PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT

PRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa

MONITORING HEMODINAMIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat, pada awalnya merawat adalah instinct atau naluri.

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pemasangan kateter vena sentral (CVC) diperlukan untuk pemberian cairan,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kepentingan telah menjadi prosedur rutin di dunia kedokteran seluruh

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

INDONESIA HEALTHCARE FORUM Bidakara Hotel, Jakarta WEDNESDAY, 3 February 2016

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian obat secara intravena (Smeltzer & Bare, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial

2) Perasat (minimal 10 buah) Sop infus Sop injeksi Sop kateter Dll

ABSTRAK KORELASI ANTARA TEKANAN VENA SENTRAL

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia antara lain sebagai alat transportasi nutrien, elektrolit dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

SURAT PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN

Karna posisi ini mengurangi aliran balik vena dan tekanan kapiler paru (isselbacher,2012)

ALAT DAN BAHAN. 2 buah penggaris / mistar. Pulpen. Kapas dan alkohol SKENARIO SESAK NAFAS

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. (Permenkes RI No. 340/MENKES/PER/III/2010). Dalam memberikan

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENANGANAN PENYAKIT TUBERCULOSA PARU (TBC) TUGAS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyesuaian dari keperawatan, khususnya keperawatan perioperatif. Perawat

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

HUBUNGAN JENIS CAIRAN DAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

Etiologi penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum:

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Kebutuhan cairan dan elektrolit

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

TUGAS MANDIRI 1 Bladder Training. Oleh : Adelita Dwi Aprilia Reguler 1 Kelompok 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Keperawatan Preoperatif 1.1.Defenisi Fase praoperatif dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu organisasi pelayanan sosial kemanusiaan. Secara

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

BAB I PENDAHULUAN. penangan oleh tim kesehatan. Penanganan yang diberikan salah satunya berupa

MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN

Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI

Kompresi Bimanual. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan diri dalam bidang life support atau organ support pada pasienpasien

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III STANDAR OPERATIONAL PROSEDURE BLADDER TRAINING

OBEDIENCE OF NURSE IN IMPLEMENTING STANDART OPERATING PROCEDURE OF INFUSION INSERTION WITH THE PHLEBITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan curah jantung merupakan suatu keadaan di mana pompa darah

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci : tingkat pendidikan, masa kerja perawat, tindakan pemasangan infus sesuai standart operating procedure

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

Tabel 2.3 Pungsi Vena dengan Menggunakan Jarum Berlapis Kateter Plastik

BAB I PENDAHULUAN. spesifik, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal. ini. Ada beberapa kategori tingkat pendidikan seperti perawat

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

HUBUNGAN PERAWATAN INFUS DENGAN TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS. Sutomo

BAB I PENDAHULUAN. menjalani rawat inap. ( Wahyunah, 2011). Terapi intravena berisiko untuk terjadi komplikasi lokal pada daerah pemasangan

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehingga aliran darah balik vena paru akan menuju ke atrium kanan serta

BAB I PENDAHULUAN. gagal jantung, peningkatan ini sangat erat hubunganya dengan bertambahnya

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BAB I PENDAHULUAN. (smeltzer, 2002). Tetapi karena terapi ini diberikan secara terus menerus dan dalam

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.5 Metode Penelitian Tahapan yang akan dilakukan dalam menyelesaikan tugas akhir ini dibagi bebrapa tahapan, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP) (Rana Suryana SKep. Medical Dept. PT Widatra Bhakti)

ABSTRAK HUBUNGAN PEMBERIAN INJEKSI INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT TK II PELAMONIA MAKASSAR.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu upaya yang mendorong rumah sakit untuk

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke rumah sakit untuk menjalani perawataan dan. pengobatan sangat berharap memperoleh kesembuhan atau perbaikan

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI CAIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

Laporan Kasus. Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

Transkripsi:

PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL 1. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran tentang pengukuran tekanan vena sentral, mahasiswa mampu melakukan prosedur pengukuran tekanan vena sentral. 2. Deskripsi Melakukan pengukuran tekanan vena sentral melalui kateter CVP yang dimasukan ke dalam vena besar dengan metoda perkutan atau metoda vena seksi. 3. Tujuan Pengukuran CVP dilakukan untuk menilai tingkat kegagalan sirkulasi (disertai gambaran klinis pasien), untuk menentukan besarnya tekanan di dalam atrium kanan dan vena-vena sentral, sebagai pedoman dalam melakukan jumlah cairan yang dibutuhkan oleh pasien gawat. 4. Indikasi Pengukuran CVP dapat digunakan untuk mengkaji 1) Terapi penggantian volume 2) Gagal jantung kanan (gagal ventrikel kiri akut akhirnya meningkatkan CVP, tetapi edema paru sudah terjadi) 3) Respon terhadap obat vasoaktif intravena (IV) 5. Konsep yang Mendasari Tekanan vena sentral (CVP) adalah tekanan di dalam atrium kanan atau vena-vena besar dalam rongga toraks.ini memberikan informasi tentang tiga parameter volume darah, keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vaskuler.tekanan vena sentral dibedakan dari tekanan vena perifer, yang dapat merefleksikan hanya tekanan lokal.lokasi vena untuk CVP adalah vena subklavia, vena jugularis eksterna atau interna dan vena basilica media.prosedur ini dilakukan dengan tujuan sebagai pedoman untuk penggantian cairan pada klien dengan kondisi penyakit yang serius, memperkirakan kekurangan volume darah, menentukan tekanan dalam atrium kanan dan vena sentral, dan mengevaluasi kegagalan sirkulasi.tekanan vena sentral diukur bedasarkan tingginya kolom air pada manometer dengan pasien dalam posisi

terlentang dan kepala ditinggikan sampai 45 derajat. Posisi pasien pada saat pemeriksaan tekanan vena sentral dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar posisi pasien pada saat pengukuran tekanan vena sentral Interpretasi Hasil Tekanan vena sentral diukur dalam sentimeter air atau air raksa.tekanan normal dalam atrium kanan kurang dari 8 cmh2o, dan tekanan dalam vena kava kurang lebih 5 8 cmh2o (Hudak and Gallo, 2008).Kecenderungan naik atau turunya CVP harus dikombinasikan dengan pengkajian klinis pada pasien sehingga dapat menentukan interpretasi yang tepat.kadang-kadang pemberian cairan disesuaikan dengan CVP pasien dan haluaran urin. Selama haluaran urin adekuat dan CVP tidak berubah secara bermakna,ini menandakan bahwa jantung dapat menampung jumlah cairan yang diberikan. Jika CVP mulai tinggi dan haluaran urin turun, ini menandakan penurunan curah jantung, beban kerja sirkulasi harus diperhatikan dan divalidasi dengan gambaran simtomatologi klinis lain. Beberapa situasi secara umum menghasilkan peninggian CVP.Ini meliputi gagal jantung kongestif, bila jantung tidak lagi secara efektif mengatasi aliran balik vena, tamponade janung, status vasokonstriktif, atau status peningkatan volume darah seperti transfusi berlebihan atau kelebihan hidrasi.cvp yang rendah biasanya menyertai status hipovolemik yang berhubungan dengan kehilngan darah atau cairan atau induksi obat vasodilatasi.peningkatan kecepatan pemberian cairan atau penggantian kehilangan darah ditandai oleh situasi ini. Komplikasi Komplikasi yang dapat muncul pada pasien dengan jalur sentral adalah : 1) Infeksi

Infeksi dapat terjadi didalam kateter atau disekitar sisi pemasangan dan didiagnosis serta dikuatkan oleh kultur darah. Penggantian kateter dan selang yang sering, sesuai dengan kebijakan rumah sakit merupakan tindakan pencegahan primer. 2) Thrombosis Trombosis dapat bervariasi dalam ukurannya.thrombosis minor dapat dibilas tanpa sisa, kecuali thrombus tidak dapat dibilas.pasien dapat mengalami edema pada tangan yang paling dekat dengan sisi kateter, berbagai derajat nyeri leher dan distensi vena jugular. 3) Emboli udara Emboli udara terjdi sebagai akibat masuknya udara pada sistem dan berjalan ke ventrikel kanan melalui vena kava.penurunan curah jantung mungkin merupakan indikator awal dari masalah ini.jika masalah ini dicurigai, perawat harus membalikan pasien ke sisi kiri pada posisi trendelenburg. Ini akan menyebabkan udara naik ke dinding ventrikel kanan dan memperbaiki aliran darah. Oksigen harus diberikan pada pasien kecuali dikontraindikasikan. 4) Perpindahan jalur 6. Alat yang Dibutuhkan 1). Set infus dan cairan yang akan dipakai 2). Triway 3). Standar infus 4). Manometer 5). Plester 6). Garisan carpenter (waterpass) 7. Standar Operasional Prosedur Persiapan 1). Mencuci tangan 2). Mempersiapkan alat-alat Set infus dan cairan yang akan dipakai Triway Standar infus

Manometer Plester Garisan carpenter (waterpass) 3). Memberikan salam dan inform consent pada klien 4). Menempatkan klien pada posisi datar yang diinginkan untuk mendapat titik nol. Pelaksanaan 5). Mencuci tangan 6). Menentukan titik nol manometer sesuai dengan tinggi atrium kanan yang diperkirakan. Titik tersebut setinggi area intercostal keempat. Ketinggian ini tepat pada garis midaksila pasien dan dapat ditentukan dengan pengukuran sekitar 5 cm di bawah sternum. 7). Memutar triway sehingga cairan infus mengalir ke dalam manometer sampai batas 20 25 cmh2o. 8). Memutar triway sehingga cairan dalam manometer mengalir ke arah/ke dalam pembuluh darah klien. 9). Mengamati fluktuasi cairan yang terdapat dalam manometer. 10). Menentukan besar tekanan vena sentral dimana cairan bergerak stabil. Ini adalah tekanan vena sentral. 11). Mengembalikan klien ke posisi semula. Evaluasi 12). Evaluasi respon klien sebelum, selama dan setelah tindakan. Dokumentasi 13). Catat hasil pemeriksaan 14). Catat respon klien selama dilakukan pemeriksaan 15). Catat nama pemeriksa serta waktu pemeriksaan

8. Format Penilaian : Observasi FORMAT PENILAIAN PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL No. Prosedur 1. Persiapan 1). Mencuci tangan 2). Mempersiapkan alat-alat Set infus dan cairan yang akan dipakai Triway Standar infus Manometer Plester Garisan carpenter (waterpass) 3). Memberikan salam dan inform consent pada klien 4). Menempatkan klien pada posisi datar yang diinginkan untuk mendapat titik nol. Skor 0 1 2 2. Pelaksanaan 5). Mencuci tangan 6). Menentukan titik nol manometer sesuai dengan tinggi atrium kanan yang diperkirakan. 7). Memutar triway sehingga cairan infus mengalir ke dalam manometer sampai batas 20 25 cmh2o. 8). Memutar triway sehingga cairan dalam manometer mengalir ke arah/ke dalam pembuluh darah klien. 9). Mengamati fluktuasi cairan yang terdapat dalam manometer. 10). Menentukan besar tekanan vena sentral. 11). Mengembalikan klien ke posisi semula. 3. Evaluasi

12). Evaluasi respon klien sebelum, selama dan setelah tindakan. 4. Dokumentasi 13). Catat hasil pemeriksaan 14). Catat respon klien selama dilakukan pemeriksaan 15). Catat nama pemeriksa serta waktu pemeriksaan Keterangan : Nilai 0 = tidak dilakukan 1 = dilakukan tapi tidak optimal 2 = dilakukan dengan optimal NILAI : x 100 = 30.. 9. Daftar Pustaka Hudak, C. dan Gallo, B. 2008.Keperawatan kritis : Pendekatan Holistik Vol. 1 Editor: Monika Ester. Jakarta : EGC. Nurachmah, E. dan Sudarsono, R. 2000.Buku Saku Prosedur Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. Suzanne, S. dan Bare, B. 2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8.Editor Monila Ester. Jakarta : EGC.