HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA WADOKAI DOJO SMK GAJAH MADA PALEMBANG JUJUR GUNAWAN MANULLANG Pendidikan Olahraga Universitas PGRI Palembang Email :jujurgm@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan antara power otot tungkai terhadap kecepatan mawashi gery chudan. Populasi adalah seluruh karateka wadokai dojo SMK Gajah Mada Palembang berjumlah 35 orang. Jumlah sampel 17 orang diperoleh dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah standing broadjump dan tes kecepatan tendangan mawashi gery chudan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa koefisien korelasi power otot tungkai terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan adalah sebesar -0,5130. Hal tersebut menjelaskan bahwa power otot tungkai memberikan korelasi yang cukup kuat terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan yaitu sebesar 0,5130 dimana korelasi tersebut merupakan korelasi atau hubungan yang bersifat negatif dalam pengertian setiap peningkatan power otot tungkai maka kecepatan tendangan mawashi gery chudan akan semakin kecil atau semakin cepat. Dari perhitungan koefisien determinasi diketahui power otot tungkai mempunyaihubungan sebesar 26,31% terhadap kecepatan mawashi gery chudan.untuk mengetahui hubungan tersebut signifikan atau tidak dilakukan dengan uji t. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung = -2,31. Pada taraf α = 0,05 dan dk = 17, Dari daftar distribusi t dengan menggunakan peluang 1-½ α = 0,975 dengan dk n-2= 15 diperoleh harga t (0,975) = 2.13. Dalam kriteria pengujian hipotesis dua arah dinyatakan bahwa pada thitung>ttabel dimana -2,31> - 2,13 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari power otot tungkai (X) terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan (Y) pada karateka Wadokai dojo SMK GajahMada Palembang. Kata Kunci: Power otot tungkai, kecepatan tendangan mawashi gery chudan. PENDAHULUAN Karate merupakan cabang olahraga bela diri yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat bahkan telah banyak yang menjadi tenaga profesional baik itu sebagai pelatih, wasit dan juga atlet. Karate merupakan cabang olahraga beladiri yang mempertandingkan dua nomor yaitu nomor kata dan kumite. Nomor kata adalah jurus yang mempertandingkan kemampuan seseorang untuk mendemontrasikan dalam penguasaan ilmu beladiri karate tradisional dengan harmonisisasi gerak yang mencerminkan kekuatan, kecepatan dan keindahan. Sedangkan nomor kumite mempertandingkan kemampuan seseorang dalam suatu pertarungan satu lawan satu sesuai dengan peraturan yang berlaku baku berdasarkan badan karate dunia yaitu World Karate Federation (WKF). Dalam pertandingan karate baik itu kumite maupun kata sangat dituntut memiliki kondisi fisik yang baik untuk mendukung kemampuan teknik yang sempurna. Berpikir dengan cepat dan tepat dapat mengontrol emosi serta menguasai keadaan lingkungan sekitar menjadi pelajaran penting yang harus dipahami oleh setiap karateka. Karateka yang dapat mengumpulkan poin lebih banyak dari lawan dinyatakan sebagai pemenang. Suatu kondisi
yang menuntut orang untuk saling menyerang dan mengungguli lawan apalagi dengan saling memukul ataupun menendang sudah tentu akan membutuhan kemampuan teknik yang didukung sepenuhnya oleh kemampuan fisik. Pertarungan yang dibatasi oleh waktu menjadikan situasi semakin menekan bagi para karateka yang bertanding, karena dalam waktu yang relative pendek harus dapat mengalahkan lawan menggunakan teknik pertarungan yang sesuai dengan peraturan. Kondisi ini menyebabkan karateka yang bertanding harus didukung oleh kondisi fisik yang prima, teknik yang sempurna, taktik yang jitu dan kekuatan mental yang tinggi. Pentingnya kondisi fisik bagi para karateka saat bertanding, baik secara teoritis maupun empiris tidak dapat disangkal lagi. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Harsono (1988:153) bahwa, Sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stres fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut maka dapat dinyatakan bahwa dukungan kondisi fisik diperlukan untuk cabang olahraga beladiri, terutama berkaitan dengan penampilan atlet saat pertandingan. Unsur unsur dari kondisi fisik yang mendukung kemampuan teknik dan taktik karate adalah daya tahan anaerobik, kelincahan, power otot lengan dan tungkai, kelentukan dan kecepatan. Kondisi fisik dipandang sebagai hal yang fundamental bagi atlet, karena tanpa dukungan kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi maksimal akan sulit terwujud. Komponen-komponen kondisi fisik tersebut tersebut dominan dibutuhkan baik pada saat menyerang maupun bertahan. Power adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum (Widiastuti, 2011:16). Pada umumnya gerakan dalam karate kebanyakan adalah gerakan yang bersifat eksplosif yang kuat dan cepat dimana hal ini dibutuhkan karena situasi bertanding pada saat kumite berlangsung dengan singkat dan cepat. Power otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai menggabungkan kecepatan dan kekuatan pada saat melakukan tendangan sehingga lawan tidak sempat menghindar dan tendangan tepat mengenai sasaran tanpa sempat dihalau atau ditangkis. Dengan demikian maka akan menghasilkan point, hal inilah yang diharapkan bisa terjadi pada saat pertandingan berlangsung. Seorang pemain karate harus mampun bergerak cepat ke segala arah sasana pertandingan untuk bertahan, memulai serangan dan juga menghindari serangan lawan. Dalam melakukan gerakan tendangan juga diperlukan power otot tungkai dimana untuk mengambil posisi yang tepat dan cepat sehingga bisa menghasilkan serangan yang tepat pula. Mawashi gery chudan adalah salah satu bentuk tendangan dalam karate dimana tendangan ini dilakukan dengan posisi menyerang lawan dari arah samping. Tendangan dilakukan dengan mengangkat satu kaki lalu dengan cepat diarahkan ke sasaran baik itu kaki pinggang dan juga kepala. Setelah mengenai sasaran lalu dengan secepatnya kaki dilipat dan kembali ke posisi siap. Dalam melakukan gerakan tersebut dibutuhkan power otot tungkai khusunya pada saat pertandingan. Menentukan arah yang tepat lalu memulai serangan dengan posisi yang tepat sehingga lawan tidak bisa menghindari serangan. Pada saat melakukan tendangan dibutuhkan kekuatan yang maksimal dan juga kecepatan yang maksimal untuk masuk menyerang pertahanan lawan sehingga tidak bisa dihalau dan bisa menghasilkan point. Dojo SMK Gajah Mada Palembang telah banyak atlet yang menunjukkan prestasinya ditingkat Daerah maupung Provinsi. Pada pertandingan di tingkat Nasioanal atlet dojo SMK Gajah Mada
Palembang belum bisa menunjukkan hasil yang maksimal hal tersebut disebabkan oleh kemampuan teknik dan kemampuan fisik atlet masih kurang baik. Kemampuan teknik dan kemampuan fisik atlet masih dalam kategori rendah. Untuk meningkatkan prestasi atlet dojo SMK Gajah Mada di tingkat nasional dibutuhkan latihan yang terprogram dengan baik untuk meningkatkan kemampuan teknik dan kemampuan fisik sehingga dalam pertandingan bisa menunjukkan prestasi yang maksimal. Beberapa kejuaraan karate tingkat nasional dan internasional menunjukkan atlet-atlet yang mempunyai kondisi fisik yang prima dan teknik bermain yang baik dapat memenangkan pertandingan dengan angka mutlak. Hal ini menggambarkan bahwa penampilan (performance) atlet saat bertanding ditentukan kondisi fisik yang baik dan kemampuan teknik yang baik pula. Sehingga perlu pengkajian yang ilmiah antara power otot tungkai terhadap tendangan kecepatan mawashi gery chudan. Pembatasan Masalah Mengingat begitu banyaknya permasalahan yang muncul pada tendangan kecepatan mawashi gery chudan, maka dapat diidentifikasi berbagai masalah yang jika dibahas satu demi satu menunjukkan jumlah yang begitu besar. Untuk itu penelitian ini dibatasi pada variable power otot tungkai sebagai variabel bebas dan kecepatan mawashi gery chudan sebagai variabel terikat. KAJIAN TEORITIS Hakikat Karate Karate adalah salah satu olahraga beladiri yang sudah memasyarakat baik itu di dunia maupun juga di Indonesia. Karate telah menjadi bagian dari masyarakat umum dimana mulai anak anak hingga orang tua telah ikut berperan dalam karate. Disamping itu banyak yang telah menjadi tenaga profesional di bidang karate mulai dari atlet, pelatih dan juga wasit. Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta. Pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI). PB. FORKI dipercayakan sebagai penyelenggara pertandingan karate pada even Sea Games dimana Indonesia menjadi tuan rumah yaitu Sea Games XIV tahun 1987 dan juga Sea Games XIX tahun 1997 di Jakarta. Dalam olahraga beladiri karate tentu banyak teknik mulai dari pukulan, tendangan, sikap berdiri dan juga tangkisan. Adapun teknik teknik tersebut disebut kihon. Menurut M. Nakayama (2002:65) mengatakan bahwa Kihon adalah latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis. Hakekat Kecepatan Mawashi Gery Dalam olahraga karate dikenal beberapa gerakan yang menggunakan teknik dasar dalam karate dikenal dengan istilah Ki-hon. Teknik tendangan mawashi adalah teknik tendangan yang ditujukan ke arah kepala, leher, perut, dada, paha dan kaki lawan bagian samping. Tendangan ini menggunakan punggung kaki yang diarahkan dari samping. Dengan tendangan ini maka otot otot yang bekerja lebih banyak dan tenaga yang dihasilkan akan lebih besar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik tendangan adalah menendang dengan cepat, keras dan segera ditarik ke posisi semula. Tempo atau waktu yang tepat dalam melancarkan serangan dengan teknik tendangan sehingga bisa mengenai sasaran dengan tepat. Teknik tendangan mawashi dilakukan dengan memulai kuda-kuda kibadachi dimana kaki yang akan melakukan tendangan berada di belakang kaki tumpuan. Lalu kaki tersebut diangkat menyiku ke samping dan dengan secepat mungkin meluruskan kaki ke arah sasaran, setelah mengenai sasaran maka kaki
ditarik secepat cepatnya kembali ke pisisi awal. Upaya pencapaian prestasi atau hasil optimal dalam berolahraga, memerlukan beberapa macam penerapan unsur pendukung keberhasilan seperti unsur kondisi fisik. Salah satu unsur kondisi fisik adalah kecepatan. Kecepatan adalah waktu yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan suatu kerja fisik tertentu. Kecepatan dalam banyak cabang olahraga merupakan inti dan sangat diperlukan agar dapat dengan segera memindahkan tubuh atau menggerakkan anggota tubuh dari satu posisi ke posisi lainnya. Menurut Harsono (2001:36), kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturutturut dalam waktu sesingkat - singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat. Kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat. Dalam melakukan tendangan mawashi yang baik dan tepat mengenai sasaran dibutuhkan kondisi fisik yang mendukung. Dalam melakukan Mawashi Gery diperlukan kecepatan menggerkkan otot tungkai sehingga gerakan tersebut menjadi tepat dan sulit untuk dihalau oleh lawan. Hakekat Power Otot Tungkai Powermerupakan suatu unsur diantara unsur-unsur komponen kondisi fisik yaitu kemampuan biomotorik manusia, yang dapat ditingkatkan sampai batas-batas tertentu dengan melakukann latihan-latihan tertentu yang sesuai. Power atau daya ledak menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan explosive serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat-cepatnya (Ismaryati, 2008: 59). Sedangkan menurut Widiastuti (2017:107) Power atau sering pula di sebut dengan daya eksplosif adalah suatu kemampuan gerak yang sangat penting untuk menunjang aktivitas pada setiap cabang olahraga. Selain itu powermemainkan peranan penting dalam komponenkomponen kemampuan fisik yang lain misalnya power, keincahan, kecepatan dan ketepatan demikian power merupakan faktor untuk menciptakan prestasi yang optimal. Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Power atau daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh, power dapat di latih dengan cara melakukan grakan: gerakan lompat kodok, gerakan skod jump, jalan jinjit, lompat dengan kedua kaki kedepan dan lain-lain, di samping itu power memainkan peranan penting dalam komponen-komponen kemampuan fisik misalnya kekuatan, kelincahan, kecepatan dan ketepatan. METODE PENELITIAN Metode Penelitian dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional. Menurut Arikunto (2006:160), metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, sedangkan menurut Dwijogo (2010:32) penelitian korelasi adalah untuk menentukan hubunganhubungan antara variabel atau untuk digunakan hubungan-hubungan di dalam pembuatan prediksi-prediksi variabel bebas dan terikat. Populasi dan Sampel Penelitian Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet karate yang mengikuti latihan di perguruan Wadokaidojo khusus unimedberjumlah 32 orang dan Sampel adalah tester yang akan menjadi sumber data dengan teknik pengambilan acak (random sampling). Sampel diambil adalah sebanyak 17 orang.
Teknik Pengumpulan Data Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data (Ismaryati, 2008:1). Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara objektif (Ismaryati, 2008:1). Dalam penelitian ini tes yang dilakukan adalahtes power otot tungkai dengan menggunakan standing broad jump test (Nurhasan, 214) tes ini bertujuan untuk mengukur komponen power otot tungkai dan tes kecepatan mawashi gery chudan dengan modifikasi dari tes tendangan untuk mengukur kecepatan (Lubis, 2016:199). HASIL PENELITIAN Hasil perhitungan statisitk diperoleh koefisien korelasi pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan jumlah responden 17 sebesar (-0,5130). Hal tersebut menjelaskan bahwa power otot tungkai memberikan korelasi yang cukup kuat terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan yaitu sebesar 0,5130 dimana korelasi tersebut merupakan korelasi atau hubungan yang negatif dalam pengertian setiap peningkatan power otot tungkai maka nilai kecepatan tendangan mawashi gery chudan akan semakin kecil atau semakin cepat. Dari perhitungan koefisien determinasi diketahui power otot tungkai mempunyai hubungan sebesar 26,31% terhadap kecepatan mawashi gery chudan.untuk mengetahui hubungan tersebut dikatakan signifikan dapat dilakukan dengan uji t. Hasil pengujian statistik uji t diperoleh thitung = -2,31 dan ttabel = 2,13. Dari daftar distribusi t dengan menggunakan peluang 1- ½ α = 0,975 dengan dkn-2= 15 dinyatakan bahwa thitung > ttabel dimana -2,31>2,13 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan dari power otot tungkai (X) terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan (Y) pada karateka wadokai dojo SMK Gaja Madah Palembang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dari power otot tungkai terhadap kecepatan mawashi gery chudan pada karatekawadokai dojo SMK Gaja Madah Palembang.
DAFTAR PUSTAKA Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek- Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma. Lubis, 2016. Pencak Silat. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada. Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta Direktorat: Jendral Olahraga Depdiknas. M. Nakayama. Best Karate. Tokyo : Tokyo Publisher(2002). M. Sajoto. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga (Semarang: IKIP Semarang Press, 1995) M. Najir. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalio Indonesia. Syarifuddin. Fisiologi Olahraga, (Jakarta : Smart Print. 1997) Widiastuti, Tes dan Pengukuran Olahraga (Jakarta : PT. Bumi Timur Jaya, 2011)