Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), hlm. 86.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya sistem tersebut, satu di antaranya, yaitu peran tenaga pendidik.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB II LANDASAN TEORI

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya juga berdasarkan rasa senang dan perhatian seseorang terhadap. profesi guru dipandang dari sudut pribadi individu.

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU KIMIA (STUDI PADA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN MAHASISWA TADRIS KIMIA)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA BELAJAR SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 1 PROGRAM KHUSUS WONOGIRI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

A. Latar Belakang Masalah

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 1. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI PENELITIAN Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survey.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya di dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai individu yang hidup di tengah masyarakat, seseorang ingin diakui sebagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat utama dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh mahasiswa. Prestasi adalah hasil dari usaha mengembangkan bakat secara

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan profesionalisasi dan sistem menajemen tenaga kependidikan serta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar untuk SD Kelas V. Dalam pendahuluan ini selain membahas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menumbuhkan motivasi, minat, dan disiplin siswa dalam

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2013 lalu, terdapat 7,9 juta

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesiapan Kerja. mempraktekkan sesuatu. Pendapat yang hampir sama dikemukakan Kartono dan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEGIATAN PERKULIAHAN MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009), hlm Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Sebagaimana yang diungkapkan Slameto (2003), belajar adalah

PRESTASI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DAN MINAT MAHASISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

PERANAN MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA DOSEN DI KOTA BATAM. Mira Yona Dosen Tetap Prodi Manajemen Universitas Riau Kepulauan Batam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan hal paling penting dalam diri manusia untuk menjadikan kita individu yang patuh dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. beragam untuk angkatan kerja. Salah satu yang tergolong dalam angkatan kerja adalah UKDW

KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FTK UIN AR-RANIRY

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FACTORS THAT ENCOURAGE STUDENTS CHOOSING EDUCATION PROGRAM BUILDING TECHNIQUES FT-UNP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap aktivitas manusia pada dasarnya dilandasi oleh dorongan untuk mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan. Timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu merupakan penanda bahwa tingkah laku manusia dilatarbelakangi oleh adanya dorongan atau motivasi. Motivasi merupakan salah satu modal utama dalam usaha mencapai segala sesuatu. Motivasi bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan, tetapi juga penentu hasil perbuatan. Sehingga motivasi akan mendorong orang untuk bekerja atau melakukan suatu perbuatan dengan tekun dan sungguh-sungguh. 1 Dalam kegiatan belajar, motivasi membuat orang yang belajar menjadi tekun dalam proses belajarnya dan berusaha untuk mendapatkan hasil yang bagus. Motivasi juga memberi peranan penting dalam meraih tujuan dan cita-cita. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus harus mempunyai motivasi baik dari dalam dan luar dirinya karena belajar itu bukan sesuatu yang sebentar namun dilakukan dalam waktu yang lama guna mencapai cita-cita. Maka dengan motivasi sikap dan tindakan seorang akan lebih terarah dan melakukan hal yang manfaat untuk mencapai tujuannya. 1 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), hlm. 86. 1

Bagi seorang mahasiswa, motivasi belajar penting untuk menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, hasil akhir, serta menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya, mengarahkan kegiatan belajar, membesarkan semangat belajar, dan menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan serta ia akan dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil. 2 Bila mahasiswa menyadari pentingnya motivasi maka suatu pekerjaan maupun tugas belajar akan terselesaikan dengan baik dan membuahkan hasil. Motivasi belajar mahasiswa merupakan faktor penting yang mempengaruhi kemauan, proses, dan hasil belajarnya. Motivasi dirumuskan sebagai kondisi yang membuat mahasiswa mempunyai kemauan untuk mencapai tujuan tertentu melalui pelaksanaan suatu tugas. Mahasiswa yang termotivasi cenderung bertahan dan tidak mudah putus asa dalam melakukan tugas. Dalam proses belajar motivasi mahasiswa tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Berdasarkan sumbernya, motivasi dapat dibagi dua yaitu motivasi intrinsik apabila sumbernya datang dalam diri dan motivasi ekstrinsik apabila sumbernya adalah lingkungan diluar diri orang yang bersangkutan. Motivasi yang bisa dilihat dari 2 Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 85. 2

mahasiswa salah satunya adalah motivasi belajar yang bisa datang dari dalam maupun luar. Motivasi belajar tersebut bisa datang dari luar seperti lingkungan belajar, dosen yang mengajar, situasi belajar, teman, dan lain-lain. Motivasi belajar pada mahasiswa merupakan dorongan internal ke tingkah laku yang membawanya ke arah kemampuan dan penguasaan. 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Dosen dan Guru menyebutkan paradigma baru tentang guru profesional yaitu bahwa guru harus memiliki beberapa kompetensi penting yang menunjukkan keprofesionalannya. Di dalamnya dikatakan bahwa seorang guru profesional harus melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai prinsip bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme. 4 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang adalah sebuah lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) yang mempunyai misi dan tugas menyiapkan serta menghasilkan guru atau tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian sesuai dengan amanat undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tersebut. PGMI merupakan salah satu jurusan di FITK UIN Walisongo Semarang yang memiliki tujuan menghasilkan guru MI 3 Prasetya Irawan dkk, Teori Belajar, Motivasi, dan Ketrampilan Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), hlm. 39. 4 Departemen pendidikan Nasional Indonesia, Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2015 (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hal. 65. 3

yang berkualitas, menghasilkan konselor anak usia MI yang kompeten, menghasilkan pelatih (trainer) pendidikan dasar, menghasilkan peneliti yang produktif pada bidang pendidikan dasar. Mahasiswa lulusan jurusan ini memiliki peluang kerja dan karir yang salah satunya menjadi tenaga kependidikan (guru kelas, guru bidang studi, manajer pendidikan dan supervisor untuk pendidikan untuk Madrasah Ibtidaiyah). Melihat peluang karir tersebut diharapkan mahasiswa jurusan PGMI menjadi guru yang berkualitas (profesional) sebagaimana tujuan jurusan PGMI dan amanat Undang-Undang tentang Dosen dan Guru. Guru yang profesional harus memiliki kompetensi yang telah dipersyaratkan dan siap difungsikan sebagai orang tua kedua bagi para anak didiknya. Selain itu guru yang profesional harus dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik. Dalam kegiatan mengajar guru harus dapat menguasai bahan pengajaran dan memiliki pengetahuan luas serta ilmu pengetahuan yang tinggi. Namun hal yang tidak kalah pentingnya dengan ilmu pengetahuan adalah guru harus memiliki pendidikan yang tinggi sebagai seorang guru. Dalam rangka untuk menjadi guru profesional maka mahasiswa harus memiliki motivasi instrinsik yang tinggi agar bisa mengikuti setiap proses pendidikan di Perguruan Tinggi. Karena jika kesiapan untuk menjadi guru profesional tidak didukung oleh motivasi dalam diri yang kuat maka akan berdampak pada kualitas lulusan yang akan terjun menjadi guru 4

MI. Padahal di dalam undang-undang diamanatkan tentang guru profesional yang bisa mengaplikasikan kompetensi guru dikehidupan sehari-hari. Melihat kenyataan di lapangan menggambarkan masih rendahnya keinginan mahasiswa untuk menjadi guru profesional sehingga mempengaruhi motivasinya dalam belajar. Sebagai contoh mahasiswa yang sering datang terlambat, mahasiswa yang sering membolos, malas mengerjakan tugas perkuliahan, tidak konsentrasi dalam proses perkuliahan, dan juga mengenai aspek penampilan mahasiswa yang tidak mencerminkan sebagai calon guru profesional. Jurusan PGMI mempunyai misi dan tugas menyiapkan serta menghasilkan guru dan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi paedagogik, profesional, kepribadian.. Namun Berdasarkan kenyataan di lapangan tersebut, maka jurusan PGMI yang didirikan juga harus turut andil dalam mengembangkan karakter para mahasiswanya terutama dalam kegiatan belajarmengajar agar keempat kompetensi tersebut mutlak bisa dimiliki oleh calon guru yang profesional. Sebagai upaya untuk menjadi guru yang profesional maka sangat diperlukan adanya motivasi. Motivasi yang ada pada mahasiswa PGMI ini bermacam-macam. Salah satu motivasi dalam calon pendidik adalah motivasi belajar pada mahasiswa yang akan mendorong mahasiswa dalam bertindak atau berperilaku untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya dan diharapkannya. 5

Oleh karena itu, motivasi menjadi penting dalam upaya melangkah untuk menjadi guru profesional. Mahasiswa yang sudah siap menjadi guru profesional akan senantiasa bertindak sesuai dengan apa yang telah dipelajarinya dan senantiasa akan bertanggung jawab dengan apa saja yang dilakukannya. Sehingga mahasiswa PGMI yang telah lulus diharapkan benar-benar sudah siap ketika turun di dunia kerja. Maka dari penjelasan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai PENGARUH MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP KESIAPAN MENJADI GURU PROFESIONAL (Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan PGMI Angkatan 2012 FITK UIN Walisongo Semarang). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu: 1. Adakah pengaruh motivasi belajar mahasiswa terhadap kesiapan menjadi guru profesional (studi terhadap mahasiswa jurusan PGMI angkatan 2012 FITK UIN Walisongo Semarang)? C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara motivasi belajar mahasiswa 6

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2012 FITK UIN Walisongo terhadap kesiapan menjadi guru profesional. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian adalah : 1. Bagi peneliti a. Untuk memperoleh jawaban apakah motivasi belajar mahasiswa berpengaruh terhadap kesiapan menjadi guru yang profesional pada mahasiswa Jurusan PGMI FITK UIN Walisongo Semarang b. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti 2. Bagi lembaga a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan pemikiran pendidikan khususnya untuk Jurusan PGMI FITK UIN Walisongo Semarang b. Menambah referensi bagi perpustakaan FITK UIN Walisongo Semarang 3. Bagi peneliti yang lain a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi bagi peneliti yang lain b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan acuan yang bermanfaat bagi penelitian lebih lanjut guna meningkatkan kualitas pendidikan 7