JUJUR GUNAWAN MANULLANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

HUBUNGAN KELENTUKAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA PERGURUAN WADOKAI DOJO UNIMED

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

Anggun Lestari Tanjung

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (1) Januari Juni 2014: 23-33

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

JURNAL HUBUNGAN OTOT TUNGKAI, POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN T DALAM PENCAK SILAT TERHADAP SISWA KELAS VIII SMPN 7 KEDIRI

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

PENGARUH PELATIHAN DECLINE PUSH-UP TERHADAP KECEPATAN PUKULAN LURUS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT MADRASAH ALIYAH NEGERI BATUDAA

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

BAB I A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan, sebagai seorang muslim wajib

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sering dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Abdul Wahid (2006: 75)

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMP KARTIKA 1-7 PADANG

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Oleh : DWI SATRIO BAGUS TUMEKO NPM :

pinggang atau anggota badan yang diseberangkan melalui atas net. Dalam secara efektif. Teknik tersebut meliputi service, passing, dan yang terpenting

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT. Jurnal. Oleh ANIS SUCIATY RAMIO

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, TINGGI LONCATAN, DAN KECEPATAN REAKSI TERHADAP PUKULAN JUMPING SMASH ATLET PB TULUNGAGUNG

HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI BAWAH DENGAN LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: OKTAFIAN NPM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh: MUHAMAD ALFIAN Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. ArdhiMardiyantoIndra. P, M.Or.

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

II. TINJAUAN PUSTAKA. tangan. Kedua kanji tersebut bermakna tangan kosong (pinyin : segi fisik tidak ada artinya (Sujoto J.B, 1996 : 1).

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN HASIL PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA ATLET KARATEKA PUTERA SABUK BIRU DOJO WADOKAI UNIMED

SKRIPSI. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh : NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI DATAU

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

Transkripsi:

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA WADOKAI DOJO SMK GAJAH MADA PALEMBANG JUJUR GUNAWAN MANULLANG Pendidikan Olahraga Universitas PGRI Palembang Email :jujurgm@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan antara power otot tungkai terhadap kecepatan mawashi gery chudan. Populasi adalah seluruh karateka wadokai dojo SMK Gajah Mada Palembang berjumlah 35 orang. Jumlah sampel 17 orang diperoleh dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah standing broadjump dan tes kecepatan tendangan mawashi gery chudan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa koefisien korelasi power otot tungkai terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan adalah sebesar -0,5130. Hal tersebut menjelaskan bahwa power otot tungkai memberikan korelasi yang cukup kuat terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan yaitu sebesar 0,5130 dimana korelasi tersebut merupakan korelasi atau hubungan yang bersifat negatif dalam pengertian setiap peningkatan power otot tungkai maka kecepatan tendangan mawashi gery chudan akan semakin kecil atau semakin cepat. Dari perhitungan koefisien determinasi diketahui power otot tungkai mempunyaihubungan sebesar 26,31% terhadap kecepatan mawashi gery chudan.untuk mengetahui hubungan tersebut signifikan atau tidak dilakukan dengan uji t. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung = -2,31. Pada taraf α = 0,05 dan dk = 17, Dari daftar distribusi t dengan menggunakan peluang 1-½ α = 0,975 dengan dk n-2= 15 diperoleh harga t (0,975) = 2.13. Dalam kriteria pengujian hipotesis dua arah dinyatakan bahwa pada thitung>ttabel dimana -2,31> - 2,13 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari power otot tungkai (X) terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan (Y) pada karateka Wadokai dojo SMK GajahMada Palembang. Kata Kunci: Power otot tungkai, kecepatan tendangan mawashi gery chudan. PENDAHULUAN Karate merupakan cabang olahraga bela diri yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat bahkan telah banyak yang menjadi tenaga profesional baik itu sebagai pelatih, wasit dan juga atlet. Karate merupakan cabang olahraga beladiri yang mempertandingkan dua nomor yaitu nomor kata dan kumite. Nomor kata adalah jurus yang mempertandingkan kemampuan seseorang untuk mendemontrasikan dalam penguasaan ilmu beladiri karate tradisional dengan harmonisisasi gerak yang mencerminkan kekuatan, kecepatan dan keindahan. Sedangkan nomor kumite mempertandingkan kemampuan seseorang dalam suatu pertarungan satu lawan satu sesuai dengan peraturan yang berlaku baku berdasarkan badan karate dunia yaitu World Karate Federation (WKF). Dalam pertandingan karate baik itu kumite maupun kata sangat dituntut memiliki kondisi fisik yang baik untuk mendukung kemampuan teknik yang sempurna. Berpikir dengan cepat dan tepat dapat mengontrol emosi serta menguasai keadaan lingkungan sekitar menjadi pelajaran penting yang harus dipahami oleh setiap karateka. Karateka yang dapat mengumpulkan poin lebih banyak dari lawan dinyatakan sebagai pemenang. Suatu kondisi

yang menuntut orang untuk saling menyerang dan mengungguli lawan apalagi dengan saling memukul ataupun menendang sudah tentu akan membutuhan kemampuan teknik yang didukung sepenuhnya oleh kemampuan fisik. Pertarungan yang dibatasi oleh waktu menjadikan situasi semakin menekan bagi para karateka yang bertanding, karena dalam waktu yang relative pendek harus dapat mengalahkan lawan menggunakan teknik pertarungan yang sesuai dengan peraturan. Kondisi ini menyebabkan karateka yang bertanding harus didukung oleh kondisi fisik yang prima, teknik yang sempurna, taktik yang jitu dan kekuatan mental yang tinggi. Pentingnya kondisi fisik bagi para karateka saat bertanding, baik secara teoritis maupun empiris tidak dapat disangkal lagi. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Harsono (1988:153) bahwa, Sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stres fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut maka dapat dinyatakan bahwa dukungan kondisi fisik diperlukan untuk cabang olahraga beladiri, terutama berkaitan dengan penampilan atlet saat pertandingan. Unsur unsur dari kondisi fisik yang mendukung kemampuan teknik dan taktik karate adalah daya tahan anaerobik, kelincahan, power otot lengan dan tungkai, kelentukan dan kecepatan. Kondisi fisik dipandang sebagai hal yang fundamental bagi atlet, karena tanpa dukungan kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi maksimal akan sulit terwujud. Komponen-komponen kondisi fisik tersebut tersebut dominan dibutuhkan baik pada saat menyerang maupun bertahan. Power adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum (Widiastuti, 2011:16). Pada umumnya gerakan dalam karate kebanyakan adalah gerakan yang bersifat eksplosif yang kuat dan cepat dimana hal ini dibutuhkan karena situasi bertanding pada saat kumite berlangsung dengan singkat dan cepat. Power otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai menggabungkan kecepatan dan kekuatan pada saat melakukan tendangan sehingga lawan tidak sempat menghindar dan tendangan tepat mengenai sasaran tanpa sempat dihalau atau ditangkis. Dengan demikian maka akan menghasilkan point, hal inilah yang diharapkan bisa terjadi pada saat pertandingan berlangsung. Seorang pemain karate harus mampun bergerak cepat ke segala arah sasana pertandingan untuk bertahan, memulai serangan dan juga menghindari serangan lawan. Dalam melakukan gerakan tendangan juga diperlukan power otot tungkai dimana untuk mengambil posisi yang tepat dan cepat sehingga bisa menghasilkan serangan yang tepat pula. Mawashi gery chudan adalah salah satu bentuk tendangan dalam karate dimana tendangan ini dilakukan dengan posisi menyerang lawan dari arah samping. Tendangan dilakukan dengan mengangkat satu kaki lalu dengan cepat diarahkan ke sasaran baik itu kaki pinggang dan juga kepala. Setelah mengenai sasaran lalu dengan secepatnya kaki dilipat dan kembali ke posisi siap. Dalam melakukan gerakan tersebut dibutuhkan power otot tungkai khusunya pada saat pertandingan. Menentukan arah yang tepat lalu memulai serangan dengan posisi yang tepat sehingga lawan tidak bisa menghindari serangan. Pada saat melakukan tendangan dibutuhkan kekuatan yang maksimal dan juga kecepatan yang maksimal untuk masuk menyerang pertahanan lawan sehingga tidak bisa dihalau dan bisa menghasilkan point. Dojo SMK Gajah Mada Palembang telah banyak atlet yang menunjukkan prestasinya ditingkat Daerah maupung Provinsi. Pada pertandingan di tingkat Nasioanal atlet dojo SMK Gajah Mada

Palembang belum bisa menunjukkan hasil yang maksimal hal tersebut disebabkan oleh kemampuan teknik dan kemampuan fisik atlet masih kurang baik. Kemampuan teknik dan kemampuan fisik atlet masih dalam kategori rendah. Untuk meningkatkan prestasi atlet dojo SMK Gajah Mada di tingkat nasional dibutuhkan latihan yang terprogram dengan baik untuk meningkatkan kemampuan teknik dan kemampuan fisik sehingga dalam pertandingan bisa menunjukkan prestasi yang maksimal. Beberapa kejuaraan karate tingkat nasional dan internasional menunjukkan atlet-atlet yang mempunyai kondisi fisik yang prima dan teknik bermain yang baik dapat memenangkan pertandingan dengan angka mutlak. Hal ini menggambarkan bahwa penampilan (performance) atlet saat bertanding ditentukan kondisi fisik yang baik dan kemampuan teknik yang baik pula. Sehingga perlu pengkajian yang ilmiah antara power otot tungkai terhadap tendangan kecepatan mawashi gery chudan. Pembatasan Masalah Mengingat begitu banyaknya permasalahan yang muncul pada tendangan kecepatan mawashi gery chudan, maka dapat diidentifikasi berbagai masalah yang jika dibahas satu demi satu menunjukkan jumlah yang begitu besar. Untuk itu penelitian ini dibatasi pada variable power otot tungkai sebagai variabel bebas dan kecepatan mawashi gery chudan sebagai variabel terikat. KAJIAN TEORITIS Hakikat Karate Karate adalah salah satu olahraga beladiri yang sudah memasyarakat baik itu di dunia maupun juga di Indonesia. Karate telah menjadi bagian dari masyarakat umum dimana mulai anak anak hingga orang tua telah ikut berperan dalam karate. Disamping itu banyak yang telah menjadi tenaga profesional di bidang karate mulai dari atlet, pelatih dan juga wasit. Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta. Pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI). PB. FORKI dipercayakan sebagai penyelenggara pertandingan karate pada even Sea Games dimana Indonesia menjadi tuan rumah yaitu Sea Games XIV tahun 1987 dan juga Sea Games XIX tahun 1997 di Jakarta. Dalam olahraga beladiri karate tentu banyak teknik mulai dari pukulan, tendangan, sikap berdiri dan juga tangkisan. Adapun teknik teknik tersebut disebut kihon. Menurut M. Nakayama (2002:65) mengatakan bahwa Kihon adalah latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis. Hakekat Kecepatan Mawashi Gery Dalam olahraga karate dikenal beberapa gerakan yang menggunakan teknik dasar dalam karate dikenal dengan istilah Ki-hon. Teknik tendangan mawashi adalah teknik tendangan yang ditujukan ke arah kepala, leher, perut, dada, paha dan kaki lawan bagian samping. Tendangan ini menggunakan punggung kaki yang diarahkan dari samping. Dengan tendangan ini maka otot otot yang bekerja lebih banyak dan tenaga yang dihasilkan akan lebih besar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik tendangan adalah menendang dengan cepat, keras dan segera ditarik ke posisi semula. Tempo atau waktu yang tepat dalam melancarkan serangan dengan teknik tendangan sehingga bisa mengenai sasaran dengan tepat. Teknik tendangan mawashi dilakukan dengan memulai kuda-kuda kibadachi dimana kaki yang akan melakukan tendangan berada di belakang kaki tumpuan. Lalu kaki tersebut diangkat menyiku ke samping dan dengan secepat mungkin meluruskan kaki ke arah sasaran, setelah mengenai sasaran maka kaki

ditarik secepat cepatnya kembali ke pisisi awal. Upaya pencapaian prestasi atau hasil optimal dalam berolahraga, memerlukan beberapa macam penerapan unsur pendukung keberhasilan seperti unsur kondisi fisik. Salah satu unsur kondisi fisik adalah kecepatan. Kecepatan adalah waktu yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan suatu kerja fisik tertentu. Kecepatan dalam banyak cabang olahraga merupakan inti dan sangat diperlukan agar dapat dengan segera memindahkan tubuh atau menggerakkan anggota tubuh dari satu posisi ke posisi lainnya. Menurut Harsono (2001:36), kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturutturut dalam waktu sesingkat - singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat. Kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat. Dalam melakukan tendangan mawashi yang baik dan tepat mengenai sasaran dibutuhkan kondisi fisik yang mendukung. Dalam melakukan Mawashi Gery diperlukan kecepatan menggerkkan otot tungkai sehingga gerakan tersebut menjadi tepat dan sulit untuk dihalau oleh lawan. Hakekat Power Otot Tungkai Powermerupakan suatu unsur diantara unsur-unsur komponen kondisi fisik yaitu kemampuan biomotorik manusia, yang dapat ditingkatkan sampai batas-batas tertentu dengan melakukann latihan-latihan tertentu yang sesuai. Power atau daya ledak menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan explosive serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat-cepatnya (Ismaryati, 2008: 59). Sedangkan menurut Widiastuti (2017:107) Power atau sering pula di sebut dengan daya eksplosif adalah suatu kemampuan gerak yang sangat penting untuk menunjang aktivitas pada setiap cabang olahraga. Selain itu powermemainkan peranan penting dalam komponenkomponen kemampuan fisik yang lain misalnya power, keincahan, kecepatan dan ketepatan demikian power merupakan faktor untuk menciptakan prestasi yang optimal. Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Power atau daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh, power dapat di latih dengan cara melakukan grakan: gerakan lompat kodok, gerakan skod jump, jalan jinjit, lompat dengan kedua kaki kedepan dan lain-lain, di samping itu power memainkan peranan penting dalam komponen-komponen kemampuan fisik misalnya kekuatan, kelincahan, kecepatan dan ketepatan. METODE PENELITIAN Metode Penelitian dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional. Menurut Arikunto (2006:160), metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, sedangkan menurut Dwijogo (2010:32) penelitian korelasi adalah untuk menentukan hubunganhubungan antara variabel atau untuk digunakan hubungan-hubungan di dalam pembuatan prediksi-prediksi variabel bebas dan terikat. Populasi dan Sampel Penelitian Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet karate yang mengikuti latihan di perguruan Wadokaidojo khusus unimedberjumlah 32 orang dan Sampel adalah tester yang akan menjadi sumber data dengan teknik pengambilan acak (random sampling). Sampel diambil adalah sebanyak 17 orang.

Teknik Pengumpulan Data Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data (Ismaryati, 2008:1). Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara objektif (Ismaryati, 2008:1). Dalam penelitian ini tes yang dilakukan adalahtes power otot tungkai dengan menggunakan standing broad jump test (Nurhasan, 214) tes ini bertujuan untuk mengukur komponen power otot tungkai dan tes kecepatan mawashi gery chudan dengan modifikasi dari tes tendangan untuk mengukur kecepatan (Lubis, 2016:199). HASIL PENELITIAN Hasil perhitungan statisitk diperoleh koefisien korelasi pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan jumlah responden 17 sebesar (-0,5130). Hal tersebut menjelaskan bahwa power otot tungkai memberikan korelasi yang cukup kuat terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan yaitu sebesar 0,5130 dimana korelasi tersebut merupakan korelasi atau hubungan yang negatif dalam pengertian setiap peningkatan power otot tungkai maka nilai kecepatan tendangan mawashi gery chudan akan semakin kecil atau semakin cepat. Dari perhitungan koefisien determinasi diketahui power otot tungkai mempunyai hubungan sebesar 26,31% terhadap kecepatan mawashi gery chudan.untuk mengetahui hubungan tersebut dikatakan signifikan dapat dilakukan dengan uji t. Hasil pengujian statistik uji t diperoleh thitung = -2,31 dan ttabel = 2,13. Dari daftar distribusi t dengan menggunakan peluang 1- ½ α = 0,975 dengan dkn-2= 15 dinyatakan bahwa thitung > ttabel dimana -2,31>2,13 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan dari power otot tungkai (X) terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan (Y) pada karateka wadokai dojo SMK Gaja Madah Palembang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dari power otot tungkai terhadap kecepatan mawashi gery chudan pada karatekawadokai dojo SMK Gaja Madah Palembang.

DAFTAR PUSTAKA Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek- Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma. Lubis, 2016. Pencak Silat. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada. Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta Direktorat: Jendral Olahraga Depdiknas. M. Nakayama. Best Karate. Tokyo : Tokyo Publisher(2002). M. Sajoto. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga (Semarang: IKIP Semarang Press, 1995) M. Najir. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalio Indonesia. Syarifuddin. Fisiologi Olahraga, (Jakarta : Smart Print. 1997) Widiastuti, Tes dan Pengukuran Olahraga (Jakarta : PT. Bumi Timur Jaya, 2011)