NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI BUNGA KEMBANG SEPATU

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. padat dan sering menjadi pelengkap untuk makan roti, dan dibuat inovasi

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

ORGANOLEPTIK DAN VITAMIN C SELAI BUAH KERSEN

I. PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah pare (Widayanti dkk., 2013).

UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

PENGARUH PEMBERIAN PEKTIN DARI KULIT JERUK MANIS

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

Disusun oleh: DESYI NUR AINI A

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KADAR GLUKOSA DAN KALSIUM ES KRIM KENTANG HITAM DENGAN DAUN CINCAU SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

, KECEPATAN MELELEH DAN ORGANOLEPTIK) ES KRIM UMBI GADUNG

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan

I. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003).

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

Lampiran 1. Desk Analysis Bahan Baku Serbuk Bayam Merah. Desk Analysis. Air (gr) 66,37 17,2 4,05 87,62. Energi (Kkal) 30,9 9,8 2,95 43,65

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

I PENDAHULUAN. masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Rasa asam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. yaitu permen keras, permen renyah dan permen kenyal atau permen jelly. Permen

PEMANFAATAN UMBI GANYONG DALAM PEMBUATAN YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN PEWARNA ALAMI KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) JURNAL PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gurih, berwarna cokelat, tekstur lunak, digolongkan makanan semi basah

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG GANYONG TERHADAP KUALITAS CAKE GANYONG WORTEL

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga

PEMANFAATAN LIMBAH AIR LERI BERAS IR-36 SEBAGAI BAHAN BAKU SIRUP DENGAN PROSES FERMENTASI DAN PENAMBAHAN PEWARNA ALAMI DAUN PANDAN WANGI

BAB I PENDAHULUAN. keinginan manusia, baik dari industri rumahan sampai restoran-restoran

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

YUWIDA KUSUMAWATI A

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

SKRIPSI. KUALITAS PERMEN JELLY DARI ALBEDO KULIT JERUK BALI (Citrus grandis L. Osbeck) DAN ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN PENAMBAHAN SORBITOL

UJI ORGANOLEPTIK CAKE DENGAN SUBSTITUSI PATI SINGKONG (Manihot utilissima) DAN PEWARNA DAUN SUJI (Pleomale angustifolia) NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

ORGANOLEPTIK DAN KADAR VITAMIN C CINCAU DENGAN PENAMBAHAN SARI JERUK DAN GULA PASIR NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : RISA DHALIA A 420 100 192 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

ORGANOLEPTIK DAN KADAR VITAMIN C CINCAU DENGAN PENAMBAHAN SARI JERUK DAN GULA PASIR Risa Dhalia A 420100192 ABSTRAK Cincau merupakan salah satu minuman fungsional yang berasal dari bahan alami. Daun cincau perdu mengandung berbagai vitamin, antara lain vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Beberapa jenis mineral ada dalam daun cincau perdu, antara lain kalsium, fosfor, besi, magnesium dan beberapa mineral yang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan vitamin C dan uji organoleptik cincau perdu dengan penambahan ekstrak jeruk dan gula pasir dengan dosis yang berbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dan menggunakan dua faktorial yaitu sari jeruk dan gula pasir dengan jumlah 9 perlakuan dengan konsentrasi sari jeruk 140 ml, 120 ml dan 100 ml dan gula pasir 40 g, 50 g dan 60 g. Analisis data menggunakan Two Way Anova dilanjutkan dengan uji lanjut Post Hoct test dengan metode LSD. Kadar vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan J 3 G 1 dengan kadar vitamin C sebesar 10,648 mg. Hasil Organoleptik terbaik pada cincau perlakuan J 1 G 3 karena mempunyai warna hijau tua, kurang beraroma jeruk, rasa manis dan teksturnya agak kenyal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis sari jeruk yang ditambahkan, maka semakin tinggi pula kadar vitamin C, sedangkan semakin tinggi dosis gula pasir yang ditambahkan, maka semakin rendah kadar vitamin C. Kata Kunci: cincau, sari jeruk, gula pasir, organoleptik dan kadar vitamin C.

A. PENDAHULUAN Minuman dan makanan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin menyadari akan pentingnya mengkonsumsi makanan dan minuman yang fungsional. Masyarakat lebih suka mengkonsumsi makanan dan minuman yang berasal dari bahan alami, salah satu minuman yang berasal dari bahan alami tersebut adalah cincau. Daun cincau perdu mengandung zat yang berguna bagi tubuh. Menurut Pitojo (2008) daun cincau perdu mengandung komponen gizi berupa air, protein, lemak, serat karbohidrat, klorofil, dan kalori. Air mempunyai poorsi terbesar, biasanya lebih dari 60% dari berat segar. Daun cincau perdu juga mengandung berbagai vitamin, antara lain vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Beberapa jenis mineral ada dalam daun cincau perdu, antara lain kalsium, fosfor, besi, magnesium dan beberapa mineral yang lain. Zat yang banyak tekandung dalam cincau perdu menyebabkan cincau perdu dikenal sebagai salah satu makanan yang fungsional. Sehingga baik dikonsumsi oleh masyarakat, akan tetapi cincau perdu kurang di minati masyarakat. Hal tersebut dikarenakan rasa cincau perdu yang asli kurang bervariasi dan langu sehingga minat masyarakat kurang terhadap cincau perdu. Sehingga perlu adanya inovasi rasa pada pengolahan cincau perdu agar masyarakat lebih tertarik untuk mengkonsumsinya. Hasil penelitian Ningtyas dkk (2011), menunjukkan bahwa interaksi kombinasi urutan daun S. Hernandifolia dan penambahan air pada pembuatan cincau tidak berpengaruh terhadap pengentalan, kandungan klorofil, serat dan vitamin C. Daun cincau yang paling banyak mengandung vitamin C yaitu pada daun cincau dewasa. Perbandingan rasio antara daun cincau hijau segar mengacu pada penelitian Widyana (2008) dengan rasio antara daun segar dan air 1:5, 1:10 dan 1:15 b/v. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik hasil ekstraksi tebaik. Jeruk manis (Citrus aurantium)merupakan salah satu jeruk yang diminati oleh masyarakat. karena jeruk tersebut memiliki bau yang harum dan rasa manis..

Tujuan penambahan ekstrak jeruk manis ini bertujuan untuk memberikan inovasi rasa pada cincau perdu agar cincau perdu lebih diminati oleh masyarakat. Jeruk manis mengandung banyak zat yang berguna bagi tubuh. Menurut Kurnianti (2010) dalam 100 gram jeruk manis mengandung energi 51 kkal, protein 0,9 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 11,4 g, Ca 33 mg, P 23 mg, Fe 0,4 mg, retinol 57 mcg dan asam askorbat (vitamin C) 49 mg. Hasil penelitian Wachida (2013), bahwa perbedaan tingkat kematangan dan jenis pengendap berpengaruh nyata tehadap kadar air. Berdasarkan dari penelitian tersebut, maka dalam penelitian ini akan digunakan jeruk matang untuk diambil sarinya. Gula merupakan bahan makanan dengan rasa manis karena mengandung senyawa sukrosa. Gula termasuk dalam bumbu dapur yang dapat memberikan rasa manis dan bisa digunakan untuk pengawet makanan karena gula bersifat higroskopis atau menyerap air sehingga sel-sel bakteri akan dehidrasi dan akhirnya mati. Gula pasir digunakan dalam penelitian ini untuk memberikan rasa manis pada cincau. Hasil penelitian Nur aini (2013), selai mahkota bunga kembang sepatu memiliki kandungan vitamin C tertinggi pada sampel perlakuan jeruk siam 15 ml, gula 50 g, dan tepung maizena 2,5 g dengan kandungan vitamin C sebesar 5,16 mg. Selain itu hasil uji organoleptik yang memiliki daya serap tinggi oleh masyarakat yaitu sampel perlakuan jeruk siam 15 ml, gula pasir 50 g, tepung maizena 5 g yang memiliki aroma sedap, rasa asam kemanisan, tekstur yang agak lembut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar vitamin C dan uji organoleptik cincau perdu dengan penambahan ekstrak jeruk dan gula pasir dengan dosis yang berbeda.

B. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor pelakuan yaitu sari jeruk dan gula pasir. Pada tiap perlakuan menggunakan bahan dasar daun cincau perdu yang dipakai sama pada semua perlakuan yaitu 20 g. Tabel 1. Rancangan Percobaan G J J 1 J 2 J 3 G 1 J 1 G 1 J 2 G 1 J 3 G 1 G 2 J 1 G 2 J 2 G 2 J 3 G 2 G 3 J 1 G 3 J 2 G 3 J 3 G 3 Keterangan J 1 G 1 : Air 70% (140 ml) + sari jeruk 30% (60 ml) + gula 40 g J 1 G 2 J 1 G 3 J 2 G 1 J 2 G 2 J 2 G 3 J 3 G 1 J 3 G 2 J 3 G 3 : Air 70% (140 ml) + sari jeruk 30% (60 ml) + gula 50 g : Air 70% (140 ml) + sari jeruk 30% (60 ml) + gula 60 g : Air 60% (120 ml) + sari jeruk 40% (80 ml) + gula 40 g : Air 60% (120 ml) + sari jeruk 40% (80 ml) + gula 50 g : Air 60% (120 ml) + sari jeruk 40% (80 ml) + gula 60 g : Air 50% (100 ml) + sari jeruk 50% (100 ml) + gula 40 g : Air 50% (100 ml) + sari jeruk 50% (100 ml) + gula 50 g : Air 50% (100 ml) + sari jeruk 50% (100 ml) + gula 60 g

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Hasil penelitian vitamin C terhadap cincau dengan penambahan sari jeruk dan gula pasir dengan dosis yang berbeda, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2. Organoleptik dan Kadar vitamin C Per 100 g dan cincau dengan penambahan sari jeruk dan gula pasir. Warna Uji Organoleptik Ratarata Aroma Rasa Tekstur Daya Perlakuan terima Hijau Kurang Manis Agak Suka J 1 G 1 6,336 tua beraroma jeruk kenyal Hijau Kurang Manis Agak Kurang J 1 G 2 5,514 tua beraroma jeruk kenyal suka Hijau Kurang Manis Agak Suka J 1 G 3 5,045* tua beraroma jeruk kenyal Hijau muda Kurang Manis Lembek Kurang J 2 G 1 8,917 beraroma jeruk suka Hijau Kurang Manis Agak Kurang J 2 G 2 8,066 tua beraroma jeruk kenyal suka Hijau Kurang Manis Agak Kurang J 2 G 3 6,482 tua beraroma jeruk kenyal suka Hijau muda Kurang beraroma jeruk Manis Agak kenyal Kurang suka J 3 G 1 10,648* * Hijau Kurang Manis Agak Kurang J 3 G 2 9,181 tua Hijau tua beraroma jeruk Kurang beraroma jeruk Keterangan: * : Kadar vitamin C terendah ** : Kadar vitamin C tertinggi J G : Sari Jeruk : Gula Pasir 2. Pembahasan a. Uji Organoleptik kenyal suka Manis Lembek Kurang suka J 3 G 3 8,301 Uji Organoleptik meliputi warna, aroma, rasa, tekstur dan daya terima. 1) Warna Warna pada cincau dengan penambahan sari jeruk dan gula pasir hampir sama pada semua perlakuan yaitu hijau tua. Hanya pada

perlakuan J 2 G 1 (Air 60% (120 ml), sari jeruk 40% (80 ml), gula 40 g) dan J 3 G 1 (Air 50% (140 ml), sari jeruk (50 ml), gula 40 g) yang memiliki warna hijau muda. Tabel 3. Hasil Uji Friedman Test Uji Organoleptik Warna N 20 Chi-Square 7,481 df 8 Asymp. Sig.,486 Hasil analisis uji Friedman Test menunjukkan bahwa besar nilai Asymp. Sig sebesar 0,486 > 0,05 artinya tidak ada pengaruh nyata penambahan sari jeruk dan gula pasir terhadap warna cincau. Warna hijau disebabkan karena klorofil yang terkandung pada daun cincau. Klorofil merupakan pigmen tanaman berwarna hijau. Klorofil terdapat pada kloroplas di dalam sel daun tanaman dan bagian lain yang berwarna hijau. Klorofil pada tanaman ada lima macam, yaitu klorofil a, klorofil b, klorofil c, klorofil d dan klorofil e. Klorofil a dan b terdapat pada tanaman tinggi, ferns dan mosses, sedangkan klorofil c,d dan e terdapat pada ganggang. Klorofil a berwarna hijau tua dan klorofil b berwarna hijau muda. Klorofil c,d dan e berwarna merah dan biru (Pitojo, 2008). 2) Aroma Aroma pada cincau dengan penambahan sari jeruk dan gula sama pada semua perlakuan yaitu kurang beraroma jeruk.

Tabel 4. Hasil Uji Friedman Test Uji Organoleptik Aroma N 20 Chi-Square 21,267 df 8 Asymp. Sig.,006 Hasil analisis uji Friedman Test menunjukkan bahwa besar nilai Asymp. Sig sebesar 0,006 < 0,05 artinya ada pengaruh penambahan sari jeruk dan gula pasir terhadap aroma cincau. Cincau kurang beraroma jeruk merupakan hasil dari penambahan sari jeruk pada proses pembuatan. Aroma pada cincau kurang beraroma jeruk menandakan bahwa dengan penambahan sari jeruk pada proses penambahan cincau menghilangkan aroma langu pada cincau. Aroma lemah pada cincau dapat ditekan dengan menambahkan aroma jeruk atau yang lainnya (Pitojo, 2008) 3) Rasa Rasa pada cincau dengan penambahan sari jeruk dan gula sama pada semua perlakuan yaitu manis. Tabel 5. Hasil Uji Friedman Test Uji Organoleptik Rasa N 20 Chi-Square 26,945 df 8 Asymp. Sig.,001 Hasil analisis uji Friedman Test menunjukkan bahwa besar nilai Asymp. Sig sebesar 0,001 < 0,05 artinya ada pengaruh penambahan sari jeruk dan gula pasir terhadap rasa cincau.

Rasa pada cincau dengan penambahan sari jeruk dan gula pasir adalah rasa manis pada semua perlakuan. Rasa manis dihasilkan dari penambahan sari jeruk yang manis dan juga gula pasir. Gula pasir merupakan senyawa sukrosa. Sukrosa ini merupakan gabungan antara dua senyawa sakarida yaitu glukosa dan fruktosa. Rumus molekul sukrosa adalah C 12 H 22 O 11 (Riandini, 2008). Selain dari gula pasir, rasa manis pada cincau juga disebabkan dari rasa jeruk yang manis. 4) Tekstur dan agak kenyal. Tekstur cincau terdiri dari dua macam tekstur yaitu lembek Tabel 6. Hasil Uji Friedman Test Uji Organoleptik Tekstur N 20 Chi-Square 53,524 df 8 Asymp. Sig.,000 Hasil analisis uji Friedman Test menunjukkan bahwa besar nilai Asymp. Sig sebesar 0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh penambahan sari jeruk dan gula pasir terhadap tekstur cincau. Tekstur cincau dengan penambahan sari jeruk dan gula pasir adalah lembek dan kurang kenyal. Tekstur lembek dan agak kenyal ini disebabkan karena penambahan gula pasir dalam proses pembuatan cincau. Pitojo (2008), menyatakan bahwa kadar ion-ion dan polutan lain di dalam air berpengaruh terhadap kualitas gel

cincau yang dihasilkan. Sebagai contoh, larutan gula ( polutan ) tidak dapat digunakan untuk membuat gelatin cincau (Pitojo, 2008). Gelatin cincau terbentuk manakala terjadi dispersi pektin ke dalam cairan. Oleh karena itu perlu perlakuan dispersi mekanik, yaitu pelumatan (agitasi) atau perumasan cincau. Gelatin cincau dapat terbentuk dari pektin yang terkandung dalam daun cincau dengan penambahan air, tanpa gula (Pitojo, 2008). Pektin bersifat mudah menjadi kental jika ditambah air dan gula dalam keadaan asam dan diberi perlakuan pemanasan ( Yunita dan Sri Achir, 2013). 5) Daya Terima Daya Terima cincau dengan penambahan sari jeruk dan gula pasir tiap sampel berbeda yaitu terdiri dari kurang suka dan suka. Tabel 7. Hasil Uji Friedman Test Daya Terima N 20 Chi-Square 20,013 df 8 Asymp. Sig.,010 Hasil analisis uji Friedman Test menunjukkan bahwa besar nilai Asymp. Sig sebesar 0,010 < 0,05 artinya ada pengaruh penambahan sari jeruk dan gula pasir terhadap daya terima masyarakat terhadap cincau.

Perlakuan yang disukai panelis dan memiliki nilai tertinggi yaitu pada perlakuan J 1 G 3 karena mempunyai warna hijau tua, kurang beraroma jeruk, rasa manis dan teksturnya agak kenyal b. Kadar Vitamin C Pada penelitian ini menggunakan 2 faktor yaitu sari jeruk dan kunyit. Maka dilakukan analisis statistik Two Way Anova dengan uji lanjut Post Hoct Test. Hasil uji Two Way Anova menunjukkan bahwa nilai signifikasi sari jeruk dan gula pasir yaitu 0,000 dan 0,000 < 0,005, maka H 0 ditolak, artinya ada pengaruh penambahan sari jeruk dan gula pasir terhadap kadar vitamin C. Karena ada pengaruh penambahan sari jeruk dan gula pasir terhadap kadar vitamin C cincau, kemudian dilakukan uji lanjut Post Hoct test dengan metode LSD. Hasil uji Post Hoct Test cincau dengan penambahan sari jeruk menunjukkan bahwa nilai signifikasi pada semua perlakuan penambahan sari jeruk adalah 0,000<0,005 maka H 0 ditolak, yang artinya ada perbedaan atau pengaruh penambahan sari jeruk pada kadar vitamin C cincau. Perlakuan terbaik sari jeruk yang paling berpengaruh terhadap kadar vitamin C cincau adalah perlakuan J3 (Penambahan air 100 ml dan sari jeruk 100 ml) sedangkan perlakuan yang lain memiliki nilai lebih rendah dari J3. Sedangkan hasil uji Post Hoct Test cincau dengan penambahan gula pasir menunjukkan bahwa nilai signifikasi

pada semua perlakuan penambahan sari jeruk adalah 0,000<0,005 maka H 0 ditolak, yang artinya ada perbedaan atau pengaruh penambahan gula pasir pada kadar vitamin C cincau. Perlakuan terbaik gula pasir yang paling berpengaruh terhadap kadar vitamin C cincau adalah perlakuan G1 (Penambahan gula pasir 40 g) sedangkan perlakuan yang lain memiliki nilai lebih rendah dari G1. Semakin banyak konsentrasi sari jeruk yang ditambahkan, maka semakin tinggi kadar vitamin C cincau. Hal ini dikarenakan Karena buah jeruk mengandung 49 mg/100 g, vitamin yang banyak terkandung pada sari jeruk adalah vitamin A, vitamin B, dan vitamin C (Astawan, 2008). Semakin banyak konsentrasi gula yang diberikan, semakin rendah kadar vitamin C. Hal ini dikarenakan Gula pasir yang merupakan senyawa sukrosa mereduksi vitamin C, sehingga dengan penambahan konsentrasi gula pasir yang semakin tinggi, maka kadar kadar vitamin C akan semakin turun. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Hasil uji kadar vitamin C teringgi pada perlakuan J 3 G 1 dan terendah pada perlakuan J 1 G 3. b. Hasil uji organoleptik terbaik pada perlakuan J 1 G 3 (Air 70%, air jeruk 30% dan gula pasir 40 g) memiliki warna hijau tua, kurang beraroma jeruk, rasa manis dan tekstur agak kenyal.

2. SARAN a. Untuk penelitian selanjutnya konsentrai gula pasir perlu dikurangi untuk meningkatkan kadar vitamin C. b. Ada senyawa yang lain yang berfungsi sebagai aroma untuk menghilangkan aroma langu. c. Ada senyawa yang lain sebagai pengental dalam proses pembuatan cincau perdu supaya tekstur menjadi lebih kenyal. DAFTAR PUSTAKA Astawan, Made. 2008. Seri Kesehatan Keluarga: Sehat dengan Buah. Jakarta :Dian Rakyat. Kurnianti, Novik. Kandungan dan Manfaat Jeruk. http://www.tanijogonegoro.com/2013/04/manfaat-jeruk.html. diakses tanggal 23 Desember 2013. Ningtyas, Putri Zulaida dkk. 2011. Pengaruh Kombinasi Urutan Daun Stephania hernandifolia Walp. Dan Penambahan Volume Air terhadap Kualitas dan Sineresis Cincau Selama Penyimpanan. Dalam Jurnal FMIPA Nur aini, Desyi. 2013. Kandungan Vitamin C Dan Organoleptik Selai Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Dengan Penambahan Jeruk Siam (Citrus nobilis var. Microcarpa), Gula Pasir, Dan Tepung Maizena. Surakarta: Skripsi Thesis Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pitojo, Setijo. 2008. Khasiat Cincau Perdu. Yogyakarta :Kanisius. Riandini, Nursanti. 2008. Seri Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari: Bahan Kimia dalam Makanan dan Minuman. Bandung: Shakti Adiluhung. Wachida, Nur dan Yunita. 2013. EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT JERUK MANIS (Citrus sinensis Osbeck) (KAJIAN TINGKAT KEMATANGAN DAN JENIS PENGENDAP). Dalam jurnal Pertanian.

Yunita, Seila dan Sri Achir. 2013. Pengaruh Jumlah Pektin dan Gula Terhadap Sifat Organoleptik Jam Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizius). Dalam Jurnal Penelitian Tata Boga