BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mujizat Maulana Ibrahim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari. adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa. adalah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari dari jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Hal ini

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang digunakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan tersebut masing-masing harus dimiliki oleh siswa untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat memahami apa yang disampaikan. Pesan tersebut dapat berisi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Pembelajaran tersebut akan lebih baik manakala dipelajari sejak dini dan berkesinambungan. Salah satu usaha untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah melalui program pendidikan di sekolah. Pembinaan keterampilan berbahasa Indonesia di sekolah dilaksanakan melalui mata pelajaran bahasa Indonesia. Peningkatan keterampilan berbahasa Indonesia berkaitan dalam berbagai keperluan sesuai dengan situasi dan kondisi baik secara lisan maupun tulisan. Untuk itu, upaya-upaya pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia harus terus ditingkatkan sehingga hasil yang akan dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Mata pelajaran bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan bersikap positif terhadap bahasa Indonesia. Keterampilan berbahasa Indonesia bagi siswa merupakan dasar untuk mengembangkan dirinya dalam menghadapi berbagai masalah sekarang maupun pada masa yang akan datang. Siswa yang terampil berbahasa Indonesia akan mudah melahirkan pikiran, gagasan, dan perasaan, baik secara lisan maupun tulis kepada orang lain. 1

2 Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah Menengah Atas (SMA) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dibagi menjadi empat komponen keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan aspek yang terintegrasi dalam pembelajaran. Berdasarkan aktivitas penggunaannya, keterampilan membaca dan menyimak tergolong keterampilan yang bersifat reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis termasuk keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Pembelajaran menulis di sekolah memiliki peran yang sangat penting sebagai dasar keterampilan menulis siswa. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang harus mendapatkan perhatian karena menuntut kecerdasan dan kreativitas. Tanpa kreativitas mustahil bagi seseorang untuk bisa menghasilkan karya yang baik sebab menulis merupakan proses kreatif yang harus diasah secara terus-menerus. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikan rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut dan padu. Oleh sebab itu, dibutuhkan latihan yang intensif untuk menguasai keterampilan menulis. Menulis paragraf eksposisi merupakan bagian dari keterampilan menulis yang juga harus mendapatkan perhatian. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan

3 Pendidikan (KTSP) yang tertuang di dalam silabus, standar kompetensi menulis yang harus dikuasai siswa SMA kelas X Semester 1 adalah mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, dan ekspositif). Kompetensi dasar menulis yang harus dikuasai adalah menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap Ibu Ibu Mariani, S.Pd., selaku guru bahasa Indonesia kelas X IPS 2 pada tanggal 28 Agustus 2015, diketahui bahwa di SMA Negeri 1 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang, pembelajaran menulis paragraf eksposisi masih mengalami kendala. Hal tersebut menjadikan hasil kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa masih belum maksimal. Guru bahasa Indonesia kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang, Ibu Mariani, S.Pd., menyampaikan bahwa beberapa hal yang menyebabkan kemampuan menulis siswa masih kurang tidak lepas dari latar belakang siswa, yakni 1) motivasi belajar siswa di kelas rendah, khususnya minat dalam pembelajaran menulis, dan 2) siswa masih kurang memiliki motivasi yang kuat untuk berlatih menulis sehingga mengalami kesulitan dalam penemuan serta pemunculan ide di dalam proses awal penuangan ide. Selain itu, penggunaan metode dan media pembelajaran yang dipergunakan guru belum optimal. Keadaan tersebut di atas didukung oleh data dokumen nilai kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang tahun pelajaran sebelumnya yaitu tahun pelajaran 2014/2015 yang menunjukkan bahwa kemampuan menulis paragraf eksposisi

4 siswa masih rendah dengan jumlah siswa yang tuntas hanya 5 (15,63%). Ini artinya dari 32 jumlah siswa kelas X IPS 2, hanya 5 siswa yang tuntas atau memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 75. Sebanyak 27 (84,37%) siswa tidak tuntas atau belum memenuhi nilai KKM. Mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu inovasi baru dalam pembelajaran di kelas. Guru bahasa Indonesia harus mampu menciptakan suasana belajar yang dapat meningkatkan kemampuan menulis pada siswa. Guru dapat mengupayakannya dengan menggunakan teknik pembelajaran yang menarik dan beragam. Penggunaan teknik yang menarik dan beragam, sangat penting bagi siswa untuk membantu dalam penuangan ide atau gagasan. Ada beberapa teknik yang dapat diterapkan sebagai alternatif dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa. Salah satunya adalah dengan diterapkannya teknik round table untuk peningkatan kemampuan menulis paragraf eksposisi. Round table merupakan teknik dalam model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengedepankan kerjasama kelompok dalam menyelesaikan sebuah masalah. Banyak pengajar belum menerapkan sistem kerjasama di dalam kelas karena beberapa alasan, salah satunya kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam kelompok. Padahal model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

5 Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan efektif. Hal ini didasarkan pada kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran kooperatif tipe round table, yakni 1) siswa dapat saling bekerja sama sehingga saling ketergantungan positif. Tidak dengan pembelajaran tradisional yaitu terjadinya kompetisi antar siswa yang lebih mementingkan diri sendiri, 2) dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam suasana belajar mengajar yang bersifat terbuka dan demokratis, 3) dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai, dan keterampilan-keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat, 4) penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu, 5) mendorong komunikasi antar siswa dan hasilnya adalah pembelajaran yang lebih baik dan hubungan antar individu yang semakin membaik. Model pembelajaran kooperatif tipe round table dalam pelaksanaannya membagi siswa dalam tiap kelompok yang heterogen. Siswa berdiskusi dalam satu kelompok untuk memecahkan permasalahan. Tiap kelompok terdiri dari 5-6 orang, siswa yang mempunyai kemampuan lebih dalam menulis paragraf eksposisi dikelompokkan dengan siswa yang kemampuannya kurang. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe round table tersebut, diharapkan akan tercipta peer tutor (tutor teman sebaya). Model pembelajaran kooperatif tipe round table ini berbeda dengan diskusi pada umumnya. Diskusi satu kelompok dalam model pembelajaran kooperatif tipe round table ini menuntut siswa untuk konsentrasi tinggi dalam pemecahan

6 masalah, diskusi siswa akan lebih terarah, dan fokus pada pokok permasalahan. Pemecahan masalah bisa lebih mendalam dan lebih mudah dengan menggabungkan ide-ide atau gagasan yang muncul. Sangat kecil kemungkinan siswa yang hanya menggantungkan pekerjaan pada siswa lain, tidak ikut berperan dalam kelompoknya karena semua siswa dalam diskusi satu kelompok round table dituntut untuk menyumbangkan satu atau lebih idenya. Di samping itu, dapat menumbuhkan rasa solidaritas dalam diri siswa karena siswa yang kurang mampu dapat dibantu oleh siswa yang mampu. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe round table ini diharapkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis paragraf eksposisi dapat ditingkatkan. Model pembelajaran kooperatif tipe round table diharapkan dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis paragraf eksposisi di kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang sehingga peneliti dan guru bahasa Indonesia menyepakati bahwa model kooperatif tipe round table akan digunakan dalam pembelajaran tersebut. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe round table ini diharapkan dapat menjadi alternatif sekaligus inovasi bagi guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis paragraf eksposisi agar siswa benar-benar mampu mempraktekkan pembelajaran menulis paragraf eksposisi, dapat memotivasi, dan memudahkan siswa dalam menulis paragraf eksposisi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe round table pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam rangka membantu meningkatkan kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa.

7 Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dikemukakan di atas, khususnya dalam pembelajaran menulis paragraf eksposisi, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap pembelajaran menulis paragraf eksposisi dengan judul penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table pada Siswa Kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang. B. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah umum dalam penelitian ini bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe round table pada siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang?. Sub masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses pembelajaran menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe round table pada siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang? 2. Bagaimanakah kemampuan menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe round table pada siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang? C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini sangat terkait dengan perumusan masalah di atas, yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis paragraf

8 eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe round table pada siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1. Proses pembelajaran menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe round table pada siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang. 2. Kemampuan menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe round table pada siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat penelitian yang dimaksud sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah penelitian pendidikan. Selain itu, diharapkan mampu menjadi landasan bagi pengembangan inovasi pembelajaran untuk meningkatakan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Membantu siswa menyampaikan ide, gagasan, atau pikiran mereka kepada orang lain melalui tulisan. 2) Menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga menjadi mata pelajaran menarik.

9 3) Meningkatkan hasil belajar dan menambah pemahaman siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. b. Bagi Guru 1) Membantu guru dalam meningkatkan kemampuannya dalam mengajar. 2) Guru dapat mengembangkan kemampuan menyusun metode atau strategi pembelajaran dan media yang tepat serta sesuai dengan materi ajar dan kebutuhan siswa. 3) Memberikan pengalaman dan tambahan wawasan bagi guru tentang model pembelajaran. c. Bagi Sekolah 1) Memberikan pengetahuan bagi guru-guru di SMA Negeri 1 Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang tentang model pembelajaran koopearatif tipe round table. 2) Menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran di sekolah. E. Definisi Operasional Menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul di atas dan demi menghindarkan dari bermacam-macam penafsiran, maka penulis memberikan penjelasan tentang pengertian beberapa kata yang tercantum dalam judul sehingga diketahui arti dan makna dalam pembelajaran yang diadakan. Beberapa istilah yang terdapat dalam judul diatas adalah sebagai berikut:

10 1. Kemampuan menulis paragraf eksposisi adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaannya yang diungkapkan melalui kalimat tulis yang tersusun logis-sistematis dalam bentuk paragraf yang bertujuan memberikan informasi, menjelaskan, dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan, dan bagaimana kepada pembaca. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe round table adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 5-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen melalui tatap muka membentuk meja bundar (duduk melingkar).