IRMA MUSTIKA SARI J

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TERHADAP SIKAP KELUARGA DALAM PEMBERIAN PERAWATAN ACTIVITIES DAILY LIVING

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia).

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

SRAGEN SKRIPSI JURUSAN FAKULTAS. Disusun oleh: J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. lansia hidup sehat, mandiri, dan produktif. Kemandirian dan produktivitas lansia tercermin dari Activities

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Memasuki masa tua berarti mengalami perubahan baik secara fisiologi

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN AKTIVITAS DASAR LANSIA DI PUSKESMAS KEDUNGJATI KABUPATEN GROBOGAN. Manuscript

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA POLENG GESI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memperbaiki keruskan yang diderita (Martono & Parka, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Masa tua merupakan masa yang paling bahagia. Yaitu masa dimana kita

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI DESA CELEP KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia didunia sebesar 400 juta berada di Asia (Data Informasi &

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

LAMPIRAN JADWAL KEGIATAN PEMBUATAN SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA BERDASARKAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi 3 yakni young old (70-75 tahun), old ( laporan PBB, populasi lansia meningkat sebesar dua kali lipat hanya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian, berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk Indonesia diproyeksikan dalam kurun waktu dua puluh lima tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU No.13 tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, menurunkan angka kematian, dan meningkatkan usia harapan hidup,

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

para1). BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan melakukan aktivitas secara mandiri. pembentukan pengertian dan belajar moral (Simanjuntak, 2007).

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan bukan saja terlepas dari penyakit, karena individu yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti mengalami fase fase perkembangan sejak. menjelaskan bahwa perkembangan bergerak secara berangsur angsur tapi

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008). Kemandirian lansia dalam

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PERSONAL DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana S-1 Keperawatan oleh: IRMA MUSTIKA SARI J 210050057 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa konsekuensi bertambahnya jumlah lansia. Pada abad 21 ini merupakan abad lansia (era of population aging), karena pertumbuhan lansia di Indonesia akan lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara lain. Indonesia diperkirakan mengalami aged population boom pada dua dekade permulaan abad 21 ini (Suwoko, 2004). Peningkatan angka harapan hidup tersebut sangatlah bermakna karena akan meningkatkan taraf hidup dan pelayanan kesehatan di Indonesia, dan membuat populasi orang yang berusia lanjut di Indonesia semakin meningkat. Harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan jumlah dan proporsi pada tahun 1980. Harapan hidup perempuan adalah 54 tahun pada tahun 1980, kemudian 64 tahun pada tahun 1990, dan 70 tahun pada tahun 2000, sedangkan harapan hidup bagi laki-laki adalah 50 tahun pada tahun 1980, 61 tahun pada tahun 1990, dan 65 tahun pada tahun 2000. Dengan semakin meningkatnya taraf hidup dan pelayanan kesehatan di Indonesia, akan membuat populasi orang yang berusia lanjut di Indonesia semakin meningkat (Halim, 2008). Pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia tercatat sebagai paling pesat di dunia dalam kurun waktu tahun 1990-2025. Jumlah lansia pada 1

2 tahun 2002 yaitu sekitar 16 juta orang, akan menjadi 25,5 juta pada tahun 2020. Hal ini berarti bahwa jumlah lansia di Indonesia akan berada di peringkat empat dunia di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat (Darmojo, 2002). Secara psikologis lanjut usia adalah fase usia yang memiliki kebutuhan dan karakteristik tersendiri yang unik berbeda dengan fase-fase perkembangan sebelumnya. Secara umum individu memiliki keunikan, yang artinya sekalipun mereka sama-sama lanjut usia tapi mereka pasti memiliki karakteristik yang berbeda (Depsos, 2006). Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang mempunyai bentangan kegiatan yang sangat luas yaitu antara lain berjalan, berbicara, membaca dan seterusnya. Manusia juga merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri sehingga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat (Notoatmojo, 2005). Alwisol (2004) menambahkan manusia sebagai sistem yang kompleks, memakai energi untuk berbagai tujuan seperti bernafas, bergerak, mengamati dan mengingat. Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia akan mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan yaitu perubahan penampilan dan perubahan bagian dalam tubuh seperti misalnya sistem syaraf otak, perubahan panca indera seperti penglihatan, pendengaran, perasaan, dan perubahan motorik. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka.

3 Sehingga secara umum akan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari (Suhartini, 2004). Lanjut usia merupakan usia yang penuh kemandirian baik dalam tingkah laku kehidupan sehari-hari. Dengan menjaga kesehatan fisik, mental, spiritual, ekonomi dan sosial, seseorang dapat memilih masa tua yang lebih membahagiakan, terhindar dari masalah kesehatan (Astuti 2007). Suhartini (2004) menambahkan dengan kondisi yang sehat mereka dapat melakukan aktivitas apa saja tanpa meminta bantuan orang lain, atau sesedikit mungkin tergantung kepada orang lain. Apabila ketergantungan tidak segera diatasi, maka akan menimbulkan beberapa akibat seperti gangguan sistem tubuh, timbulnya penyakit, menurunnya Activity of Daily Living (ADL). Penurunan Activity of Daily Living (ADL) disebabkan oleh persendian yang kaku, pergerakan yang terbatas, waktu bereaksi yang lambat, keseimbangan tubuh yang jelek, gangguan peredaran darah, keadaan yang tidak stabil bila berjalan, gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran (Setiabudi dan Hardywinoto, 1999). Panti Wredha Darma Bhakti Pajang merupakan salah satu tempat untuk merawat lanjut usia di Karesidenan Surakarta. Di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang terdapat 88 orang lanjut usia. Sebagian besar dari mereka mempunyai pendidikan yang rendah (Sekolah Dasar). Dilihat dari status perkawinan mereka, mereka banyak yang hidup sendiri (baik janda, duda, tanpa keluarga). Diantara 88 lanjut usia tersebut, ada sekitar 22 orang lanjut usia yang berada di ruang isolasi. Di ruang isolasi mereka banyak membutuhkan bantuan dalam

4 melaksanakan aktivitas sehari-hari seperti mengenakan dan melepas pakaian, mandi, berpindah dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya, makan dan minum, BAK dan BAB, personal toilet mereka membutuhkan bantuan dan pengawasan dari petugas panti dan sesama lansia, kemudian jalan di permukaan datar mereka dapat melakukannya sendiri dengan menggunakan tongkat atau rambatan pada tembok. Lanjut usia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta mempunyai rata-rata usia 60 tahun ke atas. Dengan semakin bertambahnya usia mereka maka semakin berkurangnya kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-harinya, kemudian dilihat dari jenis kelaminnya lanjut usia pria lebih mandiri dibandingkan dengan lanjut usia wanita, hal ini dapat dilihat dari jumlah lanjut usia yang berada di ruang isolasi ada 19 orang lanjut usia wanita dan 3 orang lanjut usia pria. Lanjut usia yang mandiri ada sekitar 66 orang. Dengan pekerjaan masa lalu mereka yang umumnya monoton, dan tidak berkembang mengakibatkan mereka tidak puas dengan pekerjaannya dan bergantung pada keluarganya. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara karakteristik personal dengan kemandirian dalam Activity of Daily Living (ADL) pada lansia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat diambil perumusan masalah yaitu : Adakah hubungan antara karakteristik

5 personal dengan kemandirian dalam Activity of Daily Living (ADL) pada lansia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik personal dengan kemandirian dalam Activiy of Daily Living (ADL) pada lansia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta. Tujuan khusus : 1. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan kemandirian dalam Activity of Daily Living (ADL) pada lanjut usia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta. 2. Mengetahui hubungan antara umur dengan kemandirian dalam Activity of Daily Living (ADL) pada lanjut usia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta. 3. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan kemandirian dalam Activity of Daily Living pada lanjut usia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta. 4. Mengetahui hubungan antara status perkawinan dengan kemandirian dalam Activity of Daily Living (ADL) pada lanjut usia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta. 5. Mengetahui hubungan antara pekerjaan masa lalu dengan kemandirian dalam Activity of Daily Living (ADL) pada lanjut usia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta.

6 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat khususnya lansia, bagi peneliti, bagi instansi pemerintahan maupun swasta dan bagi institusi pendidikan tinggi keperawatan. 1. Bagi Komunitas Khusus ( Lansia) Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan pada lanjut usia dalam melakukan Activity of Daily Living (ADL) di panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta. 2. Bagi Peneliti Bagi peneliti memberikan pengalaman dan wawasan dalam penelitian yang akan dilakukan 3. Bagi Instansi Pemerintahan maupun Swasta Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pada penyelenggara pelayanan kesehatan terutama perawat dan keluarga lanjut usia bahwa lanjut usia juga merupakan bagian dari sasaran yang harus diberikan perhatian terutama pada proses keperawatan agar dapat dijadikan landasan dalam merencanakan Asuhan Keperawatan pada lansia. 4. Bagi Institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya dan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut.

7 E. Keaslian Penelitian Penelitian yang menyangkut tentang lanjut usia saat ini semakin pesat dan berkembang akan tetapi penelitian tentang hubungan antara karakteristik personal dengan kemandirian dalam Activity of Daily Living (ADL) pada lansia sejauh pengetahuan peneliti belum pernah dilakukan, adapun penelitian yang mendukung penelitian ini adalah : 1. Penelitian Setyowati (2007) dengan judul penelitian : Pengaruh Pemberian Penyuluhan Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Tentang Activity of Daily Living (ADL) pada lansia di Dukuh Tegal Ombo Kalijambe Sragen. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan eksperimen korelasional. Data yang terkumpul di analisis dengan statistik parametrik teknik bivariat yaitu dengan uji independent t test dan paired sampel t test. Penelitian dilaksanakan di Dukuh Tegal Ombo Kecamatan Sragen dengan sampel sebanyak 72 orang lansia yang terdiri dari 36 orang lansia yang diberikan penyuluhan kesehatan dan 36 orang lansia tidak diberikan penyuluhan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan lansia tentang ADL. Perbedaan penelitian yang dilakukan Setyowati yaitu meneliti tentang pemberian penyuluhan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan dan sikap, dan penelitian dilakukan di Dukuh Tegal Ombo Sragen, jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan eksperimen korelasional tetapi

8 peneliti memfokuskan penelitian tentang karakteristik personal lanjut usia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta. 2. Penelitian Firmannulah (2007) dengan judul penelitian : Hubungan Antara Tingkat Depresi Dengan Kemampuan Aktivitas Dasar Sehari-Hari Pada Lansia Di PSTW Budhi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik kolerasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dengan interpretasi korelasi negatif antara tingkat depresi dengan kemampuan aktivitas seharihari pada lanjut usia di Panti Sosial Tresna Wredha unit Budhi Luhur Yogyakarta. Perbedaan penelitian adalah variabel yang diteliti yaitu tingkat depresi, dan penelitian dilakukan di PSTW Budhi Luhur Yogyakarta dengan mengambil sampel sebanyak 44 orang lanjut usia tetapi peneliti memfokuskan penelitian tentang karakteristik personal pada lanjut usia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta dengan mengambil sampel sebanyak 46 orang. 3. Penelitian Ardiyanti (2009) dengan judul penelitian : Hubungan Antara Senam Lansia Dengan Kemandirian Melakukan Aktivitas Dasar Seharihari di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta. Jenis penelitiannya adalah inferensial analitik kuantitatif. Hasil penelitian senam lansia dalam kategori sangat baik (90,57%). Kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari-hari dalam kategori mandiri (96,23%).

9 Perbedaan penelitian adalah jenis penelitiannya yaitu inferensial analitik kuantatif dan variabel yang diteliti yaitu senam lansia, dan penelitiannya dilakukan di PSTW Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta tetapi peneliti memfokuskan penelitian tentang karakteristik personal dengan desain deskriptif correlative dan penelitian dilaksanakan di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta.