BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas pendidikannya. Contohnya adalah Finlandia, negara dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jawabnya dan menjalankan tugas dengan keikhlasan merasa tidak lelah, tidak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi untuk

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS PEMBENTUKAN KARAKTER ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan tidak lepas dari adanya organisasi.organisasi adalah wadah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi yang di miliki oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. sosiologis yang menekankan pada intuisi serta peranan dan harapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. cepat seseorang menguasai bahasa tersebut. Pengertian bahasa itu sendiri, bahasa

PENGELOLAAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN (Studi Situs SMP Negeri 1 Kedungtuban, Blora)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ar-Ruzz Media, 2010) hlm Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat. sudah banyak gedung-gedung sekolah yang dibangun.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. baik. Oleh sebab itulah perkembangan teknologi ini harus diimbangi dengan. adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan kualitas di era globalisasi ini menuntut kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam. mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh dimensi

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tira Nur Indah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sesuatu yang mempunyai pengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. penindasan bangsa lain, pada era global ini harus mempertahankan. identitas nasional dalam lingkungan yang kolaboratif.

BAB I PENDAHULUAN. dihindarkan keberadaannya dalam menyediakan komponen-komponen. input pendidikan. Proses pembelajaran yang bermutu terjadi jika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

I. PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kompleksitas problematika kehidupan di era globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru. Namun,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia {human resources), pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Nasional merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 2/1989.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman di era abad 21 yang pesat menuntut adanya sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM IMERSI DI SMP NEGERI 3 PATI

I. PENDAHULUAN. secara rinci masing-masing kajian tersebut dikemukakan sebagai berikut. Pendidik di SMK Negeri 1 Candipuro harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan kejuruan. Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas gurunya, bukan hanya besarnya dana pendidikan dan hebatnya fasilitas. Jika guru berkualitas baik, baik pula kualitas pendidikannya. Contohnya adalah Finlandia, negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia ini serius menjaga kualitas gurunya. Guru-guru di Finlandia merupakan guru-guru yang kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis (Rizali, 2009: 66). Dalam pembelajaran tersebut, guru dan peserta didik menjadi faktor utama yang terlibat secara aktif dan bersamaan. Guru sebagai penanggung jawab pembelajaran mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran hingga melakukan evaluasi untuk menentukan ketuntasan. Sedangkan peserta didik adalah subjek yang terlibat dalam pembelajaran tersebut. Sekolah bukan semata-mata sebagai konsumen, tetapi sekolah juga produsen dan pemberi jasa yang sangat erat hubungannya dengan pembangunan. Pembangunan tidak mungkin berhasil dengan baik tanpa didukung oleh tersedianya tenaga kerja yang memadai sebagai produk pendidikan. Oleh karena itu, sekolah perlu dirancang dan dikelola dengan 1

2 baik (Ihsan, 2010: 20). Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, maka sekolah perlu memperhatikan kualitas pembelajaran dan hasil belajarnya. Inilah yang kemudian menjadi tuntutan bagi sekolah untuk dapat memberikan pelayanan kepada konsumennya, yaitu masyarakat yang mempercayakan jasa pendidikan. Sejalan dengan fungsi pendidikan yang melekat pada sekolah sebagai lembaga pendidikan formal tersebut, SMP Negeri 1 Jepon, Kabupaten Blora sangat memperhatikan pembelajaran tersebut. Termasuk di era globalisasi ini, kemampuan berbahasa asing menjadi komunikasi yang mutlak diperlukan. Di SMP Negeri 1 Jepon, Kabupaten Blora, pembelajaran Bahasa Inggris menjadi salah satu mata pelajaran yang diharapkan dapat memberikan citra positif kepada masyarakat luas. Dari pelajaran Bahasa Inggris ini diharapkan dapat menjadikan peserta didik terampil dalam berkomunikasi dalam bahasa asing tersebut. SMP Negeri 1 Jepon, Kabupaten Blora merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Blora ini ditunjang dengan sejumlah tenaga pendidik yang berpengalaman. Dalam aktivitas pembelajaran, peranan guru semakin terlihat penting dengan menerapkan pembelajaran secara kreatif. Misalnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris, penyampaian materi tidak saja secara konvensional dari guru kepada peserta didik. Namun mereka juga didorong untuk mencari dan mengumpulkan tema yang berkaitan dengan materi, termasuk untuk belajar secara kelompok dan menggunakan media

3 pembelajaran secara variatif. Di samping itu, pendidikan berbasis karakter juga sudah diterapkan. Misalnya, kereligiusan, kedisiplinan, dan kejujuran. Dalam aktivitas pembelajaran, perlu adanya kemampuan yang dimiliki guru guna memberikan siswa pemahaman akan materi yang diajarkan. Berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Inggris berbasis karakter, guru memadukan materi akademik dengan pendidikan karakter. Misalnya: pada waktu guru mengajarkan materi reading di kelas, topik yang digunakan adalah mengenai hidup rukun beragama. Secara tidak langsung siswa akan membaca bacaan tersebut dan mengetahui isinya. Dengan demikian, siswa mendapatkan input baru tentang kereligiusan yang merupakan bagian dari pendidikan karakter. Seiring berjalannya waktu, maka guru pun semakin terampil dalam melaksanakan pembelajaran tersebut. Menurut Aqib dan Rohmanto (2008: 47), kemampuan dikdaktik tersebut memang harus terus meningkat sehingga mampu membangun suasana pembelajaran yang produktif, kreatif, dan inovatif. Peningkatan kemampuan dikdaktik ini secara sederhana dapat dilihat dari penguasaan materi, penyampaian materi dan kepribadian. Dengan intensitas yang rutin dan pengalaman kerja bertambah yang terus tersebut, guru dapat menjadikan pembelajaran sebagai aktivitas yang produktif, kreatif, dan inovatif sehingga peserta didik pun dapat mencapai ketuntasan pembelajaran.

4 Dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran tersebut, maka kelas menjadi sarana yang harus dipenuhi dan difungsikan dengan optimal. Dalam beberapa kesempatan guru pun dapat melaksanakan pembelajaran di luar kelas, misalnya di laboratorium maupun di luar kelas. Dalam banyak aktivitas pembelajaran, pembelajaran di dalam kelas memang masih dominan. Dengan demikian, guru harus mampu melaksanakan pembelajaran di dalam kelas secara kreatif. Artinya interaksi berjalan dua arah antara guru dengan peserta didik. Aqib dan Rohmanto (2008: 59) menjelaskan bahwa interaksi dalam aktivitas pembelajaran ini melibatkan tiga unsur, yaitu guru, siswa dan materi pelajaran. Dari pemahaman ini, guru memang harus menguasai materi agar dapat melaksanakan aktivitas pembelajaran. Inilah yang kemudian menjadi syarat utamanya, guru harus menguasai materi kemudian melaksanakan aktivitas pembelajaran secara interaktif yang melibatkan peran serta dari peserta didik. Praktik pembelajaran tersebut memang tidak dapat dicapai secara ideal. Faktanya adalah masih banyak pembelajaran yang bersifat teroritis dan peserta didik hanya menjadi objek yang hanya menerima materi. Inilah yang disebut dengan lemahnya proses pembelajaran karena anak hanya menghafal informasi namun pemahaman terhadap materi tersebut masih lemah. Menurut Sanjaya (2008: 1), hal ini akan berakibat pada ketidakmampuan anak setelah lulus, mereka pintar secara teoritis tetapi tidak mapu mengaplikasikan.

5 Atas dasar hal tersebut, maka sekolah memang harus melaksanakan kegiatan pendidikan secara terstruktur dan terencana, terlebih untuk aktivitas pembelajaran yang merupakan kegiatan utama. Semua aktifitas di sekolah harus dijadwalkan secara baik agar kegiatan proses belajar mengajar tidak terganggu. semua kegiatan, baik kegiatan kurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling tumpang tindih. Ini yang kemudian menjadi daya tarik bagi sekolah tersebut untuk berkompetisi dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Ini menjadi tantangan serius bagi lembaga pendidikan tersebut. Kalau tidak mampu menjawabnya, maka lembaga pendidikan tidak akan berwibawa di hadapan roda dinamika zaman yang berjalan dengan cepat. Bahkan lembaga pendidikan akan dianggap tidak mampu mengantisipasi realitas kekinian yang terjadi (Asmani, 2009: 15). Sekolah bukan semata-mata sebagai konsumen, tetapi juga produsen dan pemberi jasa yang sangat erat hubungannya dengan pembangunan. Pembangunan tidak mungkin berhasil dengan baik tanpa didukung oleh tersedianya tenaga kerja yang memadai sebagai produk pendidikan. Oleh karena itu, sekolah perlu dirancang dan dikelola dengan baik (Ihsan, 2010: 20). Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, maka sekolah perlu memperhatikan kualitas pembelajaran dan hasil belajarnya. Inilah yang kemudian menjadi tuntutan bagi sekolah untuk dapat memberikan

6 pelayanan kepada konsumennya, yaitu masyarakat yang mempercayakan jasa pendidikan. Sejalan dengan fungsi pendidikan yang melekat pada sekolah sebagai lembaga pendidikan formal tersebut, SMP 1 Jepon, Kabupaten Blora sangat memperhatikan pembelajaran tersebut. Termasuk di era globalisasi ini, kemampuan berbahasa asing menjadi komunikasi yang mutlak diperlukan. Di SMP 1 Jepon, Kabupaten Blora, pembelajaran Bahasa Inggris menjadi salah satu mata pelajaran yang diharapkan dapat memberikan citra positif kepada masyarakat luas. Dari pelajaran Bahasa Inggris ini diharapkan dapat menjadikan peserta didik terampil dalam berkomunikasi dalam bahasa asing tersebut. Bahasa Inggris yang merupakan salah satu dari beberapa bahasa yang digunakan sebagai bahasa internasional telah banyak digunakan dalam banyak bidang, baik kesehatan, perdagangan, dan tentu saja di bidang pendidikan. Situasi yang menunjang kemampuan perkembangan bahasa juga perlu diciptakan dan dikembangkan oleh para guru di sekolah. Di sisi lain, masyarakat perlu memberikan dukungan yang bersifat kondisi psikologis dan sosiokultural bagi perkembangan bahasa remaja. Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sangat perlu menciptakan suasana yang dapat membesarkan hati atau mendorong anak atau remaja untuk berani mengkomunikasikan pikiran-pikirannya.

7 Penguasaan Bahasa Inggris merupakan salah satu upaya untuk mutu meningkatkan sumber daya manusia. Namun upaya tidaklah mudah karena Bahasa Inggris bukan merupakan bahasa ibu di Indonesia, demikian pula dengan kemampuan berbahasa yang dimiliki guru. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris diperlukan pengelolaan yang tepat agar peserta didik dapat mengerti dan memahami materi yang disampaikan, terutama kurikulum yang digunakan dalam sistem pendidikan yang berlaku. Mengingat pentingnya menguasai Bahasa Inggris, maka pembelajaran Bahasa Inggris sudah selayaknya diajarkan secara serius kepada peserta didik. Dengan mengenal Bahasa Inggris, peserta didik akan lebih mudah untuk menguasai Bahasa Inggris. Upaya untuk menguasai Bahasa Inggris dapat dilakukan melalui pendidikan formal di sekolah maupun melalui pendidikan nonformal, misalnya dari lembaga-lembaga pendidikan atau tempat-tempat kursus Bahasa Inggris. SMP Negeri 1 Jepon, Kabupaten Blora merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Blora ini ditunjang dengan sejumlah tenaga pendidik yang berpengalaman. Dalam aktivitas pembelajaran, peranan dari guru semakin terlihat penting dengan menerapkan pembelajaran secara kreatif. Misalnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris, penyampaian materi tidak saja secara konvensional dari guru kepada peserta didik. Namun mereka juga didorong untuk mencari dan mengumpulkan tema yang berkaitan dengan materi, termasuk untuk belajar secara kelompok dan menggunakan media

8 pembelajaran secara variatif. Disamping itu pendidikan karakter juga sudah diterapkan. Misalnya kereligiusan, kedisiplinan dan kejujuran. Pendidikan karakter yang dimasukkan dalam pembelajaran, memiliki tingkat efektifitas manakala guru mampu mengkombinasikan antara materi pokok dengan aspek pendidikan karakter itu sendiri. Ketika guru memberikan tugas kelompok, guru memberikan batas waktu kepada siswa untuk menyelesaikannya. Batasan waktu itu, memiliki fungsi ganda yaitu guru bisa mengelola waktu dalam kegiatan pembelajaran, di sisi lain guru juga bisa memberikan pembelajaran akan pentingnya suatu kedisiplinan. Pada saat ini, tingkat korupsi yang ada di negara ini semakin merajalela. Hal ini dipengaruhi oleh kesempatan dan tingkat kejujuran yang rendah. Sementara itu, guna menciptakan generasi penerus bangsa yang memiliki kemampuan dan kepribadian yang baik, hendaknya dimulai sedini mungkin. Salah satu caranya adalah dengan memberikan pembelajaran kejujuran dalam bentuk pengalaman yang nyata. Ketika ulangan harian dilakukan, guru Bahasa Inggris harus tegas untuk menginstruksikan agar soal yang diberikan dikerjakan sendiri oleh masing-maisng siswa. Jika ada yang menyontek maka, guru harus memberikan hukuman yang membangun. Sehingga dengan cara itu, guru telah mengajarkan nilai dari pendidikan karakter berupa kejujuran kepada siswa. Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti berminat untuk melakukan pengkajian terhadap pengelolaan pembelajaran Bahasa Inggris di

9 SMP Negeri 1 Jepon, Kabupaten Blora dengan judul Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Pembentukan Karakter (Studi Situs di SMP Negeri 1 Jepon, Kabupaten Blora). Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh gambaran ciri-ciri pengelolaan pembelajaran yang efektif dan efisien serta menarik sehingga dapat diadaptasi di lembaga pendidikan lainnya. B. Fokus Penelitian Sesuai dengan latar belakang masalah, fokus penelitian ini adalah Apa ciri-ciri pengelolaan pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Jepon, Kabupaten Blora?. Fokus tersebut diuraikan menjadi tiga subfokus. 1. Apa tujuan pembelajaran Bahasa Inggris berbasis karakter di SMP Negeri 1 Jepon, Kabupaten Blora? 2. Bagaimana materi pelajaran Bahasa Inggris berbasis pembentukan karakter di SMP Negeri 1 Jepon, Kabupaten Blora? 3. Bagaimana aktivitas pembelajaran Bahasa Inggris berbasis pembentukan karakter di SMP Negeri 1 Jepon, Kabupaten Blora? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, ada tiga tujuan ingin dicapai. 1. Mendeskripsikan tujuan pembelajaran Bahasa Inggris berbasis karakter di SMP Negeri 1 Jepon, Kabupaten Blora

10 2. Mendeskripsikan materi pelajaran Bahasa Inggris berbasis pembentukan karakter di SMP Negeri 1 Jepon, Kabupaten Blora. 3. Mendeskripsikan aktivitas pembelajaran Bahasa Inggris berbasis pembentukan karakter di SMP Negeri 1 Jepon, Kabupaten Blora. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. 1. Teoritis Hasil dari penelitian ini akan mampu menambah kajian teoritis dan referensi yang lengkap tentang pengelolaan pembelajaran Bahasa Inggris secara kreatif. 2. Praktis a. Bagi Tenaga Pendidik Dapat berperan secara optimal sebagai penyelenggara pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung secara aktif, menarik, dan efektif. b. Bagi Peserta Didik Dapat mengikuti kegiatan pembelajaran berlangsung secara aktif sehingga kegiatan pembelajaran menjadi bermakna. c. Bagi Kepala Sekolah

11 Dapat melakukan supervisi pembelajaran sehingga mutu pendidikan dan kegiatan pembelajaran dapat berkembang. d. Bagi Pengawas Sekolah Dapat melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran sehingga tenaga pendidik mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran serta mengembangkan kompetensinya. E. Daftar Istilah 1. Pengelolaan Pengelolaan adalah sejumlah kegiatan untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan. 2. Pembelajaran Pembelajaran adalah kegiatan menyampaikan materi pelajaran tertentu yang dilakukan oleh oleh guru dan peserta didik. 3. Bahasa Inggris Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang menjadi bahasa internasional dan disampaikan sebagai salah satu materi pelajaran wajib di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat. 4. Karakter Karakter adalah sikap yang muncul pada seseorang yang telah menjadi kepribadiannya