Oleh Mimin Yatminiwati STIE Widya Gama Lumajang. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Hendro Pujo Sasongko Adi 1. Abstrak

Analisis Perencanaan Dan Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa (Studi pada Kantor Desa Kunir Kidul Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN KATINGAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA MENTERI DALAM NEGERI,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 25 TAHUN 2015 SERI

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FAKFAK NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN KAMPUNG BUPATI FAKFAK,

BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B U P A T I S I M A L U N G U N PAMATANG RAYA SUMATERA UTARA Kode Pos 21162

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 10 Tahun : 2013

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA SIMPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA MADUKARA KECAMATAN MADUKARA KABUPATEN BANJARNEGARA

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG DANAA DESA (ADD) DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan masyarakat menjadi salah satu fokus utama dalam. pembangunan pemerintah, hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2007 T E N T A N G KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN. 1. Foto kegiatan 2. Surat Tugas 3. Daftar hadir 4. Materi pengabdian

KEPALA DESA CINTAKARYA KECAMATAN SINDANGKERTA KABUPATEN BANDUNG BARAT

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, lahir dari perjuangan

DESA PANDA KABUPATEN BIMA PERATURAN DESA PANDA NOMOR 1 TAHUN Tentang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI KUDUS,

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

LURAH DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN, KABUPATEN BANTUL KEPUTUSAN LURAH DESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Analisis Kepatuhan Implementasi UU RI Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal Serta Peraturan Turunannya Di Desa Simpang Empat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau village diartikan sebagai a groups of hauses or shops in a country area,

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

LURAH DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN, KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

TINJAUAN HUKUM ATAS MEKANISME PENYALURAN, PENGGUNAAN, DAN PELAPORAN SERTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. Sumber : id.wordpress.com

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 44 TAHUN 2017 T E N T A N G

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 3 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAHKABUPATEN BREBES NOMOR 004 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES

PERATURAN KEPALA DESA

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN DAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN DESA BERDASARKAN PERMENDAGRI NO.113 TH. 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA (Studi pada Kantor Desa Tempeh Lor Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang) Oleh Mimin Yatminiwati miminyatminiwati02@gmail.com STIE Widya Gama Lumajang Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang pengelolaan penatausahaan keuangan desa di desa Tempeh Lor kabupaten Lumajang. Objek penelitian ini adalah Implementasi Pengelolaan Penatausahaan Keuangan Desa Berdasarkan Permendagri No 113 Tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa di desa Tempeh Lor kecamatan Tempeh kabupaten Lumajang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang meliputi empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi. Hasil penelitian menunjukan pengelolaan penatausahaan keuangan desa di desa Tempeh Lor sudah sesuai Permendagri No.113 Tahun 2014 Perung-Ungan yang berlaku. Hal tersebut dapat dilihat dari proses pelaksanaan mulai dari awal hingga akhir, yaitu penetapan petugas pengelolaan penatausahaan keuangan desa, penyusunan rencana anggaran, proses pelaksanaan yang sesuai dengan rencana dari hasil rapat, pelaporan penggunaan keuangan dengan panduan prosedur yang telah ditentukan yaitu melalui beberapa tahapan verifikasi, serta publikasi laporan keuangan yang transparan. Kata Kunci : Pengelolaan, Penatausahaan, Keuangan Desa Volume 1 No 1 Januari 2017 1

Pendahuluan Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa ini diharapkan semua yang berkaitan dengan keuangan desa dapat diarahkan, diatur, dikelola dengan baik benar sesuai peraturan yang berlaku demi terciptanya pengelolaan keuangan desa yang tertib, taat pada peraturan perung- ungan, efisien, efektif, terbuka manfaat untuk masyarakat. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik (good governace) dalam penyelenggaraan desa, pengelolaan keuangan desa dilakukan berdasarkan prinsip tata kelola yaitu transparan, akuntabel partisipatif serta dilakukan dengan tertib disiplin anggaran. Pengelolaan keuangan desa, dikelola dalam masa 1 (satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember (Pasal 2, Permendagri No. 37 Tahun 2007). Kemudian kepala desa wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa dalam bentuk pelaporan atas kegiatan-kegiatan dalam APBDes seperti laporan berkala tentang pelaksanaan penggunaan a APBDes. Laporan berkala dibuat secara rutin setiap bulannya laporan akhir mencakup perkembangan pelaksanaan, penyerapan a, masalah yang dihadapi rekomendasi penyelesaian hasil akhir penggunaan APBDes. Selain pertanggungjawaban kepada pemerintah daerah, kepala desa juga wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa kepada masyarakat desa yang disediakan di kantor kepala desa baik dalam bentuk mading (majalah dinding) atau papan pengumuman yang bertujuan untuk dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat secara umum. Dalam Pasal 4 ayat 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 13 Tahun 2006, Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dikatakan bahwa transparan adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah. Dalam ketentuan umum Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113 Tahun 2014 tentang perencanaan pembangunan desa dinyatakan bahwa perencanaan pembangunan jangka menengah desa (RPJMD) disusun dalam jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum, program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKP. Oleh karena itu dengan aya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang pedoman pengelolaan keuangan desa dapat digunakan untuk mengahasilkan suatu laporan keuangan yang handal dapat disajikan dalam pengambilan keputusan. Tanpa aya pedoman ini, maka laporan yang dihasilkan oleh pemerintah desa bisa berbeda-beda antardesa akan memunculkan persoalan-persoalan baru dilingkungan pemerintah desa. Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Implementasi Pengelolaan Penatausahaan Keuangan Desa Berdasarkan Permendagri No.113 th. 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Tempeh Lor Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang. Volume 1 No 1 Januari 2017 2

Kerangka Dasar Teori Pengertian Implementasi Implementasi merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang terperinci. Suharto (2008:36-40), menyatakan bahwa agar sebuah implementasi dapat berhasil ada berbagai faktor baik itu prasyarat sebelum melakukan sebuah kebijakan, instrument pendukung yang terdiri atas tindakan paksaan tanpa paksaan, ada pula faktor yang dapat menggagalkan sebuah implementasi kebijakan yang harus diperhatikan. Sebelum kita membuat sebuah kebijakan ada prasyarat yang harus dilakukan terlebih dahulu, antara lain: 1. Didasari oleh teori kaidahkaidah ilmiah mengenai bagaimana program atau peraturan beroprasi 2. Memiliki langkah-langkah yang kompleks 3. Memiliki prosedur akuntabilitas yang jelas 4. Pihak yang bertanggungjawab memberi pelayanan harus terlibat perumusan kebijakan 5. Melibatkan monitoring evaluasi yang teratur 6. Para pembuat kebijakan harus memberi perhatian yang sungguhsungguh terhadap implementasi seperti halnya terhadap perumusan kebijakan Pengertian Desa Berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa, yang dimaksud desa adalah desa desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, atau hak tradisional yang diakui dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah desa adalah penyelenggara urusan pemerintah kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa berkedudukan diwilayah kabupaten/kota. Desa terdiri atas desa desa adat. Pemerintahan, pemerintahan daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/ kota dapat melakukan penataan desa. Penataan tersebut bertujuan: a. Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan desa. b. Mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. c. Mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik. d. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan desa, e. Meningkatkan daya saing desa. Desa memiliki kewenangan dibig penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, adat istiadat desa (Perda No.20 Tahun 2006). Keuangan desa Dalam Peraturan Bupati Kabupaten Lumajang No.7 Tahun 2017, keuangan desa adalah semua hak kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak kewajiban desa tersebut. Dalam penjelasan Ung-Ung Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah pada BAB XI Bagian Kelima (Keuangan Desa) dijelaskan mengenai keuangan desa salah satunya yang terdapat pada Volume 1 No 1 Januari 2017 3

Pasal 212 yang menyebutkan sebagai berikut: 1) Keuangan desa adalah semua hak kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik desa berhubungan dengan pelaksanaan hak kewajiban; 2) Hak kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menimbulkan pendapatan, belanja pengelolaan keuangan desa; 3) Sumber pendapatan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas: a. Pendapatan asli desa; b. Bagi hasil pajak daerah retribusi daerah kabupaten/kota; c. Bagian dari a perimbangan keuangan pusat daerah yang; diterima oleh kabupaten/kota; d. Hibah sumbangan dari pihak ketiga; 4) Belanja desa sebagimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk menai penyelenggaraan pemerintahan desa pemberdayaan masyarakat desa; 5) Pengelolaan keuangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh kepala desa yang dituangkan dalam peraturan desa tentang anggaran pendapatan belanja desa; 6) Pedoman pengelolaan keuangan desa sebagimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan oleh bupati/walikota dengan berpedoman pada peraturan Perung-ungan; Pengelolaan Keuangan Desa Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban keuangan desa. Penyelenggaraan kewenangan desa berdasarkan hak asal usul kewenangan lokal berskala desa diai oleh APB Desa. Penyelenggaraan kewenangan lokal berskala desa selain diai oleh APB Desa, juga dapat diai oleh anggaran pendapatan belanja daerah. Hal ini sesuai dengan pendapat Harsoyo (1977:121) pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata kelola mengandung arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk menggali memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif efisien guna mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus. Ahmadi (2014:69) mengemukakan penelitian studi kasus adalah suatu kajian yang rinci tentang satu latar atau subjek tunggal atau tempat penyimpanan dokumen atau suatu peristiwa tertentu. Sukmadinata (2007:72) mengemukakan penelitian kualitatif adalah suatu bentuk penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan secara kualitatif fenomena yang diamati oleh peneliti yang ada di lapangan. Sehubungan pendapat tersebut jenis penelitian kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan Pengelolaan Penatausahaan Keuangan Desa Berdasarkan Permendagri No 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa di desa Tempeh Lor kecamatan Tempeh kabupaten Lumajang. Pada penelitian ini sumber data diperoleh dari sumber internal yaitu dari Kantor Balai Desa Tempeh Lor Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang. Volume 1 No 1 Januari 2017 4

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer sekunder. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari observasi wawancara dengan informan di obyek penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, lain-lain (Sugiyono, 2012). Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen mengenai pengelolaan penatausahaan keuangan desa Tempeh Lor kecamatan Tempeh kabupaten Lumajang berupa:(a)stuktur Organisasi Desa dengan Tugas Fungsi (b)pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKDesa) (c)penetapan Bendahara Desa Petugas Penatausahaan Keuangan Desa ( PPKDesa) (d) Penerimaan Pengeluaran Keuangan Desa (e)pendukung Penghambat Pemerintah Desa dalam Mengelola Menatausahakan Keuangan Desa. Hasil Penelitian Pembahasan Dalam artikel ini yang menjadi pokok bahasan Implementasi Pengelolaan Penatausahaan Keuangan Desa berdasarkan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa di desa Tempeh Lor kecamatan Tempeh kabupaten Lumajang sebagai berikut : a. Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) berbagai hal di dalamnya telah tertuang dalam Permendagri No. 113 Tahun 2014 Tentang Keuangan Desa pada BAB III Pasal 3 Ayat 1 2 yang berbunyi kepala desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa dibantu oleh Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) terdiri atas sekretaris desa perangkat desa lainnya, sekretaris desa bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa bertanggungjawab kepada kepala desa. Kemudian diperkuat oleh Peraturan Bupati No. 07 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana Desa yang berbunyi PKPK Desa mempunyai kewenangan menetapkan PTPKD, PPKD, Bendahara Desa. Berdasarkan penjelasan Permendagri Perbub kabupaten Lumajang di atas maka kondisi yang ada di desa Tempeh Lor mulai dari penetapan PTPKDesa hingga pertanggungjawabannya telah sesuai dengan Permendagri yang ada yaitu PTPKDesa Tempeh Lor ditunjuk langsung oleh PKPKDesa (Kepala Desa Tempeh Lor) dengan surat penunjukan tugas atau Surat Keputusan Kades beserta tugas pokok fungsi PTPKDesa yang harus ditaati, di dalamnya tercantum juga mengenai pelaporan kegiatan yang dilakukan. PTPKDesa Tempeh Lor berkewajiban melaksanakan tugas yang berkenaan dengan pengelolaan penatausahaan keuangan desa Tempeh Lor, serta koodinator PTPKDesa bertanggungjawab langsung kepada Kepala Desa Tempeh Lor. Pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa Tempeh Lor bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan desa, kerjasama yang baik sangat diperlukan demi terlaksananya pengelolaan penatausahaan keuangan desa yang baik benar. Berdasarkan pengamatan penulis, kordinasi PTPKDesa Tempeh Lor cukup baik terlihat dari komunikasi yang dilakukan sangat intens berkesinambungan dalam melaksanakan tugas sebagai pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa. Mulai dari Volume 1 No 1 Januari 2017 5

penunjukan PTPKDesa, perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan keuangan desa Tempeh Lor tersusun dengan cukup baik pendokumentasian penyuratan terus mengacu pada peraturan. b. Penetapan Bendahara Desa Petugas Penatausahaan Keuangan Desa (PPKD) Dalam kaitannya dengan penetapan Bendahara Desa Petugas Penatausahaan Keuangan desa sudah tertuang dalam Permendagri No. 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa BAB III Pasal 4 Ayat 2 yang berbunyi kepala desa dalam melaksanakan penatausahaan keuangan desa harus menetapkan bendahara desa PPKD. Penetapan bendahara desa PPKD harus dilakukan sebelum dimulainya tahun anggaran bersangkutan. Kemudian diperkuat lagi oleh Perbup No. 07 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana Desa yang berbunyi PPKDesa ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa, PPKDesa bertanggungjawab kepada Kepala Desa, bendahara desa ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa sebelum tahun anggaran berjalan, bendahara desa bertanggungjawab kepada Kepala Desa. Berdasarkan Permendagri di atas telah diketahui penjabaran mengenai penetapan PPKDesa bendahara desa. Hasil penelitian yang dilakukan di desa Tempeh Lor dapat disimpulkan bahwa penetapan PPKDesa bendahara desa Tempeh Lor sesuai dengan Permendagri No.113 Tahun 2014. Penetapan PPKDesa bendahara desa Tempeh Lor tersebut dilakukan oleh Kepala Desa Tempeh Lor sebelum dimulainya tahun anggaran berjalan melalui Surat Ketetapan Kepala Desa Tempeh Lor pertanggungjawabannya dalam pengelolaan keuangan desa langsung kepada Kepala Desa Tempeh Lor. Baik PTPKDesa, PPKDesa, Bendahara Desa Tempeh Lor memiliki tugas yang cukup berat. Semua unit akan diketahui kinerjanya dari hasil pelaporan keuangan yang dibuat karena semuanya saling berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan keuangan desa Tempeh Lor. Dari hasil penelitian pengamatan yang dilakukan, dari semua unit kinerjanya sudah cukup baik walaupun masih terdapat beberapa hal yang belum sempurna namun masih dapat diperbaiki ditoleransi, beberapa kendala tersebut akan dibahas pada subbab berikutnya. c. Penerimaan Pengeluaran Keuangan Desa Dalam kaitan penerimaan pengeluaran keuangan desa Tempeh Lor mencakup berbagai hal yang tersusun secara baik. Maka dari itu di bawah ini akan dijabarkan isi dari Permendagri mulai dari perencanaan, pertanggungjawaban pelaporan keuangan. Pada Permendagri No. 113 Tahun 2014 Tentang Keuangan Desa BAB V Pasal 20 Ayat 1 yang berbunyi perencanaan keuangan desa merupakan proses penyusunan rencana keuangan desa yang berpedoman pada RPJMDesa RKPDesa secara integratif dalam bentuk APBDesa, kemudian mengenai prosedur penerimaan pengeluaran keuangan desa Tempeh Lor terdapat pada BAB VII Pasal 7 Ayat 1 s/d 5 yang berbunyi: 1. Semua penerimaan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan desa dikelola dalam APBDesa. 2. Tahun anggaran APBDesa dimulai tanggal 1 Januari berakhir 31 Desember. 3. Pemerintah Desa wajib melaksanakan pemungutan /atau penerimaan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perung- ungan. 4. Penerimaan desa dilarang digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran, kecuali Volume 1 No 1 Januari 2017 6

ditentukan lain oleh peraturan perung-ungan. 5. Setiap pengeluaran belanja atas beban APBDesa harus didukung dengan bukti yang lengkap sah kemudian mengenai pertanggungjawaban pelaporan keuangan desa terdapat pada BAB VIII Pasal 8 Ayat 1 s/d 6 yang berbunyi: 1. Kepala Desa wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa. 2. Bentuk pelaporan atas kegiatankegiatan dalam APBDesa adalah sebagai berikut: a. Laporan berkala mengenai pelaksanaan penggunaan a APBDesa dibuat secara rutin setiap bulannya. b. Laporan akhir mencakup perkembangan pelaksanaan penyerapan a, masalah yang dihadapi rekomendasi penyelesaian hasil akhir penggunaan APBDesa. 3. Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui jalur struktural yaitu dari kepala desa ke kecamatan. 4. Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) membuat rekapan dari seluruh laporan desa di wilayah secara berkala melaporkan kepada bupati. 5. Laporan akhir sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b ditetapkan dalam peraturan desa. 6. Berbagai jenis laporan sebagaimana dimaksud ayat (2) tersebut tersedia dikantor kepala desa untuk dapat diakses dengan mudah oleh mereka yang membutuhkannya. Berdasarkan penjabaran Permendagri di atas secara umum dapat diketahui prosedur mulai dari perencanaan hingga pelaporan keuangan desa, penerimaan pengeluaran keuangan di desa Tempeh Lor sudah sesuai Permendagri yaitu: perencanaan dilakukan oleh Pemerintah Desa Tempeh Lor yang dimusyawarahkan dengan BPD, tokoh masyarakat hingga menghasilkan APBDesa, kemudian dalam pelaksanaannya semua penerimaan pengeluaran keuangan desa disertakan bukti yang sah, semua kegiatan mengacu pada perencanaan yang telah disepakati sebelumnya, berkaitan dengan pelaporan pertanggungjawabannya melalui struktural yang jelas, rincian pelaporan ketentuannya mengikuti ketetapan kecamatan paraturan perungungan yang berlaku, segkan mengenai transparansi anggaran Pemerintah Desa Tempeh Lor memberikan ruang yang cukup kepada pihak atau warga yang ingin mengetahuinya dengan melihat pada dokumen keuangan yang ada di kantor desa Tempeh Lor, masyarakat selalu dilibatkan diberi ruang mulai dari perencanaan hingga pelaporannya. d. Faktor Pendukung Penghambat Pemerintah Desa Tempeh Lor dalam Mengelola Menatausahakan Keuangan Desa Hambatan Pendukung Dari pembahasan tersebut dapat diketahui Implementasi Pengelolaan Penatausahaan Keuangan Desa berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa di desa Tempeh Lor sudah berjalan dengan cukup baik namun tidak serta merta berjalan mulus, di balik itu semua terdapat hal yang dinamakan hambatan pendukung. Hambatan yang dirasakan pemerintah desa Tempeh Lor yang sangat terasa adalah tidak aya tenaga ahli dalam pengelolaan penatausahaan keuangan desa, perlu aya pelatihan. Volume 1 No 1 Januari 2017 7

Selain itu ketentuan yang diberikan pemerintah kecamatan dalam pelaporan keuangan cukup merepotkan, ditambah lagi peraturan yang selalu berubah-ubah. Namun berdasarkan pengamatan observasi penelitian disamping ada hambatan terdapat pula pendukung dalam pengelolaan keuangan desa di desa Tempeh Lor. Diantara faktor-faktor pendukungnya yaitu masih terjalinnya hubungan yang baik antardesa, yang lebih penting adalah kekompakan kerjasama yang cukup baik dilakukan oleh seluruh aparat desa Tempeh Lor dalam melakukan pengelolaan penatausahaan keuangan desa. Kesimpulan a. Implementasi Pengelolaan Penatausahaan Keuangan Desa berdasarkan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Tempeh Lor Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang terlaksana dengan baik. Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) meliputi kordinator anggota, kesemuaannya ditunjuk langsung oleh kepala desa dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Kepala Desa, tugas pokok fungsinya tertuang dalam surat keputusan tersebut, serta pertanggungjawabannya kepada kepala desa meliputi pertanggungjawaban atas kegiatan yang dilakukan. Penetapan bendahara desa Petugas Penatausahaan Keuangan Desa (PPK Desa) serta tugas pokok fungsinya juga tertuang dalam surat keputusan Kepala Desa. b. Penerimaan Pengeluaran Keuangan Desa Tempeh Lor meliputi penerimaan dari a CD (Community Defelopment), PAD (Pendapatan Asli Desa), ADD (Alokasi Dana Desa). Semua pendapatan atau penerimaan keuangan desa Tempeh Lor diterima melalui proses yang telah ditentukan dalam peraturan perung-ungan yang berlaku semua pendapatan bersumber pada penerimaan yang sah dibenarkan. Penggunaan keuangan selalu melibatkan berbagai pihak, serta dalam pelaporan selalu mengacu pada prosedur peraturan yang ada disertakan bukti-bukti yang sah dibenarkan, semua pelaporan dapat diketahui oleh masyarakat dengan dibuatkannya dokumen dalam bentuk buku keuangan desa Tempeh Lor. c. Hambatan yang dirasakan pemerintah desa Tempeh Lor yang sangat terasa adalah tidak aya tenaga ahli dalam pengelolaan penatausahaan keuangan desa, perlu aya pelatihan. Selain itu ketentuan yang diberikan pemerintah kecamatan dalam pelaporan keuangan cukup merepotkan, ditambah lagi peraturan yang selalu berubahubah. Faktor-faktor pendukung dalam melakukan pengelolaan penatausahaan keuangan di desa Tempeh Lor kecamatan Tempeh yaitu masih terjalinnya hubungan yang baik antardesa, yang lebih penting adalah kekompakan kerjasama yang cukup baik dilakukan oleh seluruh aparat desa Tempeh Lor. Volume 1 No 1 Januari 2017 8

Saran a. Bagi Pemerintah Kabupaten Lumajang khususnya DPM kabupaten Lumajang agar selau memberikan bimbingan kepada petugas desa yang belum maksimal dalam mengelola menatausahakan keuangan desa, tidak terlalu sering merubah peraturan mengenai pedoman pengelolaan keuangan desa yang menimbulkan kebingungan bagi pelaksananya, memberikan tenaga ahli dalam big perencanaan, pengelolaan penatausahaan keuangan desa kepada desa-desa yang tidak memiliki tenaga ahli untuk big tersebut jika sangat diperlukan. b. Bagi pihak Inspektorat kabupaten Lumajang diharapkan lebih jeli teliti dalam mengecek laporan keuangan desa, memberikan saran yang bermakna bagi pemerintah desa itu sendiri. c. Bagi pihak pemerintah kecamatan Tempeh agar selalu mendampingi kegiatan desa khususnya yang berkenaan dengan keuangan supaya tidak terjadi penyelewengan wewenang bahkan penyelewengan anggaran. d. Bagi kepala desa, PJ kepala desa atau sebutan lainnya yang serupa agar tidak bertindak melawan hukum yang salah satunya berkenaan dengan keuangan desa, selalu memantau memberikan bimbingan kepada bawahannya yang bertindak sebagai pelaksana dalam pengelolaan penatausahaan keuangan desa, memaksimalkan elemenelemen masyarakat desa yang dirasa dapat mendukung pembangunan desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan pelaporannya. e. Bagi Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD), bendahara, petugas penatausahaan keuangan desa (PPKD) agar dapat memaksimalkan apa yang ada dalam pelaksanaan pengelolaan penatausahaan keuangan desa, gunakan kelebihan yang ada untuk menutupi kendala yang menghag, yang terpenting adalah lakukan pengelolaan penatausahaan keuangan desa Tempeh Lor dengan baik benar demi pembangunan desa yang berkelanjutan. Daftar Pustaka Ahmadi,K.B. 2014. Acehnologi. Banda Aceh: Bandar Publishing. Harsoyo.1977. Manajemen Kinerja: Jakarta. Persada. Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Desa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tahun 2014 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Peraturan Bupati Lumajang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Alokasi Dana Desa. UU RI Nomor 6 Tahun 2003 Desa. UU RI Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Sukmadinata,N.S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Volume 1 No 1 Januari 2017 9

PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Suharto, Edi. 2008. Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Volume 1 No 1 Januari 2017 10