi dengan indeks DMF-T pada siswa kelas VI SD Madrasah Ibtidaiyah Nahdatul Ulama (MINU) Nadla ul Ulama Kecamatan Blimbing Malang. Malang: Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; 2012. 3. Takahindangen S, Mintjelungan CN, Tambunan E. Hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan status kesehatan gingiva pada penyandang tunanetra di Panti Tunanetra Manado. eg. 2013;1(2). 4. Notoadmodjo S. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. 5. Dean JA, Avery DR, McDonald RE. McDonald dan Avery Penyakit Gigi dan Mulut. Jakarta: EGC, 1978 6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta, 2013. 7. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar [online]. 2013 [cited 2014 Aug 30]. Available from: http: //www. litbang.depkes.go.id/sites/download/rk d2013/laporan_riskesdes2031.pdf 8. Indirawati TN, Magdarina DA. Penilaian indeks DMF-T. Media Litbangkes. 2013;(23)42. 9. McIntosh AR, Kovacevic N, Itier RJ. Increased brain signal variability accompanies lower behavioral variability in development. Research Article. PLOS Computational Biology. PCBI 1000106. Available from: https://doi.org/10.1371/journal.pcbi.1 000106 10. Blais KK, Hayes JS, Kozier B, Erb G. Praktik keperawatan professional: konsep dan perspektif. Jakarta: EGC, 2006. 11. Rosdewati L. Hubungan perilaku pemeliharaan kesehatah gigi dan mulut dengan status kesehatan gigi dan mulut murid SMU di Kabupaten Langkat. Medan: Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara; 2004. 201