BAB V ANALISA PEREKONOMIAN ANTAR KABUPATEN/KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Arsyad (1999), inti permasalahan yang biasanya terjadi dalam

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2016 MENCAPAI 5,19 PERSEN

BPS KABUPATEN BATU BARA

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I Ekonomi Gorontalo Triwulan I-2015 Tumbuh 4,69 Persen Melambat Dibanding Triwulan I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2017

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015


PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat Triwulan I 2017 Terhadap Triwulan I 2016 (y on y)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I-2015


BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2015


BPS KABUPATEN MALINAU

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN SEMESTER I-2017

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Triwulan III-2017

EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA SEMESTER I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III-2015

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN II-2017

Transkripsi:

BAB V ANALISA PEREKONOMIAN ANTAR KABUPATEN/KOTA 5.1. PEREKONOMIAN MASING-MASING KABUPATEN/KOTA. Nilai tambah yang dihasilkan dari seluruh aktivitas ekonomi di suatu daerah selama satu tahun sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sumber daya alam yang tersedia di daerah tersebut. Potensi sumber daya alam yang tersedia di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTB relatif berbeda-beda, sehingga secara tidak langsung mempengaruhi kondisi penciptaan nilai tambah di masing-masing kabupaten/kota. Dengan demikian kondisi perekonomian di masing-masing kabupaten/kota sangat ditentukan oleh potensi sumber daya yang tersedia. Memperhatikan kondisi geografis Provinsi NTB yang cenderung agraris, pada umumnya penciptaan nilai tambah yang dominan di masing-masing kabupaten/kota berasal dari aktivitas pertanian, kecuali di Kabupaten Sumbawa Barat, Kota Mataram, dan Kota Bima. Di Kabupaten Sumbawa Barat, aktivitas pertambangan konsentrat tembaga telah menghasilkan nilai tambah yang paling besar dan dominan. Sedangkan untuk Kota Mataram dan Kota Bima mengandalkan aktivitas perdagangan, hotel, restoran dan jasa-jasa lainnya sebagai sumber terbesar penciptaan nilai tambah bruto. PDRB di pulau lombok lebih tinggi dibandingkan dengan PDRB di pulau sumbawa baik dengan subkategori pertambangan bijih logam maupun tanpa subkategori tersebut. Aktivitas ekonomi di pulau lombok lebih banyak dan bervariasi dibandingkan di pulau sumbawa. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk pulau lombok lebih banyak dan kondisi geografisnya relatif lebih menguntungkan. Tahun 2015, PDRB di pulau lombok mencapai kisaran 55,70 triliun rupiah, sedangkan di pulau sumbawa sekitar 49,30 triliun rupiah dengan subkategori pertambangan bijih logam dan sekitar 21,32 triliun rupiah tanpa subkategori pertambangan bijih logam. Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 71

Tabel 5.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2011 2015 KABUPATEN /KOTA PDRB ADH Berlaku (Milyar Rp) Pertumbuhan Ekonomi ( % ) 2011 2012 2013 2014* 2015** 2012 2013 2014* 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. LOMBOK BARAT 7.664,98 8.325,95 8.987,25 10.055,91 11.346,23 5,27 5,26 5,48 6,39 2. LOMBOK TENGAH 7.787,96 9.154,77 10.243,52 11.703,80 13.291,14 13,72 6,24 6,28 5,51 3. LOMBOK TIMUR 9.919,89 10.706,99 11.547,77 12.774,56 14.240,55 5,43 5,51 4,79 5,91 4. SUMBAWA 6.805,88 7.410,21 8.051,79 9.094,73 10.233,46 6,67 6,44 6,61 5,63 5. DOMPU 3.405,38 3.696,18 3.969,13 4.465,39 5.008,65 6,18 5,05 6,13 5,49 6. BIMA 5.553,61 6.006,57 6.492,35 7.325,51 8.293,34 5,95 5,11 6,01 5,73 7. SUMBAWA BARAT Dengan Tambang 13.805,77 10.323,16 9.950,93 9.589,90 21.769,10-26,27 3,53-1,32 107,07 Tanpa Tambang 2.102,70 2.292,47 2.460,70 2.756,63 3.085,91 6,72 4,91 4,61 5,06 8. LOMBOK UTARA 2.560,21 2.736,38 2.916,86 3.246,46 3.585,33 4,08 4,11 4,56 4,60 9. MATARAM 8.725,27 9.124,32 10.153,33 11.638,71 13.239,24 1,04 7,95 8,10 7,99 10. KOTA BIMA 2.022,52 2.192,21 2.373,69 2.672,89 2.993,33 5,60 5,58 5,87 5,74 N T B Dengan Tambang 68.176,69 69.022,23 73.618,88 81.671,42 102.791,56-1,54 5,16 5,06 21,24 Tanpa Tambang 56.284,85 60.848,87 65.977,77 74.858,05 84.423,81 5,52 5,42 6,16 5,62 Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara Dari tabel 5.1 di atas terlihat bahwa dengan memperhitungkan nilai tambah aktivitas pertambangan bijih logam, PDRB yang tertinggi tercipta di Kabupaten Sumbawa Barat yang mencapai 21,7 triliun rupiah. PDRB Kabupaten Sumbawa Barat selama rentang waktu 2011-2014 terus mengalami penurunan dikarenakan turunnya produksi PT. Newmont Nusa Tenggara (PT. NNT), namun pada tahun 2015 ini PDRB Kabupaten Sumbawa Barat kembali melonjak akibat meningkatnya produksi konsentrat. Sedangkan PDRB dengan nilai terendah sebesar 2,99 triliun rupiah tercipta di Kota Bima. Kondisi yang berbeda cukup signifikan ditunjukkan jika nilai tambah yang berasal dari aktivitas pertambangan bijih logam dieliminir. Perekonomian tanpa pertambangan bijih logam akan menunjukkan gambaran yang sangat berbeda ketika PDRB Kabupaten Sumbawa Barat tidak memasukkan pertambangan bijih logam. PDRB tertinggi akan tercipta di Kabupaten Lombok Timur dengan nilai sebesar 14,24 triliun rupiah, sedangkan Kabupaten Sumbawa Barat berada pada posisi 2 terendah diantara PDRB kabupaten/kota lainnya. 72 Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015

Sementara itu kondisi perekonomian masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTB selama 4 (empat) tahun terakhir mengalami laju pertumbuhan positif, kecuali di Kabupaten Sumbawa Barat. Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sumbawa Barat mengalami fluktuasi yang cukup berarti. Hal ini terjadi sebagai akibat turun naiknya produksi tambang bijih logam yang berada di wilayah kabupaten tersebut. Pada tahun 2015, kabupaten/kota yang mengalami pertumbuhan paling tinggi adalah Kabupaten Sumbawa Barat dengan laju pertumbuhan mencapai 107,07 persen setelah selama 3 tahun sebelumnya mengalami pertumbuhan yang negatif. Sedangkan Kabupaten Lombok Utara mengalami pertumbuhan terendah dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya yaitu sebesar 4,60 persen. 5.2. STRUKTUR EKONOMI Struktur perekonomian di suatu daerah dicerminkan oleh kontribusi/peranan nilai tambah masing-masing kategori terhadap total PDRB. Secara umum struktur ekonomi kabupaten/kota di Provinsi NTB masih didominasi oleh kategori pertanian. Hal tersebut sekaligus mengindikasikan kategori pertanian merupakan kategori unggulan di Provinsi NTB. Kondisi itu juga didukung oleh berbagai kebijakan pemerintah untuk terus meningkatkan produksi komoditas pertanian. Kondisi berbeda diperlihatkan oleh Kabupaten Sumbawa Barat, Kota Mataram dan Kota Bima dimana kategori pertanian di wilayah-wilayah tersebut mempunyai nilai tambah yang relatif kecil dibandingkan dengan nilai tambah kategori yang lain. Hal ini sangat relevan dengan dominasi produksi yang ada di wilayah tersebut. Kabupaten Sumbawa Barat produksi utamanya berasal dari pertambangan PT. Newmont Nusa Tenggara, sementara Kota Mataram dan Kota Bima cenderung didominasi oleh produk-produk jasa yang meliputi perdagangan, transportasi, jasa perusahaan dan jasa kemasyarakatan yang lain. Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 73

Tabel 5.2. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2015 ** (Persen) (Termasuk Sub Kategori Pertambangan Bijih logam) Kategori Lombok Barat Lombok Tengah Lombo k Timur Sumba wa Dompu Bima KSB Lombok Utara Matara m Kota Bima NTB 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 20,23 23,22 27,90 37,99 39,35 43,47 3,44 34,32 3,97 13,89 20,95 6,41 3,69 5,90 3,00 2,94 2,90 86,33 3,65 0,01 0,38 20,58 3. Industri Pengolahan 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,37 4,90 8,07 1,99 2,12 2,04 0,21 1,35 9,00 3,09 3,93 0,07 0,05 0,06 0,06 0,03 0,04 0,01 0,09 0,08 0,14 0,05 0,12 0,12 0,08 0,06 0,03 0,05 0,01 0,14 0,22 0,04 0,09 6. Konstruksi 12,64 10,85 11,50 13,13 8,12 5,94 1,78 8,64 10,25 8,79 8,61 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10. Informasi dan Komunikasi 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 12,81 10,16 15,87 15,41 14,94 15,47 2,80 13,56 19,97 23,10 12,44 9,98 24,55 4,41 4,08 5,25 9,20 1,46 5,31 6,08 10,16 8,04 8,46 1,16 0,98 1,47 1,26 0,31 0,29 7,31 1,83 2,99 2,14 2,02 1,37 1,71 1,24 0,99 1,21 0,23 1,76 6,02 1,49 1,81 2,80 1,78 2,39 3,64 3,14 2,92 0,34 2,41 9,86 2,31 3,10 12. Real Estate 3,50 3,53 3,60 2,26 3,47 2,78 0,68 4,43 5,17 5,46 3,11 13. Jasa Perusahaan 0,11 0,13 0,11 0,23 0,20 0,09 0,03 0,26 0,43 0,36 0,17 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 7,21 6,08 7,90 7,75 10,03 7,88 1,10 7,29 9,30 13,32 6,75 15. Jasa Pendidikan 5,02 4,27 5,40 4,89 4,97 3,52 0,78 5,67 8,47 7,81 4,48 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,90 2,17 2,13 1,18 1,46 0,98 0,21 1,65 4,58 3,17 1,79 17. Jasa lainnya 2,36 1,97 1,99 1,63 1,72 1,22 0,30 2,18 4,77 3,51 1,95 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Keterangan : ** angka sangat sementara 74 Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015

Dominasi kategori pertanian di wilayah kabupaten pada tahun 2015 cukup berarti, rata-rata kontribusi nilai tambah kategori pertanian di atas 20 persen. Kontribusi kategori pertanian tertinggi terdapat di Kabupaten Bima yaitu 43,47 persen, disusul oleh Kabupaten Dompu 39,35 persen. Dominasi tersebut sekaligus mencerminkan masyarakat Provinsi NTB masih banyak yang bekerja di kategori pertanian. Sedangkan kontribusi kategori pertanian yang terendah terdapat di Kabupaten Sumbawa Barat yaitu mencapai 3,44 persen. Kontribusi kategori pertambangan dan penggalian dalam pembentukan PDRB di masing-masing kabupaten/kota pada umumnya berkisar antara 0,01 hingga 6,41 persen. Akan tetapi di Kabupaten Sumbawa Barat kontribusi kategori tersebut mencapai 86,33 persen. Besarnya kontribusi kategori pertambangan dan penggalian di Kabupaten Sumbawa Barat, ternyata juga menjadikan kategori ini sebagai kategori dominan dalam pembentukan PDRB Provinsi NTB. Kategori lain yang memberikan kontribusi cukup besar adalah kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor. Nilai tambah yang tercipta di kategori tersebut selain ditentukan oleh aktivitas kategori-kategori yang khususnya bergerak dalam kegiatan perdagangan produk-produk daerah juga dipengaruhi oleh kondisi pariwisata di Provinsi NTB. Pada tahun 2015 kontribusi kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor terhadap penciptaan PDRB masingmasing kabupaten/kota pada umumnya lebih dari 10 persen, kecuali Kabupaten Sumbawa Barat hanya 2,80 persen. Kontribusi tertinggi untuk kategori ini terdapat pada pembentukan PDRB Kota Bima yaitu sebesar 23,10 persen. Nilai tambah subkategori pertambangan mempunyai pengaruh yang cukup tinggi terhadap PDRB Kabupaten Sumbawa Barat dan PDRB Provinsi NTB secara umum. Jika nilai tambah sub kategori pertambangan bijih logam dieliminasi, maka struktur perekonomian Kabupaten Sumbawa Barat didominasi oleh kategori pertanian, dengan kontribusi sebesar 24,27 persen. Sedangkan nilai tambah kategori pertambangan dan penggalian hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 3,55 persen. Hal yang sama juga terjadi pada perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Barat, dimana kategori pertanian memiliki peranan terbesar hingga mencapai 26,19 persen, sementara peranan kategori pertambangan dan penggalian hanya sebesar 0,74 persen. Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 75

Kota Mataram dan Kota Bima mempunyai struktur perekonomian yang relatif berbeda dibandingkan dengan struktur perekonomian kabupaten/kota yang lain. Struktur perekonomian Kota Mataram dan Kota Bima didominasi oleh kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor dengan nilai kontribusi masing-masing sebesar 19,97 persen dan 23,10 persen. Total PDRB seluruh kabupaten/kota di Provinsi NTB akan mencerminkan PDRB Provinsi NTB. Dari tabel 5.4 terlihat peranan masing-masing kabupaten/kota terhadap penciptaan PDRB Provinsi NTB tanpa memperhitungkan nilai tambah sub kategori pertambangan bijih logam tahun 2015. Kabupaten/kota di Pulau Lombok memberikan peranan yang cukup besar dibandingkan dengan kabupaten/kota di Pulau Sumbawa. Peranan paling tinggi diberikan oleh Kabupaten Lombok Timur yaitu mencapai 16,73 persen. Sedangkan yang paling kecil adalah Kota Bima, yaitu 3,52 persen. Sebagai kategori dominan dalam pembentukan PDRB, penciptaan nilai tambah kategori pertanian yang cukup besar (diatas 10 persen) berasal dari Kabupaten Lombok Timur, Sumbawa, Bima, Lombok Tengah, dan Lombok Barat dengan peranan masingmasing sebesar 18,27 persen, 17,89 persen, 16,58 persen, 14,20 persen dan 10,56 persen. Kondisi geografis daerah-daerah tersebut sangat menunjang dalam hal pengembangan kategori pertanian. Sedangkan peranan terkecil diberikan oleh Kota Mataram dan Kota Bima yaitu masing-masing sebesar 2,42 persen dan 1,91 persen. Kategori dominan yang lain di Provinsi NTB adalah kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor. Penciptaan nilai tambah kategori ini didominasi oleh nilai tambah yang berasal dari Kota Mataram dengan peranan sebesar 20,18 persen, Kabupaten Lombok Timur 17,24 persen dan Kabupaten Sumbawa 12,04 persen. Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah memberikan peranan masing-masing sebesar 11,09 persen dan 10,30 persen. Sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Barat, struktur perekonomian Kota Mataram didominasi oleh kategori industri pengolahan, kategori listrik, gas dan air bersih, kategori informasi dan komunikasi, kategori jasa keuangan dan asuransi, kategori jasa perusahaan, kategori jasa pendidikan dan kategori jasa kesehatan. Secara lebih rinci mengenai peranan masing-masing kabupaten/kota terhadap PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel 5.4. 76 Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015

Tabel 5.3. Peranan Masing-masing Kabupaten/Kota Dalam Penciptaan PDRB ADH Berlaku Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 ** (Persen) (Tidak Termasuk Sub Kategori Pertambangan Bijih Logam) Kategori Lombok Barat Lombok Tengah Lombok Timur Sumba wa Dompu Bima KSB Lombok Utara Matara m Kota Bima NTB 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 10,56 14,20 18,27 17,89 9,07 16,58 3,45 5,66 2,42 1,91 100,00 19,71 17,58 30,11 10,44 4,49 8,62 3,93 4,69 0,03 0,41 100,00 3. Industri Pengolahan 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 11,94 15,69 27,66 4,89 2,56 4,08 1,13 1,16 28,67 2,23 100,00 14,62 11,65 16,17 11,58 3,06 5,94 4,78 5,54 19,23 7,41 100,00 15,33 17,95 12,99 6,54 1,41 4,59 2,46 5,55 31,93 1,26 100,00 6. Konstruksi 15,81 15,89 18,05 14,81 4,48 5,43 4,26 3,41 14,95 2,90 100,00 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10. Informasi dan Komunikasi 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 11,09 10,30 17,24 12,04 5,71 9,79 4,65 3,71 20,18 5,28 100,00 14,01 40,36 7,77 5,16 3,25 9,44 3,94 2,35 9,96 3,76 100,00 44,67 7,16 6,50 7,00 2,93 1,20 2,93 12,19 11,24 4,17 100,00 12,15 9,68 12,87 6,71 2,63 5,31 2,67 3,35 42,26 2,37 100,00 9,92 7,38 10,61 11,63 4,91 7,56 2,34 2,70 40,78 2,16 100,00 12. Real Estate 12,53 14,81 16,17 7,31 5,49 7,26 4,64 5,01 21,62 5,16 100,00 13. Jasa Perusahaan 7,10 10,50 9,25 13,81 5,77 4,36 3,79 5,38 33,77 6,27 100,00 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 11,97 11,82 16,48 11,61 7,36 9,57 3,50 3,82 18,04 5,84 100,00 15. Jasa Pendidikan 12,18 12,14 16,46 10,70 5,32 6,25 3,63 4,35 23,98 5,00 100,00 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,42 15,28 16,06 6,41 3,87 4,29 2,44 3,13 32,07 5,03 100,00 17. Jasa lainnya 13,07 12,77 13,88 8,17 4,20 4,93 3,15 3,83 30,86 5,13 100,00 Total 13,12 15,62 16,73 12,01 5,86 9,75 3,63 4,21 15,56 3,52 100,00 Keterangan : ** angka sangat sementara Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 77

5.3. PERTUMBUHAN EKONOMI Indikator kemajuan perekonomian suatu daerah dicerminkan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai dalam kurun waktu tertentu. Secara umum kondisi ekonomi kabupaten/kota di Provinsi NTB pada tahun 2015 mengalami laju pertumbuhan yang cukup baik. Pada umumnya Kabupaten/Kota mengalami pertumbuhan di atas 5 persen, kecuali Kabupaten Lombok utara. Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Sumbawa Barat, yaitu mencapai 107,07 persen. Kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan pada umumnya merupakan kategori unggulan dalam pembentukan PDRB masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTB. Laju pertumbuhan kategori ini untuk masing-masing kabupaten/kota berkisar antara 2,87 persen hingga 6,06 persen. Kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan di Kabupaten Sumbawa Barat memperlihatkan kinerja yang sangat baik dengan laju pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota yang lainnya. Sedangkan yang pertumbuhan terendah terjadi di Kabupaten Lombok Utara. Pada tahun 2015, pertumbuhan kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor yang menjadi kategori cukup dominan mengalami pertumbuhan yang bervariasi antar kabupaten. Laju pertumbuhan tertinggi kategori ini terjadi di Kota Mataram yaitu sebesar 8,13 persen, sedangkan yang terendah berada di Kabupaten Sumbawa Barat yaitu sebesar 4,94 persen. Selain itu, sebagai daerah pariwisata, peranan kategori transportasi dan pergudangan memiliki potensi yang tidak kalah dibandingkan dengan kategori lain. Laju pertumbuhan kategori transportasi dan pergudangan kabupaten/kota tertinggi di Kota Mataram yaitu 8,44 persen dan terendah di Kabupaten Sumbawa Barat yaitu sebesar 3,25 persen. Secara rinci perkembangan laju pertumbuhan masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 per kategori dapat dilihat pada tabel 5.5. 78 Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015

Tabel 5.4. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota Provinsi NTB ADH Konstan 2010 Tahun 2015 ** (Persen) (Termasuk Sub Kategori Pertambangan Bijih logam) Lapangan Usaha Lobar Loteng Lotim Dompu Bima Sumbawa Sumbawa Barat Lombok Utara (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1. Pertanian, Kehutanan, dan 5,12 4,48 5,20 4,81 4,69 5,21 6,06 2,87 3,37 3,76 4,59 Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 7,23 7,13 8,83 6,61 5,75 7,87 133,65 5,66 0,23 5,39 107,72 3. Industri Pengolahan 5,02 2,67 1,57 3,60 4,36 4,28 3,64 5,21 5,89 3,96 3,09 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,85 0,85 0,85-7,86-8,55-8,57-7,85 0,85 0,86-8,56-2,31 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 4,64 4,16 4,06 4,15 4,12 0,08 8,94 6,23 7,55 2,24 3,79 dan Daur Ulang 6. Konstruksi 8,40 7,91 9,48 7,14 7,29 7,52 4,97 7,12 8,98 6,82 7,27 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 6,15 5,43 6,36 5,33 5,12 6,18 4,94 4,98 8,13 7,41 5,14 Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan 7,51 5,14 5,10 7,36 6,92 5,59 3,25 5,40 8,44 5,85 6,76 9. Penyediaan Akomodasi dan 4,12 4,51 6,40 4,05 6,52 6,77 2,13 4,86 8,35 5,83 3,01 Makan Minum 10. Informasi dan Komunikasi 8,83 8,92 7,98 9,47 8,39 8,60 8,49 6,18 8,89 7,14 8,34 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 8,81 8,15 9,79 9,07 8,57 7,90 6,82 5,28 11,18 6,52 9,32 12. Real Estate 6,75 6,93 6,26 6,42 6,72 6,67 5,58 6,01 8,87 6,43 6,83 13. Jasa Perusahaan 5,64 5,52 4,87 5,61 5,68 5,66 3,31 5,61 8,14 5,15 5,76 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 4,39 3,64 3,67 3,45 4,12 3,52 2,20 4,21 4,26 3,83 3,69 Jaminan Sosial Wajib 15. Jasa Pendidikan 7,69 7,12 5,77 7,17 7,19 7,05 7,20 6,23 8,95 6,28 7,27 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan 7,03 6,79 6,35 6,87 6,52 6,78 6,11 5,97 8,78 5,30 6,77 Sosial 17. Jasa lainnya 6,43 6,37 6,07 6,01 6,38 6,17 6,31 6,25 8,77 6,03 6,21 PDRB 6,39 5,51 5,91 5,63 5,49 5,73 107,07 4,60 7,99 5,74 21,24 Mataram Kota Bima NTB Keterangan : ** angka sangat sementara Sudah dimaklumi bahwa kategori pertambangan dan penggalian merupakan kategori dominan di Provinsi NTB, tumbuh kembangnya PDRB sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi dari kategori tersebut. Namun pada sisi lain, apabila sub kategori pertambangan bijih logam dikeluarkan dari penghitungan PDRB Provinsi NTB maka tampak pertumbuhannya lebih stabil atau tidak fluktuatif. Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 79

Selama tahun 2013 2015, laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTB tanpa sub kategori pertambangan bijih logam berturut-turut sebesar 5,42 persen, 6,16 persen dan 5,62 persen. Dengan memperhitungkan peranan dan laju pertumbuhan di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTB, maka secara spasial dapat diketahui kabupaten/kota yang dominan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB tersebut. Tabel 5.6 berikut memperlihatkan posisi masing-masing kabupaten/kota sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB tanpa sub kategori pertambangan bijih logam selama tahun 2013 2015. Tabel 5.5. Sumber Pertumbuhan PDRB Provinsi NTB Tahun 2013 2015 (Tanpa Sub Kategori Pertambangan Bijih logam) Kabupaten /Kota Sumber Pertumbuhan 2013 Peringkat 2014 * Peringkat 2015 ** Peringkat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Lombok Barat 0,64 5 0,74 5 0,79 3 2. Lombok Tengah 0,85 3 0,95 2 0,75 4 3. Lombok Timur 0,88 2 0,86 3 0,94 2 4. Sumbawa 0,72 4 0,82 4 0,63 5 5. Dompu 0,28 7 0,37 7 0,30 7 6. Bima 0,46 6 0,60 6 0,52 6 7. Sumbawa Barat 0,17 9 0,17 10 0,17 10 8. Lombok Utara 0,16 10 0,21 9 0,18 9 9. Mataram 1,09 1 1,22 1 1,14 1 10. Kota Bima 0,18 8 0,21 8 0,19 8 NTB 5,42 6,16 5,62 Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara Selama rentang waktu Tahun 2013-2015, sumber pertumbuhan PDRB kabupaten/kota yang paling tinggi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB tanpa sub kategori pertambangan bijih logam adalah Kota Mataram dengan masing-masing sebesar 1,09 poin, 1,22 poin dan 1,14 poin. Kabupaten/kota yang memberikan andil pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB terendah pada tahun 2013 adalah Kabupaten Lombok Utara yaitu sebesar 0,16 poin. Kemudian pada tahun 2014 dan 2015, Kabupaten Sumbawa Barat menjadi penyumbang terendah dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB. 80 Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015

5.4. PDRB PER KAPITA Salah satu indikator yang cukup penting dalam mengukur tingkat kesejahteraan penduduk adalah PDRB per kapita. PDRB per kapita merupakan nilai PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah total penduduk di daerah tersebut. Secara tidak langsung PDRB per kapita menggambarkan seberapa besar nilai PDRB yang bisa dinikmati oleh setiap penduduk di daerah tersebut. Walaupun gambaran tersebut bersifat sangat kasar namun secara sederhana dapat dijadikan alat untuk membandingkan tingkat kesejahteraan baik antar periode waktu maupun antar wilayah. 5.4.1. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Memperhatikan kondisi di masing-masing kabupaten/kota, pada tahun 2015 Kabupaten Sumbawa Barat memiliki PDRB per kapita atas dasar harga berlaku tertinggi dibandingkan kabupaten/kota yang lainnya yaitu mencapai 163,20 juta rupiah. Hal tersebut tidak lepas dari pengaruh nilai tambah sub kategori pertambangan bijih logam. Akan tetapi apabila tanpa sub kategori pertambangan bijih logam, maka PDRB per kapita di Kabupaten Sumbawa Barat hanya mampu mencapai 23,13 juta rupiah. Tabel 5.6. PDRB Per Kapita ADH Berlaku Kabupaten/Kota Provinsi NTB Tahun 2012 2015 (Rupiah) KABUPATEN/KOTA 2012 2013 2014 * 2015 ** (1) (4) (5) (6) (6) 1. LOMBOK BARAT 13.351.388 14.172.659 15.600.569 17.325.341 2. LOMBOK TENGAH 10.358.152 11.460.342 12.954.824 14.559.590 3. LOMBOK TIMUR 9.456.688 10.100.627 11.071.991 12.233.960 4. SUMBAWA 17.349.291 18.641.679 20.830.851 23.199.761 5. DOMPU 16.261.161 17.183.711 19.028.768 21.010.692 6. BIMA 13.280.478 14.178.769 15.807.522 17.695.023 7. SUMBAWA BARAT a. Dengan Tambang 84.279.616 78.951.835 73.925.387 163.197.631 b. Tanpa Tambang 18.716.028 19.523.453 21.249.994 23.134.286 8. LOMBOK UTARA 13.316.407 14.036.839 15.449.538 16.890.808 9. MATARAM 21.587.192 23.509.822 26.387.793 29.405.765 10. KOTA BIMA 14.634.225 15.504.052 17.090.109 18.739.248 NUSA TENGGARA BARAT a. Dengan Tambang 14.853.735 15.627.566 17.108.280 21.257.350 b. Tanpa Tambang 13.094.810 14.005.536 15.681.036 17.458.891 Keterangan *) : angka sementara **) : angka sangat sementara Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 81

Dengan mengabaikan nilai tambah sub kategori pertambangan bijih logam, PDRB per kapita tertinggi pada tahun 2015 dimiliki Kota Mataram yang mencapai 29,41 juta rupiah. Selain itu Kabupaten Sumbawa dan Dompu juga memiliki PDRB per kapita yang cukup tinggi yaitu masing-masing sebesar 23,20 juta rupiah dan 21,01 juta rupiah. Tingginya PDRB per kapita sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Kabupaten/kota dengan nilai PDRB terbesar belum tentu memiliki PDRB per kapita terbesar. Hal ini dapat dilihat pada kondisi PDRB Kabupaten Lombok Timur, dimana nilai PDRB-nya terbesar diantara kabupaten/kota lainya di Provinsi NTB. Akan tetapi PDRB per kapitanya hanya sebesar 12,23 juta rupiah. 5.4.1. Laju Pertumbuhan PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum menjamin kemakmuran yang tinggi bagi masyarakatnya, disebabkan mungkin perkembangan penduduknya juga cukup tinggi. Tingkat pertumbuhan PDRB per kapita lebih menunjukkan perkembangan kemakmuran. Dipihak lain, bila dilihat dari sudut konsumsi adanya peningkatan pendapatan berarti masyarakat akan mempunyai kesempatan untuk menikmati barang dan jasa yang lebih banyak atau yang lebih tinggi kualitasnya. Dengan menghilangkan pengaruh harga, maka diharapkan gambaran kemakmuran masyarakat NTB akan lebih nyata. PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2010 Provinsi NTB dari tahun ke tahun mengalami perkembangan, meskipun dapat dikatakan perubahannya berfluktuatif. Laju pertumbuhan PDRB per kapita di Kabupaten Sumbawa Barat bernilai negatif pada tahun 2014 yang menunjukan bahwa pada tahun bersangkutan produksi sub kategori pertambangan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, bukan karena pertumbuhan penduduknya yang negatif. Pada tahun 2015 ini, laju pertumbuhan PDRB perkapita seluruh kabupaten/kota menunjukkan peningkatan. Peningkatan tertinggi berada di Kabupaten Sumbawa Barat dengan nilai 101,38. Penyebabnya adalah kegiatan PT. Newmont Nusa Tenggara di Kabupaten Sumbawa Barat yang mengalami peningkatan kegiatan produksi setelah sebelumnya mengurangi produksi akibat diberlakukannya UU Minerba. 82 Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015

Tabel 5.7. PDRB Per Kapita ADH Konstan dan Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita ADH Konstan 2010 Kabupaten/Kota Provinsi NTB Tahun 2013 2015 (Persen) KABUPATEN/KOTA PDRB Per Kapita ADH Konstan Laju PDRB Per Kapita 2013 2014* 2015** 2013 2014* 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (5) 1. LOMBOK BARAT 12.992.209 13.482.421 14.117.664 3,51 3,77 4,71 2. LOMBOK TENGAH 10.241.302 10.768.459 11.243.979 5,05 5,15 4,42 3. LOMBOK TIMUR 9.389.326 9.749.444 10.234.851 4,49 3,84 4,98 4. SUMBAWA 17.364.750 18.314.760 19.147.560 5,25 5,47 4,55 5. DOMPU 15.969.763 16.682.072 17.323.070 3,38 4,46 3,84 6. BIMA 13.138.762 13.761.944 14.386.745 3,83 4,74 4,54 7. SUMBAWA BARAT a. Dengan Tambang 89.011.400 85.341.618 171.856.972 0,61 (4,12) 101,38 b. Tanpa Tambang 18.073.142 18.368.961 18.768.795 1,95 1,64 2,18 8. LOMBOK UTARA 13.015.711 13.458.491 13.935.607 2,96 3,40 3,55 9. MATARAM 21.186.002 22.424.027 23.723.172 5,65 5,84 5,79 10. KOTA BIMA 14.222.920 14.739.703 15.260.239 3,30 3,63 3,53 NUSA TENGGARA BARAT a. Dengan Tambang 14.809.840 15.354.264 18.377.692 3,73 3,68 19,69 b. Tanpa Tambang 12.872.525 13.484.805 14.060.626 3,99 4,76 4,27 Keterangan *) : angka sementara **) : angka sangat sementara 5.5. PERBANDINGAN LAJU PERTUMBUHAN DAN PDRB PER KAPITA Posisi relatif perekonomian masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTB dapat diilustrasikan dalam diagram sebaran (scatter diagram) antara laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita masing-masing kabupaten/kota terhadap laju pertumbuhan dan PDRB per kapita Provinsi NTB. Analisa dengan menggunakan diagram sebaran tersebut lazim dinamai dengan analisa kuadran. Dalam analisa kuadran berdasarkan PDRB per kapita dan laju pertumbuhan PDRB terdapat empat posisi relatif yaitu kuadran I, II, II dan IV. Kuadran I menunjukan kondisi relatif yang paling baik diantara posisi kuadran yang lain, dimana laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 83

LPE (%) ekonomi dan PDRB per kapita Provinsi NTB. Kuadran II mengindikasikan kabupaten/kota tersebut memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi NTB, namun memiliki PDRB per kapita yang lebih kecil dibandingkan dengan Provinsi NTB. Kuadran III merupakan posisi relatif yang kurang baik, yaitu kabupaten/kota yang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita lebih kecil dibandingkan dengan Provinsi NTB. Kuadran IV adalah posisi relatif dari kabupaten/kota yang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi lebih kecil dibandingkan dengan Provinsi NTB, namun memiliki PDRB per kapita lebih besar dibandingkan dengan Provinsi NTB. Perbedaan posisi relatif perekonomian kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 baik dengan maupun tanpa pertambangan bijih logam ditunjukkan gambar 5.1 dan gambar 5.2. Gambar 5.1. Plot PDRB per Kapita dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 (Termasuk Sub Kategori Pertambangan Bijih logam) II KSB (163,20; 107,07) I NTB (21,26; 21,24) Mataram (29,41; 7,99) Lobar (17,33; 6,39) Lotim (12,23; 5,91) Loteng (14,56; 5,51) Bima (17,70; 5,73) Kota Bima (18,74; 5,74) Sumbawa (23,20; 5,63) Dompu (21,01; 5,49) KLU (16,89; 4,60) III PDRB Perkapita (Juta Rp) IV 84 Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015

LPE (%) Kabupaten/kota yang berada pada kuadran I secara relatif memiliki kondisi yang paling baik dibandingkan dengan kabupaten/kota yang terletak pada kuadran yang lain. Kabupaten/Kota yang berada di kuadran I yaitu Kabupaten Sumbawa Barat. Kabupaten/Kota tersebut merupakan kabupaten/kota yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang cukup tinggi di atas PDRB per kapita Provinsi NTB. Pada Tahun 2015, tidak ada kabupaten/kota yang berada pada kuadran ke dua. Sedangkan pada kuadran ke 3, yaitu kabupaten/kota yang memiliki baik laju pertumbuhan ekonomi maupun PDRB Perkapita lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi NTB, adalah Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Bima, Kota Bima, Kabuapten Dompu, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Utara. Kota Mataram dan Kabupaten Sumbawa yang memiliki LPE lebih rendah dibandingkan dengan LPE Provinsi NTB tetapi memiliki PDRB Perkapita lebih tinggi berada di kuadran IV. Gambar 5.2. Plot PDRB per Kapita dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 (Tidak Termasuk Sub Kategori Pertambangan Bijih logam) II Mataram (29,41 ; 7,99) I Lobar (17,06 ; 6,50) Lotim (12,23 ; 5,91) Loteng (14,56 ; 5,51) Bima (17,70 ; 5,73) Kobi (18,74 ; 5,74) Sbw (23,17 ; 5,63) NTB (17,46 ; 5,62) Dompu (20,92 ; 5,51) KSB (23,13 ; 5,06) KLU (16,89 ; 4,60) III PDRB Perkapita (Juta Rp) IV Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 85

. Bila kontribusi sub kategori pertambangan bijih logam dihilangkan, maka posisi relatif kabupaten/kota terhadap Provinsi NTB dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 5.2. Kabupaten/Kota yang berada di kuadran I yaitu Kota Mataram, Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Kabupaten Sumbawa. Sedangkan Kabupaten/Kota yang berada di kuadran II yaitu Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur. Kabupaten Kota yang berada di Kuadran III dan Kuadran IV memiliki laju pertumbuhan ekonomi dibawah Provinsi NTB pada tahun 2015. Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Utara berada di kuadran III dimana kabupaten/kota tersebut memiliki PDRB perkapita adh berlaku yang lebih rendah dibandingkan dengan PDRB perkapita adh berlaku Provinsi NTB. Sedangkan Kabupaten Dompu dan Kabupaten Sumbawa Barat berada di kuadran IV. 86 Analisis PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015