BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand) Teori the bird in the hand dikemukakan oleh Gordon (1959) dan Lintner (1956). Berpandangan bahwa semakin tinggi deviden payout ratio, maka semakin tinggi pula nilai dari perusahaan. Gordon dan Lintner berpendapat bahwa investor menilai deviden payout lebih besar daripada pertumbuhan, karena mereka merasa lebih yakin jika menerima deviden dibandingkan jika menerima capital gain dari laba yang ditahan. Biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika DPR rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada capital gains. Investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains yield. Hal tersebut dikarenakan dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan (Ks) adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham. Ks adalah keuntungan dari dividen (dividend yield) ditambah keuntungan dari capital gains (Modligiani & Miller, 1958). b. Teori perbedaan pajak (Tax preference theory) Teori perbedaan pajak dikemukakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy (1979). Pandangan yang dikemukakannya bahwa semakin tinggi dividend payout ratio suatu perusahaan, maka nilai perusahaan tersebut akan semakin rendah. Hal 8
9 ini didasarkan pada pemikiran jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah daripada pajak atas deviden, maka saham yang memiliki pertumbuhan yang tinggi akan menjadi lebih menarik dan lebih banyak diminati. Berkaitan dengan clientile effect, terdapat dua kelompok investor, yaitu invest yang lebih menyukai untuk memperoleh pendapatan saat ini dalam bentuk pembagian deviden, namun ada pula investor yang menyukai untuk menginvestasikan kembali pendapatan mereka, karena investor ini berada dalam tarif pajak yang cukup tinggi. Dengan adanya dua kelompok tersebut, maka ada kecenderungan perusahaan untuk enggan melakukan perubahan kebijakan deviden. Hal ini disebabkan perubahan kebijakan deviden akan mengakibatkan beberapa investor akan menjual sahamnya, dan sebagai akibatnya harga saham akan mengalami penurunan. Adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains dikarenakan dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi dan capital gains yield rendah daripada saham dengan dividend yield rendah dan capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividend lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa (Margareta, 2005).
10 2. Kebijakan Dividend Kebijakan dividend adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan ( Van Horne and Wachowicz, 2005). Kebijakan dividend merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividend atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Kebijakan dividend tergambar pada dividend payout ratio, yaitu presentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividend tunai, artinya besar kecilnya dividend payout ratio mempengaruhi keputusan investasi pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keungan perusahaan (Sartono,2010:281). 3. Dividen Payout Ratio Dividend Payout Ratio merupakan presentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai cash dividend. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba yang dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham yang berupa dividen kas. Apabila laba perusahaan yang ditahan untuk keperluan operasional perusahaan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Sebaliknya jika perusahaan lebih memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka hal tersebut akan mengurangi porsi laba ditahan dan mengurangi sumber pendanaan intern.
11 Dividend Payout Ratio adalah perbandingan antara dividend per share dengan earning per share (Riyanto, dalam Rizky 2008). Dividend Payout Ratio = Dividend Per Share / Earning Per Share 4. Current Ratio Current ratio merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang segera harus dipenuhi (Riyanto, 2001). Current ratio menunjukkan likuiditas perusahaan yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo, semakin tinggi current ratio suatu perusahaan maka semakin tinggi pula dividen yang akan dibayar (Martati, 2010:1601). Menurut Subramanyam dan John J.Wild dan Irham Fahmi (2011:121) rasio lancar (current ratio) adalah ukuran yang umum digunakan secara luas sebagai ukuran likuiditas yang mencakup kemampuannya untuk mengukur : a. Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Semakin tinggi jumlah aset lancar terhadap kewajiban lancar, maka makin besar keyakinan bahwa kewajiban lancar tersebut akan dibayar. b. Penyangga kerugian. Rasio lancar menunjukan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar non kas pada aset tersebut dilepas. c. Cadangan dana lancar. Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan terhadap ketidakpastian atas arus kas perusahaan.
12 Menurut Arief sugiono (2009 : 68) Current ratio digunakan untuk mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi hutang yang akan dibayar atau jatuh tempo. Secara matematis, current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: Current Ratio = Current Asset/ Current Liabilities 5. Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Darmadji (2006:200), rasio utang tehadap ekuitas (debt to equity ratio) merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri. DER merupakan aspek leverage atau utang perusahaan, di mana utang merupakan komponen penting perusahaan, khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan. Sartono (2001:66) dalam Marlina dan Danica (2009:1), DER merupakan rasio utang terhadap modal. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang, di mana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan. Peningkatan utang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang diterima pemegang saham, hal ini disebabkan perusahaan akan membiayai utang terlebih dahulu kemudian sisa keuntungan akan dibagikan sebagai dividen. Martati (2010:1600), apabila manajemen memutuskan untuk melunasi utang yang sudah jatuh tempo, maka perusahaan perlu menahan laba yang diperoleh dalam jumlah yang besar, dengan demikian dividen yang
13 dibayarkan menjadi kecil. Debt to equity ratio ini dapat memberi gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan sehingga dapat terlihat tertagihnya suatu hutang (Prastowo dan Juliaty, 2002). Secara matematis, debt to equity ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: Debt to Equity Ratio = Total Utang / Total Modal 6. Ukuran Perusahaan (Firm Size) Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan ditentukan oleh total aset. Besar kecilnya perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi. Perusahaan yang memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen besar kepada pemegang saham. Sementara perusahaan yang baru dan masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal sehinnga kemampuannya untuk mendapatkan modal dan memperoleh pinjaman dari pasar modal juga terbatas. Oleh karena itu maka mereka cenderung untuk menahan labanya guna membiayai operasinya, dan ini berarti dividen yang akan diterima oleh pemegang saham akan semakin kecil, Ukuran perusahaan dapat diwakilkan dengan log natural dari total aset. (Handayani dan Hadinugroho, 2009:66). Total aset dipilih sebagai proksi dari variabel ukuran perusahaan. Ini dikarenakan total aset lebih stabil dan representatif dalam menunjukkan ukuran perusahan dibanding kapitaliasi pasar dan penjualan yang sangat
14 dipengaruhi oleh demand and supply (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Secara matematis size dapat dirumuskan sebagai berikut: Size = Ln dari total asset 7. Penelitian Terdahulu Penelitian yang membahas tentang pengaruh profitabitas, likuiditas, laverage dan firm size terhadap dividen payout rasio diantaranya adalah : Atim (2012). Dalam penelitian ini tentang Pengaruh Return On Invesment, Current Ratio, Debt Equity Ratio, terhadap Dividend Payout Ratio (Study Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Current Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Koefisien regresi pada Current Ratio yang bernilai positif memiliki arti semakin tinggi nilai Current Ratio maka nilai Dividend Payout Ratio juga akan semakin tinggi. Kadek (2016). Dalam penelitian ini tentang pengaruh NPM, DER dan CR terhadap DPR. Variabel current ratio dan debt to equity ratio berpengaruh negatif pada dividend payout ratio. Hal ini bermakna bahwa setiap kenaikan nilai current ratio/debt to equity ratio maka pada umumnya akan menurunkan kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen kepada pemegang saham. Mahfizatun (2013). Dalam penelitian ini tentang pengaruh profitabilitas, likuiditas dan firm size terhadap kebijakan dividen dan nilai perusahaan sektor
15 non jasa. Hasil penelitian ini ukuran perusahaan berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap kebijakan dividen. Ria (2012), dalam penelitian ini tentang analisis pengaruh current ratio dan net profit margin terhadap harga saham. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil penelitian menemukan bahwa Current Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Untuk para investor net profit margin memiliki pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan apakah investor akan membeli, menahan ataupun menjual saham. Dalam hal ini investor ingin mendapatkan deviden dari laba yang dimiliki perusahaan dan mendapatkan capital gain dari selisih positif harga beli dan harga jual saham. Investor ingin mendapatkan profit sehingga current ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam keinginan investor yang ingin mendapatkan profit. Wistriati (2015). Dalam penelitian ini tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividen payout rasio pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Growth, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ-45.
16 Tabel 2.1 Ikhtisar Penelitian Terdahulu No Peneliti dan tahun penelitian Judul penelitian Variabel penelitian Hasil penelitian 1 Atim Fabio Pengaruh Return On Dependen : Current Ratio (2012). Invesment, Current Dividend Payout berpengaruh secara Ratio, Debt Equity Ratio signifikan terhadap Ratio, terhadap Independen : ROA, Dividend Payout Dividend Payout CR, dan DPR Ratio. Koefisien Ratio (Study regresi pada Current Perusahaan Ratio yang bernilai Manufaktur yang positif memiliki arti Terdaftar di Bursa semakin tinggi nilai Efek Indonesia) Current Ratio maka nilai Dividend Payout Ratio juga akan semakin tinggi. 2 Kadek Dwi Pengaruh NPM, DER Dependen : Variabel current (2016) dan CR terhadap Dividend Payot Ratio ratio dan debt to Dividen Payout Ratio Independen : NPM, equity ratio DER dan CR berpengaruh negatif pada dividend payout ratio. Hal ini bermakna bahwa setiap kenaikan nilai current ratio/debt to equity ratio maka pada umumnya akan menurunkankemam puan perusahaan untuk membayarkan dividen kepada
17 pemegang saham.. 3 Mahfizatun Pengaruh Dependen: kebijakan Hasil penelitian ini Nurhayati (2013) profitabilitas, dividen. ukuran perusahaan likuiditas dan firm Independen : berpengaruh negatif size terhadap profitabilitas, tetapi signifikan kebijakan dividen dan likuiditas dan firm terhadap kebijakan nilai perusahaan size dividen sektor non jasa 4 Ria Andriani Analisis pengaruh Dependen : Hasil penelitian ini (2012) current ratio dan net Harga saham menunjukan bahwa profit margin terhadap Independe: current hasil penelitian harga saham ratio dan net profit menemukan bahwa margin Current Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Untuk para investor net profit margin memiliki pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan apakah investor akan membeli, menahan ataupun menjual saham. Dalam hal ini investor ingin mendapatkan deviden dari laba yang dimiliki
18 5 Wistriati (2015) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividen payout rasio pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Dependen : Dividend payout ratio. Independen : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Growth. perusahaan dan mendapatkan capital gain dari selisih positif harga beli dan harga jual saham. Investor ingin mendapatkan profit sehingga current ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam keinginan investor yang ingin mendapatkan profit. Hasil penelitian ini Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Growth, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ-45. Sumber : diolah dari berbagai jurnal dan skripsi
19 B. Rerangka Penelitian 1. Pengaruh Current Rasio terhadap Dividen Payout Rasio Tika Afrina (2014) memaparkan bahwa mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Current Rasio yang rendah menunjukan resiko likuiditas yang tinggi, sedangkan Current Rasio yang tinggi menunjukan adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang buruk terhadap probabilitas perusahaan. Kondisi ini mencerminkan jika Current Rasio mengalami kenaikan akan terjadi kenaikan pula pada Divident Payout Rasio. Sedanglan menurut Fabio Atim (2012) ketersediaan uang kas merupakan hal mutlak dan mendesak yang harus disiapkan perusahaan dalam pembayaran dividen. Ketersediaan uang kas ini bisa diperoleh melalui kas perusahaan, sekuritas, piutang usaha, dan persediaan yang terdapat pada aktiva lancar. Uang kas bisa diperoleh dari pinjaman atau hutang, sehingga semakin besar ketersediaan aktiva yang bisa diuangkian dalam waktu cepat maka dividen dapat segera terbayarkan. Beberapa penelitian terdahulu memberikan bukti bahwa Current Rasio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Divident Payout Rasio ( Tika Afrina 2014).
20 2. Pengaruh Debt to Equity Rasio terhadap Dividen Payout Rasio Menurut Esty (2016) mengutip pendapat Sutrisno (2001) Debt to Equity Rasio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban. Oleh karena itu semakin rendah Debt to Equity Rasio semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajiban. Semakin besare proporsi hutang yang digunakan dalam struktur modal maka semakin besar kewajiban yang ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Penelitian yang dilakukan oleh Tika Afrina (2014) berpendapat bahwa komitmen perusahaan disektor manufaktur untuk melakukan pembayaran dividen secara teratur menyebabkan kemampuan pembayaran dividen tidak dipengaruhi besar kecilmya hutang perusahaan bahkan kenaikan hutang dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen selama penggunaan hutang selalu diiringi peningkatan laba. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang memberikan bukti bahwa Debt to Equity Rasio berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Dividen Payout Rasio. 3. Pengaruh Firm Size terhadap Dividen Payout Rasio Menurut Made Wiradharma Swastyastu (2014) berpendapat bahwa firm size suatu perusahaan belum bisa menjamin perusahaan tersebut
21 membagikan laba kepada pemilik perusahaan dalam bentuk dividen atau dana tunai, perusahaan lebih bisa memilih menahan laba dimana laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang memberikan bukti bahwa Firm Size tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Dividen Payout Rasio ( Made Wiradharma Swastyastu, 2014). Current Ratio (X1) H1 Debt to Equity Ratio (X2) Firm Size (X3) H2 H3 Dividen Payout Ratio (Y) GAMBAR 2.1 RERANGKA PEMIKIRAN C. Hipotesis Berdasarkan tinjauan literatur sebelumnya dan dari penjelasan teoritis dan hasil dari penelitian terdahulu maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Firm Size sebagai variabel independen (bebas) dan Dividen Payout Ratio sebagai variabel dependen (terikat). Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah :
22 H1 : Current Ratio berpengaruh secara positif terhadap Dividen Payout Rasio perusahaan manufaktur. H2: Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio perusahaan manufaktur. H3: Firm Size berpengaruh secara positif terhadap Dividen Payout Ratio perusahaan manufaktur.