BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Salah satu ilmu. batas tertentu perlu menguasai matematika.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Dari proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pendidikan di sekolah dan mempunyai peranan penting dalam. segala jenis dimensi kehidupan siswa dengan fungsinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi. Matematika juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kemajuan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB I PENDAHULUAN. aspek penalarannya. Risnawati mengutip pendapat Johnson dan Rising yang. logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Matematika merupakan wahana yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Pemahaman yang diperoleh dapat diimplementasikan ke

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa berpikir logis, rasional, kritis, ilmiah dan luas. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia, dengan mempelajari matematika siswa lebih

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kehidupan. Pendidikan tidak akan terlepas dari proses

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapat akan semakin dibutuhkan. Adanya kemampuan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pendapat sangatlah kurang. Seseorang tidak akan pernah mendapat

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di madrasah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. Akibatnya. prestasi matematika siswa secara umum belum menggembirakan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

dalam pembelajaran matematika mencakup pemahaman konsep, penalaran

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan pembelajaran matematika yang harus dicapai. 1. dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

BAB I PENDAHULUAN. atau bukti-bukti baru dalam lapangan pendidikan dan menguji fakta-fakta lama,

PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY. Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia karena selalu digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. matematika. Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokatis, penuh tenggang rasa,

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN. setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu hal

BAB I PENDAHULUAN. intelektual. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

I. PENDAHULUAN. kemampuan atau potensi dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi yang dewasa ini semakin berkembang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang menjadi tujuan utama Pendidikan di Sekolah Dasar yaitu membaca,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah, menurut. Kurikulum 2004, adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu ilmu yang berperan penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. harapan para pesertanya (orang -orang yang sedang berkomunikasi). 1. untuk memperjelas keadaan atau masalah. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Di setiap jenjang pendidikan, matematika merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menerima pembuktian secara induktif, didefenisikan ke unsur-unsur yang didefenisikan, ke aksioma atau postulat dan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan eksak ataupun permasalahn-permasalahan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan. mudah dari berbagai sumber.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika. Fadjar Shadiq menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman konsep dalam matematika merupakan kemampuan dasar

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang 1. Oleh karena itu, masyarakat terutama siswa sekolah formal.

BAB I PENDAHULUAN. semua orang berkepentingan dengan pendidikan. Orang yang ingin memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia ilmiah, berpikir adalah hal yang biasa digunakan terutama

BAB I PENDAHULUAN. dengan semboyan learning by doing. Berbuat untuk mengubah tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. satu sarana dalam mebentuk siswa untuk berpikir secara ilmiah. Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari zaman dahulu hingga sekarang, manusia akan selalu berhubungan dengan matematika.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan siswa tidak menyukai belajar matematika, karena mereka

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari siswa, pengajar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. terkenal dengan kehebatan sains dan teknologinya. 1. meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia manapun di planet bumi ini. Untuk menciptakan SDM yang

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Keywords: Model pembelajaran kooperatif, Think Pair Square, Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam surat Mujadalah: 11 yaitu sebagai berikut: 1

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan akan dapat dicapai dengan. mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena hampir

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh baik atau tidaknya mutu pendidikan di negara tersebut. Karena melalui pendidikan suatu negara mampu menghasilkan anak bangsa yang cerdas. Kemajuan ilmu dan teknologi yang dewasa ini semakin berkembang juga tidak terlepas dari berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Salah satu ilmu pengetahuan yang sangat mempengaruhi perkembangan tersebut adalah ilmu matematika sebagai ilmu dasar. Untuk itu manusia sebagai insan yang berhubungan langsung dengan kemajuan teknologi, sudah selayaknya sampai batas tertentu perlu menguasai matematika. Matematika merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Ini berarti, matematika sangat penting untuk dipelajari karena merupakan landasan awal bagi terciptanya sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Mata pelajaran ini perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi karena hampir semua ilmu pengetahuan dan teknologi memerlukan matematika. 1

2 Hal ini sesuai dengan tujuan dari pembelajaran matematika yaitu: 1 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, table atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP tersebut dapat disimpulkan bahwa mempelajari matematika dapat melatih siswa untuk memahami konsep, menggunakan nalar, menyelesaikan masalah, mengkomunikasikan gagasan, menata cara berfikir, dan pembentukan keterampilan matematika untuk mengubah tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa akan terlihat pada akhir proses pengajaran yang mengacu pada hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah hasil belajar matematika yang mencapai ketuntasan belajar matematika siswa. Siswa dikatakan tuntas belajar matematika apabila nilai hasil belajar matematika siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM). 2 Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran matematika dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain adalah guru matematika dan siswa. Hal ini disebabkan karena guru matematika dan siswa terlibat langsung dalam 12 1 Risnawati, Strategi Pembelajaran Matematika, Pekanbaru, Suska Press, 2008, h. 2 Depdiknas, Kurikulum 2006, Jakarta, Depdiknas, 2006, h. 346

3 kegiatan proses pembelajaran matematika. Guru sebagai subjek yang sangat berperan dalam usaha membelajarkan siswa, dan siswa sebagai objek yang menjadi sasaran pembelajaran matematika. Oleh karena itu, pelaksanaan kurikulum matematika didepan kelas sangat bergantung kepada kemampuan dan keterampilan guru matematika sebagai pengelola proses pembelajaran matematika. Pemilihan strategi pembelajaran matematika yang tepat akan mempermudah peroses terbentuknya pengetahuan matematika pada siswa. 3 Jika siswa tidak menyenangi matematika, mungkin salah satu penyebabnya adalah guru membelajarkan siswa hanya dengan menggunakan satu cara yang kebetulan cara itu tidak cocok untuk siswa tersebut. Pada dasarnya pembelajaran matematika harus dapat mengaktifkan siswa untuk belajar dan menyenangi matematika sehingga akan berdampak pada hasil belajar yang baik. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru matematika ibu Sakinah, S. Pd di SMPN 2 Bangkinang Barat. Penulis memperoleh informasi bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VII di sekolah tersebut masih tergolong rendah, Hal ini ditandai dengan rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh siswa dan masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) bidang studi matematika yang ditetapkan sekolah yaitu 65 untuk setiap materi pokok. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sejauh ini guru matematika SMPN 2 Bangkinang Barat telah melakukan berbagai cara guna 3 Suhermi & Saragih Sehata, Strategi Pembelajaran Matematika, Pekanbaru, Cendikia Insani, 2008, h. 1

4 meningkatkan hasil belajar matematika siswa khususnya kelas VII SMPN 2 Bangkinang Barat. Hal ini terlihat dari gejala-gejala sebagai berikut: 1. Sebagian besar siswa (7 0 % siswa) dalam kelas tersebut hasil belajarnya masih di bawah KKM, yaitu di bawah 65. 2. Pada saat diberikan soal latihan, hanya sebagian kecil siswa yang bisa menyelesaikan atau mengerjakan latihan. 3. Sebagian besar siswa tidak dapat menjawab pertanyaan tentang materi pelajaran matematika. Kenyataan di lapangan yang di dapat dari wawancara di SMPN 2 Bangkinang Barat pada mata pelajaran matematika, diperoleh bahwa pada proses pembelajaran guru menjelaskan materi tentang Segiempat dan Segitiga, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, namun hanya sebagian siswa saja yang bertanya, saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa hanya sebagian siswa yang mampu menjawab dengan benar. Kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan atau menjelaskan kembali materi yang telah dipelajari, sebagian besar siswa hanya diam dan tidak mampu menjelaskannya. Mungkin ini alasan mengapa siswa SMPN 2 Bangkinang Barat hasil belajar masih dibawah rata-rata, meskipun guru telah memberikan trobosantrobosan pada siswa untuk meningkatkan hasil belajar matematika, seperti bimbingan belajar matematika. Dari gejala-gejala di atas dapat dipahami bahwa guru sangat berperan penting dalam menggunakan dan menerapkan

5 strategi atau model pendekatan pembelajaran yang sesuai agar siswa dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar. Penulis berasumsi strategi yang dapat mengarahkan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik adalah model pembelajaran Kooperatif Listening Team. Model pembelajaran Kooperatif merupakan model yang dapat digunakan secara efektif pada setiap tingkatan kelas dan untuk berbagai macam pembelajaran, mulai dari kemampuan dasar sampai pemecahan masalah. 4 Banyak alasan kenapa pembelajaran kooperatif menjadi perhatian dalam dunia pendidikan di antaranya menurut Slavin untuk meningkatkan prestasi siswa, mengembangkan hubungan antara kelompok, membantu teman yang akademiknya lemah, dan meningkatkan rasa harga diri, serta menimbulkan kesadaran kepada siswa untuk belajar, berfikir, menyelesaikan masalah dan mengintegrasikan kemampuan merekan dalam kehidupan. 5 Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran kooperatif Listening Team, yaitu salah satu pembelajaran dimana siswa terlibat secara aktif dan terjadi hubungan yang dinamis serta saling mendukung antara siswa satu dengan siswa yang lain. Kegiatan ini merupakan sebuah cara membantu peserta didik agar tetap fokus dan siap siaga selama pelajaran yang diberikan. 6 4 Robert E.Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Bandung, Nusa Media, 2005, h. 4 5 Rusman, Model-model Pembelajaran, Jakarta, Rajawali Perss, 2011, h. 205 6 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung, Nusamedia, 2006, h. 121

6 Model pembelajaran Listening Team menciptakan kelompokkelompok kecil dengan tugas yang berbeda (penanya, penjawab, pembantah, dan penarik kesimpulan) yang memunculkan diskusi yang aktif. Model ini di rancang untuk mengetasi kesulitan belajar siswa secara individual. Hasil belajar individu dibawa ke kelompok-kelompok untuk di diskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban. Sehingga pada pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta bisa membantu siswa yang lemah/ siswa yamg mengalami kesulitan dalam memahami matreri belajar. 7 Pembelajaran kooperatif Listening Team, siswa juga dituntut untuk bertanggung jawab terhadap tugas dalam kelompok dan membuat siswa lebih termotivasi mencari jawaban yang benar untuk memecahkan masalah dan mencari cara untuk menuntaskan kegiatan belajar. Jika kegiatan belajar berlangsung dengan aktif, maka akan berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar dengan begitu penerapan model pembelajaran kooperatif Listening Team dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar matematika seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. 8 Dengan demikian, cara dan sarana yang digunakan dalam kegiatan mengajar matematika harus dirancang sedemikian hingga, sehingga proses belajar matematika dapat 7 Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya, Universitas Negeri Surabaya, 2000 8 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Rajawali press, 2010, h. 38

7 berlangsung dengan optimal. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif Listening Team terhadap hasil belajar matematika. Dari paparan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian eksperimen dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Listening Team Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMPN 2 Bangkinang Barat Kabupaten Kampar. B. Defenisi Istilah Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari kesalahpahaman, maka perlu diberikan defenisi operasional yaitu: 1. Model Kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajardan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen 9. 2. Listening Team merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk membantu peserta didik agar tetap terfokus dan siap siaga selama pelajaran yang diberikan. 10 3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. 11 9 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta, Rajawali Press, 2012, h. 202 10 Melvin L. Silberman, Loc.cit

8 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: a. Hasil belajar Matematika siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) b. Masih banyak siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal-soal latihan.. c. Strategi yang digunakan guru belum dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. d. Partisipasi siswa dalam belajar matematika masih kurang. 2. Pembatasan Masalah Untuk lebih terarahnya apa yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka penulis akan membatasi masalah yang akan dibahas. Titik fokus penelitian ini membahas pengaruh penerapan model pembelajaran Kooperatif Listening Team terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 2 Bangkinang Barat kabupaten Kampar. Materi dibatasi pada sub pokok bahasan Segiempat ( Trapesium) dan Segitiga. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas. Maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh pembelajaran Kooperatif Listening Team terhadap hasil belajar 11 Nana Sudjana, penilaian Hasil dan Proses Belajar-Mengajar, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2008, h. 22

9 matematika Siswa kelas VII SMPN 2 Bangkinang Barat Kabupaten Kampar? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti Pembelajaran Kooperatif Listening Team dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMPN 2 Bangkinang Barat. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi siswa, dengan digunakan model pembelajaran kooperatif Listening team dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 2 Bangkinang Barat. b. Bagi guru, sebagai salah satu strategi atau model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. c. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam rangka meningkatkan mutu dan memperbaiki proses pembelajaran terutama pada pelajaran matematika. d. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta pedoman bagi penulis untuk mengembagkan strategi atau model pembelajaran.