BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di Kebun Jarak Pagar PT Indocement, Citeureup, Bogor. Pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo dilakukan sejak Juli 2010, pindah tanam ke lahan PT Indocement pada Agustus 2010 dan pengamatan penelitian dilakukan pada Oktober 2010 hingga April 2011. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan untuk penanaman adalah benih jarak pagar genotipe Bengkulu yang dipanen di Citeureup. Media tanam pembibitan terdiri atas pupuk kandang, tanah, dan pasir. Peralatan yang digunakan diantaranya gunting pangkas, pita meter, micrometerskrup, plastik label, kertas kerja, alat tulis, dan timbangan analitik. Metode Penelitian Rancangan Percobaan Percobaan di lapangan disusun berdasarkan rancangan faktorial dalam Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dua faktor, yaitu pemangkasan dan pengaturan jarak tanam. Pemangkasan terdiri atas tiga taraf perlakuan pemangksan batang utama yaitu 20 cm, 40 cm, dan 60 cm dari permukaan tanah. Faktor kedua adalah jarak tanam yang terdiri atas 3 taraf yaitu 1x1 m 2, 2x1 m 2, dan 2x2 m 2. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 27 satuan percobaan dengan luas lahan 1088 m 2. Setiap unit percobaan terdapat 15 tanaman jarak pagar. Jumlah tanaman contoh di setiap unit percobaan sebanyak 5 tanaman, sehingga terdapat 135 satuan amatan. Model aditif linear untuk rancangan yang digunakan adalah :
23 Y ijk = µ + α i + β j + γk + (αβ)ij + ε ijk Keterangan : Y ijk : nilai pengamatan pada perlakuan pemangkasan ke-i, jarak tanam ke-j, dan kelompok ke- k µ : nilai rataan umum α i βj γk : pengaruh perlakuan pemangkasan ke-i (i=1,2,3) : pengaruh perlakuan jarak tanam ke-j (j=1,2,3) : pengaruh kelompok ke-k (k=1,2,3) (αβ)ij : pengaruh interaksi perlakuan pemangkasan ke-i dan jarak tanam ke-j ε ijk : pengaruh galat percobaan perlakuan pemangkasan ke-i, jarak tanam ke-j, dan kelompok ke-k. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan yang dicobakan dilakukan analisis ragam (Uji F), hasil uji F yang menunjukkan pengaruh nyata kemudian diuji lanjut dengan metode Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Denah petak percobaan dapat dilihat pada Lampiran 1. Pelaksanaan Penelitian Bahan tanam yang digunakan adalah benih campuran genotipe Bengkulu, sebagai salah satu hasil seleksi dan karakterisasi terbaik yang dihasilkan pada penelitian sebelumnya. Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pembibitan Benih ditanam di polibag, kemudian bibit jarak pagar dipelihara sampai berumur delapan minggu. 2. Pemeliharaan bahan tanam Bibit yang tumbuh diseleksi dengan kriteria sebagai berikut: pertumbuhan normal, bebas hama penyakit, tinggi bibit 30-60 cm, dan jumlah daun 7-10 helai. 3. Penanaman di lapangan Bibit terseleksi kemudian ditanam di lapangan sesuai dengan perlakuan masing-masing. Penanaman dilakukan dengan tiga ulangan. Setiap ulangan terdiri atas perlakuan jarak tanam 1x1 m 2, 2x1 m 2, dan 2x2 m 2, dipadukan dengan tinggi pangkasan 20 cm, 40 cm, dan 60 cm untuk
24 setiap perlakuan jarak tanam. Populasi tanaman per petak sebanyak 15 tanaman. Tanaman contoh yang diamati adalah lima tanaman yang berada di tengah barisan. Tanaman yang telah berumur empat minggu setelah pindah tanam, dipangkas sesuai perlakuan tinggi pangkasan yaitu 20 cm, 40 cm, dan 60 cm. Pemangkasan dalam perlakuan ini dilakukan terhadap cabang primer tanaman. Pemangkasan dilakukan hati-hati agar tidak terjadi pengelupasan terhadap kulit kayu yang dapat menyebabkan kematian tanaman. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan alat potong (gunting pangkas) yang tajam. Selanjutnya tanaman dipelihara hingga menghasilkan buah. Pemeliharaan tanaman berupa penyiangan gulma dilakukan empat minggu sekali. Pengendalian hama di lapangan dilakukan secara manual, sedangkan pengendalian penyakit dilakukan dengan menyemprotkan larutan pestisida terhadap tanaman yang terkena serangan cendawan atau kutu putih. Pemupukan dilakukan dua kali setelah tanaman pindah lapang, yaitu pada saat pindah lapang dan 20 minggu setelah pindah lapang. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kompos dengan dosis 2 kg per tanaman. Pengamatan Pengamatan dilakukan mulai 2 minggu setelah pemangkasan selama dua puluh empat minggu. Peubah yang diamati mencakup pengamatan pada fase vegetatif dan komponen hasil tanaman meliputi pengamatan pada fase generatif terhadap buah dan biji yang dihasilkan. A. Pengamatan fase vegetatif Pengamatan mulai dilakukan 2 minggu setelah pemangkasan sampai memasuki fase generatif, terhadap : 1) Jumlah daun Jumlah daun dihitung dari tunas terpanjang dari hasil pemangkasan. Pengamatan dilakukan setiap dua minggu sekali sampai tanaman berumur 10
25 2) Tinggi tunas Tinggi tunas diukur pada tinggi tunas terpanjang dari tunas hasil pangkasan. Pengamatan dilakukan setiap dua minggu sekali sampai tanaman berumur 10 3) Lebar kanopi Lebar kanopi diukur menggunakan pita meter. Lebar kanopi yang diukur berdasarkan lebar tajuk tanaman terpanjang. Pengamatan dilakukan setiap dua minggu sekali sampai tanaman berumur 10 4) Diameter tunas Diameter tunas diukur pada diameter tunas terpanjang dari hasil pangkasan. Pengamatan dilakukan empat minggu sekali sampai tanaman berumur 10 5) Jumlah Tunas Jumlah tunas diperoleh dengan menjumlahkan semua tunas baru yang terbentuk dari cabang bekas pangkasan. Pengamatan dilakukan enam minggu sekali sekali selama enam bulan. 6) Jumlah cabang Jumlah cabang dihitung dari banyaknya cabang primer dan sekunder yang terdapat dalam satu tanaman. Parameter ini diamati di akhir pengamatan. B. Pengamatan Komponen Hasil Tanaman Pengamatan komponen hasil tanaman meliputi pengamatan pada fase generatif yang diukur ketika mucul karakter generatif pada tanaman contoh yaitu saat tanaman mulai berbunga serta pengamatan produksi buah dan biji yang dilakukan ketika buah pada tanaman contoh mulai dipanen sampai akhir pengamatan pada bulan April. Tanaman yang sudah memasuki fase generatif, maka pengamatan fase vegetatif dihentikan. Pengamatan fase generatif 1) Umur berbunga Diamati umur tanaman ketika berbunga pada setiap unit percobaan ketika pertama kali tanaman contoh berbunga.
26 2) Jumlah cabang produktif Jumlah cabang produktif dihitung dari banyaknya cabang yang menghasilkan malai. Pengamatan dilakukan empat minggu sekali setelah tanaman berbuah sampai 24 MSP (Minggu Setelah Pangkas). 3) Jumlah malai Jumlah malai dihitung dari keseluruhan malai yang terbentuk pada setiap cabang atau tunas tanaman contoh. Pengamatan dilakukan dua minggu sekali setelah tanaman memasuki fase generatif sampai 24 4) Jumlah buah per malai Jumlah buah dihitung dari banyaknya buah yang terdapat pada setiap malai. Pengamatan dilakukan dua minggu sekali setelah tanaman contoh mulai berbuah sampai 24 Produksi buah dan biji 1) Jumlah buah per pohon Jumlah buah per pohon dihitung dari total buah yang ada pada setiap tanaman contoh. Parameter ini diamati di akhir pengamatan dengan menjumlahkan seluruh buah yang dipanen selama periode panen bulan Januari 2011 - April 2011 pada setiap tanaman contoh. 2) Bobot buah per pohon Bobot buah per pohon dihitung dari bobot buah total yang ada dalam setiap tanaman contoh. Parameter ini diamati setelah buah tanaman contoh jarak pagar dipanen. 3) Bobot biji kering per pohon Bobot biji kering per pohon dihitung dari bobot biji total yang telah dikeluarkan dari buahnya dan dikeringkan. Parameter ini diamati diakhir pengamatan dengan menjumlahkan bobot biji kering dalam satu pohon untuk setiap tanaman contoh. 4) Jumlah biji/tanaman Jumlah biji/tanaman dihitung setelah tanaman contoh jarak pagar dipanen buahnya. Buahnya dibuka, dihitung jumlah biji yang terdapat dalam satu buah, lalu dijumlahkan total bijinya untuk setiap tanaman contoh.