BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

dokumen-dokumen yang mirip
TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tanwirul Mikdas, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terdiri atas menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu lingkungan sangat kaya dengan sumber-sumber media dan alat

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Vina Agustina, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sadar dapat mengembangkan aspek potensial dalam dirinya terhadap. sehingga Allah meninggikan kedudukannya beberapa derajat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V SD NEGERI TRUNENG KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Secara umum, pembelajaran bahasaindonesia terbagi menjadi empat. aspek keterampilan yang harus dikuasai siswa. Keempat keterampilan tersebut

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara keempat keterampilan berbahasa tersebut, menulis merupakan keterampilan berbahasa tertinggi yang dimiliki oleh peserta didik karena keterampilan menulis merupakan akumulasi dari semua pengetahuan kebahasaan. Menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung(rosidi,2009:2) Memang harus diakui bahwa menulis bukanlah keterampilan yang mudah, tetapi jika sering berlatih, maka menulis akan menjadi suatu keterampilan yang mudah. Banyak siswa yang menguasai bahasa Indonesia secara tertulis tetapi tidak dapat menghasilkan tulisan karena tidak tahu apa yang akan ditulis dan bagaimana menuliskannya. Banyak pula siswa yang mengetahui banyak hal untuk ditulis dan tahu pula menggunakan bahasa tulis, tetapi tidak dapat menulis karena tidak tahu caranya.

2 Seperti halnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia, siswa masih sering mengalami kesulitan dalam meningkatkan kompetensi menulisnya. Mereka merasa sulit untuk memulai menulis, sulit untuk mengatur ide yang ingin mereka tuangkan dalam tulisan tersebut, dan setelah mendapatkan ide mereka merasa sulit untuk mengembangkan ide tersebut. Pada hakikatnya, fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Sebagaimana diketahui bahwa saat ini orientasi pembelajaran bahasa berubah dari penekanan pada pembelajaran aspek bentuk ke pembelajaran yang menekankan pada aspek fungsi. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses negosiasi pesan dalam suatu konteks atau situasi (Sampson dalam Depdiknas 2005:7). Tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa Indonesia, pengetahuan bahasa diajarkan untuk menunjukkan siswa terampil berbahasa yakni terampil mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa hanya bisa dikuasai dengan latihan yang terus menerus dan sistematis, yakni harus sering berlatih mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pedoman Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI kelas V (BSNP, 2007: 6), dinyatakan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien baik secara lisan maupun tulis.

3 Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia ini dijabarkan secara lebih khusus dalam standar kompetensi menulis, yakni mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis serta dalam kompetensi dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan (BSNP, 2007: 8). Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Mengapa? Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa karena dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan, pendapat, pemikiran, dan perasaan yang mereka miliki serta memecahkan masalah melalui bahasa tulis. Selain itu menulis juga dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis serta mengembangkan berbagai ilmu atau pengetahuan yang dimiliki dalam sebuah tulisan, baik dalam bentuk esai, artikel, laporan ilmiah, cerita pendek, puisi, dan sebagainya. Menulis merupakan suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman merupakan suatu keterampilan yang produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek berbicara maupun keterampilan reseptif, yaitu aspek membaca dan mendengarkan, serta pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat,

4 penggunaan ejaan dan tanda baca. Juga harus diiringi dengan pemahaman akan berbagai jenis karangan dan pengembangannya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditegaskan bahwa tugas guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswa harus didorong secara aktif berlatih menggunakan bahasa, khususnya keterampilan menulis. Tugas seorang guru adalah menciptakan situasi dan kondisi supaya siswa dapat belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, secara lisan maupun tulis. Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya (BSNP, 2007:5). Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak pencapaian misi pembaruan pendidikan, guru berada di titik pusat untuk mengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan dan misi pendidikan nasional. Oleh karena itu, guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif, perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Tabel 1.1 menunjukkan hasil prestasi belajar Bahasa Indonesia kelas V semester 1 tahun pelajaran 2009/2010. Dari tabel ini dapat disimpulkan bahwa siswa memperoleh nilai terendah dalam keterampilan menulis dibandingkan dengan keterampilan berbicara, mendengarkan, dan membaca.

5 Tabel 1.1 Nilai Rerata Bahasa Indonesia Semester 1 Siswa Kelas V b SDN 1 Pahoman Tahun Pelajaran 2009/2010 Keterampilan bahasa Indonesia Rerata KKM = 60 Berbicara 75,93 Memenuhi KKM Mendengarkan 71,93 Memenuhi KKM Membaca 64,37 Memenuhi KKM Menulis 50,76 Tidak memenuhi KKM Peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang keterampilan menulis, khususnya menulis karangan narasi di SDN 1 Pahoman setelah mendapati rerata skor standar kompetensi menulis tiga tahun berturut-turut, khususnya kompetensi dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman. Tabel 1.2 Nilai Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman kelas V SDN 1 Pahoman dari tahun ajaran 2007/2008 2009/2010 Tahun ajaran Nilai rerata menulis karangan narasi 2007/2008 46,00 2008/2009 56,00 2009/2010 38,53 Selama tiga tahun berturut-turut skor siswa untuk kompetensi dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman pribadi masih di bawah KKM. Berdasarkan data tersebut peneliti melakukan prates terhadap siswa kelas Vb dan mendapatkan hasil prates siswa kelas Vb sebanyak 28 orang di tahun pelajaran 2010/2011. Hasil rerata prates menulis karangan narasi 57,87, skor untuk indikator tata bahasa 56,43 dan untuk indikator isi cerita 59,30. Hasil prates ini masih belum memenuhi KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 62,50. Peneliti melakukan prates terhadap kemampuan menulis karangan narasi karena ingin mengetahui entry behavior siswa kelas V di tahun pelajaran 2009/2010, untuk memberi tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa.

6 Dalam standar kompetensi menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester 1, ada 3 kompetensi dasar yang dibelajarkan, yakni menulis karangan narasi, menulis surat undangan, dan menulis dialog sederhana. Dari ketiga kompetensi dasar ini prestasi belajar siswa untuk pembelajaran menulis karangan narasi merupakan prestasi belajar terendah dibandingkan dua kompetensi dasar lain. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini. Tabel 1.3 Nilai Rerata Kompetensi Dasar Menulis Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Semester 1 Kelas Vb SDN 1 Pahoman Tahun Pelajaran 2009/2010 Kompetensi dasar menulis Rerata KKM = 60 Menulis karangan narasi 38,53 Tidak memenuhi KKM Menulis surat undangan 48,96 Tidak memenuhi KKM Menulis dialog sederhana 64,80 Memenuhi KKM nilai rerata 50,76 Keterampilan siswa untuk menulis masih sangat terbatas, terlebih lagi untuk dapat menulis karangan narasi. Agar dapat menulis siswa perlu diberikan stimulus yang bertujuan untuk membantu mereka dalam proses menulis karangan, terkadang siswa juga perlu dimotivasi dengan menggunakan teknik dan media pembelajaran yang menarik. Untuk itu, peneliti perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik menulis dengan baik. Keberhasilan pembelajaran menulis dipengaruhi oleh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang tidak maksimal dan kurang terprogram dapat mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Oleh karena itu, seharusnya guru memilih metode, teknik, dan media yang sesuai dengan materi pembelajaran, sehingga siswa mudah menguasai keterampilan menulis. Hal tersebut menuntut

7 guru agar lebih saksama melaksanakan program pengajaran serta memilih media yang cocok dan menarik sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. Permasalahan ini diperburuk dengan keberadaan guru yang tidak merencanakan dan mempersiapkan dengan baik skenario pembelajaran di kelas. Seorang guru wajib merencakan atau merancang proses pembelajaran yang akan berlangsung di kelas dengan terlebih dahulu membuat RPP sebelum membelajarkan materi di kelas, karena di dalam RPP tertuang dengan jelas dan detail skenario pembelajaran yang akan dilakukan. Tidak hanya itu, di dalam RPP juga tertuang strategi/teknik/pendekatan apa yang akan diterapkan, media yang digunakan, buku-buku yang digunakan, dan proses evaluasi setelah pembelajaran. Ironisnya masih banyak guru yang tidak membuat RPP karena menganggap sudah menguasai seluruh materi yang akan dibelajarkan kepada para siswa. Ada guru yang menggunakan RPP yang sama dari tahun ke tahun. Namun, ada juga guru yang membuat RPP, hanya sekadar membuat RPP sebagai syarat kelengkapan administrasi dan ada yang benar-benar mempersiapkan RPP dengan baik. Mind Mapping digunakan sebagai stimulus bagi siswa yang digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba satu pembaruan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi melalui penggunaan teknik Mind Mapping dalam tahap pra menulis terutama pada saat siswa membuat kerangka karangan. Mind Mapping digunakan terutama pada proses membuat kerangka karangan, sehingga diharapkan siswa akan lebih mudah untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan dan diharapkan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran menulis.

8 Menurut Tony Buzan (dalam Olivia, 2008: 7) dengan memanfaatkan gambar dan teks ketika seseorang mencatat atau mengeluarkan suatu ide yang ada di dalam pikirannya, seseorang telah menggunakan dua belahan otak secara sinergis. Apalagi jika dalam mind map itu kemudian ditambahkan warna-warna dan gambar-gambar yang memperkuat emosi. Selain itu mind mapping juga bisa digunakan untuk membuat catatan dengan cara membuat pengelompokan atau pengkategorian setiap materi yang dipelajari. Setiap kategori dipastikan akan lebih mudah diserap karena di dalam otak sudah terdapat bagian yang bertugas menyimpan materi. Barry Buzan (dalam Sindoro, 2004: 15) mengatakan bahwa mind mapping adalah alat yang lebih ampuh untuk berpikir karena alat ini memungkinkannya (dan juga para pengguna mind mapping) membuat sketsa ide utama (kerangka karangan) dan melihat dengan cepat serta jelas bagaimana semua data saling berkaitan. Mind mapping membekali penggunanya dengan tahap antara proses berpikir dan benar-benar menuangkan kata-kata di atas kertas (tahap pra menulis). Barry Buzan sampai pada suatu kesimpulan bahwa menggunakan teknik mind mapping dalam menulis berarti menjembatani kesenjangan antara berpikir dan menulis. Peneliti memilih teknik mind mapping karena beberapa manfaat menggunakan mind mapping (dalam Sindoro, 2004: 165 & 172), di antaranya membantu pengguna mengembangkan pikiran dalam mengklasifikasi (membuat kerangka karangan), mengkategorisasi, ketajaman, dan kejelasan suatu hal; membuat pengguna dapat mengumpulkan data yang kompleks dalam bentuk yang terintegrasi di satu halaman, sehingga meningkatkan kemungkinan membuat

9 keputusan berdasarkan pada informasi dan analisis yang matang; sasaran belajar dapat dicapai dengan jauh lebih cepat; menulis dengan mind mapping dapat dengan cepat dan mudah diubah menjadi esai, presentasi, dan bentuk kreatif atau komunikatif yang lain; kejelasan pikiran analitis yang semakin bertambah; kesenangan yang semakin tumbuh karena mengakumulasikan pengetahuan; dan dapat menjadi catatan permanen dan dapat diakses dengan mudah semua pengalaman belajar yang signifikan. Teknik mind mapping cocok digunakan untuk membelajarkan menulis karangan, terutama pada tahap pramenulis, pada siswa kelas V di SDN 1 Pahoman karena (1) siswa sulit berkonsentrasi dalam belajar, belajar dengan menggunakan mind mapping akan membantu siswa untuk berkonsentrasi dan lebih baik dalam mengingat, (2) umumnya siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, belajar dengan menggunakan mind mapping akan melatih inisiatif dan rasa ingin tahu mereka, (3) siswa masih kurang kreatif, belajar dengan menggunakan mind mapping akan meningkatkan kreativitas dan daya cipta siswa, (4) dalam menulis karangan masalah utama siswa adalah sulit untuk memunculkan ide untuk ditulis dalam karangan, belajar dengan menggunakan mind mapping akan membantu siswa untuk mendapatkan atau memunculkan ide untuk ditulis dalam karangan, serta membuat siswa tetap fokus pada ide utama maupun ide tambahan. Teknik mind mapping diharapkan dapat mengenalkan, menunjukkan, memotivasi, dan menarik minat siswa kelas V SDN 1 Pahoman dalam menulis karangan narasi dan diharapkan kemampuan menulis karangan narasi siswa akan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kemampuan

10 Menulis Karangan Narasi dengan Teknik Mind Mapping Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pahoman. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan-permasalahan yang timbul berkaitan dengan rendahnya keterampilan menulis karangan narasi dapat diidentifikasi sebagai berikut. (1) Pembelajaran menulis yang belum efektif; (2) Guru belum menggunakan perencanaan pembelajaran dengan menerapkan teknik yang variatif dalam pembelajaran menulis; (3) Guru belum menggunakan teknik yang variatif dalam pembelajaran menulis karangan narasi; (4) Guru belum menggunakan evaluasi yang tepat untuk mengevaluasi hasil dan pembelajaran menulis karangan narasi; (5) Guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang konvensional; (6) Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan; (7) Rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis; (8) Rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran menulis; (9) Siswa belum mampu mengembangkan ide dalam menulis sehingga enggan menulis; (10) Aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis masih pasif; dan (11) Nilai pembelajaran menulis narasi siswa kelas V selama tiga tahun berturut turut di tahun pelajaran 2007/2008 sebesar 46, 2008/2009 sebesar 56, dan 2009/2010 sebesar 38,53 masih di bawah KKM sebesar 60.

11 Untuk mengatasi masalah yang terdapat pada guru, sebaiknya metode atau teknik pembelajaran yang selama ini digunakannya diubah. Dalam hal ini, sebaiknya guru menerapkan teknik mind mapping dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Selain itu, guru lebih banyak berkomunikasi dengan siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami serta memberikan kesempatan untuk bertanya. Sistematika dan proses evaluasi juga perlu diperbaiki, sehingga guru dapat mengevaluasi hasil tulisan siswa secara objektif dan sesuai dengan komponen-komponen yang perlu dinilai dalam sebuah karangan. Sementara itu, untuk mengatasi masalah pada siswa yang kurang berminat mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, guru sebaiknya memberikan arahan dan pengertian kepada siswa bahwa pentingnya pelajaran Bahasa Indonesia dalam kehidupan mereka. Tak kalah pentingnya penggunaan teknik dan strategi yang baru yang dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi dan memudahkan siswa dalam menuangkan ide-ide dalam menulis. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) RPP belum menggunakan teknik mind mapping dalam pembelajaran menulis; (2) Belum menerapkan teknik yang bervariasi dalam pembelajaran menulis karangan narasi, cara guru membelajarkan materi pelajaran kurang kreatif, hanya menggunakan metode ceramah akibatnya siswa merasa jenuh belajar, aktivitas belajarnya masih rendah, dan keterampilan siswa dalam menulis kurang maksimal;

12 (3) Belum adanya format evaluasi yang tepat dalam pembelajaran menulis narasi; (4) Nilai pencapaian keterampilan menulis siswa masih rendah (di bawah KKM). 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut ini. 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran kemampuan menulis karangan narasi dengan teknik mind mapping? 2. Bagaimanakah proses pembelajaran kemampuan menulis karangan narasi dengan teknik mind mapping dilihat dari aktivitas siswa dalam pembelajaran? 3. Bagaimanakah sistem evaluasi pembelajaran kemampuan menulis karangan narasi dengan teknik mind mapping? 4. Bagaimanakah peningkatan nilai kemampuan menulis karangan narasi siswa dengan menggunakan teknik mind mapping? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menyusun perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada kompetensi dasar menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi siswa dengan menggunakan teknik mind mapping sebagai stimulus bagi siswa dalam membuat kerangka karangan yang akan menjadi blue print karangan siswa. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada kompetensi dasar menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi siswa melalui aktivitas siswa.

13 3. Mendeskripsikan sistem evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia pada kompetensi dasar menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi siswa dengan teknik mind mapping. 4. Mendeskripsikan peningkatan nilai pembelajaran Bahasa Indonesia pada kompetensi dasar menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi siswa dengan teknik mind mapping. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoretis penelitian ini diharapkan dapat a. memberikan sumbangan pemikiran dan tolok ukur kajian pada penelitian lebih lanjut berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis karangan narasi; b. menambah khasanah pengembangan pengetahuan mengenai pembelajaran menulis karangan narasi; dan c. menerapkan teori pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik mind mapping. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. a. Manfaat penelitian ini bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan 1. kemampuan menulis pada umumnya dan menulis karangan narasi pada khususnya; dan

14 2. kreativitas dan keberanian siswa dalam berpikir serta menuangkannya ke dalam tulisan. b. Manfaat penelitian ini bagi guru, yaitu 1. untuk memperkaya khasanah metode dan strategi dalam pembelajaran menulis; 2. untuk dapat memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan; 3. agar dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan; serta 4. dapat mengembangkan keterampilan guru kelas dalam membelajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam menerapkan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik mind mapping. c. Manfaat penelitian ini bagi sekolah, yakni dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah yang dapat disampaikan dalam pembinaan untuk meningkatkan kualitas guru melalui pelatihan tentang teknik mind mapping dalam pembelajaran.