BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Pengaruh Siklus Basah Kering Terhadap Kuat Tekan Bebas Campuran Kapur Karbit Dan Abu Sekam Padi Dengan Dan Tanpa Serat Plastik

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

Peningkatan Nilai CBR Laboratorium Rendaman Tanah dengan Campuran Kapur, Abu Sekam Padi dan Serat Karung Plastik

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Perilaku Kuat Geser Campuran Kapur Karbit dan Abu Sekam Padi Yang Diperkuat Dengan Serat Plastik

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK TANAH DENGAN CAMPURAN KAPUR - ABU SEKAM PADI - SERAT KARUNG PLASTIK

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

Karakteristik Kuat Tarik Belah Tanah Pasir Yang Distabilisasi Dengan Campuran Kapur Dan Abu Sekam Padi

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

Pengaruh Panjang Mini Kolom T-Shape Terhadap Beban dan Deformasi Pelat Fleksiglass di atas Tanah Lempung Ekspansif

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

PENGARUH UKURAN BENDA UJI DAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH TANAH PASIR TERSEMENTASI DENGAN CAMPURAN KAPUR DAN ABU SEKAM PADI

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

KORELASI KEPADATAN LAPIS PONDASI BAWAH JALAN RAYA DENGAN KADAR AIR SPEEDY TEST DAN OVEN TEST. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

BAB 3 METODE PENELITIAN

STUDI MODEL EMBANKMENT TANAH LEMPUNG DENGAN STABILISASI KAPUR-ABU SEKAM PADI DAN SERAT KARUNG PLASTIK YANG DICAMPUR DALAM BERBAGAI KONFIGURASI

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

LAMPIRAN A PENGUJIAN SIFAT GEOTENIK TANAH UJI BERAT JENIS TANAH

2.2 Stabilisasi Menggunakan Bentonit Stabilisasi Menggunakan Kapur Padam 9

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI KUAT TEKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN ABU GUNUNG MERAPI. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Aditya Nugraha 2)

maka semakin tinggi kuat geser yang dihasilkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

III. METODE PENELITIAN. 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari. Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur

Kata kunci: pelat fleksibel, teknik kolom Eko-SiCC, defleksi, tanah ekpansif

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Pengaruh durasi siklus basah-kering terhadap perubahan kuat tekan tanah yang distabilisasi menggunakan kapur-abu sekam padi dan inklusi serat karung plastik dikaji dengan menggunakan uji tekan bebas (unconfined compressive strength) dan uji durabilitas tanah. Pengujian tekan bebas memberikan hasil berupa nilai tegangan tanah qu (kpa) dan regangan tanah ε (%), sedangkan uji durabilitas dilakukan untuk mengkaji penurunan nilai kuat tekan tanah yang dipengaruhi oleh siklus basah-kering. Berdasarkan kajian beberapa pustaka dan penelitian sebelumnya, dalam pengujian di laboratorium digunakan campuran kapur-abu sekam padi dengan perbandingan 1:1. Kadar kapur yang akan dicampur dengan tanah yaitu sebesar 12%. Nilai ini ditentukan berdasarkan metode initial consumption of lime yang didasarkan pada perubahan nilai indeks plastisitas tanah setelah ditambahkan kapur. Panjang serat karung plastik yang digunakan adalah 40 mm dengan kadar serat sebanyak 0,4% dari berat total campuran. Pengujian tekan bebas dan durabilitas dilakukan pada saat benda uji berumur satu minggu (7 hari) dengan nilai kepadatan yang lebih tinggi daripada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Awaluddin (2005). Nilai kepadatan ini diambil pada kondisi zero air void yaitu sebesar 18,9 kn/m 3 dengan menggunakan proctor modifikasi. Hasil pengujian ini akan membandingkan nilai kuat tekan bebas tanah (qu) dengan lamanya siklus basah-kering antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. 11

12 Mulai Campuran tanah lolos saringan no #4, kadar kapur 12%, kadar abu sekam 12%, kadar serat 0,4% dan air. Dicetak menggunakan tabung cetak belah. Diukur dimensi dan beratnya. Dibungkus plastik rapat lalu diperam selama 7 hari Direndam selama 24 jam lalu dikeringkan. Ditimbang beratnya setiap satu siklus Tidak Sudah mencapai 4 siklus? Ya lll Ya A

13 A Pengujian tekan bebas. Analisis data tekan bebas Didapat hasil: 1. Kurva hubungan tegangan aksial-regangan 2. Grafik hubungan kuat tekan bebas dengan jumlah siklus 3. Grafik hubungan modulus secant dan jumlah siklus Selesai Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan untuk pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Alat uji tekan bebas. Bagian-bagian utama alat ini seperti pada Gambar 3.2, yaitu : 1) Alat penekan tanah (Loading Device) 2) Arloji pengukur tegangan dan pengukur kecepatan Arloji pengukur beban digunakan untuk pembacaan nilai beban yang diberikan, sedangkan pengukur kecepatan digunakan untuk mengukur kecepatan pembebanan selama pengujian. Kecepatan pembebanan diatur dalam 0,5 mm/detik.

14 Gambar 3. 2 Alat Tekan Bebas b. Cetakan Benda Uji Cetakan silinder dengan diameter 50 mm dan tinggi 100 mm. Cetakan ini terbuat dari pipa baja terbelah (Splitting Mold) yang dimaksudkan untuk mempermudah proses pembuatan benda uji. Skema cetakan ditunjukkan pada Gambar 3.3.

15 Gambar 3. 3 Tabung cetak belah 2. Bahan a. Tanah Lempung Tanah yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tanah lempung yang berasal dari Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan identifikasi pengujian sifat-sifat fisis dan indeks, tanah tersebut memiliki parameter seperti disajikan pada Tabel 3.1. Berdasarkan data Tabel 3.1 di atas, maka tanah yang digunakan dapat diklasifikasikan menurut USCS sebagai tanah lempung dengan plastisitas tinggi (CH). Tanah asli dipadatkan menggunakan uji proctor termodifikasi yaitu menggunakan nilai kepadatan pada kondisi zero air void sebesar 18,9 kn/m 3. Kurva pemadatan tanah dapat dilihat pada Gambar 3.

Kepadaran tanah kering, r d (kn/m 3 ) 16 Tabel 3. 1 Hasil pengujian sifat-sifat indek tanah asli Parameter Hasil Berat Jenis, Gs 2,67 Batas-batas konsistensi Batas cair, LL 69,4 % Batas plastis, PL 33,5 % Indeks plastisitas, PI 36,9 % Pemadatan Proctor Standard Berat volume kering maksimum, MDD 13,0 kn/m 3 Kadar air optimum, OMC 27 % Ukuran partikel Lempung 9 % Lanau 82 % Pasir 9% Aktifitas, A 4,1 19 18 17 16 15 14 13 Kurva Pemadatan Tanah 12 15 20 25 30 35 40 45 Kadar air, w (%) Proctor Standar Proctor Modifikasi ZAV Gambar 3. 4 Kurva pemadatan tanah lempung.

17 Dari Gambar 3.4 dapat dilihat jika nilai kepadatan berada pada kondisi zero air void sebesar 18,9 kn/m 3, maka nilai kadar airnya sebesar 15%. Namun, jika tanah dipadatkan dengan kadar air sebesar 15% maka tanah tersebut terlalu kering dan keropos setelah dicetak. Sehingga penggunaan kadar air ditambah hingga mencapai 32,5% agar campuran dapat menyatu. Alasan ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muntohar (2016) yang menyebutkan bahwa semakin banyak kandungan kapur maka kadar air yang dibutuhkan semakin tinggi (Gambar 2.2). b. Serat Karung Plastik Serat sintetis yang digunakan adalah karung plastik bekas dengan cara memotong-motongnya sepanjang 4 cm. dengan variasi kadar serat yang digunakan sebesar 0,4% dari berat total campuran. Secara fisis, serat karung plastik yang dipilih adalah yang tidak rapuh atau lapuk bila ditarik dengan tangan, sehingga mampu memberikan perlawanan tarik. Gambar 3. 5 Serat karung plastik. c. Kapur Kapur yang digunakan merupakan kapur tohor atau quick lime. Kapur ini secara kimia dituliskan sebagai CaO, yaitu kalsium oksida. Kapur ini diperoleh dari perusahaan kapur UD. Enam Delapan Mineral, Yogyakarta.

18 Gambar 3. 6 Kapur Tohor. d. Abu Sekam Padi Abu sekam padi yang digunakan dalam penelitian ini adalah abu sekam padi sisa dari pembakaran sekam padi untuk bahan bakar dalam proses pembuatan batu bata di daerah Godean. Abu sekam padi ini kemudian dihaluskan dengan menggunakan alat Los Angeles selama ±2 jam. Secara visual abu sekam padi yang digunakan adalah berwarna abu-abu dimana secara teoritis mengandung unsur silika yang baik. Gambar 3. 7 Abu sekam padi.

19 C. Desain Campuran Benda Uji 1. Campuran Kapur dan Abu Sekam Padi Dalam penelitian ini benda uji dapat dibuat dengan campuran kapur dan abu sekam padi dengan perbandingan berat 1:1. Prosentase kapur dan abu sekam padi yang digunakan adalah 12 % dari berat campuran. Jumlah tersebut sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Awaluddin (2005). 2. Panjang dan Proporsi Serat Serat karung plastik yang digunakan dalam penelitian ini memiliki ukuran panjang 4 cm dan lebar sekitar ±2 2,5 mm dengan proporsi kadar serat sebesar 0.4 % dari total berat campuran. Gambar 3. 8 Serat karung plastik. 3. Pembuatan Benda Uji Benda uji yang digunakan merupakan tanah yang dicampur kapur dan abu sekam padi serta serat karung plastik. Berikut adalah langkah langkah pembuatan benda uji : a. Digunakan tanah lolos saringan No. #4 dalam kondisi kering oven sebanyak 287,28 g. Tanah tersebut menggunakan kepadatan pada kondisi zero air void yaitu sebesar 18,9 kn/m 3. (contoh perhitungan benda uji, lihat Lampiran B).

20 b. Digunakan kapur, abu sekam padi dan serat karung plastik dengan komposisi perbandingan kapur-abu sekam padi yaitu 1:1 dan kadarnya masing-masing sebesar 12 % sedangkan kadar serat karung plastik sebesar 0,4% dari berat total benda uji. (contoh perhitungan benda uji, lihat Lampiran B) c. Setiap variasi campuran ditambah air dengan kadar 32,5% yaitu sebesar 123,5 ml dari hasil pemadatan, kemudian dimasukkan atau dipadatkan ke dalam cetakan silinder. (contoh perhitungan benda uji, lihat Lampiran B) d. Campuran yang sudah dimasukkan dalam silinder cetak kemudian dipadatkan secara bertahap dan dikeluarkan dengan membuka baut cetakan silinder. e. Hasil cetakan tersebut ditimbang beratnya dan diukur dimensinya lalu dibungkus plastik rapat-rapat agar bentuk dan kadar air dalam benda uji tidak berubah kemudian disimpan selama 7 hari. Gambar 3. 9 Benda uji durabilitas dan uji tekan bebas. D. Prosedur Pengujian Laboratorium 1. Uji Tekan Bebas (Unconfined Compressive Strength) Tahap tahap dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: a. Benda uji yang berumur 7 hari diukur berat, tinggi dan diameternya.

21 b. Selanjutnya benda uji diletakkan berdiri dan sentris pada plat dasar alat tekan bebas. Atur piston agar plat atas tepat berada pada sisi atas benda uji. c. Jarum penunjuk angka penurunan dan pembebanannya diatur agar menunjuk angka nol. Putaran jarum penurunan disesuaikan dengan putaran jarum stopwatch. d. Pengujian dihentikan setelah benda uji mengalami penurunan pada angka pembebanan, retak atau pecah, atau benda uji mengalami regangan sebesar 20%. Gambar 3. 10 Pengujian Tekan Bebas. 2. Pengujian Siklus Pembasahan Pengeringan Tahap-tahap pengujian ini adalah sebagai berikut: a. Benda uji yang berumur 7 hari diukur berat, tinggi dan diameternya. b. Benda uji yang dibungkus plastik kemudian dilubangi dan dimasukkan ke dalam batch yang sudah terisi air dengan ketinggian air setengah dari tinggi benda uji, selama 24 jam.

22 c. Setelah direndam, benda uji tersebut dikeluarkan dan dikeringkan/didiamkan di ruangan terbuka selama 24 jam. d. Setelah dikeringkan, benda uji tersebut diukur berat, tinggi dan diameternya. e. Benda uji yang sudah mengalami satu siklus diuji tekan bebas sebagaimana yang sudah dijelaskan. Sampel yang lain direndam kembali untuk siklus yang ke dua. Pengujian siklus basah-kering ini dilakukan hingga benda uji mengalami 3 siklus. Satu siklus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah benda uji yang mengalami satu kali perendaman (wetting) dan satu kali pengeringan (drying), sedangkan dua siklus berarti benda uji mengalami proses perendaman, pengeringan, perendaman dan pengeringan. Gambar 3. 11 Proses perendaman benda uji

23 Gambar 3. 12 Proses pengeringan benda uji Non Siklus Rendam Kering Rendam Kering Rendam Kering Satu Siklus Dua Siklus Tiga Siklus Gambar 3. 13 Skema desain penelitian. E. Analisis Data Parameter utama yang akan dikaji akibat pengaruh proses basah-kering adalah kuat tekan tanah (qu) yang diperoleh dari hasil uji tekan bebas. Nilai kuat tekan bebas ini kemudian dibandingkan dengan masing-masing siklus basah-kering. Selanjutnya penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dengan umur benda uji sama namu nilai kepadatan yang berbeda. Perubahan kuat tekan tanah terhadap pengaruh proses basah-kering dikaji dari analisis korelasi yang ditampilkan dalam

24 suatu hubungan kuat tekan tanah dan jumlah siklusnya berupa grafik hubungan kuat tekan bebas dengan jumlah siklus basah-kering. Berikut adalah contoh perhitungan kuat tekan bebas. Dari hasil pengujian tekan bebas diperoleh data: Diameter awal benda uji = 5,2 cm Tinggi awal benda uji = 10,67 cm Luas penampang awal, Ao = ¼ x π x dia 2 = ¼ x π x 5,2 2 = 21,24 cm 2 Data pembacaan beban aksial dan deformasi Deformasi, ΔH = a x 10-3 = 870 x 10-3 = 0,87 cm H Regangan, ε = x100 % H 0,87 = x 100% 10,67 = 8,15 Beban, P = arloji ukur x kalibrasi = 408 x 0,4825 = 196,62 kg P Tegangan, σ = A o 196,62kg x 9,81 21,24cm = 2 = 90,92 kpa Perhitungan secant modulus q50 = 45,405 kpa ε50 = 4,58

25 q Modulus secant, E50 50 50 45,405 = 4,58 = 991,4 kpa