PENENTUAN DAYA SERAP APRON DARI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA TERHADAP RADIASI SINAR- X

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN

PEREKAYASAAN PERISAI RADIASI TIROID MENGGUNAKAN KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA DENGAN TEKNOLOGI ULTRA SONIK DAN SUHU SUPER KRITIS

PRIMA Volume 8, Nomor 1, Juni 2011 ISSN : DESAIN PINTU RUANG PESAWAT SINAR-X DARI BAHAN KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA

METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA

ANALISIS BAHAN APRON SINTETIS DENGAN FILLER TIMBAL (II) OKSIDA SESUAI SNI UNTUK PPOTEKSI RADIASI SINAR-X

KARAKTERISASI KACA TIMBAL UNTUK PELINDUNG PENANGKAP CITRA SINAR-X

PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU

PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

REKAYASA PERISAI RADIASI GAMMA PADA PEMANFAATAN ISOTOP 137 Cs DAN 60CoUNTUK TERAPI KANKER

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Sebagai salah satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik.

PENGARUH PENGGUNAAN NR DAN EPDM TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON KARET PEREDAM BENTURAN PADA PINTU KENDARAAN RODA EMPAT

METODA PENENTUAN DAY A SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA

PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pembuatan

PENGGUNAAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON SELANG KARET

ANIM NUR FAID NIM : D

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

BAB I PENDAHAULUAN. mulai dari bidang energi, industri, hidrologi, kesehatan dan lain

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

ANALISA LANJUT PERUBAHAN SIFAT MEKANIK BAHAN PEWTER DENGAN REDUKSI 50% PADA PROSES PENGEROLAN BAHAN

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I. Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. Oleh: ANIM NUR FAID D

PENGARUH KOMPOSIT PARTIKEL IJUK MESH 100 MENGGUNAKAN KARET TERHADAP RADIASI SINAR GAMMA DENGAN KOMPOSISI IJUK 0 PHR, 15 PHR, 25 PHR

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK DARI SERAT ALAM ECENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

: ARIF ADI WIBOWO NIM : D

PENGARUH BATIKAN LURUS TERHADAP KOEFISIEN GRIP BAHAN BAN PADA DAN JALAN SEMEN UNTUK KONDISI JALAN KERING DAN BASAH

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN PADA BESI, TEMBAGA DAN STAINLESS STEEL SEBAGAI BAHAN PERISAI RADIASI

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

PEMANFAATAN MINYAK KERNEL KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PELUNAK DALAM PEMBUATAN KOMPON KARET UNTUK BAN DALAM SEPEDA

PENGARUH SULFUR TERHADAP KEKERASAN PRODUK (RUBBER BUSHING) DENGAN PERBEDAAN JUMLAH SULFUR 8GRAM, 10GRAM DAN 12GRAM

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME KARET IJUK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA KOMPOSISI SERBUK IJUK

BAB I PENDAHULUAN. optimal pada ketinggian 200 m di atas permukaan laut, suhu. pada tahun Karet alam diperoleh dengan menyadap batang

KARAKTERISTIK KOMPOSIT PARTIKEL IJUK MESH 100 MENGGUNAKAN MATRIK KARET DENGAN KOMPOSISI 0PHR, 10PHR, 20PHR TERHADAP RADIASI SINAR GAMMA

BAB I PENDAHULUAN. Ban adalah bagian terpenting dari sebuah kendaraan, karena ban satu-satunya yang mempunyai kontak langsung dengan

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

ANALISA PENGARUH CAMPURAN BAHAN COMPOUND EPDM RECLAIM UNTUK PEMBUATAN COVER RELAY TERHADAP SIFAT MEKANIK

PENGARUH KARET ALAM HIDROGENASI TERHADAP KETAHANAN OKDISASI DAN OZON BARANG JADI KARET

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

IDENTIFIKASI ARUS BERKAS ELEKTRON PADA PRA KOMISIONING MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) LATEKS

PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

ANALISIS NOSEL BAHAN TUNGSTEN DIAMETER 200 mm HASIL PROSES PEMBENTUKAN

PRARANCANGAN ALAT PEMISAH SEMEN DENGAN AIR PADA AIR BUANGAN SEMENTASI

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

DAFTAR KELENGKAPAN DOKUMEN YANG HARUS DILAMPIRKAN

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

PENGARUH PHR IJUK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL IJUK KARET

PENGARUH SUHU DAN WAKTU VULKANISASI TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON SOL KARET CETAK BERBAHAN PENGISI ARANG CANGKANG SAWIT

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

KARAKTERISTIK KOMPOSIT PARTIKEL IJUK MESH 40 MENGGUNAKAN MATRIK KARET DENGAN VARIASI KOMPOSISI SERBUK IJUK

Kertas dan karton - Cara uji daya serap air- Metode Cobb

TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

PENGARUH NITRILE BUTADIENE RUBBER (NBR) TERHADAP MUTU BANTALAN MESIN THE EFFECT OF NITRILE BUTADIENE RUBBER (NBR) ON ENGINE MOUNTING QUALITY

BAB I PENDAHULUAN. Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN DAN DOSIS RADIASI PADA VARIASI KOMBINASI KAYU DAN ALUMINIUM

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

PEMANFAATAN KARET LIMBAH INDUSTRI CRUMB RUBBER SEBAGAI SUBSTITUSI KARET SIR PADA PEMBUATAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR

KARAKTERISASI KACA TIMBAL UNTUK PENANGKAP CITRA SINAR-X

BAB 1 PENDAHULUAN. sandang sehari-hari, keperluan industri dan kegiatan lainnya.

DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKAT SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33

Pengaruh Substitusi Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Kaca Dan Silica Fume Terhadap Sifat Mekanik Beton

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI

PENGGUNAAN KARET ALAM UNTUK PEMBUATAN RUBBER COTS MESIN RING SPINNING

Suparno, Makmur Rangkuty-PEMBUATAN KURVA PENYINARAN RADIOGRAFI IR-I92 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS

PENGARUH PENAMBAHAN ALKANOLAMIDA TERHADAP SIFAT-SIFAT UJI TARIK VULKANISAT KARET ALAM BERPENGISI KAOLIN SKRIPSI

PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)

Disusun sebagai Salah satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik. Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN

3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!

Transkripsi:

238 PENENTUAN DAYA SERAP APRON DARI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA TERHADAP RADIASI SINAR- X Kristiyanti dan Sri Mulyono Atmojo P2PN BATAN ABSTRAK PENENTUAN DAYA SERAP APRON DARI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA TERHADAP RADIASI SINAR- X. Penentuan daya serap apron dari komposit karet alam timbal oksida terhadap radiasi sinar-x melalui verifikasi perhitungan teoritis telah dilakukan, dengan tujuan untuk mendapatkan ketebalan apron yang lebih tipis, karena dirasakan bahwa apron yang dibuat sebelumnya masih terasa agak tebal, sehingga kurang nyaman apabila dipakai. Apron ini dibuat dari komposit karet alam timbal oksida dengan komposisi timbal oksida sebesar 250 part per hundred rubber (pphr), 350 pphr, 450 pphr, 600 pphr, 700 pphr, dengan ketebalan 0,18 cm untuk setiap sampel. Metode pembuatannya dilakukan dengan cara mencampur karet alam fase padat dengan bahan pengolah karet serta serbuk timbal oksida yang digiling bersama-sama. Kemudian karet tersebut dijadikan lembaran kompon pada suhu sekitar 60 0 C dan divulkanisasi dengan belerang pada suhu sekitar 130 0 C dan ditekan dengan tekanan 100 kg/cm 2 selama sekitar 10 menit. Lembaran vulkanisat yang diperoleh diuji sifat fisik dan daya serapnya terhadap radiasi sinar-x. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa komposit yang diperoleh ini mempunyai kuat tarik antara 20 kg/cm 2 76 kg/cm 2, perpanjangan putus 640 % 520 %, perpanjangan tetap 7,8 % 12,8 % dan kekerasan antara 56 shore A 66 shore A, serta mempunyai daya serap terhadap radiasi sinar-x masing-masing sebesar 85,50 %, 90,64 %, 95,40 %, 96,94 %, 98,92 %. Dengan komposisi tersebut daya serap sampel masing-masing ekivalen dengan daya serap pelat timbal tebal 0,25 mm, 0,35 mm, 0,50 mm sesuai Standar Nasional Indonesia 18-6478 2000 yang digunakan sebagai acuan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penentuan daya serap apron melalui verifikasi perhitungan teoritis untuk ketebalan tersebut dapat digunakan untuk fabrikasi apron yang sesungguhnya. Kata kunci : radiasi sinar X, proteksi radiasi, komposit karet alam. ABSTRACT DETERMINATION OF X-RAY ABSORPTION STRENGTH OF APRON FOR RADIATION PROTECTION WAS CARRIED OUT. A research was conducted to find out of the thinest apron, which is comfortable and comply with the standardization. This apron is made of natural rubber lead oxide composite. Composition of samples are 250 part per one hundred rubber (pphr), 350 pphr, 450 pphr, 600 pphr, 700 pph, and 0,18 cm thickness for each sample. A conventional methods was used in the composite manufacturing, in which the solid phase natural rubber, chemical process materials and lead oxide powder were mixed together and were made a compound at 60 0 C and vulcanized by sulfur at 130 0 C and pressed by 100 kg/cm 2 for 10 minutes. Furthermore, the vulcanized rubber was tested its physically properties and its X-ray absorption strength. Result of the experiment shows that the composite physically properties are tensile strength between 20 kg/cm 2 76 kg/cm 2, elongation at break 640 % 520 %, permanent set 7,8 % 12,8 %, hardness 56 shore A 66 shore A. The absorption strength of samples are 85,50 %, 95,40 %, and 98,92 % which is equivalent to absorption strengths of 0,25 mm, 0,35 mm, 0,50 mm respectively. These absorption strength comply with Indonesian National Standard 18-6478- 2000. The conclusion of these experiments is that determination absorption strength methods by verification of theoretically computation is very good methods, so it can be used for apron fabrication. Keyword : X-ray radiation, radiation protection, natural rubber composite

239 A PENDAHULUAN pron adalah peralatan yang digunakan sebagai bahan pelindung terhadap radiasi sinar-x. Apron tersebut berupa komposit dibuat dari karet alam dan timbal oksida (Pb 3 O 4 ). Fungsi sebagai pelindung terhadap radiasi sinar- X ditunjukkan dengan daya serapnya terhadap radiasi sinar-x, yang diharapkan setara dengan daya serap pelat timbal dengan ketebalan tertentu. Apron ini juga harus bersifat elastis yang ditunjukkan dengan uji kuat tarik, perpanjangan tetap, dan perpanjangan putus. Perekayasaan ulang dilakukan karena pembuatan apron yang telah dilakukan terdahulu walaupun telah memenuhi standar SNI 18 6478 2000 : Apron Proteksi Radiasi Sinar-X, namun terasa masih terlalu tebal, sehingga kurang nyaman dipakai. [1] Perekayasaan ulang ini bertujuan untuk mengkaji ulang komposisi apron sehingga didapatkan ketebalan yang lebih tipis, tetapi masih memenuhi standar. Kaji ulang perancangan dilakukan untuk komposit dengan ketebalan 0,18 cm. Ketebalan tersebut dipilih karena dari hasil perhitungan daya serap terhadap radiasi sinar-x dengan tegangan operasi 100 kv, masih terpenuhi dengan mengubah besarnya komposisi timbal oksida yang digunakan sebagai bahan pengisi. Kompon yang dibuat berupa sampel dengan ukuran: panjang x lebar = 15 cm x 15 cm, tebal 0,18 cm dan mempunyai komposisi timbal oksida sebesar 250 pphr, 350 pphr, 450 pphr, 600 pphr, 700 pphr. Komposisi ini ditetapkan karena dari hasil perhitungan, daya serapnya terhadap radiasi sinar-x setara dengan daya serap pelat timbal sesuai standar SNI 18 6478 2000. [2] Dari hasil verifikasi perhitungan untuk ketebalan 0,18 cm ini diharapkan bisa didapatkan apron yang lebih tipis, tetapi masih memenuhi persyaratan yaitu mampu menyerap radiasi sinar- X sesuai dengan standar yang diacu dan nyaman dipakai. TEORI Penentuan daya serap komposit karet alam dan timbal oksida harus dibandingkan dengan daya serap pelat timbal dengan ketebalan tertentu Dalam penentuan ketebalan komposit karet alam timbal oksida perlu dihitung koefisien serapan massa karet alam dan timbal oksida. Untuk menentukan daya serap komposit digunakan pesawat sinar X. Tabung sinar X dioperasikan pada tegangan 100 KeV, arus 5 ma dan waktu penyinaran adalah selama 6 detik. Detektor daya serap yang digunakan adalah film badge, jenis personal monitor. Untuk melakukan perancangan, perlu dihitung terlebih dahulu koefisien serapan massa karet alam dan timbal oksida. Karet alam mempunyai rumus kimia C 8 H 16 dan timbal oksida Pb 3 O 4, sehingga unsur yang dominan pada pembuatan komposit sebagai bahan apron yaitu H, O, C dan Pb. Tabel 1. Koefisien serapan massa (µ/ρ) dan masa jenis (ρ) unsur yang dominan pada pembuatan apron. [3] Unsur H O C Pb Koefisien serapan masa ( / ) unsur, cm 2 /g, pada E = 100 KeV 0,294 0,152 0,149 5,620 Massa jenis, g/cm 3 0,00008188 0,001429 2,25 11,34 Koefisien serapan massa senyawa bisa dihitung dengan persamaan 1 berikut. ( / ) senyawa = (N A /A) x w i ( / ) i [4] (1) N A = bilangan Avogadro, 6,024 x 10 24 A = berat molekul senyawa w = fraksi berat unsur dalam senyawa. Komposisi komposit dinyatakan dalam satuan pphr yang merupakan perbandingan antara berat timbal oksida pada setiap 100 gram karet alam. Untuk menghitung volume karet alam dan timbal oksida yang diperlukan untuk setiap komposit apron, maka massa jenis, koefisien serapan masa µ/, koefisien serapan linier µ dan daya serap (DS) perlu dihitung. Persamaan untuk menghitung volume komposit digunakan persamaan 2. G V = r (2) V = volume, cm 3 G = berat senyawa, gram = masa jenis senyawa, g/cm 3 Volume komposit sampel dengan ukuran tebal 0,18 cm, panjang x lebar = 15 cm x 15 cm, sama dengan 40,3 cm 3. Massa jenis ( )

240 karet alam = 0,95, dan massa jenis timbal oksida ( Pb3O4 ) = 9,3 gr/cm 3, maka volume dan berat masing-masing senyawa dapat dihitung. Selanjutnya untuk menghitung koefisien serapan massa komposit dapat digunakan persamaan 3 berikut: (μ/ρ) komposit = w i (μ/ρ) i (3) w i = fraksi berat senyawa dalam komposit Daya serap (DS) komposit terhadap radiasi sinar-x dapat dapat dihitung dengan persamaan 4 dan 5 berikut DS = ( 1 e - x ) x 100 % (4) I 0 = intensitas radiasi sinar-x sebelum melewati sampel komposit I = intensitas radiasi sinar-x sesudah melewati sampel komposit Sedangkan I = I 0 x e - x (5) x = tebal sampel Dengan demikian persamaan 4 dapat diubah menjadi : DS = ( 1 I/I 0 ) x 100 % (6) Komposit yang diamati dalam penelitian ini adalah 250 pphr, 350 pphr, 450 pphr, 600 pphr, 700 pphr. TATA KERJA Bahan Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain : Karet alam jenis RSSI, bahan pengisi Pb 3 O 4, bahan pengolah karet, bahan pencuci film (developer dan fixer), film badge dosimetri Peralatan Alat pencampur dan penggiling untuk membuat kompon yang dilengkapi dengan termometer, mesin untuk memvulkanisasi yang dilengkapi dengan alat ukur suhu dan tekanan, alat uji kuat tarik dan perpanjangan putus, alat uji kekerasan, peralatan proses film, densitometer, pesawat sinar-x, perancah mekanik untuk memasang sampel dan personil monitor untuk memonitor dosis yang diterima pelaksana pengujian Pelaksanaan Pembuatan Sesuai dengan ketentuan pada buku Pedoman Proteksi Radiasi di Rumah Sakit dan Tempat Praktek Umum, disebutkan bahwa setiap tempat tersebut harus menyediakan apron yang mempunyai daya serap terhadap radiasi sinar-x setara dengan daya serap pelat timbal tebal 0,25 mm, 0,35 mm, 0,5 mm. [5] Untuk itu penentuan komposisi sampel komposit dengan ketebalan apron sekitar 0,18 cm disesuaikan dengan ketentuan tersebut. Komposisi timbal oksida yang dipilih pada sampel adalah 250 pphr, 350 pphr, 600 pphr dan 700 pphr. Berdasarkan perhitungan teoritis, daya serap sampel komposit pada rentang komposisi ini akan masuk di dalam rentang daya serap yang dipersyaratkan dalam standar. Tahap pembuatan kompon pada prinsipnya ada empat langkah kegiatan yaitu : [6] Proses Pencampuran Pada proses ini karet alam dicampur dengan bahan pengisi dalam mesin pencampur. Pencampuran dilakukan dengan cara digiling, kemudian dipotong-potong dan diumpankan kembali ke dalam gilingan. Langkah ini dilakukan sampai terlihat warna yang merata, yang menandakan bahwa timbal oksida telah tercampur dengan baik. Proses Pembuatan Kompon Karet alam dan bahan pengisi digiling dengan suhu sekitar 60 0 C dan kemudian dibuat lembaran dengan tebal sekitar 0,18 cm. Lembaran tersebut kemudian dipotong sesuai dengan cetakan yang tersedia, untuk kemudian dilakukan vulkanisasi. Proses Vulkanisasi Pada proses ini kompon yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam cetakan, dan ditutup dengan pelat stainless-steel pada bagian atasnya, kemudian dipress dengan tekanan 100 kg/cm 2 pada suhu sekitar 130 0 C selama sekitar 10 menit. Selanjutnya sampel vulkanisat diambil dan diuji sifat fisik dan daya serapnya. Pengujian Pengujian fisik meliputi : uji kuat tarik, perpanjangan tetap, perpanjangan putus mengikuti SNI 06 4966 1999, Penentuan Sifat-sifat Tegangan Dan Regangan Dari Karet Vulkanisat dan Karet Thermoplastik. [7] Sedangkan uji kekerasan mengikuti SNI 06 4999 1999: Penentuan Kekerasan Karet

241 Vulkanisat Dengan Menggunakan Durometer Shore.. [8] Pengujian daya serap terhadap radiasi sinar- X mengikuti SNI 18 6480 2000: Metode Pengujian Ekivalen Timbal. [9] Tataletak peralatan untuk pengujian daya serap seperti tercantum dalam Gambar 1. Gambar 1. Keterangan: 1. Tabung sinar-x 2. Diafragma 3. Sinar-X 4. Kolimator 5. Celah (dia.1,5 cm) 6. Shielding Pb 7. Sampel holder 8. Sampel 9. Film badge holder 10. Film badge Tataletak pengujian daya serap terhadap radiasi sinar-x HASIL DAN PEMBAHASAN. Sesuai dengan tatakerja di atas, maka komposit yang dibuat sampel terdiri dari komposisi 250 pphr, 350 pphr, 450 pphr, 600 pphr, 700 pphr dengan ketebalan 0,18 cm. Dalam penelitian ini digunakan bahan cetakan yang terbuat dari pelat baja tebal 20 mm dengan ukuran 20 cm x 20 cm, sebanyak 2 lembar, terdiri dari cetakan bagian atas dan bawah. Cetakan bagian bawah dibuat cekungan sedalam 1,8 mm dengan ukuran : panjang x lebar = 15 cm x 15 cm, sedangkan cetakan bagian atas rata. Dari hasil proses vulkanisasi didapatkan bahwa dengan cetakan bahan baja, komposit yang dipress memberikan hasil yang kurang halus. Hal ini kemungkinan disebabkan baja mempunyai permukaan yang lunak sehingga pada waktu penghalusan permukaan tidak rata, sehingga menyebabkan permukaan menjadi sedikit bergelombang. Untuk selanjutnya disarankan bahan cetakan untuk pembuatan apron digunakan bahan dari stainless-steel, agar permukaan cetakan bisa menjadi lebih halus. Walupun bentuk fisik agak bergelombang, namun ketebalan yang diukur pada diagonal sampel (empat posisi) masih memenuhi standar yang diacu. Dari standar tersebut deviasi ketebalan yang diijinkan adalah 10 %, yang berarti rentang ketebalan adalah 1,62 mm 1,92 mm, sehingga secara umum ketebalan relatif baik. Hasil uji fisik seperti tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil uji fisik sampel komposit Komposisi, pphr Kuat tarik, kg/cm 2 Perpanjangan tetap, % Perpanjangan putus, % Kekerasan, shore A Ketebalan rerata, mm 250 20 7,8 640 56 1,90 350 16 8,6 600 57 1,79 450 12 9,6 560 64 1,82 600 7,6 10,6 520 65 1,91 700 6 12,8 490 66 1,71 Standar SNI Min. 6 Maks. 10 Min. 400 Maks. 65 Dev. 10 % Dari Tabel 2 tersebut terlihat bahwa hampir semua sifat fisik sampel komposit masih memenuhi persyaratan, kecuali pada komposisi 600 pphr dan 700 pphr. Kalau diambil toleransi 10 %, maka sampel dengan komposisi 600 pphr masih bisa digunakan. Hal ini terlihat dari besarnya perpanjangan tetap dari sampel ini sebesar 10,6 %, yang menurut standar seharusnya hanya 10 % dan kalau ditambah toleransi akan menjadi 11 %. Jadi komposit dengan komposisi 600 pphr ini masih layak untuk digunakan sebagai bahan apron. Sedangkan sampel untuk komposisi 700 pphr walaupun kekerasannya masih dalam batas toleransi, namun perpanjangan tetapnya sudah di luar batas toleransi, sehingga untuk komposit dengan komposisi 700 pphr ini tidak memenuhi persyaratan. Untuk melakukan pengujian daya serap sampel terhadap radiasi sinar-x, detektor yang

242 digunakan adalah film badge jenis persoil Jadi intensitas radiasi I = 0,346 monitor. Detektor dipasang pada bagian belakang sampel, dan disinari dengan sinar-x. Film badge kemudian diambil dan diproses dalam ruang pemroses film, kemudian dibaca densitasnya. Hasil bacaan ini merupakan Daya serap DS = ( 1 I / I 0 ) x 100 % = ( 1 0,346/ 3,696) x 100 % = 90,64 % Demikian cara ini digunakan untuk intensitas radiasi sinar-x setelah melewati menghitung semua data yang diperoleh dari sampel (sebagai bacaan I). Penyinaran juga dilakukan tanpa sampel atau penyinaran langsung, dan bacaan pada film percobaan. Tabel 3 dan 4 berikut merupakan hasil uji daya serap terhadap radiasi sinar-x pada tegangan operasi 100 kv dan kuat arus 5 setelah diproses akan menjadi I 0. Selain itu, juga ma, untuk pelat timbal dengan berbagai dilakukan pemrosesan film yang tidak disinari, ketebalan dan komposit dengan berbagai dan hasil bacaan ini adalah sebagai back-ground. Untuk menghitung daya serap tersebut, maka I 0 dan I harus dikurangi dengan bacaan background. komposisi. Dari Tabel 2 dan 3 tersebut terlihat bahwa komposit dengan komposisi 350 pphr, 450 pphr, 600 pphr masing-masing ekivalen Angka yang diperoleh sesudah dengan daya serap pelat timbal tebal 0,25 pengurangan ini, merupakan hasil yang mm, 0,35 mm dan 0,5 mm. Jika hasil ini sebenarnya. Contoh perhitungan adalah sebagai berikut: Perhitungan untuk komposisi 350 phr: Intensitas radiasi sebelum melewati sampel = 4,203 dibandingkan dengan perhitungan teori, ternyata bahwa hasil perhitungan daya serap hampir sama. Oleh karena itu, metode simulasi perhitungan secara teoritis sebelum dilakukan Tanpa disinari (sebagai back-ground) = 0,507 - fabrikasi, dapat diterapkan dalam pembuatan Jadi intensitas radiasi I 0 = 3,696 apron yang sesungguhnya, karena hasil perhitungan dengan percobaan hanya berbeda Intensitas radiasi sesudah melewati sampel = 0,853 sedikit, dan metode ini akan dapat menurunkan Tanpa disinari (sebagai back-ground) = 0,507 - biaya pembuatan. Tabel 3. Daya serap pelat timbal (Pb) dengan berbagai ketebalan, pada tegangan operasi pesawat sinar-x 100 KeV, 5 ma Tebal Pb Bacaan densitometer + Bacaan densitometer background background Daya serap % Tanpa sampel 4,203 3,696-0,25 0,940 0,433 88,28 0,35 0,793 0,286 92,26 0,50 0,663 0,156 95,76 Tabel 4. Daya serap komposit dengan ketebalan 0,18 cm, pada tegangan operasi pesawat sinar-x 100 KeV, 5 ma. Komposisi, Bacaan densitometer Bacaan densitometer Daya serap, % pphr + background background Percobaan Teori 250 1,043 0,536 85,50 82,83 350 0,853 0,346 90,64 89,70 450 0,677 0,170 95,40 93,36 600 0,620 0,113 96,94 96,19 700 0,547 0,040 98,92 97,22 Tanpa disinari 0,507 - - - KESIMPULAN Dari hasil verifikasi perhitungan apron, maka didapat ketebalan komposit yang lebih tipis dengan merubah komposisi komposit yaitu 350 pphr, 450 pphr dan 600 pphr yang setara dengan pelat Pb dengan tebal 0,5 mm, 0,35 mm, 0,25 mm, sehingga dapat disimpulkan bahwa perhitungan teoritis dapat digunakan untuk pedoman fabrikasi apron. UCAPAN TERIMA KASIH Dalam penelitian perekayasaan ulang apron ini, kami ucapkan terima kasih kepada : - Balai Penelitian Karet Bogor yang telah membantu pembuatan sampel.

243 - PUSDIKLAT BATAN yang telah membantu dalam pengukuran daya serap sampel komposit terhadap radiasi sinar-x. DAFTAR PUSTAKA 1. SRI MULYONO dkk, Optimasi Komposit Karet Alam Timbal Oksida Untuk Apron Proteksi Radiasi Sinar-X, Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir BATAN, Jakarta 2000 2. STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) 18-6478-2000, Apron Proteksi Radiasi Sinar X, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta 1999 3. FRANK H ATTIX, Introduction to Radiological Phisic and Radiation Dosimetri, John Willey and Son, New York, 1986 4. PERRY S, Chemical Engineers Hand Book, Six edition, Mc Graw-Hill International Edition, 1984 5. SOEKOTJO JUDOATMODJO, Pedoman Proteksi Radiasi di Rumah Sakit dan Tempat Praktek Umum lainnya, Buku III : Diagnosis Dengan Sinar X, Badan Tenaga Atom Nasional, Jakarta, 1985 6. KURSUS PENGAWAS MUTU STANDAR INDONESIA RUBBER, Direktorat Standarisasi, Normalisasi dan Pengendalian Mutu, Departemen Perdagangan dan Koperasi,1981 7. STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) 06 4966 1999, Penentuan Sifatsifat Tegangan Dan Regangan Dari Karet Vulkanisat dan Karet Thermoplastik, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta, 2000 8. STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) 06 4999 1999, Penentuan Kekerasan Karet Vulkanisat Dengan Menggunakan Durometer Shore, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta, 2000. 9. STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) 18 6480 2000, Metode Pengujian Ekivalen Timbal untuk Peralatan Sinar X, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, 2000