149 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model GI, STAD dan Konvensional terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Se-kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada. Siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif GI berdasarkan mean memiliki prestasi lebih tinggi dari siswa yang belajar dengan menggunakan model STAD. Siswa dengan model pembelajaran STAD berdasarkan mean memiliki prestasi lebih tinggi dari siswa yang belajar dengan menggunakan model konvensional. Dengan demikian, berdasarkan uji lanjut tiga model diperoleh model pembelajaran GI dan STAD membawa pengaruh positif terhadap prestasi belajar daripada model konvensional. Karena dalam pembelajaran GI dan STAD siswa lebih aktif, kreatif dan bertanggung jawab dalam kerja tim. Berbeda dengan model konvensional dimana guru lebih aktif dari siswa sehingga siswa tidak dapat berkreativitas. Salah satu faktor ini yang menyebabkan prestasi belajar IPS kurang meningkat. 2. Ada perbedaan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMP Se-kecamatan Bajawa antara yang berkreativitas tinggi dan 149
150 yang berkreativitas rendah. Siswa dengan kreativitas kategori tinggi lebih baik dari siswa dengan kreativitas kategori rendah. 3. Tidak ada pengaruh interaksi antara penggunaan model pembelajaran (GI, STAD dan Konvensional) dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Se-kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada. Ketiga model pembelajaran diterapkan pada siswa dengan kreativitas yang berbeda sehingga memberi pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar IPS. Namun penerapan model GI dan STAD dengan kreativitas rendah memberikan pengaruh yang lebih baik dari model konvensional dengan kreativitas rendah terhadap prestasi belajar IPS. Begitu juga sebaliknya, jika penerapan model GI dan STAD dengan kreativitas tinggi memberi pengaruh yang lebih baik dari model konvensional dengan kreativitas tinggi terhadap prestasi belajar IPS. Sedangkan siswa yang menggunakan model GI dengan kreativitas tinggi tidak terdapat perbedaan pengaruh atau sama pengaruhnya dengan model STAD dengan kreativitas tinggi terhadap prestasi belajar IPS. Atau sebaliknya siswa dengan model GI dengan kreativitas rendah tidak terdapat perbedaan pengaruh atau sama pengaruhnya dengan model STAD dengan kreativitas rendah terhadap prestasi belajar IPS. B. Implikasi Implikasi hasil penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat pada proses belajar mengajar akan meningkatkan prestasi belajar IPS. Siswa lebih mudah menguasai konsep pelajaran yang diberikan setelah siswa diberi
151 pengajaran dengan model GI dan STAD. Metode pengajaran IPS dengan model GI dan STAD lebih efektif karena memacu siswa untuk terlibat dalam pengajaran IPS sehingga menghasilkan prestasi belajar yang baik. Guru juga harus mempertimbangkan kreativitas siswa dalam proses pengajaran sehingga dihasilkan prestasi belajar IPS yang baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model (GI dan STAD) dan kreativitas tinggi merupakan dua faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS, sebaliknya berbeda dengan model konvensional dengan kreativitas rendah. Maka peneliti menyampaikan beberapa implikasi yang bermanfaat secara teoritis maupun praktis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat Sekolah Menengah Pertama. 1. Implikasi Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk meningkatkan prestasi belajar. Selain itu, siswa yang mengikuti pembelajaran IPS dengan model GI dan STAD dapat meningkatkan kreativitas siswa selama proses belajar mengajar. Secara umum siswa yang berkreativitas tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang kreativitasnya rendah. Hal ini disebabkan karena siswa yang memiliki kreativitas tinggi dalam melakukan aktivitas belajar yang optimal akan memperoleh prestasi belajar yang optimal. Jadi tugas guru adalah harus memperhatikan tentang kreativitas siswa sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar IPS sehingga
152 dapat memberikan perlakuan yang tepat untuk siswa yang berkreativitas tinggi dan rendah. 2. Implikasi Prakatis Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi guru agar dapat memilih model pembelajaran yang tepat serta memperhatikan salah satu faktor proses belajar mengajar yaitu kreativitas siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Khusus dalam mata pelajaran IPS pada materi Pergerakan Nasional, model GI dan STAD cocok dalam proses pembelajaran. C. Saran Dari kesimpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Guru Guru hendaknya mampu memilih model pembelajaran yang tepat sebagai materi yang disajikan mudah diterima dan dipahami siswa, salah satunya dalam pembelajaran pada mata pelajaran IPS disarankan untuk menggunakan model GI dan STAD sebagai alternative untuk meningkatkan prestasi belajar IPS. 2. Siswa a. Siswa harus menumbuhkan kreativitas belajarnya sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. b. Siswa harus selalu berinteraksi dan bekerjasama dengan teman sekelas ataupun teman kelompoknya.
153 3. Sekolah a. Sekolah harus mampu menciptakan suasana belajar dengan model GI dan STAD yang dapat mengembangkan potensi siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajar. b. Diharapkan sekolah menyediakan sarana dan prasarana demi mendukung kelancaran proses belajar dan pembelajaran. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti ini perlu dilaksanakan pada jenjang pendidikan yang lain dan dengan memperluas faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.