BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan persiapan alat dan komponenkomponen yang digunakan untuk bahan pembuatan prototipe Alat blood warmer serta alat penunjang yang diperlukan selama proses pengujian dan analisa. Bab ini juga memaparkan hasil-hasil pengukuran pada titik-titik tertentu. Hasil pengukuran ini disusun dalam bentuk tabel pendataan dengan beberapa kondisi yang diberikan pada rangkaian. Hal ini bertujuan untuk lebih memperlihatkan sejauh mana pengaruh masukan yang berbeda terhadap kerja rangkaian secara keseluruhan. Keakuratan hasil pendataan banyak dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain dari komponen yang kita rakit maupun alat penunjang yang kita gunakan dalam pendataan. 4.1 Pengukuran Alat Setelah perangkat keras telah selesai dirancang dan dibuat, maka perangkat ini harus diuji terlebih dahulu untuk memastikan alat ini dapat dioperasikan sesuai dengan tujuan perancangan yang diinginkan. Pengujian dan pengamatan dilakukan 41
42 terhadap sistem pengkabelan, hubungan tiap komponen, tiap blok rangkaian, dan keseluruhan sistem. Sebelum melakukan pendataan, peneliti melakukan beberapa persiapan agar dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan dengan semestinya, kegiatan tersebut meliputi : 1. Mencari dan mempelajari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas untuk digunakan sebagai bahan referensi. 2. Menganalisa serta memahami cara kerja dari rangkaian yang penulis rancang. 4.1.1 Persiapan Alat Adapun alat yang harus disiapkan adalah sebagai berikut : a. Modul Alat blood warmer b. Avometer Digital Merk Model : MASDA : DT830B Tegangan AC/DC : maksimal 1000 V Arus DC Resistansi : maksimal 200 ma : maksimal 2000 kω c. Thermometer digital Merk : GEA Medical Satuan : C
43 4.1.2 Persiapan Bahan Daftar komponen yang digunakan setiap rangkaian pada alat blood warmer a. Rangkaian Start dan rangkaian pemilih waktu 1. Push Button Switch (3 buah) b. Rangkaian Catu daya 1. Trafo 2. Dioda 1N4002 (4 buah) 3. Kapasitor 1000 µf (1 buah) 4. Kapasitor 330 µf (1 buah) 5. IC 7805 (1 buah) 6. Resistor 1 kω 7. Dioda Led (1 buah) c. Mikrokontroler 1. IC ATMega8535 (1 buah) 2. XTAL 12 MHz (1 buah) 3. Kapasitor 22 pf (2 buah) 4. Kapasitor 10 nf (1 buah) 5. Kapasitor 100nF (1 pcs). 6. Reset Button 7. 1 pcs Resistor 10 kω (1 buah) 8. Resistor 4k7 (1 pcs) 9. 220Ω (1 pcs) 10. Socket mikro 40 pin 11. LED 1 pcs
44 d. Rangkaian Kontrol Suhu dan Heater 1. LM 35 (2 buah) 2. Dioda 1N4148 (1 buah) 3. Resistor 1 KΩ (1 buah) 4. Transistor BC 547 (1 buah) 5. Relay (1 buah) 6. Heater (1 buah) e. Rangkaian Display Suhu 1. LCD 16 karakter x 2 baris 4.1.3 Metode Pengukuran Sebelum melakukan pendataan maka peneliti terlebih dahulu melakukan persiapan dan pemeriksaan terhadap rangkaian yang akan diuji. Setelah rangkaian dapat berfungsi dengan baik, maka langkah selanjutnya penulis akan melakukan pengukuran pada titik-titik tertentu. Dari hasil pengukuran tersebut maka akan diperoleh data. Data-data tersebut akan menunjukan apakah rangkaian sudah bekerja sesuai yang diinginkan apa belum. Untuk melakukan pengukuran maka peneliti harus terlebih dahulu menentukan titik-titik pengukuran pada setiap rangkaian. Adapun titik pengukuran pada rangkaian adalah sebagai berikut : 1. Titik pengukuran 1 (TP1) Pada titik pengukuran 1, peneliti menggunakan LM 35 (T1) yang bertujuan untuk pengukuran tegangan keluaran dari sensor LM 35 sebagai sensor suhu darah. berikut peneliti uraikan dalam bentuk gambar.
45 SUHU 35 C (a) (b) (c) Gambar 4.1 (a) set suhu 35 C (b) Hasil pengukuran (d) grafik pengukuran suhu terhadap waktu SUHU 36 C (a)
46 (b) (c) Gambar 4.2 (a) set suhu 36 C (b) Hasil pengukuran (c) grafik pengukuran suhu terhadap waktu SUHU 37 C (a)
47 (b) (c) Gambar 4.3 (a) set suhu 37 C (b) Hasil pengukuran (c) grafik pengukuran suhu terhadap waktu SUHU 38 C (a)
48 (b) (c) Gambar 4.4 (a) set suhu 38 C (b) Hasil pengukuran (c) grafik pengukuran suhu terhadap waktu SUHU 39 C (a)
49 (b) (c) Gambar 4.5 (a) set suhu 39 C (b) Hasil pengukuran (c) grafik pengukuran suhu terhadap waktu SUHU 40 C (a)
50 (b) (c) Gambar 4.6 (a) set suhu 40 C (b) Hasil pengukuran (c) grafik pengukuran suhu terhadap waktu Catatan: pengambilan data dilakukan secara berturut-turut dengan heater dalam kondisi aktif
51 2. Titik pengukuran 2 (TP2) Pada titik pengukuran 2, peneliti menggunakan LM 35 (T2) yang bertujuan untuk pengukuran tegangan keluaran dari sensor LM 35 sebagai sensor suhu tubuh. Berikut peneliti uraikan dalam bentuk gambar 4.7. (a) (b) (c) (d) (e) (f) Gambar 4.7 Tegangan keluaran dari sensor LM 35 sebagai sensor suhu tubuh (a) set suhu 35 C (b) set suhu 36 C (c) set suhu 37 C (d) set suhu 38 C (e) set suhu 39 C (f) set suhu 40 C Pendataan TP1 dan TP2 dilakukan untuk mengetahui ketepatan sensor dalam merespon perubahan suhu sekitarnya yaitu dengan mengukur tegangan keluarannya.
52 3. Titik pengukuran 3(TP3) Pada titik pengukuran 3, peneliti menggunakan transistor yang berfungsi sebagai saklar, yang akan aktif high bila tegangan masukan pada basis transistor bernilai lebih dari 0,7 volt dan sebaliknya dikatakan low bila tegangan masukan pada basis dibawah 0,7 Volt. Dalam hal ini transistor akan mempengaruhi aktif tidaknya pemanas pada rangkaian driver heater. Berikut diuraikan dalam bentuk gambar 4.8 dan tabel 4.1. (a) (b) Gambar 4.8 Tegangan masukan pada basis transistor (a) aktif low (b) aktif high Tabel 4.1 Kondisi transistor pada rangkaian driver heater Basis transistor(volt) Kondisi pemanas >0,7 Hidup <0,7 Mati
53 4.2 Uji Fungsi Uji fungsi merupakan pengujian alat yang dibuat terhadap parameter yang digunakan. Parameter yang digunakan pada alat yakni suhu. Uji fungsi bertujuan untuk mengetahui apakah alat sudah berfungsi sesuai yang diinginkan. Dengan adanya uji fungsi pada prototipe blood warmer akan melakukan pengujian dan mengambil data hasil pengujian pada masing-masing pengujian, dengan harapan hasil pada prototipe blood warmer sesuai dengan blood warmer yang sebenarnya dan peneliti akan menguraikan metode pengujian pada pesawat itu: 1. Pada pengujian fungsi ini peneliti akan melakukan pengujian-pengujian pada alat antara lain : a. Tampilan suhu pada prototipe blood warmer akan dibandingkan antara output pada LM 35 dan dengan thermometer digital agar didapat perbandingan suhu sebenarnya. b. Pengujian dari masing-masing switch dan tombol yang terdapat pada prototipe alat blood warmer. 2. Dari penjelasan diatas peneliti akan menguraikan analisa data dari hasil pengujian alat. 4.2.1 Pengujian Parameter Suhu Pengujian parameter suhu dilakukan dengan membandingkan suhu yang ditampilkan pada display dengan suhu yang dideteksi oleh LM 35 dengan suhu sebenarnya yang diukur dengan thermometer digital. Berikut ini akan diuraikan dalam bentuk gambar dan tabel.
54 (a) (b) (c) (d) (e) (f) Gambar 4.9 Hasil pengujian dengan menggunakan thermometer digital (a) 35 C (b) 36 C (c) 37 C (d) 38 C (e) 39 C (f) 40 C Tabel 4.2 Hasil Pengujian suhu Suhu pada LM35 ( C) Suhu pada thermometer ( C) 35 34,4 36 35,3 37 36,5 38 37,1 39 38,3 40 39,5 Pada tabel 4.2 dapat terlihat perbandingan suhu yang didapat. Pengujian perbandingan suhu dilakukan agar didapat nilai suhu yang sebenarnya dengan membandingkan suhu yang ditampilkan pada display dengan output pada LM 35
55 dan dengan suhu yang diukur thermometer digital yang ternyata hasil dari pengujian mempunyai selisih nilai yang tidak begitu jauh. 4.2.2 Pengujian Switch dan Tombol Pengujian dari masing-masing switch dan tombol yang terdapat pada prototipe blood warmer, dimana tombol sangat berpengaruh pada saat akan mengoperasikan prototipe blood warmer. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Pengujian switch dan tombol No. Switch/tombol Fungsi Keterangan Untuk mengembalikan 1 Reset tampilan display ke kondisi awal Sesuai 2 Pengaturan suhu (set puluhan dan satuan) Mengatur berapa suhu yang diinginkan dengan menaikkan setingan Sesuai 3 Start Untuk memulai pengoperasian alat Sesuai 4.3 Penyajian data dan Analisa Data Berdasarkan hasil pengujian yang telah lakukan pada alat maka dapat ditentukan persentase kesalahan dengan menggunakan rumus : % kesalahan = Hasil perhitungan-hasil pengukuran Hasil perhitungan x 100%
56 4.3.1 Analisa data pengujian alat Pengujian dilakukan dengan membandingkan pembacaan pada LM35 dengan thermometer digital. Tabel 4.4 Persentase kesalahan hasil pengujian suhu Suhu pada LM35 ( C) Suhu pada thermometer ( C) % kesalahan 35 34,4 1,7 36 35,3 1,9 37 36,5 1,3 38 37,1 2,3 39 38,3 1,7 40 39,5 1,2 Rata-rata % kesalahan 1,68 Jadi total persentase kesalahan rata-rata dari keseluruhan prototype alat blood warmer ini yaitu : % kesalahan = Hasil perhitungan-hasil pengukuran Hasil perhitungan x 100% = 1,68
57 4.4 Hasil Analisa Sistem Tahap pengujian analisa sistem dapat dilakukan dengan cara melakukan pengujian melalui program. Pengujian dilakukan dengan tujuan agar dapat diketahui apakah blood warmer yang dibuat telah melakukan fungsinya dengan benar sesuai dengan apa yang telah diprogram. 4.4.1 Blood warmer dapat mengatur settingan suhu Blod warmer dapat mengatur settingan suhu dengan menaikkan suhu yang diperintahkan caranya adalah menekan tombol pada push button (warna kuning). 4.4.2 Blood warmer dapat menampilkan suhu pada display Blood warmer dapat menampilkan suhu yang sedang bekerja setelah mendapatkan input melalui sensor LM35 kemudian diproses oleh mikrokontroler dan mengeluarkan output panas yang ditampilkan pada LCD.