BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sejahtera lahir dan batin. Semua itu diperoleh dengan menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pengelolaan bidang-bidang di atas diperlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. akal tersebut, manusia mampu menetapkan nilai-nilai luhur guna memajukan

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. karakter sebuah peradaban dan kemajuan bagi suatu bangsa dan negara, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan baik bagi anak maupun bagi masyarakat. 2. berupaya untuk mencetak individu-individu yang berkualitas, salah satunya

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang ideal bagi kehidupan manusia. Tujuan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. mana diantara keduanya terjalin suatu interaksi. Aspek administrasi dan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah mengenai peran dan tanggung jawab guru. Guru sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan. Dalam ajaran Islam, pendidikan adalah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. merupakan perwujudan tanggung jawab orang tua dalam membina anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah Swt. pada Q.S. al-mujadalah ayat 11, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab memimpin sekolah. Studi keberhasilan kepala Sekolah dalam memimpin organisasi sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah orang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Bahkan lebih jauh studi tersebut menyimpulkan bahwa keberhasilan suatu sekolah dalam mencapai misinya adalah merupakan keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah selaku orang yang mempunyai wewenang dan kekuasaan sudah selayaknya mempunyai gaya kepemimpinan yang efektif untuk mengatur dan mengembangkan bawahannya secara profesional. Bangsa Indonesia yang sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Dengan demikian diharapkan akan tercipta manusia yang mampu melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai semua itu, maka dilakukan usaha pendidikan kemudian dituangkan ke dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan tujuan sebagai berikut: 1

2 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Pada hakikatnya segala sesuatu yang ada dalam dunia ini perlu adanya pengaturan dan pengelolaan, agar kegiatan yang dijalankan dapat berjalan secara teratur dan terarah dengan sebaik-baiknya. Allah Swt berfirman dalam Al-Qur an surah As-Sajadah ayat 5. ي د ب ر األ م ر م ن الس م اء إ ل األ ر ض ث ي ع ر ج إ ل ي و ف ي و م ك ان م ق د ار ه أ ل ف س ن ة م ا ع دد ن. Berdasarkan ayat tersebut, dijelaskan bahwa di dunia ini demi kelancaran, ketertiban dan keteraturan atau suatu usaha, maka diperlukan adanya pengaturan supaya kemudian hari tidak ada kesalahan dalam mengambil suatu keputusan atau kebijakan. Demikian pula halnya dalam bidang pendidikan yang ada di sekolah, agar dapat berjalan secara teratur dan terarah, maka diperlukan adanya pengaturan dan pengelolaaan yang sebaik- baiknya agar dapat tercapai tujuan pendidikan. Karena begitu pentingnya kedudukan kepala sekolah maka, seorang pemimpin harus bisa melakukan tugas yang menjadi tanggung jawabnya tersebut. Dan jika tanggung jawab tersebut tidak bisa dilaksanakan dengan baik maka selain tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai, juga akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak sebagai mana yang termuat dalam sebuah hadits Nabi sebagai berikut: 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7

3 ع ن ع ب د الل و ب ن ع م ر ي ق ول س ع ت ر س ول الل و ص ل ى الل و ع ل ي و س ل م ي ق ول ك ل دك م ر اع ك ل دك م م س ئ ول ع ن ر ع ي ت و ا ل م ام ر اع م س ئ ول ع ن ر ع ي ت و الر ج ل ر اع ف أ ى ل و ى و م س ئ ول ع ن ر ع ي ت و ال م ر أ ة ر اع ي ة ف ب ي ت ز ج ه ا م س ئ ول ة ع ن ر ع ي ت ه ا ا ل اد م ر اع ف م ال س ي د ه م س ئ ول ع ن ر ع ي ت و ق ال ح س ب ت أ ن ق د ق ال الر ج ل ر اع ف م ال أ ب يو م س ئ ول ع ن ر ع ي ت و ك ل دك م ر اع م س ئ ول ع ن ر ع ي ت و 2 Hadits di atas menunjukkan bahwa pada semua orang pada hakikatnya menjadi pemimpin, baik terhadap dirinya sendiri, bawahannya, keluarga maupun masyarakat dan bagi kepala sekolah dia mendapat amanat dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Agar proses pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan maka diperlukan adanya kebijakan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap wewenang yang diberikan ntuk mengelola pendidikan di daerah masing. Kebutuhan akan kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan mendukung tugas kepemimpinannya tercermin dari firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 30 berikut:. 2 Imam Abdillah Muhammad bin Ismail Ibrahim ibnu al Mughirah al ibn Bardizbah, Shahihul Bukhari II, juz III, (Beirut: Dar al Fikr, 1401 H), hlm 125

4 Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan seorang pemimpin di bumi ini, yaitu seorang pemimpin yang adil dan bertanggung jawab. Begitu juga dalam pelaksanaan manajemen di sekolah, seorang pemimpin mempunyai fungsi yang sangat menentukan kualitas suatu sekolah. Hal tersebut didukung pendapat Sagala yang menyatakan bahwa organisasi sekolah atau instansi pendidikan jika dinyatakan berhasil dan gagal faktor utamanya adalah kepemimpinan 3 Pemimpin yang bijaksana umumnya lebih memperhatikan kondisi bawahan dalam melaksanakan tugas guna pencapaian tujuan organisasi. Gaya yang akan digunakan mendapat sambutan hangat oleh bawahan sehingga proses mempengaruhi bawahan berjalan baik dan di satu sisi timbul kesadaran untuk bekerja sama dan bekerja produktif. Bermacam-macam cara mempengaruhi bawahan tersebut guna kepentingan pemimpin yaitu tujuan organisasi. Agar proses mempengaruhi bisa berjalan lancar, maka pemimpin harus memperlakukan individu secara manusiawi. Manusia dalam melaksanakan kegiatannya senantiasa dipengaruhi oleh kepribadian yang berbeda-beda, misalnya sifat, sikap, nilai-nilai, keinginan, dan minat untuk itu akan berpengaruh pada gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan pada dasarnya adalah merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Dalam hal ini usaha menyelaraskan persepsi diantara orang yang akan h. 145. 3 Syaiful Sagala, Adininisirasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV. Alfabeta, 2005),

5 mempengaruhi perilaku dengan orang yang akan perilakunya di pengaruhi menjadi amat penting kedudukannya. 4 Veithzai Rivai menambahkan bahwa gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola prilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin. 5 Selama bertahun-tahun ketika orang-orang membicarakan gaya kepemimpinan ini, mereka mengidentifikasikan dua kategori gaya yang ekstrim yakni: gaya kepemimpinan otokratis dan gaya kepemimpinan demokratis. Kepemimpinan otokratis dipandang sebagai gaya yang berdasar atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas. Sementara itu gaya kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Tannenbaun dan Schmidt dalam artikel mereka yang dimuat dalam majalah Harvard Business Review: How To Choose a Leadership Pattern, berargumentasi bahwa gaya kepemimpinan otokratis dan demokratis, keduanya merupakan gaya kepemimpinan dan oleh karenanya dapat didudukkan dalam suatu kontinum dari perilaku pemimpin yang sangat otokratis pada suatu ujung sampai kepada perilaku pemimpin yang sangat demokratis pada ujung yang lain. 6 4 Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h.49. 5 Veithzai Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 64. 6 Miftah Thoha. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010) h. 302-304

6 Melalui gaya kepemimpinan itulah seorang pemimpin akan mampu mentransfer beberapa nilai seperti penekanan pada kelompok, dukungan guruguru maupun karyawan, toleransi terhadap resiko, kriteria pengubahan, dan sebagainya pada sisi lain pegawai akan membentuk suatu persepsi subyektif mengenai dasar-dasar nilai yang ada dalam organisasi sesuai dengan nilai-nilai yang ingin disampaikan pimpinan melalui gaya kepemimpinannya. Fungsi seorang pemimpin ada yang berkaitan dengan tugas (task related) dan ada yang berkaitan dengan pemeliharaan kelompok (group maintenance). Dalam hal fungsi kepemimpinan yang berkaitan dengan pemeliharaan kelompok, erat hubungannya dengan iklim dan dinamika kelompok. Ada saja bawahan yang merasa nyaman dalam bekerja (semangat kerja tinggi) meskipun pimpinan melakukan pengawasan dengan ketat melalui gaya instuktif (telling, dalam hal ini adalah task-related). Pada saat yang bersamaan, ada bawahan yang merasa tidak nyaman bekerja dalam situasi seperti tersebut. 7 Pada sebuah lembaga pendidikan khususnya di sekolah, gaya kepemimpinan seorang kepala sekolah merupakan bagian dari iklim organisasi sekolahnya. Hal tersebut dapat terlihat dari pendapat para ahli tentang pengertian organisasi dan iklim organisasi itu sendiri. Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri atau suatu bentuk kelompok individu-individu dengan struktur dan tujuan tertentu. 8 7 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan Permasalahanya, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 41. 8 Veithzal Rivai, op.cit., h. 188-189.

7 Kepala Sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan menggerakkan dan menyerasikan semua sumberdaya pendidikan yang tersedia di sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Kepala sekolah dikatakan sebagai pemimpin yang efektif bilamana ia mampu menjalankan proses kepemimpinannya yang mendorong, mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan dan tingkah laku kelompoknya. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada sebuah lembaga pendidikan tingkat menengah di Kota Banjarmasin yakni pada SMP SMIP 1946 Banjarmasin yang didirikan pada tahun 1946, tepatnya didirikan secara resmi pada tanggal 15 Oktober 1946 atau setahun dua bulan setelah kemerdekaan RI diploklamirkan. Berdasarkan kondisi objektif di lapangan Sejak berdirinya Sekolah ini dari tahun ke tahun telah mengalami peningkatan dan perkembangan yang signifikan. Sejak berdirinya sekolah (1946) sampai dengan sekarang (2011), SMP SMIP 1946 Banjarmasin telah menjalani 9 (sembilan) periode pergantian kepemimpinan kepala Sekolah, yaitu (1) Khatib Syarbaini Yasir (1946 1951); (2) H. Hasan Mugni Marwan (1951 1958); (3) H. Ijab (1958 1964); (4) H. Syahrani (1964 sebagai pjs); (5) Aspan (1964 1967); (6) H. Abdul Majid Salman (1968 1972); (7) Abdurrahman

8 (1973 1976); (8) Aliansyah Ismail (1976 1995); dan pada saat ini di bawah kepemimpinan Dra. Hj. Rajihah sejak 1995 hingga sekarang (2011). 9 Berdasarakan kondisi objektif di lapangan, sejak tahun 1995 sampai dengan sekarang, kepemimpinan kepala sekolah SMP SMIP 1946 yang diberikan wewenang kepada Dra. Hj. Rajihah sebagai kepala sekolah terlihat bahwa kepemimpinan kepala SMP SMIP 1946 Banjarmasin hingga saat ini telah berjalan dengan baik dan maksimal. Hal tersebut dibuktikan dengan pelaksanaan kepemimpinan yang senantiasa melibatkan guru dalam pengambilan keputusan. Rapat dan pertemuan dengan guru sering dilaksanakan untuk membicarakan usaha dalam rangka memajukan sekolah. Para dewan guru dan karyawan diberikan kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri serta diberikan suport dan motivasi yang tinggi untuk meningkatkan profesionalitasnya. Berbagai gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui proses komunikasi dengan bawahannya. Hal tersebut menjadi dimensi dalam kepemimpinan dan merupakan teknik-teknik untuk memaksimalkan pengambilan keputusan dan meningkatkan kualitas pendidikan serta mutu sekolah. Beranjak dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang bagaimana gaya dan strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang dituangkan dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang berjudul Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMP SMIP 1946 Banjarmasin. 9 Profil SMP SMIP 1946 dari Masa ke Masa, h. 6.

9 Untuk menghindari interpretasi yang keliru dan kemungkinan adanya kesalahpahaman tentang judul di atas, maka penulis merasa perlu memberikan penjelasan penegasan judul mengenai istilah yang ada pada judul di atas: 1. Gaya Kepemimpinan Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. 10 Sedangkan kepemimpinan diambil dari kata lead dalam bahasa Inggris yang berarti memimpin, sedangkan leader adalah seorang pemimpin dan leadership adalah kepemimpinan. 11 2. Kepala Sekolah Kepala sekolah yang penulis maksud di sini yaitu pimpinan SMP SMIP 1946 Banjarmasin yakni kepala sekolah yang ditunjuk dan diberi wewenang serta diberi tugas untuk memimpin menjalankan roda pendidikan atau lembaga pendidikan tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan penegasan judul di atas, maka dapatlah penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gaya kepemimpinan kepala sekolah di SMP SMIP 1946 Banjarmasin? 2. Faktor-faktor apa yang memepengaruhi gaya kepemimpinan kepala sekolah di SMP SMIP 1946 Banjarmasin? 2008). h. 351 10 Agung Harapan, Kamus Ilmiah Populer, (Jakarta: Pustaka Agung, 2009), h. 171. 11 John. M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,

10 C. Alasan Memilih Judul Adapun yang menjadi alasan dalam memilih judul di atas adalah: 1. Peran penting kepala sekolah sangat dibutuhkan karena dia orang yang paling bertanggung jawab terhadap lembaganya. 2. Melihat pentingnya kepemimpinan kepala sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. 3. Mengingat usaha pembinaan sekolah banyak tergantung kepada kepala sekolah sebagai pimpinan yang memberikan pengawasan kearah perbaikan dan juga berfungsi merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan dan mengawasi jalannya program sekolah. 4. Sepengetahuan penulis dengan pihak sekolah, masalah gaya kepemimpinan kepala sekolah di SMP SMIP 1946 Banjarmasin belum ada yang meneliti. D. Tujuan Penelitian Mengacu pada perumusan masalah tersebut di atas, dalam penelitian ini ada beberapa hal yang dapat dicapai. Secara umum yaitu dapat memberikan gambaran mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan peningkatan mutu pendidikan di era desentralisasi dan otonomi daerah. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasikan hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan kepala sekolah di SMP SMIP 1946 Banjarmasin?

11 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang memepengaruhi gaya kepemimpinan kepala sekolah di SMP SMIP 1946 Banjarmasin? E. Signifikansi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mendapat temuan yang lebih mendalam dan komprehensif sesuai dengan tema penelitian. Diharapkan dari hasil penelitian tersebut akan diungkap bagaimana idealnya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru, sehingga manfaat yang diharapkan adalah: 1. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang terkait mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan masalah tersebut dalam meningkatkan mutu pendidikan.. 2. Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan penulis tentang masalah tersebut di samping itu juga sebagai bahan sumbangan pemikiran dan pengetahuan bagi pihak yang berminat untuk mempelajari masalah yang sama secara lebih mendalam. 3. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah, guru-guru, dan masyarakat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan pada khususnya dan kepala sekolah lainnya pada umumnya dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai pemimpin sekolah. F. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini akan di bagi ke dalam beberapa bab, yaitu:

12 Bab I pendahuluan, dalam bab ini berisi: latar belakang masalah, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi kajian teori yang terdiri dari teori-teori kepemimpinan dengan pembahasan tentang pengertian kepemimpinan, gaya kepemimpinan, macammacam gaya kepemimpinan. Bab III berisi metode penelitian yang meliputi jenis dan pendekatan, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, analisis data dan prosedur penelitian. Bab IV berisi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. Bab V penutup, berisi: simpulan dan saran-saran.