BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia kita ditandai oleh perubahan-perubahan yang sangat cepat dan bersifat global. Hal itu diakibatkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat, terutama dalam bidang komunikasi dan informasi. Perkembangan dalam bidang ini mengakibatkan revolusi informasi. Sejumlah besar informasi, hampir mengenai semua bidang kehidupan dari semua tempat. Semua aspek informasi dan kegiatan telah terhimpun, terolah, tersimpan, dan tersebarkan secara terbuka. Setiap saat informasi tersebut dapat dibaca, disaksikan serta diakses oleh setiap orang, terutama melalui internet, media cetak, dan televisi. Revolusi informasi telah mengakibatkan dunia menjadi semakin terbuka, menghilangkan batas-batas geografis, administratif-yuridis, politis, dan sosialbudaya. Masyarakat global, masyarakat teknologis, ataupun masyarakat informasi yang bersifat terbuka, berubah sangat cepat dalam memberikan tuntutan, tantangan, bahkan ancaman-ancaman baru. Pada abad sekarang sekarang ini, manusia-manusia dituntut berusaha tahu banyak (knowing much), berbuat banyak (doing much), mencapai keunggulan (being excellence), menjalin hubungan dan kerjasama dengan orang lain (being sociable), serta berusaha memegang teguh nilai-nilai moral (being morally). Manusia unggul, bermoral dan pekerja keras, menjadi tuntutan dari masyarakat global. Manusia seperti ini akan mampu berkompetisi di era globalisasi. Dasar-dasar pengembangan manusia unggul, bermoral, dan pekerja keras diberikan di sekolah. Selanjutnya, pengembangan berlangsung di masyarakat dan lingkungan pekerjaan. Sekolah menjadi lembaga yang memberikan landasan, dasar untuk dikembangkan lebih lanjut. Pengembangan manusia-manusia 1
2 unggulan, bermoral, dan pekerja keras berlangsung dalam proses yang lama, hampir sepanjang hayat. Pendidikan dipandang sebagai sarana peningkatan mutu sumber daya manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang peduli terhadap pendidikan, yang dapat digambarkan dari pencapaian pendidikan warga negaranya. Pendidikan bukan saja penting untuk membangun pemberdayaan masyarakat terpelajar yang menjelma dalam wujud masyarakat kritis (critical society), tetapi juga dapat menjadi landasan yang kuat untuk memacu pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, menguasai teknologi, mempunyai keahlian, keterampilan dan dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dimulai dari tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi. Pendidikan tersebut dilakukan bertahap dan untuk saling melandasi ke jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan dasar akan memberikan landasan bagi pendidikan menengah. Sedangkan pendidikan menengah dibagi menjadi pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan, hal tersebut sesuai dengan UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem n menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menegah meliputi Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk Sesuai dengan anjuran pemerintah bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang layak, paling tidak sampai tingkat pendidikan menengah, karena dengan memperoleh pendidikan menengah sudah menjadi bekal yang cukup bagi bekal kehidupan seseorang, selanjutnya orang tersebut akan memutuskan apakah akan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi atau akan memilih memasuki dunia kerja. Melanjutkan pendidikan tinggi ataupun tidak, pada akhirnya tujuannya juga akan memasuki dunia kerja. Semakin tingginya persaingan dunia kerja, tak sedikit orang yang kini lebih memilih sekolah kejuruan. Alasannya, sekolah kejuruan bisa memberikan
bekal kecakapan hidup berdasarkan potensi dan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja. Pendidikan kejuruan adalah jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. SMK adalah jenjang pendidikan menengah vokasional pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama/sederajat. Sekolah Menengah Kejuruan mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan dasar-dasar bagi pengembangan manusia unggul, bermoral, dan pekerja keras. Sekolah Menengah Kejuruan berbeda dengan SMA yang hanya memberikan keterampilan dasar-dasar kemampuan akademik dan kecakapan hidup yang bersifat umum. Sekolah Menengah Kejuruan sekarang ini tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat, dikarenakan sekarang ini lulusan SMK juga mempunyai kesempatan yang sama dengan lulusan SMA yang dapat melanjutkan Pendidikan Tinggi, bahkan siswa SMK lebih mempunyai keterampilan selain kemampuan akademik. Meskipun pada dasarnya SMK memang lebih mempersiapkan lulusannya agar terampil. Secara singkat perbedaan SMA dan SMK dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 1.1. Perbedaan SMA dan SMK Input Proses Output Sumber: Olah Data SMA Menguasai ilmu pengetahuan Tahapan Pendidikan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi Belum memiliki pengalaman kerja SMK Mendapatkan keterampilan Siap terjun dunia kerja Memiliki pengalaman kerja Seperti halnya Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di wilayah Kabupaten Cilacap. Salah satunya adalah SMK Negeri 1 Cilacap (SMEA) yang merupakan salah satu SMK Negeri di Kabupaten Cilacap. Setiap tahunnya SMK Negeri 1 Cilacap menerima pendaftaran ribuan lulusan SMP, namun dengan 3
4 seleksi yang ketat mereka hanya menerima sekitar 40-50 % dari jumlah pendaftar yang masuk. Hal tersebut sebenarnya menarik, dikarenakan apabila dibandingkan dengan jumlah SMA di Kabupaten Cilacap yang lebih banyak dari SMK, namun pendaftar SMK Negeri 1 Cilacap tetap saja banyak. Padahal sebagian besar pendaftar juga mempunyai nilai kelulusan yang cukup tinggi, yang sangat memungkinkan untuk mendaftar di SMA Negeri di wilayah Kabupaten Cilacap. Dari latar belakang masalah diatas penulis akan mengadakan penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Memilih SMK di Kabupaten Cilacap (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Cilacap Tahun 2013/2014). B. Perumusan Masalah Rumusan masalah diperlukan agar memberikan alur yang jelas dalam pemecahan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi siswa SMK Negeri 1 Cilacap dalam memilih SMK sebagai sekolah lanjutan? 2. Apa saja hambatan yang dialami oleh siswa SMK Negeri 1 Cilacap pada saat dahulu akan memilih SMK? 3. Bagaimana solusi dari hambatan yang dialami siswa SMK Negeri 1 Cilacap pada saat dahulu akan memilih SMK? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi siswa SMK Negeri 1 Cilacap dalam memilih SMK sebagai sekolah lanjutan 2. Untuk mengetahui hambatan yang dialami siswa SMK Negeri 1 Cilacap pada saat dahulu akan memilih SMK
3. Untuk mengetahui solusi dari hambatan yang dialami siswa SMK Negeri 1 Cilacap pada saat dahulu akan memilih SMK 5 D. Manfaat Penelitian Dari hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan peneliti memperoleh dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian lanjutan mengenai Sekolah Menengah Kejuruan. Di samping itu, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pendidikan yang kaitannya dengan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kepala Sekolah Sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam membuat keputusan kebijakan sekolah agar agar menjadikan SMK menjadi sekolah yang berkualitas baik serta dapat menjadi pilihan untuk melanjutkan jenjang sekolah menengah. b. Bagi Masyarakat Sebagai pertimbangan dalam memilih sekolah menengah lanjutan.